Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI MANAJEMEN

COST CONCEPT AND BEHAVIOR

OLEH:

A.A SAGUNG ARY NUR ARISTA 1781611018

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
1. TUGAS BIAYA: PERJANJIAN LANGSUNG, DRIVER TRACING, DAN ALOKASI
Untuk mempelajari sistem manajemen biaya, perlu dipahami arti biaya dan untuk mengenal
terminologi biaya yang terkait dengan sistem. Seseorang juga harus mengerti proses yang
digunakan untuk menetapkan biaya. Penugasan biaya adalah salah satu proses kunci sistem
akuntansi biaya. Sebelum membahas proses penugasan biaya, pertama kita butuhkan untuk
menentukan apa yang kita maksud dengan biaya. Biaya adalah aset tunai atau noncash yang
dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan untuk membawa keuntungan saat ini atau
masa depan bagi organisasi. Sebagai biaya digunakan dalam menghasilkan pendapatan, mereka
dikatakan akan habis masa berlakunya.

1.1 Objek biaya


Sistem akuntansi biaya disusun untuk mengukur dan menetapkan biaya untuk objek biaya.
Objek biaya adalah barang apapun, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, dan
sebagainya, untuk mana biaya diukur dan ditetapkan. Misalnya, jika kita ingin menentukan apa
biayanya untuk menghasilkan sepeda, maka objek biayanya adalah sepeda. Jika kita ingin
menentukan biaya mengoperasikan departemen pemeliharaan di dalam pabrik, maka objek biaya
adalah Departemen perawatan. Jika kita ingin menentukan biaya pengembangan mainan baru,
maka objek biaya adalah proyek pengembangan mainan baru. Objek biaya juga bisa menjadi unit
aktivitas kerja dasar yang dilakukan dalam sebuah organisasi. Suatu aktivitas dapat didefinisikan
sebagai sebuah agregasi tindakan dalam sebuah organisasi yang berguna bagi manajer untuk
tujuan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

1.1 Akurasi Penugasan


Menugaskan biaya secara akurat ke objek biaya sangat penting. Gagasan kita tentang akurasi
tidak dievaluasi berdasarkan pengetahuan tentang beberapa biaya "benar" yang mendasarinya.
Sebaliknya, ini adalah konsep relatif dan ada kaitannya dengan kewajaran dan logika metode
penugasan biaya itu sedang digunakan Tujuannya adalah untuk mengukur dan menetapkan
seakurat mungkin biaya dari sumber daya yang digunakan oleh objek biaya. Beberapa metode
penetapan biaya lebih jelas akurat dibanding yang lain.
1.3 Lacak
Hubungan biaya dengan objek biaya bisa dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan
akurasi tugas biaya secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan objek biaya. Biaya
tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah dan akurat ke objek biaya.
Biaya langsung adalah biaya yang bisa ditelusuri dengan mudah dan akurat ke objek biaya.
Untuk biaya ditelusuri secara akurat berarti biaya diberikan dengan menggunakan hubungan
kausal. Demikian, ketertelusuran hanyalah kemampuan untuk menetapkan biaya langsung ke
objek biaya secara ekonomi cara yang layak melalui hubungan kausal.

1.4 Metode Penelusuran


Menelusuri biaya ke objek biaya dapat terjadi dengan salah satu dari dua cara berikut: (1)
pelacakan langsung dan (2) driver menelusuri Penelusuran langsung adalah proses
mengidentifikasi dan menetapkan biaya ke objek biaya yang secara khusus atau secara fisik
terkait dengan objek biaya. Mengidentifikasi biaya yang ada khususnya terkait dengan objek
biaya yang paling sering dilakukan dengan pengamatan fisik. Misalnya, anggaplah bahwa
departemen tenaga adalah objek biaya. Gaji kekuatan Pengawas departemen dan bahan bakar
yang digunakan untuk menghasilkan tenaga adalah contoh biaya yang bisa secara khusus
diidentifikasi (dengan pengamatan fisik) dengan objek biaya (power department).

2. BIAYA PRODUK
2.1 Definisi Biaya Produk
Definisi biaya produk dapat berbeda sesuai dengan tujuan manajerial yang dilayani. Untuk
keputusan desain produk yang strategis dan analisis profitabilitas taktis, biaya produksi,
pemasaran, dan layanan pelanggan (termasuk biaya pembelian pasca pelanggan) diperlukan.
Untuk pelaporan keuangan eksternal, Standar dan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) hanya
mengamanatkan biaya produksi digunakan untuk menghitung biaya produk.

