Anda di halaman 1dari 58

CRITICAL REVIEW

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


“Pengaruh Kebermanfaatan dan Kemudahan Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi
terhadap Kinerja Karyawandengan Minat Sebagai Variabel Intervening”
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017

Oleh :

OLEH
KELOMPOK 4 :

I Wayan Dedik Widana 1881611030


Desak Putu Nitya Dewi 1881611040
Kadek Shintya Rahayu Dewi Damayanthi 1881611041
Ni Putu Ayu Nirvana Setyawati 1881611048

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
CRITICAL REVIEW

TITLE : Pengaruh Kebermanfaatan dan Kemudahan Penggunaan Sistem Informasi


Akuntansi terhadap Kinerja Karyawan dengan Minat Sebagai Variabel
Intervening
AUTHOR : Nur’Aini
JOURNAL : Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017

1. RESEARCH PROBLEM OR QUESTION


Peranan teknologi informasi (TI) untuk menjalankan sistem informasi akuntansi
(SIA) mampu meningkatkan fungsi SIA tidak hanya terbatas sebagai media dalam
penyusunan dan analisa laporan keuangan saja, tetapi sudah menjadi bagian yang
terintegrasi dengan seluruh aktivitas bisnis organisasi. Menurut Wreden (1997) dalam
Maria (2008) penggunaan teknologi dalam perusahaan akan mendukung kegiatan
perusahaan yaitu: (1) meningkatkan produktivitas, (2) mengurangi biaya operasional, (3)
meningkatkan pengambilan keputusan, (4) meningkatkan relationship dengan pelanggan,
(5) mengembangkan aplikasi strategi baru.
Banyaknya implementasi sistem baru yang tidak sesuai harapan organisasi
bahkan tidak jarang mengalami kegagalan karena adanya hambatan dalam
pengoperasiannya menjadi salah satu pertimbangan dilakukanya penelitian ini, adanya
perubahan kultur dan kurangnya dukungan sumber daya manusia menjadi kendala utama,
sehingga dalam tulisan ini dilakukan penelitian mengenai perilaku SDM sebagai salah
satu faktor yang mendukung keberhasilan implementasi SIA. Perilaku yang diteliti
berkaitan dengan persepsi SDM terhadap keberterimaan SIA yang diaplikasikan di
Perusahaan karena aspek kebermanfaatan dan kemudahan penggunaan sistem tersebut
dalam meningkatkan kinerjanya melalui minat mengaplikasikan SIA.

2. WHY IS PROBLEM/QUESTION IMPORTANT?


Motivasi utama dilakukannya penelitian ini adalah karena saat ini perusahaan sedang
berencana untuk menggantikan SIA yang telah diimplementasikan mulai tahun 2011.
Pertimbangan utama penggantian SIA adalah karena pengoperasiannya semakin lambat
disebabkan jumlah data yang diolah sudah semakin besar. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menguji pengaruh kebermanfaatan dan kemudahan penggunaan Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) terhadap kinerja karyawan dengan minat sebagai variabel intervening.

3. AUTHOR’S APPROACH TO SOLVING THE PROBLEM


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengolah data primer
berdasarkan kuisenair. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis jalur (path analisys)

4. ASSUMPTIONS ABOUT REAL WORLD


Implentasi sistem baru terkadang tidak sesuai dengan harapan organisasi bahkan tidak
jarang mengalami kegagalan karena adanya hambatan dalam pengoperasiannya menjadi
salah satu pertimbangan. Salah satu faktor yang menjadi hambatan tersebut yaitu adanya
perubahan kultur dan kurangnya dukungan sumber daya manusia, sehingga dalam
penerapan teknologi sistem informasi, kepercayaan dan minat dari pemakai terhadap
sistem informai baru sangat diperlukan agar dapat meningkatkan kinerja individu
pemakai sehingga output yang dihasilkan bisa optimal bagi organisasi/perusahaan.

5. RELEVANT THEORIES
Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Model penerimaan teknologi
(Technology Accaptance Model atau TAM). Tujuan utama Technology Acceptance
Model (TAM) adalah memberikan penjelasan tentang penerimaan penerapan teknologi
informasi secara umum dan memberikan penjelasan tentang perilaku atau sikap pengguna
dalam suatu populasi (Davis et al., 1989). Menurut Jogiyanto (2007) Technology
Accaptance Model berargumentasi bahwa penerimaan individual terhadap teknologi
informasi ditentukan oleh dua konstruk tersebut. Hubungan antara penggunaan sistem
dan tujuan perilaku yang digambarkan dalam Technology Accaptance Model
menunjukkan secara tidak langsung bentuk- bentuk tujuan individu untuk melakukan
tindakan yang positif. Hubungan antara persepsi kegunaan dan tujuan perilaku didasarkan
pada ide bahwa dalam penyusunan suatu organisasi, orang-orang membentuk tujuan-
tujuan terhadap perilaku yang diyakininya akan dapat meningkatkan kinerjanya.
6. HYPOTHESES
Berikut hipotesis dalam penelitian ini:
H1 : Kebermanfaatan penggunaan SIA (SIA) berbasis Teknologi Inofrmasi (TI)
berpengaruh positif terhadap minat penggunaan SIA berbasis TI
H2 : Kemudahan penggunaan SIA berbasis TI berpengaruh positif terhadap minat
penggunaan SIA berbasis TI.
H3 : Kebermanfaatan penggunaan SIA berbasis TI berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan.
H4 : Kemudahan penggunaan SIA berbasis TI berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan.
H5 : Minat penggunaan SIA berbasis TI berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan.
H6 : Minat penggunaan SIA berbasis TI memediasi pengaruh kebermanfaatan
penggunaan SIA berbasis TI terhadap kinerja karyawan
H7 : Minat penggunaan SIA berbasis TI memediasi pengaruh kemudahan
penggunaan SIAberbasis TI terhadap kinerja karyawan

7. INDEPENDENT & DEPENDENT VARIABLE


Dalam Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nur’aini digunakan beberapa variabel,
yaitu sebagai berikut:
a) Variabel Independent, yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kebermanfaatan penggunaan SIA dan kemudahan penggunaan SIA
b) Variabel Intervening, yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat
c) Variabel Dependen, yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja pengguna

8. SAMPLE
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Varia Usaha Beton
yang berjumlah 1.437 orang yang tersebar di 32 plant, dengan teknik pemilihan sampel
menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
(kriteria) tertentu. Adapun kriteria yang harus dipenuhi adalah bahwa sampel merupakan
karyawan yang menggunakan SIA untuk menyelesaikan pekerjaannya sehari-hari,
karena karyawan yang tidak menggunakan SIA dalam aktivitas pekerjaannya dipastikan
tidak akan bisa memberikan jawaban yang tepat mengenai hal yang diteliti. Selain itu
diberikan kriteria berikutnya yaitu bahwa karyawan yang memenuhi kriteria pertama
tersebut harus juga memenuhi kriteria bahwa karyawan telah memiliki masa kerja
minimal 6 (enam) bulan, dengan pertimbangan bahwa dengan masa kerja tersebut
karyawan telah melewati masa adaptasi dengan lingkungan di Perusahaan.
Jumlah Karyawan
No. Kriteria Pemilihan Sample
(Orang)
Jumlah Karyawan 1.437
1 Karyawan yang tidak berinteraksi dengan
(1.262)
implementasi SIA
Sehingga karyawan yang berinteraksi dengan SIA
175
dalam pekerjaannya sehari-hari
2 Karyawan yang berinteraksi dengan SIA, tetapi
(73)
mempunyai masa kerja di bawah 6 (enam) bulan

Jumlah sampel yang diambil adalah karyawan yang


berinteraksi dengan SIA dalam pekerjaan sehari-hari 102
dengan masa kerja minimal 6 (enam) bulan.

