Anda di halaman 1dari 11

BERPIKIR ILMIAH DAN PROSES PENELITIAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Metodologi Penelitian Ekonomi

Dosen Pengampu

Ririn Tri Puspita Ningrum. M.S.I

Disusun Oleh :

1. Pradita Oktafiani (931309517)


2. Faizal Amir (931309817)
3. Rista Etina Aulia (931307718)
4. Nasya Mustika ‘Ulya (931308818)
5. Vievy Novita Zari (931308918)
6. Qurrota A’yun Nindia (931309218)

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam konsepsi agama ilmu pengetahuan lahir sejak diciptakannya manusia pertama
yakni Nabi Adam, kemudian berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Yang pada dasarnya
tercipta karena rasa ingin tau manusia terhadap suatu hal. Secara teoritis perkembangan ilmu
pengetahuan selalu mengacu kepada peradaban Yunani Kuno. Terjadinya perkembangan ilmu
pengetahuan di setiap periodenya berlandaskan oleh pola pikir manusia yang selalu
mengalami perubahan dari mitos menjadi rasional. Membuat manusia menjadi lebih proaktif
dan kreatif menjadikan alam sebagai objek kajian dan penelitian.

Penelitian merupakan kegiatan yang digunakan untuk mencari sebuah kebenaran yang
ada di sekitar lingkungan peneliti. Penelitian yang benar akan memberikan manfaat dan
keuntngan bagi masyarakat sekitar. Penelitian sendiri sangat banyak manfaatnya bagi
manusia, dari mempermudah aktivitas dan menemukan fakta terhadap suatu hal. Oleh karena
itu pengetahuan dan penelitian sangat erat kaitannya. Dalam bidang akademis sangat
diperlukan informasi mengenai kegiatan penelitian yang benar dan tepat. Serta memperoleh
suatu pengetahuan yang sesuai dengan kenyataan. Untuk lebih jelasnya kami telah
menjabarkan dalam makalah dibawah yang berjudul Berfikir Ilmiah Dan Proses Penelitian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengertian pengetahuan dan cara memperolehnya ?
2. Apa yang dimaksud berfikir ilmiah dan metode ilmiah ?
3. Apa yang dimaksud penelitian ilmiah ?
4. Bagaimana proses penelitian ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengetahuan Dan Cara Memperoleh Pengetahuan

Para ahli hingga kini masih memperdebatkan definisi pengetahuan, terutama karena
rumusan pengetahuan oleh Plato yang menyatakan Pengetahuan sebagai “kepercayaan sejati
yang dibenarkan (valid)” (“justifiedtruebelief”). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan
merupakan hasil dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek
tertentu (Oktaviandry, 2012).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) Pengetahuan adalah sesuatu yang
diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai
faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta
keadaan sosial budaya. Secara garis besar menurut Notoatmodjo (2005) domain tingkat
pengetahuan (kognitif) mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui, memahami,
menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf
pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman,
belajar, ataupun informasi yang diterima dari orang lain.1
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat kita definisikan bahwa;
Pengetahuan merupakan hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai
metode dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman.
Menurut Notoatmodjo (2010) terdapat beberapa cara memperoleh pengetahuan, yaitu:2
1. Cara kuno atau non modern, dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan,
sebelum ditemukannya metode ilmiah, atau metode penemuan statistik dan logis.
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini meliputi:
a) Cara coba salah (trialanderror),Cara ini dilakukan dengan mengguanakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut
tidak bisa dicoba kemungkinan yang lain.

