Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

“A Study of The Relationship Between Corporate Governance


Structures and The Extent of Voluntary Disclosure”

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak., CA

OLEH

KELOMPOK 3

Sintyah Sisca Maranda 1981611003 02


Katharina Yuneti 1981611004 03
I Wayan Dana Ariantika 1981611006 05
Ida Bagus Surya Purwitha 1981611011 10
I Nyoman Hendra Aryadi 1981611023 21

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020

Judul “A Study of The Relationship Between Corporate Governance


Structures and The Extent of Voluntary Disclosure”

Penulis Simon S.M. Ho and Kar Shun Wong

Publikasi Journal of International Accounting, Auditing & Taxation 10, Hal.


139-156, Tahun 2001.

Area of Interest Penelitian ini meneliti beberapa mekanisme tata kelola perusahaan
dalam satu model dengan asumsi mekanisme yang berbeda dapat
saling mengimbangi atau berinteraksi. Empat besar atribut
corporate governance dengan tingkat pengungkapan sukarela
yang disediakan oleh perusahan-perusahaan yang terdaftar di
Hong Kong.

Latar Belakang Secara umum disepakati bahwa krisis keuangan Asia baru-baru ini
bukan hanya akibat dari kerugian dalam kepercayaan investor
tetapi, yang lebih penting, kurangnya tata kelola perusahaan yang
efektif dan transparansi di banyak pasar keuangan Asia dan
perusahaan individu1. Selama beberapa tahun terakhir bertahun-
tahun, sebagian besar ekonomi Asia Timur telah secara aktif
meninjau dan meningkatkannya kerangka peraturan, khususnya,
tata kelola perusahaan, transparansi dan pengungkapan. Namun,
adopsi sederhana dari Standar Akuntansi Internasional (IAS) tidak
cukup untuk menyelesaikan masalah transparansi di negara-negara
ini. Baik kualitas pengungkapan perusahaan yang sebenarnya
memenuhi kebutuhan informasi investor yang lebih sentral.
Aturan pengungkapan wajib memastikan akses yang sama ke
informasi dasar (Lev 1992), tetapi ini informasi harus ditambah
dengan pengungkapan sukarela perusahaan dan produksi
informasi oleh perantara. Ada insentif pasar utama untuk
mengungkapkan informasi secara sukarela dan sikap manajer
terhadap perubahan pengungkapan sukarela sesuai dengan
hubungan yang dirasakan biaya dan manfaat yang terlibat.
Kajian Teori 1. Grand theory. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah
Teori informasi dan teori keagenan.
a. Teori informasi merupakan salah satu indikator utama dari
standar corporate governance dalam suatu perekonomian
antara pihak manajemen dan stakeholder.
b. Teori agensi dalam penelitian ini sebagai penyedia kerangka
kerja yang menghubungkan perilaku pengungkapan tata
kelola perusahaan.
2. Supporting theory.
a. Corporate Governance: Dipandang efektif untuk
menggambarkan hak dan tanggung jawab dari masing-
masing kelompok stakeholder dalam perusahaan. Penelitian
hipotesis bahwa peningkatan pemantauan pada dewan
direksi mengarah ke pengungkapan sukarela yang lebih
besar.
b. Pengungkapan Perusahaan: Secara keseluruhan, cakupan
dari persyaratan pengungkapan di Hong Kong lebih sempit
dan kurang spesifik dibandingkan dengan Amerika Serikat
dan Inggris. Satu-satunya area yang memiliki standar
komparatif yang rendah dari pelaksanaan adalah pada
pengungkapan dari transaksi kelompok yang masih ada
hubungan karena tingginya jumlah perusahaan terdaftar
yang dikontrol keluarga.
Hipotesis 1. H1: Perusahaan dengan proporsi direktur non-eksekutif
independen yang lebih tinggi lebih cenderung memiliki
tingkat pengungkapan sukarela yang lebih tinggi.

2. H2: Perusahaan yang memiliki komite audit mungkin lebih


memiliki tingkat pengungkapan sukarela yang lebih tinggi.

3. H3: Perusahaan yang menunjuk seorang chief executive


officer dominan sebagai ketua dewan lebih cenderung
memiliki tingkat pengungkapan sukarela yang lebih rendah.