9. STATISTICAL TESTS
Data hasil penelitian akan dianalisis melalui alat uji statistik dengan menggunakan
software SPSS 19.0 dengan pengujian statistik Deskriptif, uji Non Response Bias, uji
kualitas data yang meliputi uji Validitas dan uji Reliabilitas. Adapun pengujian asumsi
klasik yang dilakukan meliputi uji Normalitas, uji Multikolinearitas, uji
Heteroskedastisitas, dan uji Autokorelasi

10. RESULT
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
H1 : berdasarkan pengujian nilai koefisien regresi sebesar 0,334 atau p = 0,001s,
hingga hipotesis 1 diterima. Artinya faktor kebermanfaatan SIA secara signifikan
mempunyai pengaruh positif terhadap minat menggunakan SIA.
Hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa kebermanfaatan SIA berbasis TI
yang diterapkan di Perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap minat
karyawan dalam menggunaka SIA tersebut, dan faktor yang paling berpengaruh adalah
bahwa karyawan mempersepsikan manfaat menggunakan Varia Usaha Beton Information
Sytem (VIS) dapat meningkatkan produktivitas dan kreatifitasnya.
H2 : berdasarkan pengujian nilai koefisien regresi sebesar 0,330 atau p= 0,001,
sehingga H2 diterima. Artinya faktor kemudahan penggunaan SIA bagi karyawan
berpengaruh positif signifikan terhadap minat menggunakan SIA, hal ini dapat diartikan
karyawan akan berminat menggunakan SIA apabila mereka menganggap bahwa
pengoprasian system tersebut mudah.
Kemudahan user dalam mengakses Varia Usaha Beton Information System (VIS)
melalui komputer yang telah disediakan oleh perusahaan, hal ini dipengaruhi oleh
dukungan sarana dan prasarana dalam mengoperasikan VIS, diantaranya koneksi yang
stabil dan pedoman kerja (Working Instruction) yang jelas dalam pengoperasian SIA
dalam pekerjaan sehari-hari.
H3 : berdasarkan pengujian nilai koefisien regresi sebesar 0,399 atau p = 0,001,
sehingga H3 diterima. Artinya bahwa faktor kebermanfaatan penggunaan SIA bagi
karyawan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja, hasil pada penelitian
memperlihatkan bahwa karyawan berpendapat manfaat dari penggunaan SIA adalah
meningkatkan kinerjanya.
H4 : berdasarkan pengujian nilai koefisien regresi sebesar 0,096 atau p =
0,290,sehingga H4 ditolak. Dimana variable kemudahan penggunaan SIA bagi karyawan
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja, hal ini diartikan karyawan merasa
kemudahan penggunaan SIA tidak berpengaruh terhadap kinerja
H5 : berdasarkan pengujian nilai koefisien regresi sebesar 0,308 atau p = 0,001,
sehingga H5 diterima. Artinya semakin tinggi minat karyawan dalam menggunakan SIA
maka akan semakin meningkat kinerja karyawan tersebut
Minat karyawan yang sangat besar dalam menggunakan Varia Usaha Beton
Information System (VIS) terlihat dari banyaknya responden yang menyatakan
ketertarikannya dalam mengikuti perkembangan menu/fasilitas yang selalu
dikembangkan oleh bagian Teknologi Informasi & Komunikasi, dan hal tersebut
dilakukan oleh karyawan selaku pengguna SIA untuk membantu mereka dalam
menyelesaikan pekerjaannya, hal ini berarti bahwa semakin tinggi minat karyawan dalam
menggunakan SIA maka akan semakin meningkat kinerja karyawan tersebut.
H6 : hasil pengujian variabel Minat sebagai variabel intevening yang memediasi
variabel Kebermanfaatan dan Kemudahan Penggunaan SIA terhadap peningkatan Kinerja
Karyawan dapat dijelaskan bahwa berdasarkan gambar struktur lengkap dan hasil
pengujian yang telah dilakukan terhadap variabel kebermanfaatan SIA berbasis TI
melalui minat menggunakan SIA terhadap peningkatan kinerja karyawan adalah sebesar
50,2 %, sedangkan pengaruh langsungnya adalah sebesar 39,9% . Hal ini menunjukkan
bahwa variabel minat terbukti menjadi variabel intervening sehingga memperkecil
pengaruh variabel lainnya yang semula adalah 61,1% menjadi 49,8%. Hal ini
menunjukkan bahwa menurut karyawan faktor kebermanfaatan SIA berbasis teknologi
informasi yang diimplementasikan di PT. Varia Usaha Beton mampu meningkatkan
kinerja melalui minat mereka dalam menggunakan SIA.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat direkomendasikan kepada
Perusahaan agar dalam memilih/meng-upgrade sistem harus diyakinkan bahwa sistem
tersebut bermanfaat bagi karyawan sehingga akan meningkatkan minat mereka dalam
menggunakan sistem yang akhirnya kinerja karyawan dapat semakin meningkat.
H7: adapun pengujian yang telah dilakukan terhadap faktor kemudahan
penggunaan SIA berbasis TI terhadap kinerja karyawan melalui minat menggunakan SIA
adalah sebesar 19,8 % sedangkan pengaruh langsungnya adalah sebesar 9,6%. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel minat terbukti menjadi variabel intervening sehingga
memperkecil pengaruh variabel lainnya yang semula adalah 90,4% menjadi 80,2%, Hal
ini memberikan gambaran kepada Perusahaan bahwa menurut karyawan faktor
kemudahan penggunaan SIA berbasis TI melalui minat mereka dalam menggunakan
sistem tersebut memberikan pengaruh sebesar 19,8% terhadap peningkatan kinerja
mereka. Meskipun pengaruh kemudahan penggunaan SIA hanya sebesar 19,8% tetapai
Perusahaan harus tetap mempertimbangkan faktor tersebut pada saat melakukan
penyesuaian fitur maupun pengoperasian terhadap sistem informasi yang ada, agar tujuan
dari implementasi SIA berbasis TI untuk meningkatkan kinerja karyawan dapat tercapai.
11. CONCLUSIONS
Pada penelitian ini memiliki kesimpulan
a. Terdapat pengaruh positif antara variabel Kebermanfaatan SIA Berbasis TI
terhadap variabel Minat Penggunaan SIA Berbasis TI, yang berarti bahwa
semakin tinggi manfaat SIA, maka akan semakin tinggi minat karyawan dalam
menggunakan sistem tersebut.
b. Terdapat pengaruh positif antara variabel Kemudahan Penggunaan SIA Berbasis
TI terhadap variabel Minat Penggunaan SIA Berbasis TI, yang berarti bahwa
semakin tinggi kemudahan SIA, maka akan semakin tinggi minat karyawan dalam
menggunakan sistem tersebut.
c. Terdapat pengaruh positif antara variabel Kebermanfaatan SIA Berbasis TI
terhadap variabel Kinerja Karyawan, yang berarti bahwa semakin tinggi manfaat
SIA maka akan semakin tinggi kinerja karyawan.
d. Tidak terdapat pengaruh positif antara variabel Kemudahan Penggunaan SIA
Berbasis TI terhadap variabel Kinerja Karyawan, yang berarti bahwa kemudahan
SIA tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
e. Terdapat pengaruh positif antara variabel Minat Menggunakan SIA Berbasis TI
terhadap variabel Kinerja Karyawan, yang berarti bahwa semakin tinggi minat
menggunakan SIA berbasis teknologi infrmasi, maka akan semakin tinggi kinerja
karyawan.