1
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta : Balai Pustaka.
2
Waksena. 2012. Cara memperoleh pengetahuan. Tersedia di: http://elearningpendidikan.com/ jenis-
pengetahuan.html [diakses pada 6 Maret 2012 pukul : 10.44 WIB]
2
b) Pengalaman pribadi, Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan.
c) Melalui jalan fikiran, Untuk memeperoleh pengetahuan serta kebenarannya
manusia harusmenggunakan jalan fikirannya serta penalarannya. Banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak.
2. Cara modern, Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis,
logis, dan alamiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih populer
disebut metodologi penelitian, yaitu:
a. Metode induktif, Mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-
gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasilnya dikumpulkan astu
diklasifikasikan, akhirnya diambil kesimpulan umum.
b. Metode deduktif, Metode yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu
untuk seterusnya dihubungkan dengan bagian-bagiannya yang khusus.

B. Pengertian Berfikir Ilmiah Dan Metode ilmiah

Berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan


sesuatu. Menurut Anita Taylor, berpikir adalah proses penarikan kesimpulan. Jadi berpikir
merupakan sebuah proses tertentu yang dilakukan akal budi dalam memahami,
mempertimbangkan, menganalisa, meneliti, menerangkan dan memikirkan sesuatu dengan
langkah-langkah tertentu sehingga sampai pada sebuah kesimpulan yang benar.Secara
etimologi, metode berasal dari bahasa Yunani kata meta (sesudah atau dibalik sesuatu)
dan hedos, (jalan yang harus ditempuh).Metode adalah cara atau teknik yang diambil untuk
mencapai suatu pengetahuan yang memiliki langkah – langkah sistematis.

Metodelogi merupakan suatu kajian dalam mempelajari paraturandalam metode


tersebut. Jadi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan yang
terdapat dalam metode ilmiah.Sedangkan Ilmiah yakni “bersifat ilmu”, secara ilmu
pengetahuan, memenuhi syarat kaidah ilmu pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah berpikir
rasional dan berpikir empiris. Bersifat ilmiah apabila ia mengandung kebenaran secara
objektif, karena didukung oleh informasi yang telah teruji kebenarannya dan disajikan secara
mendalam berkat sebuah penalaran dan analisa.

3
Metode berpikir ilmiah tidak lepas dari fakta kejadian alam yang kebenarannya selalu
ada hubungannya dengan hasil uji eksperimental. Jika suatu teori tidak bisa dibuktikan
dengan uji eksperimental maka dikatakan bahwa teori itu tidak bisa diyakini kebenarannya
karena tidak memenuhi kriteria sebagai sains. Pada hakikatnya, berpikir secara ilmiah
merupakan gabungan antara penalaran secara deduktif dan induktif. Masing-masing penalaran
ini berkaitan erat dengan rasionalisme atau empirisme.3 Metode Induksi adalah suatu cara
penganalisaan ilmiah yang bergerak dari hal-hal yang bersifat khusus (individu) menuju
kepada hal yang besifat umum (universal). Sedangkan, metode deduksi adalah kebalikan dari
induksi. Kalau induksi bergerak dari hal-hal yang bersifat khusus ke umum, maka metode
deduksi sebaliknya, yaitu bergerak dari hal-hal yang bersifat umum (universal ) kemudian atas
dasar itu ditetapkan hal-hal yang bersifat khusus.

Metode berfikir ilmiah juga memerlukan langkah – langkah yang terdiri dari sebagai
berikut:

1. Merumuskan masalah, berfikir melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran


akan adanya suatu persoalan atau masalah. Perumusan masalah adalah hal yang harus
dilakukan karena ketika melakukan sebuah penelitian apabila tidak terdapat suatu
permasalahan, maka tidak akan ada jawaban atas persoalan yang akan dipecahkan,
2. Merumuskan hipotesis, hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah
yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam
metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting.
3. Pengumpulan data, merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan
sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang
peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data
berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya.
4. Pengujian hipotesis, merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan
hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang
mendukung hipotesis tersebut atau tidak
5. Merumuskan kesimpulan, merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang
diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses pengujian terdapat fakta

3
Nirwana Anas, Analisis Kemampuan Berfikir Ilmiah Siswa SD Tekad Mulia, Jurnal Nizamhiyah Vol. 4 No. 1
Januari – Juni 2016, h. 22
4
yang cukup dan mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima dan bila kurang
mendukung maka akan dipertanyakan kebenarannya.4

