Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Belakangan ini, istilah Good Corporate Governance (GCG) semakin populer.
Hal inilah yang mendasari terwujudnya dua keyakinan. Pertama, GCG merupakan
salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam
jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global - terutama bagi
perusahaan yang telah mampu berkembang sekaligus menjadi terbuka. Kedua,
krisis ekonomi dunia, di kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul
karena kegagalan penerapan GCG. Di antaranya, Sistem Regulatory yang payah,
Standar Akuntansi dan Audit yang tidak konsisten, praktek perbankan yang lemah,
serta pandangan Board of Directors (BOD) yang kurang peduli terhadap hak-hak
pemegang saham minoritas.
Di Amerika Serikat konsep tentang GCG sendiri lebih bermakna pada tanggung
jawab sosial perusahaan (social responsibility) dan perilaku etis para
stakeholders yang di dalamnya termasuk para karyawan, pelanggan, supplier,
kreditur, dan sebagainya. Di sini, perusahaan berperan sebagai trustee dan
hubungan antara perusahaan dan para stakeholder-nya harus didasarkan pada
kontrak sosial di mana perusahaan secara moral terikat pada constituency
statutes4 untuk memperhatikan seluruh kepentingan dalam kelompoknya.
Secara hukum di Indonesia penerapan Good Corporate Governance terdapat
dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yaitu Pasal 1