2.2 Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal


Tujuan penting dari sistem manajemen biaya adalah perhitungan biaya produk untuk
pelaporan keuangan eksternal. Prinsip akuntansi yang berlaku umum membagi total biaya
memproduksi produk menjadi dua kategori: biaya produksi dan nonproduksi biaya. Biaya
produksi adalah biaya yang terkait dengan pembuatan barang atau penyediaan layanan Biaya
produk untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal mengacu pada biaya produksi. Biaya
nonproduksi adalah biaya yang terkait dengan fungsi penelitian dan pengembangan, penjualan,
dan administrasi. Untuk barang berwujud, produksi dan biaya nonproduksi sering disebut
sebagai biaya produksi dan biaya nonmanufaktur.

2.3 Material langsung


Bahan langsung adalah bahan yang langsung dapat dilacak pada barang atau jasa yang
diproduksi. Biaya bahan ini bisa langsung dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat
digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh masing-masing produk. Bahan yang
menjadi bagian dari produk berwujud atau yang biasa digunakan dalam pelayanan biasanya
diklasifikasikan sebagai bahan langsung. Misalnya, baja di mobil, kayu di furnitur, alkohol di
cologne, denim dalam jeans, kawat gigi untuk memperbaiki gigi, kasa bedah dan anestesi Untuk
operasi, pita di korsase, dan makanan di maskapai penerbangan adalah semua bahan langsung.

2.4 Tenaga kerja langsung


Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat langsung dilacak pada barang atau jasa
yang diproduksi. Seperti halnya bahan langsung, pengamatan fisik bisa digunakan untuk
mengukur kuantitas tenaga kerja digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa. Karyawan
yang mengubah bahan baku menjadi produk atau yang memberikan layanan kepada pelanggan
diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung.

2.5 Biaya Perdana dan Konversi


Dalam sejarah merancang sistem manajemen biaya, dua istilah biaya telah banyak dilakukan
di industri. Biaya utama adalah jumlah biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya konversi adalah jumlah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Ini adalah sumber
daya biaya yang mengubah bahan baku dalam produksi dari satu keadaan fisik ke keadaan fisik
lainnya. Bagi perusahaan manufaktur, biaya konversi bisa diartikan sebagai biaya konversi bahan
baku menjadi produk akhir.
2.1 Biaya Nonproduksi
Biaya nonproduksi dibagi menjadi tiga kategori: biaya penelitian dan pengembangan, biaya
pemasaran (jual), dan biaya administrasi. Karena jumlah dan waktu dari Manfaat dari biaya ini
tidak dapat diperkirakan secara wajar, untuk pelaporan keuangan eksternal, mereka disebut biaya
periode dan tidak dapat diinventarisasi. Biaya penelitian dan pengembangan (R & D) adalah
pengeluaran yang ditujukan untuk pengembangan produk dan proses baru, atau memodifikasi
produk atau proses yang ada. Biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan mendistribusikan
produk atau jasa adalah biaya pemasaran (jual).

3. LAPORAN KEUANGAN EKSPOR


3.1 Harga Pokok Produksi
Biaya pokok produksi merupakan total biaya produksi barang yang telah selesai selama
periode berjalan. Satu-satunya biaya yang diberikan untuk barang yang diselesaikan adalah biaya
produksi bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Rincian biaya ini Penugasan
diberikan dalam jadwal pendukung, yang disebut pernyataan biaya barang yang diproduksi.

3.1 Harga pokok penjualan


Begitu biaya pembuatan barang dibuat, biaya barang yang terjual bisa dihitung. Biaya pokok
penjualan adalah biaya produksi unit yang terjual selama periode. Penting untuk diingat bahwa
biaya pokok penjualan mungkin atau mungkin tidak sama dengan biaya barang yang diproduksi.
Selain itu, kita harus ingat itu biayanya barang yang dijual adalah biaya, dan itu termasuk dalam
laporan laba rugi.