C. Pengertian Penelitian Ilmiah

Pengertian Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang


hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu. Kata penelitian adalah
terjemahan dari kata research yang berasal dari bahasa Inggris. Tujuan penelitian adalah untuk
mengubah kesimpulan yang telah diterima secara umum, maupun mengubah pendapat-
pendapat dengan adanya aplikasi baru pada pendapat tersebut. Suatu penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah dinamakan sebagai penelitian ilmiah.5 Penelitian meliputi
pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban
sementara, membuat kesimpulan, dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-
hati atas semua kesimpulan yang diambil untuk menentukan apakah kesimpulan
tersebutcocokdengan hipotesis.6

Penelitian ilmiah adalah penelitian yang mengandung unsur-unsur ilmiah atau keilmuan
di dalam aktivitasnya. Ostle pada Nazir (1999), menyatakan penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan metode ilmiah (scientificmethode) disebut penelitian ilmiah, mengandung dua
unsur penting yakni unsur pengamatan (observation) dan unsur nalar (reasoning). Penelitian
ilmiah juga berarti penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tentang
fenomena-fenomena alami, dengan dipandu oleh teori-teori dan hipotesis-hipotesis tentang
hubungan yang dikira terdapat diantara fenomena-fenomena itu. Ilmiah berarti kegiatan
penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan (Sugiyono, 1999), diantaranya:

1. Rasional: penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh
penalaran manusia.
2. Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan
menggunakan pancaindera mereka.
3. Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah logis. Proses yang
dilakukan dalam penelitian ilmiah berawal dari penemuan masalah, merujuk teori,

4
Imron Mustofa, Jendela Logika dalam Berfikir : Deduksi dan Induksi sebagai Dasar Penalaran Ilmiah, Jurnal
Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 6 No. 2 Juli – Desember 2016, h.133.
5
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing. 2015),
hlm. 4.
6
Ibid, hlm. 5.
5
mengemukakan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan.

Dalam prakteknya, metode atau cara untuk melakukan penelitian ilmiah yang dianggap
sahih atau valid ternyata bervariasi antar disiplin ilmu. Artinya, masing-masing disiplin ilmu
memiliki preferensi terhadap pendekatan metode penelitian yang digunakan. Sehingga untuk
suatu fenomena yang memerlukan berbagai disiplin ilmu untuk menelitinya, seringkali
diperlukan strategi memungkinkan pengintegrasian penelitian antar disiplin.7

D. Proses Penelitian

Penelitian sebagai suatu proses deduksi dan induksi dilakukan secara sistematis,
ketat,analitis, dan terkendali. Tahap-tahap dalam proses itu teratur secara sistematis. Kita
tidakboleh langsung melakukan tahap tertentu sebelum melewati tahap sebelumnya yang
merupakan prasyarat bagi tahap tersebut. Sebelumnya yang merupakan sasaran penilitan
diuraikan secara operasional atas indikator-indikator empiris. Dengan indikator-indikator
tersebut, konsep yang abstrak itu terhubungkan dengan kenyataan-kenyataan empiris.8

Penelitian selalu dikendalikan oleh hipotesis-hipotesis sebagai jawaban sementara atar


pertanyaan penelitian. Di bawah ini dikemukakan 10 tahap yang harus dilalui secara
sistematis dalam suatu penelitian empiris