4. H4: Perusahaan dengan Proporsi dari anggota keluarga yang


duduk di dewan pengurus lebih tinggi akan lebih cenderung
memiliki tingkat pengungkapan sukarela yang lebih rendah
Metodelogi 1. Data dikumpulkan dengan survei melalui kuesioner kepada
Penelitian 610 CFO di semua perusahaan yang listing di Hong Kong
untuk menentukan keberadaan komite audit di dalam
perusahaan mereka.

2. Kuesioner juga dikirimkan kepada 535 analis keuangan dari


semua investasi atau perusahaan broker di Hongkong pada
akhir 1997 dan awal 1998, untuk menentukan persepsi
pengguna atas kegunaan item-item pengungkapan sukarela
yang beragam.

3. Kuesioner yang kembali yaitu 98 kuesioner yang dikirim ke


CFO dan 92 dari analis keuangan.

4. Data lainnya berkaitan dengan variabel independen diperoleh


dari annual report perusahaan yang merespon kuisioner.

5. Teknik pengujian statistik dalam penelitian ini dilakukan


dengan terlebih dahulu menganalisis statisitik deskriptif dan
bivariate analysis. Setelah itu baru dilakukan multiple
regresision.
Temuan 1. Hasil pengujian dengan regresi berganda juga menunjukkan
42% variasi variabel independen (tingkat pengungkapan
sukarela) dapat dijelaskan oleh variasi semua variabel
dependen dalam penelitian ini (R2 = 0,42).

2. Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa perusahaan dengan


proporsi direksi non-eksekutif independen yang lebih banyak
lebih mungkin untuk memiliki luas pengungkapan sukarela
yang lebih tinggi, tidak diterima.

3. Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa perusahaan yang


memiliki komite audit lebih mungkin untuk memiliki luas
pengungkapan sukarela yang lebih tinggi, diterima.
4. Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa perusahaan yang
menunjuk seorang executive officer sebagai ketua dewan
pengurus lebih mungkin memiliki luas pengungkapan sukarela
yang lebih rendah, memiliki arah yang benar tetapi tidak
dterima.

5. Hipotesis 4 yang menyatakan bahwa perusahaan dengan


proporsi anggota keluarga yang duduk di dewan pengurus
yang lebih tinggi lebih mungkin untuk memiliki luas
pengungkapan sukarela yang lebih rendah, diterima.

6. Ada dua batasan utama dari penelitian ini.

a. Fokus utama penelitian ini adalah pada tingkat


pengungkapan sukarela. Namun demikian, pengungkapan
tersebut tidak berarti bahwa pengungkapan tersebut dapat
dipercaya atau mencerminkan keadaan sebenarnya dari
perusahaan. Selain itu, lebih banyak pengungkapan tidak
selalu berarti pengungkapan yang lebih berkualitas.

b. Studi menemukan yang diharapkan hubungan antara


variabel tata kelola perusahaan dan pengungkapan, tidak
dapat dipastikan apakah hasilnya karena kausalitas yang
dihipotesiskan. Karena itu, temuannya harus ditafsirkan
dengan hati-hati karena keterbatasan ini. Studi masa depan
di bidang ini harus membahas masalah khusus ini secara
langsung
Kesimpulan Hasil penelitian menemukan bahwa persentase jumlah direktur
independen tidak mempengaruhi luas pengungkapan. Keberadaan
komite audit secara signifikan dan positif berhubungan dengan
luas pengungkapan sukarela. Adanya dominasi individu tidak
berhubungan dengan luas pengungkapan. Persentase anggota
keluarga dalam dewan secara negatif berhubungan dengan luas
pengungkapan sukarela.

Kelebihan 1. Penelitian ini sudah sangat baik menjelaskan teori-teori yang


digunakan.

2. Peneliti menampilkan kerangka pemikiran yang dapat


membantu menggambarkan penelitian tersebut.

3. Hasil penelitian sudah dijelaskan dengan jelas, sehingga


tujuan dari penelitian ini tersampaikan dengan baik.
Kelemahan 1. Peneliti tidak memberikan saran untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai