tentang apa yang baik dan benar untuk beragam institusi, teknologi, transaksi , aktivitas dan usaha yang di sebut dengan bisnis. Etika bisnis merupakan elemen yang wajib dimunculkan dalam kegiatan transaksi yang disebut bisnis. Seiring dengan peningkatan peradaban manusia dan semakin ketatnya persaingan, terkadang bahkan tidak jarang pengusaha melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan Etika Bisnis Dan Permasalahan Di Negara Berkembang
Bentuk permasalahan yang paling sering
terjadi di negara berkembang dan Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pelanggaran etika yang paling tinggi. Dengan begitu pembahasan dan pengkajian tentang bagaimana pembangunan etika bisnis di Indonesia menjadi tanggung jawab dan perhatian berbagai pihak khususnya pemerintah dan dunia usaha sendiri. Definisi Good Corporate Governance (GCG) Dan Manajemen Perusahaan
Istilah Good Corporate Governance (GCG)
pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Commite tahun 1992 dalam laporrannya yang dikenal sebagai Cadbury Report (Tjager dkk, 2003). Good Corporate Governance dipahami sebagai kepemerintahan atau penyelenggaraan kepemerintahan atau organisasi yang bersih dan efektif sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Etika Bisnis Dan Good Corporate Governance (GCG)
Pada saat ini salah satu aturan yang terjelaskan
secara tegas bahwa suatu perusahaan yang ingin atau berkeinginan untuk gopublik adalah perusahaan tersebut harus memiliki konsep serta mengaplikasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Penegasan ini menjadi jelas pada saat melihat bagaimana beberapa perusahaan sebelumnya yang dianggap bermasalah di pasar modal (capital market) karena kinerja perusahaan rendah atau bermasalah. Good Corporate Governance (GCG) Dalam Konteks Bisnis Masa Depan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dimengerti jika penerapan
Good Corporate Governance (GCG) bukan sebuah syarat lagi namun sudah kebutuhan pokok untuk harus dilaksanakan. Dari hasil penelitian menyebutkan jika perusahaan multinasional lebih bersungguh-sungguh menerapkan GCG dibandingkan dengan perusahaan domestik. Keinginan mereka menerapkan GCG adalah bentuk dari usaha mereka menghargai tata konsep bisnis modern. Kerena bisnis tidak lagi bisa dijalankan secara konvensional seperti dahulu, yaitu pemilik (owners) memiliki kekuasaan yang begitu tinggi dan dengan mudah memerintah serta memecat setiap agent ynag dianggap tidak bisa bekerja dengan baik. Sifat arogansi ini secara nilai-nilai etika bisnis menjadi salah, karena keputusan yang arogan dianggap tidak mengedepankan etika bisnis namun lebih mengedepankan keinginan untuk meraih keuntungan semata atau profit. Permasalahan Yang Timbul Dalam Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
Pemahaman tentang konsep GCG pada beberapa manajer di Indonesia
masih kurang. Seiring mereka memahami konsep GCG secara general dan tidak spesifik, terutama berdasarkan bentuk organisasi bisnis yang diijalankan. Sebagai pihak yang menganggap konsep GCG dianggap sebagai penghambat berbagai keputusan perusahaan, karena perusahaan tidak lagi bias leluasa dalam pengambilan keputusan khususnya harus patuh pada aturan GCG. Appenegak hukum harus dibekali konsep pemahaman GCG secara luas, termasuk adanya jurnal dan buku teks yang menjelaskan secara khusus tentang GCG dalam konteks prespektif Indonesia. Herwidayatno (2000), praktik-praktik di Indonesia yang bertentangan dengan konsep GCG dapat dikelempokkan menjadi (a.)adanya konsentrasi kepemilikan oleh pihak tertentu yang memungkinkan terjadinya hubungan afiliasi antara emilik, pengawas, dan direktur perusahaan. (b.) tidak efektifnya dewan komisaris, dan (c.) lemahnya low enforcement. Corporate Social Responsibility Dan Kebijakan Perusahaan
Corporate Social Responsibility adalah komitmen
perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Secara konseptual, CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan
Memepertahankan dan mendongkrak reputasi serta
citra mereka perusahaan. Mendapatkan lisensi untuk beroprasi secara social Mereduksi risiko bisnis perusahaan Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha Membuka peluang pasar yang lebih luas Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah Memperbaiki hubungan dengan stakeholders Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan Peluang mendapatkan penghargaan Indicator Keberhasilan Corporate Social Responsibility (CSR) Dan Model Penerapan Di Indonesia
Secara umum, keberhasilan CSR dapat dilihat dari
capaian nilai etika yang dikandungnya yaitu turut menegakkan social justice, suistainability dan equity. Secara social, keberhasilan CSR dapat dinilai dari tinggi rendahnya legimitasi social korporasi dihadapan stakeholder sosialnya. Secara bisnis, keberhasilan CSR dapat dinilai dari meningkatnya nilai saham akibat peningkatan corporate social image. Secara teknis, keberhasilan CSR dapat dilhat dari capaian program hasil evaluasi teknis lapangan. Corporate Social Responsibility (CSR) Dan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
Secara konsep hubungan yang erat antara CSR
dan konsep pembangunan ekonomi berkelanjutan. Pembangunan ekonomi berkelanjutan merupakan suatu keinginan membangun tatanan ekonomi masyarakat yang bersifat makmur dan sejahtera, aman serta sentosa. Dengan mengedepankan konsep pembangunan ekonomi secara terencana dan konsisten. Etika Bisnis Dan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Perusahaan Pertambangan
Opini banyak menggarisbawai pertumbuhan jumlah asset
korporasi khususnya MNC (multional coorporation) tambang dan migas menunjukkan angka yang spektakuler tingginya, namun pertumbuhan ini tidak diikuti dengan pertumbuhan kesejahteraan masyarakat secara nyata khususnya masyarakat sekitar tambang. Secara realita memang menunjukkan dominasi perusahaan tambang dari asing di Indonesia sangat banyak sekali, dan penguasaan mereka tersebut dibanyak sisi tidak selalu menguntungkan masyarakat sekitar, namun bahkan ada yang telah menimbulkan kerugian dan pengrusakan alam di wilayah seputar perusahaantersebut berada. Beberapa Permasalahan Dalam Bidang Corporate Social Responsibility (CSR) Secara Umum
Masih kurangnya pemahaman pihak korpoorasi dalam melihat
keuntungan penerapan CSR bagi perusahaan. Masih banyak perusahaan yang tidak mau menjalnkan program CSR karena melihat hal tersebut hanya sebagai pengeluaran biaya. Tekanan dari emerintah belum kuat. Dan itu termasuk lemahnya tekanan dari pihak lembaga swadaya masyarakat(LSM). Dan ini terbukti tidak adanya sanksi kuat bagi perusahaan yang melanggar ketentuan dari CSR tersebut. Beberapa perusahaan masih menganggap konsep CSR sebagai kosmetik belum dalam arti sesunggunya. Lebih jauh konsep CSR dilihat sebagai keputusan yang dilakukan atas dasar bisa memberi keuntungan pada perusahaan. Terimakasih