1. Konseptual masalah
Sesuai dengan ciri ilmu yang demikian, maka proses peneiltia ilmiah diawali dengan
merumuskan pertanyaan penelitian atau apa yang disebut konseptual masalah. Ada
dua hal yang berhubungan dengan ini, yaitu masalah (substansi) yang dipertanyakan,
dan pertanyaan dasar serta cara menjawab pertanyaan itu (metodologi).
Konseptualisasi masalah ini menentukan tahap-tahap berikutnya. Jika terjadi
kekeliruan pada tahap ini, maka seluruh tahap berikutnya akan mengalami kekeliruan.
Oleh karena itu, tahap ini harus ddilakukan dengan teliti.
2. Tujuan dan hipotesis
Pada waktu kita mengajukan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada waktu itu
juga jawabannya sudah ada dalam pikiran kita. Jawaban tersebut memang masih
diragukan, namun dapat dipakai sebagai jawaban sementara yang mengarahkan kita

7
Yuliana Ria Uli Sitanggang, Penyegaran Tentang Metode Penelitian Ilmiah Untuk Widyaiswara, Sholaria:
Jurnal Pendidikan dan Kbudayaan, Vol. 9 No. 1, Januari 2019, hlm. 42.
8
W gulo, metodologi penelitian (grasindo,jakarta:2002) hal 26
6
untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang dirumuskan sebagai
jawaban (sementara) terhadap pertanyaan itu disebut hipotesis penelitian. Oleh karena
itu, tahap selanjutnya setelah konseptualisasi masalah adalah perumusan tujuan dan
hipotesis. Tujuan dan hipotesis inilah yang mengendalikan semua kegiatan penelitian.
3. Kerangka dasar penelitian
Masalah-masalah yang dihadapi oleh peneliti memerlukan suatu penjelasan yang
disusun dalam kerangka teoritis tertentu. Masalah pengangguran, misalnya,
memerlukan penjelasan denan menggunakan konsep-konsep yang berhubungan
dengan pengangguran tersebut, seperti investasi, tabungan masyarakat, pertumbuhan
penduduk, urbanisasi, dan sebagainya. Konsep-konsep itu saling berhubungan
membentuk beberapa proposisi. Hubungan-hubungan yang terbentuk disusun dalam
suatu kerangka dasar, sehingga kita memperoleh penjelasan secara teoritis terhadap
masalah pengangguran sebagai masalah penelitian.9
4. Penarikan sampel
Supaya data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis itu dapat dikumpulkan, maka
harus jelas di mana data tersebut dikumpulkan dan strategi apa yang digunakan untuk
mengumpulkannya.Tahap ini disebut perumusan populasi dan sampel penelitian. Hasil
dari proses penarikan sampel ini adalah suatu daftar responden sebagai sampel dari
populasi penelitian.
5. Konstruksi instrumen
Selanjutnya perlu ditetapkan bagaimana mengumpulkan data sampel yang ditetapkan
itu. Hal ini berhubungan dengan metode pengumpulan data dan alat-alat (instrumen)
yang digunakan untuk mengumpulkannya. Tahap ini disebut pengumpulan data dan
kontruksi instrumen, instrumen penelitiannyta di susun sesuai dengan metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data, seperti pedoman wawancara, daftar kuesioner.
Pedoman pengamatan, dan sebagainya.
6. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dalam rangka pembuktian hipotesis. Untuk itu perlu
ditentukan metode pengumpulan data yang sesuai dengan variabel, supaya diperoleh
informasi yang valid dan dapat di percaya. Pengumpulan data dilakukan terhadap
responden yang menjadi sampel penelitian.
7. Pengolahan data