4. BIAYA BERBASIS FUNGSIONAL DAN AKTIVITAS SISTEM MENEJEMEN


Sistem manajemen biaya dapat diklasifikasikan secara luas sebagai berbasis fungsional atau
berbasis aktivitas Kedua sistem ini ditemukan dalam praktek. Saat ini, manajemen biaya berbasis
fungsional Sistem lebih banyak digunakan daripada sistem berbasis aktivitas. Ini berubah,
Namun, karena kebutuhan informasi biaya yang lebih akurat meningkat. Hal ini terutama benar
untuk organisasi yang menghadapi peningkatan keragaman produk, kompleksitas produk lebih
banyak, lebih pendek siklus hidup produk, persyaratan kualitas meningkat, dan tekanan
persaingan yang kuat. Organisasi-organisasi ini sering mengadopsi pendekatan dan penerapan
manufaktur just-in-time teknologi manufaktur maju (dibahas secara rinci di Bab 13). Bagi
perusahaan yang beroperasi di lingkungan manufaktur maju ini, manajemen biaya berbasis
fungsional sistem mungkin tidak bekerja dengan baik.

4.1 Kontrol Operasional Berbasis Fungsional


Sistem pengendalian operasional berbasis fungsional memberikan biaya kepada unit
organisasi dan kemudian memegang manajer unit organisasi yang bertanggung jawab untuk
mengendalikan yang ditugaskan biaya. Kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual
dengan standar atau anggaran hasil. Penekanannya adalah pada ukuran kinerja keuangan (non
finansial tindakan biasanya diabaikan). Manajer diberi ganjaran berdasarkan kemampuan mereka
untuk mengendalikan biaya. Pendekatan ini melacak biaya bagi individu yang bertanggung
jawab atas timbulnya biaya. Sistem penghargaan digunakan untuk memotivasi individu-individu
ini untuk mengelola biaya.

4.2 Akuntansi Biaya Berbasis Aktivitas


Sistem akuntansi biaya berbasis aktivitas menekankan penelusuran atas alokasi. Peran Driver
tracing secara signifikan diperluas dengan mengidentifikasi driver yang tidak terkait dengan
volume produk yang dihasilkan (disebut penggerak aktivitas non-unit-based). Penggunaan kedua
unit dan Penggerak aktivitas non-unit-based meningkatkan keakuratan penetapan biaya dan
keseluruhannya kualitas dan relevansi informasi biaya. Sistem akuntansi biaya yang
menggunakan kedua unit dan penggerak aktivitas non-unit berbasis untuk menetapkan biaya ke
objek biaya disebut activity based biaya (ABC) sistem baik aktivitasnya dilakukan). Dengan
demikian, sistem pengendalian berbasis aktivitas memerlukan detil informasi tentang aktivitas.

5. Dasar-Dasar Perilaku Biaya


Perilaku biaya (cost behavior) mengacu pada reaksi biaya terhadap aktivitas perusahaan. Jika
aktivitas naik atau turun, maka biaya tertentu akan naik atau turun juga atau mungkin tetap.
Untuk tujuan perencanaan, manajer harus dapat mengantisipasi situasi yang akan terjadi dan jika
suatu biaya diharapkan akan berubah, maka manajer harus dapat mengestimasi seberapa besar
perubahannya. Untuk membantu tugas manajer tersebut, biaya biasanya dikategorikan sebagai
variabel, tetap, atau semi variabel. Ada tiga tipe pola perilaku biaya yaitu biaya Variabel, biaya
Tetap, dan biaya Semi Variabel. Ketiga pola perilaku biaya ini ditemukan dalam kebanyakan
organisasi. Proporsi relatif masing-masing tipe biaya tersebut disebut sebagai struktur biaya (cost
structur). Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin memiliki lebih banyak biaya tetap dari
pada biaya variabel dan biaya semivariabel. Ada juga perusahaan yang biaya variabelnya lebih
banyak dari pada dibandingkan biaya tetap dan biaya semivariabel. Struktur biaya akan sangat
mempengaruhi dalam pembuatan keputusan.

5.1 Biaya Variabel ( Variable Cost )


Biaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional terhadap perubahan
tingkat aktivitas. Jika tingkat aktivitasnya dilipatduakan, maka total biaya variabelnya juga akan
berlipat dua. Jika aktivitas naik 10% maka total biaya variabel akan naik sebesar 10% juga.
Suatu biaya dikatakan variable karena ada sesuatu hal yang disebut basis aktivitas. Basis
aktivitas (activity base) merupakan ukuran segala sesuatu yang menyebabkan adanya biaya
variabel atau biasa disebut dengan penggerak biaya atau pemicu biaya (cost driver).
Contoh Biaya Variabel
Jenis Organisasi Biaya yang biasanya bersifat Variabel
terhadap volume output
Perusahaan dagang Harga pokok (produk) penjualan
Perusahaan Manufaktur Biaya produksi (BB, TKL)
Porsi variabel biaya overhead
Perusahaan dagang dan Perusahaan Biaya penjualan, umum dan adm.
Manufaktur Komisi, biaya pengiriman, dll

Perusahaan Jasa Bahan habis pakai, perjalanan, dll

5.2 Biaya Tetap (Fixed Cost)


Biaya Tetap merupakan biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh oleh
tingkat aktivitas. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahana aktivitas. Karena total biaya
bersifat konstan, jumlah biaya tetap per-unit akan semakin kecil bila tingkat aktivitasnya naik.
Biaya rata-rata per unit akan turun tetapi dengan tingkat penurunan yang semakin kecil. Aspek
biaya tetap ini dapat membingungkan. Meskipun demikian tetap penting untuk menyajikan biaya
tetap ini dengan basis rata-rata per-unit. Biaya per unit yang terdiri atas elemen biaya tetap dan
biaya variabel dasajikan untuk laporan eksternal. Untuk kepentingan internal, biaya tetap tidak
perlu disajikan perunit karena dapt membingungkan. Berdasarkan pengalaman, untuk
kepentingan internal, untuk mudahnya (dan juga aman) biaya tetap disajikan secara total.

5.1 Biaya Semivariabel (mixed cost)


Merupakan biaya yang terdiri atas elemen biaya variabel maupun biaya tetap. Disebut juga
dengan biaya campuran. Biaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan
tetapi sifat-sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin
besar jumlah total biaya, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total
biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding (not proportional).

2) Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume
kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkat kegiatan tertentu, semakin
tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan
semakin tinggi biaya satuan.

Contoh biaya semi variabel misalnya : biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya
kendaraan, biaya listrik, biaya telpon. Untuk tujuan perencanaan, pembuatan keputusan, dan
pengendalian biaya maka biaya semi variabel harus dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya
variabel. Pendekatan dan tehnik yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya semi variabel
.Hubungan antara biaya semivariabel dengan tingkat aktivitaas dalam persamaan garis lurus
adalah Y=a+bx

Y = total biaya semivariabel

a =total biaya tetap

b =biaya variabel per unit aktivitas

x =tingkat aktivitas

Perbedaan tipe-tipe perilaku biaya:


a) Biaya tetap, sejumlah biaya yang perubahan biayanya bukan ditentukan atau
dipengaruhi oleh besarnya aktivitas operasional perusahaan. Contoh: beban sewa,
beban penyusutan, beban bunga dst
b) Biaya variabel, sejumlah biaya yang perubahan biayanya ditentukan atau
dipengaruhi oleh besarnya aktivitas operasional perusahaan. Contoh: bahan baku,
bahan bakar, beban upah, dst.
c) Biaya semi variabel, sejumlah biaya yang perubahan biayanya ditentukan dan
sekaligus tidak ditentukan oleh besarnya aktivitas operasional perusahaan.
Maksudnya suatu item biaya dalam jumlah tertentu sudah menjadi biaya tetap
sedangkan selebihnya adalah unsur semi variabel. Contoh: biaya listrik ( listrik
untuk penerangan = biaya tetap, listrik untuk menggerakkan mesin pabrik = biaya
variabel ), biaya pemeliharaan kendaraan ( biaya pemeliharaan kendaraan yang
rutin dikeluarkan, seperti ganti ban, ganti oli, overhaul = biaya tetap, sedangkan
biaya yang dikeluarkan tidak rutin atau insidentil seperti meratakan bekas penyok
diserempet bajaj atau metromini dan lain sebagainya = biaya variabel).

6. Mengklasifikan Biaya Sesuai Dengan Prilaku


6.1 Batasan Waktu
Batasan waktu merupakan langkah pertama yang harus dipertimbangkan dalam menilai
perilaku biaya, apakah biaya tersebut termasuk biaya tetap atau biaya variabel. Menentukan
apakah suatu biaya tetap atau variabel bergantung pada batasan waktu. Menurut ilmu ekonomi,
dalam jangka panjang, semua biaya adalah variabel, dalam jangka pendek, paling tidak satu
biaya adalah tetap.

7. Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya Dan Prilaku


7.1 Sumber Daya Fleksibel (Flexible Resources)
Sumber daya yang diperoleh saat digunakan dan dibutuhkan disebut sumber daya fleksibel
(flexible resources). Karena bahan baku langsung dibutuhkan ketika diperlukan dengan jumlah
yang sesuai dengan yang dibutuhkan, maka jumlah sumber daya naik ketika permintaan
tersebut naik. Sehingga sumber daya fleksibel merupakan biaya variabel.

7.2 Sumber Daya yang Terikat (Commited Resources)


Sumber daya yang diperoleh sebelum penggunaan disebut sumber daya terikat (commited
resources). Sumber daya terikat didapat dengan menggunakan kontrak eksplisit atau implisit
untuk memperoleh sumber daya tersebut, tanpa memandang apakah jumlah sumber daya yang
tersedia digunakan secara penuh atau tidak. Sumber daya terikat dapat memiliki kapasitas tidak
terpakai, karena lebih banyak yang tersedia daripada yang sebenarnya digunakan. Sebagai
contoh, banyak organisasi memperoleh berbagai kapasitas pelayanan multiperiode dengan
membayar tunai di depan atau dengan membuat kontrak eksplisit yang memerlukan
pembayaran tunai secara periodik. Pembelian atau penyewaan gedung dan peralatan adalah
contoh dari bentuk akuisisi sumber daya di muka. Sedangkan contoh sumber daya terikat yang
menyangkut organisasi yang memperoleh sumber daya di depan melalui kontrak implisit,
biasanya kontrak tersebut dibuat dengan karyawan tetap dan karyawan paruh waktu.

7.3 Perilaku Biaya Bertahap (Step-Cost)


Biaya bertahap menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang keluaran tertentu
dan pada titik tertentu naik pada tingkat biaya yang lebih tinggi di mana biaya tersebut tindak
berubah untuk rentang keluaran yang sama. Lebar setiap tahap menunjukkan rentang keluaran
yang mengharuskan diperolehnya sumber daya dalam jumlah tertentu. Jika lebar tahap cukup
besar, maka biaya dipandang tetap. Jika lebar tahap sempit, maka biaya tersebut diperkirakan
dengan fungsi biaya variabel.

7.1 Implikasi-implikasi untuk Pengendalian dan Pengambilan Keputusan


Sistem pengendalian operasional mendorong para manajer untuk lebih memperhatikan
pengendalian atas penggunaan dan pengeluaran sumber daya. Sebagai contoh sistem
pengendalian opersional yang dirancang dengan baik akan memungkinkan para manajer untk
menilai perubahan permintaan sumber daya yang akan terjadi dari keputusan tentang bauran
produk yang baru. Model penggunaaan sumber daya berdasarkan aktifitas juga memungkinkan
para manajer untuk menghitung perubahan pasokan dan permintaan sumber daya yang
disebabkan oleh implementasi keputusan untuk membuat atau membeli suku cadang, menerima
atau menolak pesanan khusus, dan untuk mempertahankan atau menghilangkan lini produk.

8. Metode Untuk Memisahkan Biaya Campuran Menjadi Komponen Tetap dan Variabel
Ada beberapa metode dalam pemisahan biaya variabel dengan biaya tetap dari suatu biaya
campuran, yaitu:

8.1 Metode Diagram Pencar (Scattergraph)


Metode scattergraph adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis dengan
memplot data dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam menerapkan metode scatterplot
adalah memplot titik-titik data sehingga hubungan antara biaya penyetelan dan aktivitas dapat
dilihat. Plot ini disebut dengan grafik scatter. Grafik scatter memungkinkan seseorang untuk
secara visual menyesuaikan suatu garis dengan titik-titik dalam grafik scatter. Dalam
melakukan hal ini, garis yang dipilih seharusnya adalah garis yang paling sesuai dengan titik-
titik tersebut. Keunggulan signifikan metode scatterplot adalah memungkinkan kita untuk
melihat data secara visual. Sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya kriteria objektif
untuk memilih garis terbaik.
Metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menggambarkan biaya setiap
bulan pada sebuah grafik dan menarik satu garis lurus di tengah titik-titik biaya tersebut.Biaya
ditentukan sebagai variabel dependen karena besarnya biaya akan dipengarhui oleh tingkat
aktivitas. Jika aktivitas meningkat maka biaya juga akan meningkat.

8.2 Metode Tinggi Rendah


Metode tinggi rendah adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus
dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan untuk
menghitung parameter pemintas dan kemiringan. Titik tinggi di definisikan sebagai titik dengan
tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik rendah di definisikan sebagai titik dengan tingkat
output atau aktivitas terendah. Persamaan untuk penentuan biaya variabel per unit dan biaya
tetap adalah sebagai berikut:
Biaya variabel per unit = perubahan biaya / perubahan output (aktivitas)
atau
Biaya variabel per unit = (biaya tinggi biaya rendah)
(output tinggi output rendah)

Biaya tetap = biaya total titik tinggi (biaya variabel per unit x output tinggi)
atau
Biaya tetap = biaya total titik rendah (biaya variabel per unit x output rendah)

Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah (high and low point method) memisahkan biaya
variabel dan biaya tetap dalam periode tertentu dengan mendasarkan kapasitas dan biaya pada
titik tertinggi dengan titik terendah. Perbedaan antara kedua titik disebabkan karena adanya
perubahan kapasitas dan besarnya tarif biaya variabel satuan. Analisi biaya ini dimulai dengan
mengidentifikasikan periode dengan tingkat aktivitas yang paling rendah dan yang paling
tinggi. Perbedaan biaya pada kedua periode pada kedua periode tersebut dibagi dengan
perubahaan aktivitas antara kedua periode ekstrem tersebut untuk memperkirakan biaya
variabel per unit aktivitas.

8.3 Metode Regresi Kuadrat Terkecil


Metode pernisahan biaya variabel dan biaya tetap dengan cara menentukan hubungan
variabel tergantung (dependent variabel) dengan variabel bebas (independent variabel) dari
sekumpulan data. Dalam hubungannya dengan pengukuran varialibitas biaya, maka yang
dimaksud variabel tergantung adalah besamya biaya, sedangkan variabel bebas adalah
tingkatan kapasitas, jadi besamya biaya tergantung tingkatan kapasitas. Jika hanya digunakan
dua variabel, satu variabel tergantung dan satu variabel bebas, maka analisa regresi yang
dipakai adalah regresi sederhana (simple regression). Tetapi jika terdapat dua variabel bebas
atau lebih, jadi terdapat tiga variabel atau lebih, maka analisa regresi yang dipakai adalah
regresi berganda (multiple regression).
Metode yang lebih obyektif dan tepat dibandingkan dengan metode scattergraph. Garis
yang ditarik dengan metode scattergraph ditentukan berdasarkan inspeksi visual sedangkan
dengan metode regresi kuadrat terkecil garis tersebut ditentukan berdasarkan rumus matematis.
Selain itu metode regresi kuadrat terkecil menggunakan semua data yang tersedia untuk
menentukan rumus biaya.

8.4 Metode Regresi Berganda


Regresi berganda (multiple regresssion) adalah kuadrat terkecil yang digunakan untuk
membuat suatu persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel penjelas di dalam metode
regresi sederhana hanya dipakai satu variabel bebas. Dalam keadaan tertentu variabilitas biaya
atau Y dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas atau beberapa jenis kegiatan sehingga harus
dianalisa dengan metode regresi berganda agar diperoleh perhitungan yang lebih akurat
didalam menentukan prediksi, maka metode analitis yang digunakan apabila variabel dependen
(biaya) disebabkan oleh lebih dari satu faktor. Meskipun menambah lebih banyak faktor atau
variabel, akan menambah kerumitan perhitungan tetapi prinsip sama dengan metode regresi
kuadrat terkecil sederhana. Karena kerumitan perhitungan regresi berganda dapat dilakukan
dengan bantuan komputer.

9. Penilaian Manajerial
Pertimbangan manajerial merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan perilaku
biaya, dan sejauh ini merupakan metode paling luas digunakan. Banyak manajer menggunakan
pengalaman mereka dan observasi terhadap hubungan manajer yang menggunakan pengalaman
mereka dan observasi terhadap hubungan biaya pada masa lampau untuk menentukan biaya
tetap dan variabel. Manajemen menggunakan pengalaman dan pertimbangan mereka untuk
menyaring hasil estimasi statistik.
Keunggulan dari penggunaan pertimbangan manajerial untuk memisahkan biaya tetap dan
variabel terletak pada kesederhanaannya. Jika manajer memiliki pengetahuan mendalam
tentang perusahaan dan pola biayanya, metode ini dapat memberikan hasil yang baik.
Sebaliknya, manajer yag tidak memiliki pertimbangan baik, akan menimbulkan kesalahan.
Sehingga mempertimbangkan pengalaman manajer, potensi kesalahan, dan pengaruh
pertimbangan yang salah terhadap keputusan yang terkait adalah hal yang penting.

DAFTAR PUSTAKA

Liming Guan; Don R. Hansen; Maryanne M. Mowen. 2009. Cost Management. 6th Edition.
South-Western Cengage Learning. USA.

Anda mungkin juga menyukai