9
Ibid hal 28
7
Data yang telah dikumpulkan itu masih berupa data mentah, sehingga perlu diolah
supaya dapat dianalisis. Pengolahan ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu editing
(penyuntingan), cod-ding (pemberian kode), dan menyusunnya dalam master sheet
(tabel induk).
8. Analisis pendahuluan
Untuk menguji hipotesis, data yang telah diolah itu akan dianalisis dengan cara-cara
tertentu. Analisis data penelitian itu sendiri dilakukan dalam dua tahap, yaitu analisis
pendahuluan dan analisis lanjut. Analisis pendahuluan bersifat deskriptif dan terbatas
pada data sampel. Maksud dari analisis ini adalah untuk mendirskripsikan setiap
variabel pada sampel penilitian, dan untuk menentukan alat analisis yang akan dipakai
pada analisis selanjutnya.
9. Analisis lanjut
Analisis selanjutnya setelah analisis pendahuluan adalah analisis inferensial yang
diarahkan pada pengujian hipotesis. Alat-alat analisis yang diapakai untuk ini
disesuaikan dengan hipotesis operasional yang telah dirumuskan sebelumnya. Kalau
hipotesis yang diuji hanya mencakup satu variabel, maka dipergunakan uni variate
analysis. Kalau hipotesis mencakup dua variabel, maka dipergunakan bivariate
analysis. Dan kalau mencakup lebih dari dua variabel, maka dipergunakan
multivariate analysis.
10. Interpretasi
Hasil analisis ini kemudia diinterpretasikan melalui proses pembahasan. Tahap ini
disebut analisis dan interpretasi hasil penelitian. Tahap terakhir adalah melaporkan
hasil penelitian itu dalam bentuk tertulis.10

Setiap peneliti selalu berangkat dari masalah, namun masalah yang dibawa peneliti
kualitatif dan kuantitatif berbeda. Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh
peneliti harus sudah jelas, sedangkan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan.11

10
Ibid hal 30
11
Sugiono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D (bandung, cv alfabeta: 2015) hal 30
8
BAB III

PENUTUP

Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran.


Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar
berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya. Didapat dari proses
mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat.
Terdapat berbagai cara mendaptakan pengetahuan diantaranya : Cara kuno atau non modern,
dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah,
dan cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis, logis, dan
alamiah.
Berpikir ilmiah adalah berpikir rasional dan berpikir empiris. Bersifat ilmiah apabila ia
mengandung kebenaran secara objektif, karena didukung oleh informasi yang telah teruji
kebenarannya dan disajikan secara mendalam berkat sebuah penalaran dan analisa. Metode
berpikir ilmiah ada dua yakni metode Induksi dan metode deduksi. Terdapat beberapa
langkah untuk berfikir secara ilmiah.

Pengertian Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang


hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu. Penelitian ilmiah adalah
penelitian yang mengandung unsur-unsur ilmiah atau keilmuan di dalam aktivitasnya. Dalam
prakteknya, metode atau cara untuk melakukan penelitian ilmiah yang dianggap sahih atau
valid ternyata bervariasi antar disiplin ilmu. Sehingga dalam mencari langkah-lanhkah yang
tepat pasti berbeda.

Proses penelitian yang pertama adalah menentukan konseptual masalah, kemudian


tujuan dan hipotesis, lalu membuat kerangka dasar penelitian, melakukan penarikan sampel,
merekonstruksi instrumen penelitian, kemudia mengumpulan data, mengolahan data,
melakukan analisis pendahuluan dan analisis lanjut serta menginterprestasikan hasil yang
didapat dalam proses penelitian.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (bandung, cv alfabeta: 2015

Sitanggang, Yuliana Ria Uli. Penyegaran Tentang Metode Penelitian Ilmiah Untuk
Widyaiswara, Sholaria: Jurnal Pendidikan dan Kbudayaan, Vol. 9 No. 1, Januari 2019,

Gulo,W. Metodologi Penelitian (grasindo,jakarta:2002)

Imron Mustofa, Jendela Logika dalam Berfikir : Deduksi dan Induksi sebagai Dasar
Penalaran Ilmiah, Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 6 No. 2 Juli – Desember
2016,

Siyoto, Sandu dkk. Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
2015),

Anas, Nirwana Analisis Kemampuan Berfikir Ilmiah Siswa SD Tekad Mulia, Jurnal
Nizamhiyah Vol. 4 No. 1 Januari – Juni 2016
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta :
Balai Pustaka.
Waksena. Cara memperoleh pengetahuan. http://elearningpendidikan.com/ (diakses pada 6
Maret 2012 pukul : 10.44 WIB)

10

Anda mungkin juga menyukai