12. IMPROVEMENT/EXTENSIONS
Pada penelitian ini peneliti hanya mengangkat pengaruh variabel Kebermanfaatan
SIA, Kemudahan Penggunaan SIA dan Minat menggunakan SIA terhadap Kinerja
Karyawan. Peneliti selanjutnya dapat meneliti variabel lain di luar variabel yang telah
diangkat pada penelitian ini, sehingga perusahaan mendapatkan informasi yang lebih
lengkap mengenai variabel yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan SIA agar
mampu meningkatkan kinerja karyawan, misalnya computer self efficacy. Computer self
efficacy merupakan penilaian individu mengenai kemampuannya dalam menggunakan
komputer.
CRITICAL REVIEW
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
“Governing Cloud Computing Services: Reconsideration Of It Governance Structures”

Oleh :

OLEH
KELOMPOK 4 :

I Wayan Dedik Widana 1881611030


Desak Putu Nitya Dewi 1881611040
Kadek Shintya Rahayu Dewi Damayanthi 1881611041
Ni Putu Ayu Nirvana Setyawati 1881611048

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
CRITICAL REVIEW

TITLE : Governing Cloud Computing Services: Reconsideration of IT Governance


Structures
AUTHOR : Acklesh Prasad dan Peter Green
JOURNAL : International Journal of Accounting Information Systems Vol. 19 P. 45 –
58, Tahun 2015

A. RESEARCH PROBLEM OR QUESTION


Cloud computing service (CCS) adalah model layanan teknologi informasi di mana
layanan komputasi dikirimkan sesuai permintaan kepada pelanggan melalui jaringan dengan
cara swalayan, independen terhadap perangkat dan lokasi. Cloud computing berkembang
melalui kemajuan terbaru dalam perangkat keras, teknologi virtualisasi, komputasi
terdistribusi, dan pengiriman layanan melalui Internet. Kemajuan ini memungkinkan
ketersediaan dan aksesibilitas sumber daya komputasi di mana-mana melalui teknologi
Internet. Dengan efisiensi operasional yang diantisipasi dan manfaat moneter, organisasi
dengan cepat mempertimbangkan kembali strategi TI keseluruhan mereka untuk
memasukkan CCS. Kekhawatiran penting adalah bahwa adopsi CCS akan mengubah profil
risiko organisasi artinya organisasi akan terkena jenis risiko baru saat mengadopsi CCS.
Munculnya kekuatan yang mengganggu, kurangnya transparansi, keandalan, penguncian
vendor, keamanan, masalah kepatuhan, dan risiko kebocoran data sebagai risiko yang terkait
dengan CCS. Pada dasarnya, organisasi akan mempertimbangkan kembali aspek struktur
tata kelola TI mereka untuk mengatur portofolio sumber daya TI mereka yang sekarang
termasuk CCS. Evaluasi atas penelitian yang masih ada menunjukkan bahwa konsep
peninjauan kembali struktur tata kelola TI untuk mengelola CCS (struktur baru tata kelola TI
baru) belum mendapat banyak perhatian. Dengan demikian, pertanyaan penelitian berikut:
Apa pertimbangan yang diperlukan untuk struktur tata kelola TI organisasi untuk mengelola
CCS?
B. WHY IS PROBLEM/QUESTION IMPORTANT?
Penelitian yang dilakukan saudara Acklesh Prasad dan Peter Green berkontribusi
dalam memberikan rekomendasi mengenai pertimbangan yang diperlukan untuk struktur
tata kelola TI organisasi dalam mengelola CCS. Selain itu juga untuk peninjauan kembali
struktur tata kelola TI perusahaan serta memperbarui kompetensi berkaitan dengan
kemampuan untuk membuat keputusan yang menghasilkan penggunaan CCS yang lebih
baik dibandingkan dengan organisasi lain, sehingga keselarasan bisnis TI-bisnis yang lebih
baik.

C. AUTHOR’S APPROACH TO SOLVING THE PROBLEM


Penelitian yang dilakukan saudara Acklesh Prasad dan Peter Green menggunakan
pendekatan kuantitatif. Penelitian menggunakan database ORBIS untuk mendapatkan
rincian kontak perusahaan publik dan swasta yang direncanakan untuk dimasukkan dalam
kerangka sampling. Untuk alasan administrasi survei, peneliti melakukan survei hanya di
Australia, di mana karakteristik adopsi organisasi dan TI mirip dengan negara maju lainnya.
Selain itu, tren adopsi CCS juga konsisten dengan tren pasar maju lainnya. Penelitian
menggunakan kuesioner dengan mengumpulkan item pengukuran, mengeliminasi,
mengurutkan dan memperbaiki item, dan melakukan uji coba pada set item akhir.

D. ASSUMPTIONS ABOUT REAL WORLD


Dalam tata kelola perusahaan pertimbangan mengadopsi CCS akan membantu
organisasi mengelola risiko terkait CCS melalui penyelarasan bisnis TI yang lebih baik,
dibuktikan melalui kinerja proses bisnis yang lebih baik, dan kontribusi terhadap kinerja
perusahaan secara keseluruhan.

E. RELEVANT THEORIES
Penelitian yang dilakukan saudara Acklesh Prasad dan Peter Green menggunakan teori
berbasis sumber daya (resource-based theories)untuk menyarankan bahwa pengawasan
dewan kolaboratif CCS, kompetensi yang berkaitan dengan informasi CCS dan manajemen
keuangan, dan program audit berkelanjutan terkait CCS dapat berkontribusi pada
peningkatan kinerja proses bisnis dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Teori-teori yang berkaitan dengan hipotesis yang digunakan yaitu:
1) A resource-based approach to reconsider the IT governance structures to manage CCS
2) Collaborative oversight of CCS from the board of directors
3) CCS-related information capacity of the chief information officer
4) Proactive financial management of CCS
5) A continuous CCS audit program
6) CCS, business process performance and overall firm performance

F. HYPOTHESES
Adapun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1 : Pengawasan kolaboratif CCS dari dewan direksi organisasi akan secara positif terkait
dengan kinerja proses bisnis mereka.
H2 : Kapasitas informasi CCS terkait dari chief information officer akan secara positif
terkait dengan kinerja proses bisnis.
H3 : Manajemen keuangan CCS yang proaktif akan dikaitkan secara positif dengan kinerja
proses bisnis.
H4 : Program audit CCS berkelanjutan akan secara positif terkait dengan kinerja proses
bisnis.
H5 : Kinerja proses bisnis yang dicapai dari leverage CCS akan secara positif terkait
dengan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

G. INDEPENDENT & DEPENDENT VARIABLE


Penelitian yang dilakukan saudara Acklesh Prasad dan Peter Green menggunakan beberapa
variabel sebagai berikut:
1) Variabel independen:
a. Collaborative board oversight (pengawasan dewan kolaboratif)
b. CIO information capacity (kapasitas informasi CIO)
c. Proactive financial management (manajemen keuangan yang proaktif)
d. Continous audit program (kelanjutan program audit)
2) Variabel kontrol:
a. Business process performance (kinerja proses bisnis)
3) Variabel dependen:
a. Overall firm performance (kinerja perusahaan keseluruhan)

H. SAMPLE
Penelitian yang dilakukan saudara Acklesh Prasad dan Peter Green menggunakan dataset
dari 2493 organisasi dan pada akhir proses administrasi instrumen, peneliti menerima 228
tanggapan yang valid.

I. STATISTICAL TESTS
Penelitian menggunakan software Smart PLS dengan teknik SEM yang berbasis komponen.

J. RESULTS
Hasil penelitian Acklesh Prasad dan Peter Green menunjukkan bahwa keempat
pertimbangan tata kelola TI menjelaskan varians 51,5% persen dalam kinerja proses bisnis.
Manajemen keuangan yang proaktif memiliki hubungan yang paling kuat dengan kinerja
proses bisnis (koefisien jalur 0,457, nilai-t 9,258). Secara keseluruhan, data mendukung
hipotesis 1-4 yang memperkirakan hubungan positif antara pertimbangan tata kelola TI dan
kinerja proses bisnis. Kinerja proses bisnis juga secara positif terkait dengan kinerja
perusahaan secara keseluruhan, dan menjelaskan perbedaan 64,8% dalam kinerja perusahaan
secara keseluruhan. Dengan demikian, data mendukung hipotesis 5.
Variabel kontrol ukuran perusahaan tidak memiliki hubungan yang signifikan secara
statistik dengan kinerja proses bisnis atau kinerja perusahaan secara keseluruhan. Penjelasan
yang mungkin untuk pengamatan ini adalah bahwa atribut ukuran perusahaan (kapasitas,
fleksibilitas) yang dapat mempengaruhi tata kelola sudah ditangkap dalam langkah-langkah
pertimbangan tata kelola TI.
Peneliti menganggap perbankan dan keuangan, pendidikan, perawatan kesehatan,
perhotelan, media, layanan profesional, telekomunikasi, dan ritel sebagai industri yang
intensif TI. Kami membagi dataset secara merata dari grup yang lain. Tes ANOVA
menunjukkan beberapa perbedaan dalam tanggapan (nilai-t dari 0,53 ke 1,77). Kami
mengamati perbedaan serupa dalam analisis model jalur dengan dua kelompok data. Namun,
perbedaan ini tidak signifikan secara statistik. Kami mengevaluasi dampak dari tipe
responden terhadap respons terhadap pertanyaan survei. Kami mengelompokkan Analis
Bisnis, manajer TI, Direktur MIS, dan CIO sebagai 'responden teknis' dan yang lainnya
sebagai responden 'bisnis'. Uji ANOVA (p <0,05) menunjukkan bahwa tanggapan kelompok
tidak berbeda secara signifikan (nilai-t dari 0,66 ke 1,59). Kami juga mengevaluasi model
struktural dengan kelompok data ini dan tidak mengamati perbedaan yang signifikan dalam
koefisien jalur model dan nilai-t.

K. CONCLUSIONS
Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa CCS adalah peluang yang menarik bagi organisasi
untuk mempertimbangkan kembali bagaimana mereka memperoleh dan memanfaatkan
sumber daya TI mereka. Namun, terbukti bahwa memperoleh bentuk sumber daya baru akan
mengubah profil risiko organisasi. Sehubungan dengan sumber daya TI, organisasi
mengembangkan struktur tata kelola TI yang sesuai untuk memahami dan mengelola risiko
untuk mencapai keselarasan bisnis-TI. Organisasi melihat peluang untuk inovasi,
pertumbuhan, dan keberlanjutan dengan potensi yang memungkinkan dari CCS dinamis.
Namun, organisasi perlu mengembangkan kompetensi yang sesuai untuk merealisasikan
manfaat ini. Karena CCS adalah bentuk lain dari sumber daya TI dalam portofolio TI
organisasi, kami telah menyarankan pertimbangan struktur tata kelola TI organisasi untuk
mengelola portofolio TI baru mereka. Pertimbangan ini akan memastikan bahwa organisasi
proaktif dalam upaya mereka untuk mengadopsi CCS, dan memiliki pemahaman yang baik
tentang lingkungan CCS mereka bahwa mereka adalah bagian. Hasil ini akan berarti bahwa
mereka dapat mengelola dan menyesuaikan selera risiko mereka, memastikan keselarasan
bisnis-TI, dan mencapai nilai bisnis dari CCS.

L. IMPROVEMENT/EXTENSIONS
Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan set data spesifik untuk pengguna CCS
aktual untuk memperkuat desain jenis studi ini. Selain itu, ada kemungkinan bahwa
perusahaan yang menyelesaikan survei memiliki kualitas yang sama, (misalnya, mereka
lebih baik menjalankan perusahaan dan mencari keuntungan penggerak pertama dengan
pindah ke cloud). Ini akan berdampak pada hubungan antara struktur tata kelola TI dan nilai
bisnis.
REFRENSI

Nur’Aini. 2017. Pengaruh Kebermanfaatan dan Kemudahan Penggunaan Sistem Informasi


Akuntansi terhadap Kinerja Karyawan dengan Minat Sebagai Variabel Intervening.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember

Prasad & Green. 2015. Governing Cloud Computing Services: Reconsideration of IT


Governance Structures. International Journal of Accounting Information Systems Vol. 19
P. 45 –58
Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

Pengaruh Kebermanfaatan dan Kemudahan


Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi
terhadap Kinerja Karyawan
dengan Minat Sebagai Variabel Intervening
Poster Paper

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kebermanfaatan dan kemudahan
penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) terhadap kinerja karyawan dengan minat
sebagai variabel intervening. Obyek penelitian ini adalah PT. Varia Usaha Beton di
Sidoarjo, Jawa Timur.
Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang mengolah data primer berdasarkan
kuisenair yang dikirimkan kepada sampel melalui webmail internal. Pemilihan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Data diperoleh dari karyawan yang telah bekerja
minimal 6 (bulan) dan karyawan tersebut berinteraksi dengan SIA dalam pekerjaannya
sehari-hari. Data diolah dengan menggunakan SPSS 19.0 dan menggunakan analisis jalur
(path analisys).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; (1) Kebermanfaatan SIA berpengaruh signifikan
terhadap minat menggunakan SIA, (2) Kemudahan penggunaan SIA berpengaruh signifikan
terhadap minat menggunakan SIA, (3) Kebermanfaatan SIA berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan, (4) Kemudahan penggunaan SIA tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja, dan (5) Minat menggunakan SIA berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

Kata kunci : Kebermanfaatan SIA, Kemudahan Penggunaan SIA, Minat menggunakan SIA,
Kinerja

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 1


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

1. Pendahuluan

Peranan teknologi informasi (TI) untuk menjalankan sistem informasi akuntansi (SIA)

mampu meningkatkan fungsi SIA tidak hanya terbatas sebagai media dalam penyusunan dan analisa

laporan keuangan saja, tetapi sudah menjadi bagian yang terintegrasi dengan seluruh aktivitas bisnis

organisasi. Menurut Wreden (1997) dalam Maria (2008) penggunaan teknologi dalam perusahaan

akan mendukung kegiatan perusahaan yaitu: (1) meningkatkan produktivitas, (2) mengurangi biaya

operasional, (3) meningkatkan pengambilan keputusan, (4) meningkatkan relationship dengan

pelanggan, (5) mengembangkan aplikasi strategi baru.

Perhatian utama dari beberapa penelitian sistem informasi yang selama ini telah dilakukan

diantaranya oleh Goodhue (1995) dan Jumaili (2005) adalah menganalisis hubungan antara sistem

informasi dengan kinerja individual yang merupakan gambaran keberhasilan implementasi sebuah

sistem informasi. Oleh sebab itu penerapan teknologi dalam sistem informasi perusahaan hendaknya

mempertimbangkan pemakai sistem sehingga teknologi yang diterapkan dapat bermanfaat sesuai

dengan tugas dan kemampuan (Wijayanti, 2013).

Motivasi utama dilakukannya penelitian ini adalah karena saat ini Perusahaan sedang berencana

untuk menggantikan SIA yang telah diimplementasikan mulai tahun 2011. Pertimbangan utama

penggantian SIA adalah karena pengoperasiannya semakin lambat disebabkan jumlah data yang

diolah sudah semakin besar.

Banyaknya implementasi sistem baru yang tidak sesuai harapan organisasi bahkan tidak jarang

mengalami kegagalan karena adanya hambatan dalam pengoperasiannya menjadi salah satu

pertimbangan Peneliti untuk melakukan penelitian ini, adanya perubahan kultur dan kurangnya

dukungan sumber daya manusia menjadi kendala utama, sehingga dalam tulisan ini dilakukan

penelitian mengenai perilaku SDM sebagai salah satu faktor yang mendukung keberhasilan

implementasi SIA. Perilaku yang diteliti berkaitan dengan persepsi SDM terhadap keberterimaan SIA

yang diaplikasikan di Perusahaan karena aspek kebermanfaatan dan kemudahan penggunaan sistem

tersebut dalam meningkatkan kinerjanya melalui minat mengaplikasikan SIA.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 2


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

Menurut Syam (1999) dalam Nasution (2004), pertimbangan perilaku ini perlu mendapat

perhatian khusus dalam konteks penerapan TI, karena perilaku pengguna dan personal diperlukan

dalam pengembangan sistem, dan hal ini berkaitan dengan pemahaman dan cara pandang pengguna

sistem tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi para personil (orang-orang) yang

terlibat dalam implementasi sistem akan berpengaruh pada keberhasilan implementasi suatu sistem.

Tujuan utama Technology Acceptance Model (TAM) adalah memberikan penjelasan tentang

penerimaan penerapan teknologi informasi secara umum dan memberikan penjelasan tentang perilaku

atau sikap pengguna dalam suatu populasi (Davis et al., 1989). Beberapa penelitian Davis et al.

(1989) mengembangkan TAM untuk meneliti faktor-faktor determinan dari penggunaan sistem

informasi oleh pengguna. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan sistem informasi dipengaruhi

oleh minat (Intention) pemanfaatan sistem informasi, yang mana minat (Intention) tersebut

dipengaruhi oleh persepsi tentang kegunaan teknologi (perceived usefulness) dan persepsi tentang

kemudahan penggunaan teknologi (perceived ease of use).

Penelitian ini mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Jumaili (2005) dengan

menambah jumlah sampel penelitian menjadi lebih besar yang meliputi seluruh karyawan yang

menggunakan SIA dalam pekerjaannya. Selain hal tersebut pada penelitian ini ditambahkan variabel

minat menggunakan SIA sebagai variabel intervening yang memediasi persepsi penggunaan SIA

terhadap kinerja karyawan.

Pemilihan variabel minat menggunakan SIA berbasis teknologi infomasi menjadi variabel

intervening adalah berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Davis et al. (1989) yang

menunjukkan bahwa adanya manfaat yang dirasakan oleh pemakai teknologi informasi akan

meningkatkan minat mereka untuk menggunakan teknologi informasi, kemudian penelitian

Venkatesh et al. (2003) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan langsung dan signifikan antara

minat pemanfaatan teknologi terhadap penggunaan teknologi informasi serta dihubungkan dengan

penelitian Hariyani (2015) yang menunjukkan bukti bahwa minat pemanfaatan teknologi informasi

mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja. Hal lain yang berbeda dalam penelitian ini

adalah bahwa penelitian terdahulu dilakukan di lingkungan pendidikan, sedangkan dalam penelitian

ini dilakukan di perusahaan manufaktur.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 3


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

Hasil penelitian ini juga akan memberikan bukti yang sama atau berbeda dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2007) yang menyatakan bahwa minat pemanfaatan

teknologi informasi berpengaruh positif dalam penggunaan sistem informasi untuk meningkatkan

kinerja individu, meskipun pengaruhnya tidak signifikan.

Berdasarkan permasalahan dan latar belakang yang telah dijelaskan, maka sangat perlu

dilakukan penelitian pengaruh persepsi karyawan atas manfaat dan kemudahan penggunaan SIA

berbasis TI terhadap kinerja melalui minat mereka dalam mengimplementasikan SIA. Hal ini

dilakukan agar tujuan Perusahaan melakukan penggantian sistem dengan nilai investasi yang besar

dapat tercapai dengan baik.

2. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

Model penerimaan teknologi (Technology Accaptance Model atau TAM) merupakan suatu

model penerimaan sistem teknologi informasi yang akan digunakan oleh pemakai sistem. Technology

Accaptance Model (TAM) dikembangkan oleh Davis et al. (1989) yang diadopsi dari Theory of

Reasoned Actoin (TRA), yaitu teori tindakan yang beralasan yang dikembangkan oleh Ajzen (2005)

Model Theory of Reasoned dapat diterapkan karena keputusan yang dilakukan oleh individu untuk

menerima suatu teknologi sitem informasi merupakan tindakan sadar yang dapat dijelaskan dan

diprediksi oleh niat perilakunya (Jogiyanto, 2007).

TAM menambahkan dua konstruk utama ke dalam model Theory of Reasoned . Dua konstruk

utama ini adalah persepsi tentang kegunaan teknologi (perceived usefulness) dan persepsi tentang

kemudahan penggunaan teknologi (perceived ease of use). Menurut Jogiyanto (2007) Technology

Accaptance Model berargumentasi bahwa penerimaan individual terhadap teknologi informasi

ditentukan oleh dua konstruk tersebut. Hubungan antara penggunaan sistem dan tujuan perilaku yang

digambarkan dalam Technology Accaptance Model menunjukkan secara tidak langsung bentuk-

bentuk tujuan individu untuk melakukan tindakan yang positif. Hubungan antara persepsi kegunaan

dan tujuan perilaku didasarkan pada ide bahwa dalam penyusunan suatu organisasi, orang-orang

membentuk tujuan-tujuan terhadap perilaku yang diyakininya akan dapat meningkatkan kinerjanya.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 4


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

Perceived Usefulness (PU) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaanya. Dari definisinya, diketahui

Perceived Usefulness (PU) merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan.

Dengan demikian jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan

menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi kurang berguna

maka dia tidak akan menggunakannya (Jogiyanto, 2007). Konsep ini menggambarkan manfaat sistem

bagi pemakainya yang berkaitan dengan produktivitas, kinerja tugas, efektivitas, pentingnya suatu

tugas dan kegunaan keseluruhan (overall usefullness) (Davis 1989).

Menurut Goodhue dan Thompson (1995) manfaat teknologi informasi merupakan manfaat

yang diharapkan oleh pengguna teknologi informasi dalam melaksanakan tugasnya. Pengukuran

manfaat tersebut berdasarkan frekuensi penggunaan dan keragaman aplikasi yang dijalankan., dan

individu akan menggunakan teknologi informasi jika mengetahui manfaat positif atas penggunaannya.

Perceived Ease of Use (PEOU) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. Dari definisinya, diketahui bahwa PEOU ini

juga merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa

percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakanya. Sebaliknya jika

seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak akan

menggunakanya (Jogiyanto, 2007). Konsep ini mencakup kejelasan tujuan penggunaan sistem

informasi dan kemudahaan penggunaan sistem untuk tujuan sesuai dengan keinginan pemakai (Davis

1989).

Persepsi kemudahan penggunaan akan mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) seseorang

didalam mempelajari teknologi informasi. Perbandingan kemudahan tersebut memberikan indikasi

bahwa orang yang menggunakan sistem yang baru bekerja lebih mudah dibandingkan dengan orang

yang bekerja dengan sistem lama. Pengguna mempercayai bahwa teknologi informasi yang lebih

fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya (compartible) merupakan persyaratan yang

harus dipenuhi oleh sebuah sistem agar mudah digunakan. Indikator persepsi kemudahan penggunaan

teknologi informasi menurut Davis (1989) adalah : a) Sistem sangat mudah dipelajari, b) Sistem dapat

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 5


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna, c) Keterampilan pengguna

bertambah dengan menggunakan sistem tersebut, dan d) Sistem sangat mudah dioperasikan

Triandis (1980) mengemukakan bahwa perilaku seseorang merupakan ekspresi dari keinginan

atau minat seseorang (intention), dimana keinginan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial,

perasaan (affect), dan konsekuensi-konsekuensi yang dirasakan. Davis et al. (1989) mengemukakan

bahwa adanya manfaat yang dirasakan oleh pemakai Teknologi Informasi akan meningkatkan minat

mereka untuk menggunakan Teknologi Informasi.

Venkatesh et al. (2003) menyatakan bahwa terdapat hubungan langsung dan signifikan antara

minat pemanfaatan teknologi terhadap penggunaan Teknologi Informasi. Handayani (2007) menguji

hubungan antara minat pemanfaatan teknologi informasi terhadap penggunaan teknologi informasi,

dan menemukan bukti bahwa minat pemanfaatan teknologi informasi mempunyai pengaruh positif,

meskipun pengaruhnya tidak signifikan.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2010) sistem informasi menyiratkan penggunaan teknologi

komputer dalam suatu organisasi untuk menyediakan informasi bagi pengguna. Sistem informasi

berbasis komputer merupakan suatu rangkaian perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang

untuk mentransfer data menjadi informasi yang berguna. Setiap organisasi yang menggunakan

komputer untuk memproses data transaksi memiliki fungsi sistem informasi. Fungsi sistem informasi

bertanggung jawab atas pemrosesan data. Pemrosesan data merupakan aplikasi SIA yang paling

mendasar di setiap organisasi.

Menurut Mc. Leod, R (2008) Sistem informasi merupakan suatu sistem berbasis komputer

yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa. Informasi

yang diberikan oleh sistem informasi menjelaskan kepada penerima informasi dari apa yang terjadi di

masa lalu, apa yang sedang terjadi, dan apa yang mungkin terjadi di masa depan.

Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan (integrasi) dari sub sistem / komponen

baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara

harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan data keuangan menjadi informasi

keuangan (Susanto, 2008:72). Menurut Baridwan (2004:4) SIA adalah suatu komponen yang

mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan mengkombinasikan informasi

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 6


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan pihak eksternal dan internal organisasi,

sedangkan menurut Widjajanto (2001:4) SIA merupakan susunan berbagai formulir catatan,

peralatan, tenaga pelaksana dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang dirancang untuk

mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan.

Setiap organisasi harus menyesuaikan sistem informasi dengan kebutuhan pemakainya. Oleh

karena itu penyusunan sistem informasi yang spesifik dapat berbeda dari satu perusahaan dengan

perusahaan lain. Tetapi secara umum menurut Hall (2007) tujuan pembuatan sistem bagi

perusahaan/organisasi, adalah: a) Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship), b) Untuk

mendukung pengambilan keputusan manajemen, c) Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan,

dan c) Sistem informasi menyediakan informasi bagi personel operasi untuk membantu mereka

melakukan tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif.

Menurut Romney dan Steinbart (2015) agar suatu SIA berguna untuk menghasilkan informasi

yang berdaya guna harus memenuhi karakteristik informasi sebagai berikut: (1) Relevan, (2) Andal,

(3) Lengkap, (4) Tepat waktu, (5) Dapat dipahami, dan (6) Dapat diverifikasi. Untuk menjadi sebuah

sistem informasi yang baik maka diperlukan pemahaman mengenai komponen-komponen yang perlu

diperhatikan dalam menjalankan SIA. Romney dan Steinbart (2004 : 3) menyatakan ada lima

komponen SIA, yaitu : (1) Pengguna (user), (2) Prosedur, (3) Data , (4) Software (program), dan (5)

Infrastruktur.

Menurut Sardiman (2006) minat seseorang terhadap suatu objek akan muncul apabila objek

tersebut sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan kebutuhannya, dan menurut Djali (2008)

minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu

di luar diri. Minat bisa diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek

(Surya, 2007), sehingga minat sangat berpengaruh bagi pencapaian prestasi seseorang, karena orang

yang tidak berminat terhadap suatu objek (pekerjaan, jabatan atau karir) tidak akan dapat

menyelesaikan objek tersebut dengan baik. Menurut Slameto (2010) minat merupakan rasa lebih suka

dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau

dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Ekspresi dari minat dapat diwujudkan melalui suatu

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 7


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat

pula dimanifestasiakan melalui partisipasi dalam satu aktivitas. seseorang yang memiliki minat

terhadap suatu objek cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadapnya

dibandingkan objek yang lainnya, sedangkan menurut Sardiman (2014) minat seseorang terhadap

suatu objek akan timbul apabila objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan

kebutuhannya

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah

kecenderungan seseorang yang diwujudkan dengan rasa senang atau ketertarikan pada objek tertentu

disertai dengan adanya pemusatan perhatian terhadap objek tersebut dan keinginan untuk terlibat

secara langsung didalamnya. Adapun faktor yang dapat menunbuhkan minat seseorang dapat berasal

dari intern (perhatian, tertarik, dan aktivitas) dan dari ekstern (keluarga, sekolah, dan lingkungan)

Menurut Gibson et al. (1997) secara teoritis terdapat tiga kelompok variabel yang

mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja, yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel

psikologis. Ketiga kelompok variabel tersebut mempengaruhi kelompok kerja yang pada akhirnya

mempengaruhi kinerja individu. Perilaku yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan

dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau

tugas. Diagram teori perilaku dan kinerja digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Diagram Skematis Teori Perilaku dan Kinerja


Sumber : Gibson (1997)

Menurut Moeheriono (2010) menyampaikan bahwa Kinerja atau performance merupakan

gambaran mengenai tingkat pencapaian suatu pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 8


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui

perencanaansuatu strategi organisasi. Menurut Mangkunegara (2005) kinerja merupakan hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Robbins (2015) kinerja merupakan suatu konstruk yang merupakan fungsi

interaksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi atau motivation (M) dan kesempatan

atau opportunity (O), sehingga kinerja = f (A x M x O) yang berarti bahwa kinerja merupakan fungsi

dari kemampuan, motivasi dan kesempatan.

Hasibuan (2012) mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang

dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Ada 3 (tiga) faktor utama yang berpengaruh pada kinerja

yaitu individu (kemampuan bekerja), usaha kerja (keinginan untuk bekerja), dan dukungan

organisasional (kesempatan untuk bekerja).

Thoyib (2005) mengemukakan bahwa kinerja sering disebut dengan performance atau result

yang diartikan dengan apa yang telah dihasilkan oleh individu karyawan. Kinerja dipengaruhi oleh

kinerja organisasi (organizational performance) itu sendiri yang meliputi pengembangan organisasi

(organizational development), rencana kompensasi (compensation plan), sistem komunikasi

(communication system), gaya manajerial (managerial style), struktur organisasi (organization

structure), kebijakan dan prosedur (policies and procedures).

Robbins (2015) mengemukakan bahwa istilah lain dari kinerja adalah human output yang

dapat diukur dari produktivitas, absensi, turnover, citizenship, dan satisfaction. Sedangkan

Brahmasari (2008:64) mengemukakan bahwa kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi yang

dapat berbentuk output kuantitatif maupun kualitatif, kreatifitas, fleksibilitas, dapat diandalkan, atau

hal-hal lain yang diinginkan oleh organisasi. Kinerja juga dapat merupakan tindakan atau pelaksanaan

tugas yang telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu tertentu dan dapat diukur.

Igbaria et al. (1997) menggunakan tiga buah konstruk untuk memeriksa pengaruhnya

terhadap pilihan individu dalam menggunakan komputer. Ketiga faktor ini adalah persepsi tentang

kegunaan teknologi (perceived usefulness), persepsi tentang kesenangan (perceived enjoyment), dan

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 9


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

faktor organisasi (internal dan eksternal organisasi). Dua indikator digunakan untuk memproksi

penggunaan komputer mikro, yaitu penggunaan harian komputer mikro laporan - sendiri (self-

reported daily use of micro-computers) dan frekuensi komputer mikro laporan-sendiri (self-reported

frequency use of micro-computers). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga konstruk ini

signifikan mempengaruhi penggunaan komputer mikro. Venkatesh et al. (2003) menyatakan bahwa

terdapat hubungan langsung dan signifikan antara minat pemanfaatan teknologi terhadap penggunaan

Teknologi Informasi. Sanjaya (2005) menunjukkan bahwa manfaat (perceived usefulness) dapat

mempengaruhi minat berperilaku para mahasiswa dan mahasiswi dalam menggunakan internet, hal ini

disampaikan dalam penelitian yang dilakukan di universitas Atma Jaya Yogyakarta. Hasil ini

semakin memperkuat teori yang menyatakan bahwa manfaat (perceived usefulness) dapat

mempengaruhi seseorang dalam menggunakan suatu teknologi, pertimbangan yang menyatakan

bahwa seseorang akan menggunakan suatu teknologi jika diyakini teknologi tersebut memberi

manfaat atau hasil yang positif bagi para penggunanya. Akan tetapi dalam penelitian tersebut gagal

membuktikan pengaruh kemudahan (perceived ease of use) terhadap minat berperilaku para

mahasiswa dan mahasiswi dalam menggunakan internet.

Handayani (2007) berdasarkan bukti empiris yang ditemukan dalam penelitiannya

menunjukkan bahwa variabel ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap

minat pemanfaatan SI artinya responden yakin bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu

dalam meningkatkan kinerjanya.

Hasil penelitian Jumaili (2005) menunjukkan bahwa secara umum kepercayaan terhadap

sistem informasi baru dan teknologi sistem informasi baru terhadap peningkatan kinerja individu

menunjukkan hasil yang positif. Penambahan variabel kepercayaan terhadap sistem informasi baru

makin meningkatkan kinerja individu pemakai. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi

organisasi/perusahaan bahwa penerapan teknologi sistem informasi baru beserta adanya kepercayaan

dari pemakai terhadap sistem informai baru dapat meningkatkan kinerja individu pemakai sehingga

output yang dihasilkan bisa optimal bagi organisasi/perusahaan.

Penelitian Mudjiati (2008) menunjukkan bahwa implementasi SI (Simaweb) yang semula

memunculkan pro dan kontra, tetapi setelah sistem tersebut dijalankan sampai dengan masa

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 10


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

penelitian, integrasinya semakin jelas dan terarah, karyawan lebih enjoy dan pimpinan dapat

memonitor hasil pekerjaan masing-masing pegawai. Karena SI (Simaweb) yang diaplikasikan

bersifat memudahkan, banyak keuntungan dan manfaatnya maka sangat menunjang tugas-tugas

karyawan dalam melayani dosen, mahasiswa, dan pihak luar. Informasi yang dibutuhkan dapat

disajikan dengan cepat tanpa harus menunggu lama seperti sebelum menggunakan Simaweb.

Herusetya (2011) penelitian yang dilakukan mengenai Pengaruh Sistem Informasi Tehnologi

Elektronik atas Task Performance – Auditor KAP The Big 4 menunjukkan bahwa perceived ease of

use yang dipersepsikan oleh auditor Big 4 mempengaruhi perceive usefulness dari sistem informasi

tehnologi elektronik yang diadopsi oleh KAP guna mendukung penugasan auditor. Hasil penelitian

juga menemukan bukti yang lemah, bahwa persepsi kemudahan penggunaan sistem informasi

berbasis tehnologi elektronik, dan persepsi manfaat pendayagunaan sistem informasi berpengaruh

signifikan pada penggunaan sistem informasi tersebut yang akan meningkatkan kinerja auditor di

masa yang akan datang.

Wijayanti (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara teknologi SIA, kepercayaan teknologi SIA dan kepuasan pengguna SIA terhadap

kinerja individual pada pegawai DPPKAD Kabupaten Grobogan. Penelitian Hariyani (2015)

menunjukkan bahwa minat memanfaatkan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja

pegawai BKKBN Kabupaten Madiun.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, berikut disampaikan hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini, adalah sebagai berikut :

H1 : Kebermanfaatan penggunaan SIA (SIA) berbasis Teknologi Inofrmasi (TI) berpengaruh


positif terhadap minat penggunaan SIA berbasis TI
H2 : Kemudahan penggunaan SIA berbasis TI berpengaruh positif terhadap minat penggunaan
SIA berbasis TI.
H3 : Kebermanfaatan penggunaan SIA berbasis TI berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan.
H4 : Kemudahan penggunaan SIA berbasis TI berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

H5 : Minat penggunaan SIA berbasis TI berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 11


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

H6 : Minat penggunaan SIA berbasis TI memediasi pengaruh kebermanfaatan penggunaan SIA


berbasis TI terhadap kinerja karyawan
H7 : Minat penggunaan SIA berbasis TI memediasi pengaruh kemudahan penggunaan SIA
berbasis TI terhadap kinerja karyawan

3. Metode Penelitian

3.1 Populasi dan Obyek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Varia Usaha Beton yang

berjumlah 1.437 orang yang tersebar di 32 plant, dengan teknik pemilihan sampel menggunakan

purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan (kriteria) tertentu,. Adapun

kriteria yang harus dipenuhi adalah bahwa sampel merupakan karyawan yang menggunakan SIA

untuk menyelesaikan pekerjaannya sehari-hari, karena karyawan yang tidak menggunakan SIA dalam

aktivitas pekerjaannya dipastikan tidak akan bisa memberikan jawaban yang tepat mengenai hal yang

diteliti. Selain itu diberikan kriteria berikutnya yaitu bahwa karyawan yang memenuhi kriteria

pertama tersebut harus juga memenuhi kriteria bahwa karyawan telah memiliki masa kerja minimal 6

(enam) bulan, dengan pertimbangan bahwa dengan masa kerja tersebut karyawan telah melewati

masa adaptasi dengan lingkungan di Perusahaan.

Di bawah ini disajikan hasil dari pemilihan sampel dari populasi yang diteliti yang memenuhi

kriteria pemilihan sampel dalam bentuk tabel :

Tabel 1 Hasil Pemilihan Sampel

No Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah Karyawan


(orang)
Jumlah karyawan 1,437

1 Karyawan yang tidak berinteraksi dengan implementasi (1,262)


SIA
Sehingga karyawan yang berinteraksi dengan SIA dalam 175
pekerjaannya sehari-hari
2 Karyawan yang berinteraksi dengan SIA, tetapi (73)
mempunyai masa kerja di bawah 6 (enam) bulan..

Jumlah sampel yang diambil adalah karyawan yang 102


berinteraksi dengan SIA dalam pekerjaan sehari-hari
dengan masa kerja minimal 6 (enam) bulan.

(Sumber: Perusahaan yang diolah oleh Peneliti)

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 12


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

Data yang diambil dalam penelitian ini berupa data primer dengan teknik pengumpulan data

melalui kuesioner yang dikirimkan kepada responden yang menjadi sampel melalui email internal di

PT Varia Usaha Beton, yang terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Bagian pertama berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai data pribadi responden

2. Bagian kedua berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan topik penelitian dengan

menggunakan skala Likert.

3.2. Variabel Penelitian

Variabel eksogen atau independent variable dalam penelitian adalah Kebermanfaatan SIA

berbasis TI dan Kemudahan penggunaan SIA berbasis TI, sedangakan variabel Minat menggunakan

SIA (intention to use) merupakan variabel Intervening, dan variabel endogen (dependent variable)

adalah Kinerja karyawan.

3..3. Definisi Operasional Variabel

Variabel Kebermanfaatan SIA didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya. variabel kebermanfaatan penggunaan

SIA diukur berdasarkan kebermafaatan penggunaan Varia Usaha Beton Information System terhadap

peningkatan penyelesaian tugas karyawan.

Variabel Kemudahan menggunakan SIA didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. Persepsi kemudahan penggunaan akan

mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) seseorang didalam mempelajari SIA berbasis teknologi

informasi. Perbandingan kemudahan tersebut memberikan indikasi bahwa orang yang menggunakan

sistem yang baru bekerja lebih mudah dibandingkan dengan orang yang bekerja dengan sistem lama.

Variabel ini diukur berdasar kemudahan karyawan dalam meng-akses dan mengoperasikan Varia

Usaha Beton Information System (VIS)

Variabel Minal menggunakan SIA merupakan perilaku seseorang yang tercermin dari

ekspresi/keinginan atau minat seseorang (intention), dimana keinginan tersebut dipengaruhi oleh

faktor-faktor sosial, perasaan (affect), dan konsekuensi-konsekuensi yang dirasakan (perceived

consequences).Variabel ini diukur berdasarkan frekuensi penggunaan SIA dalam pelaksanaan

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 13


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

pekerjaan sehari-hari berdasarkan keinginan, perhatian dan kesadaran bahwa penggunaan SIA

tersebut dapat meningkatkan kenyamanan dalam menjalankan tugas.

Variabel Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang

dituangkan melalui perencanaan suatu strategi organisasi. Variabel ini diukur berdasarkan

peningkatan kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, kemandirian dan efektivitas karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaannya.

Pengukuran seluruh variabel mengunakan kuisioner ber-skala likert 4 point dengan skor

terendah 1 yang berarti sangat tidak setuju dan skore tertinggi 4 yang berarti sangat setuju.

3.4. Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian akan dianalisis melalui alat uji statistik dengan menggunakan software

SPSS 19.0 dengan pengujian statistik Deskriptif, uji Non Response Bias, uji kualitas data yang

meliputi uji Validitas dan uji Reliabilitas. Adapun pengujian asumsi klasik yang dilakukan meliputi

uji Normalitas, uji Multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas, dan uji Autokorelasi.

3.5. Pengujian Hipotesis

Metode statistik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah analisis jalur (path analysis) yang merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda

(multiple regression) dengan alasan bahwa metode ini dapat menguji pengaruh variabel intervening

dan menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel (Ghozali, 2011 : 249).

3.5.1. Uji koefisien jalur secara individu

Uji koefisien jalur secara individu menggunakan uji t yang bertujuan untuk mengetahui

signifikansi pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Rumusan

hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

Kebermanfaatan SIA berpengaruh positif terhadap minat menggunakan SIA.

Ho1 : ρMiMa =0 : Kebermanfaatan SIA tidak berpengaruh positif terhadap minat


penggunaan SIA.
Ha1 : ρMiMa ≠0 : Kebermanfaatan SIA berpengaruh positif terhadap minat
penggunaan SIA.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 14


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

Kemudahan penggunaan SIA berpengaruh positif terhadap minat penggunaan SIA.

Ho1 : ρMiMu =0 : Kemudahan penggunaan SIA tidak berpengaruh positif terhadap


minat penggunaan SIA.
Ha1 : ρMiMu ≠0 : Kemudahan penggunaan SIA berpengaruh positif terhadap minat
penggunaan SIA
Kebermanfaatan SIA berpengaruh positif terhadap kinerja.

Ho1 : ρKiMa =0 : Kebermanfaatan SIA tidak berpengaruh positif terhadap kinerja.


Ha1 : ρKiMa ≠0 : Kebermanfaatan SIA berpengaruh positif terhadap kinerja.
Kemudahan penggunaan SIA berpengaruh positif terhadap kinerja.

Ho1 : ρKiMu =0 : Kemudahan penggunaan SIA tidak berpengaruh positif terhadap kinerja.
Ha1 : ρKiMu ≠0 : Kemudahan penggunaan SIA berpengaruh positif terhadap kinerja.
Minat menggunakan SIA berpengaruh positif terhadap kinerja.

Ho1 : ρKiMi =0 : Minat penggunaan SIA tidak berpengaruh positif terhadap kinerja.
Ha1 : ρKiMi ≠0 : Minat penggunaan SIA berpengaruh positif terhadap kinerja.
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas (nilai Sig) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

b. Jika nilai probabilitas (nilai Sig) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan

Lima pertanyaan atau lima hipotesis terjawab dari pengujian model ini.

3.5.2. Uji Regresi Berganda

Sesuai dengan rerangka pemikiran maka persamaan regresi dibuat sebagai berikut :
Mi = ρMiMa + ρMiMu + ρMiЄ1
Ki = ρKiMi + ρKiMa + ρKiMi + ρKiЄ2
Dimana:
Ma = Kebermanfaatan SIA
Mu = Kemudahan Penggunaan SIA
Mi = Minat Penggunaan SIA
Ki = Kinerja Karyawan
Ρ = Koefisien korelasi

Pada kedua persamaan tersebut terdapat unexplained variance yang dimiliki oleh Є1 dan Є2. Simbol

Є1 dan Є2 digunakan untuk mewakili variabel lain yang berpengaruh terhadap Minat dan Kinerja

tetapi variabel tersebut tidak dilibatkan dalam model penelitian. Untuk mengidentifikasi besarnya

nilai Є didapatkan dari (1-adjusted R²).

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 15


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

Berikut disajikan gambar diagram jalur sesuai dengan persamaan yang telah dibuat, yaitu :

Gambar 2
Diagram Jalur Lengkap

3.5.3. Uji Koefisien Determinasi ( R2 )

Koefisien Determinasi (R2 ) berguna untuk mengukur seberapa besar peranan variabel

independen secara simultan mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel dependen.

3.5.4. Menghitung Pengaruh Total

Formula untuk menghitung pengaruh total kebermanfataan SIA (Ma) terhadap kinerja

karyawan (Ki) melalui minat menggunakan SIA (Mi) adalah sebagai berikut :

Pengaruh langsung Ma ke Ki = p KiMa


Pengaruh tidak langsung X1 ke Y melalui Z = p MiMa x p KiMi
Pengaruh total = p KiMa + (pKiMa x pKiMi)
Formula untuk menghitung pengaruh total kemudahan penggunaan SIA (Mu) terhadap kinerja

karyawan (Ki) melalui minat menggunakan SIA (Mi)

Pengaruh langsung Mu ke Ki = p KiMu


Pengaruh tidak langsung Mu ke Ki melalui Mi = p KiMu x pKiMi
Pengaruh total = p KiMu + (pMiMu x pKiMi)

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 16


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan


4.1 Hasil Penelitian

Dari 102 paket kuisenair yang dikirimkan, terdaapat 100 kuisenair yang diisi dan
dikembalikan oleh responden, tetapi dari kuisenair tersebut terdapat 3 kuisenair yang pengisiannya
kurang lengkap, sehingga terdapat 97 kuisenair yang dapat dipergunakan untuk proses pengolahan
dan analisa.
4.1.1. Statistik Deskriptif

Pengelompokan berdasar Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa

karyawan yang berinteraksi dengan SIA dalam

pekerjaannya sehari-hari sebagian besar berjenis

kelamin laki-laki yaitu sebesar 58% atau 56 orang.

Pengelompokan berdasar Usia


Berdasarkan data yang diolah menunjukkan bahwa

usia responden yang terbesar berusia dibawah 30

tahun yaitu sebesar 55% atau 53 orang.

Pengelompokan berdasar Jenjang Pendidikan

Dari 97 orang responden, jumlah responden

berpendidikan SLTA adalah sebesar 42% atau 41

orang, dan jumlah responden berpendidikan di atas

SLTA adalah sebesar 55% atau 53 orang.

Pengelompokan berdasar Masa Kerja

Tabel disamping menunjukkan bahwa responden


terbesar bermasa kerja di bawah 5 tahun, yaitu
sebanyak 52 orang atau sebesar 54%

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 17


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

4.1.2. Pengujian Non Response Bias

Pengujian Non Response Bias tidak dilakukan karena response rate diatas 50%.

4.1.3. Pengujian Kualitas Data

Uji Validitas

Dari hasil uji validitas dengan metode Corrected Item-Total Correlation ditemukan bahwa

korelasi antara masing-masing skor butir pertanyaan terhadap total skor variabel menunjukkan hasil

yang lebih besar bila dibandingkan nilai r tabel dengan signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah

data (n) 50 yaitu sebesar 0,279. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing butir pertanyaan pada

variabel penelitian adalah valid.

Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha masing-masing

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah > 0,60 yang menjelaskan bahwa data yang

dikumpulkan dengan menggunakan instrumen tersebut reliabel.

Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov diketahui nilai Asymp. Sig (2-tailed)

untuk semua variabel yaitu manfaat penggunaan SIA, kemudahan penggunaan SIA, minat

menggunakan SIA dan kinerja menghasilkan nilai di atas 0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi

normal

b. Uji Multikolinearitas

Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai VIF dari seluruh variabel kurang dari 10 dan nilai

Tolerance lebih dari 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah

multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Dari hasil pengujian diketahui bahwa seluruh nilai Sig > 0,05 yang menunjukkan bahwa

masing-masing variabel independen tidak mengalami heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 18


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

Uji autokorelasi menggunakan metode uji Durbin-Waston (uji DW), dan hasil pengujian

menunjukkan nilai 1,736 < 1,943 < 2,264 maka tidak terjadi autokorelasi.

4.1.4. Pengujian Hipotesis

Uji F

Hasil uji ANOVA atau uji F menunjukkan angka 20,319 dengan p-value 0,000 pada dependen

Minat menggunakan SIA dan 23,371 dengan p-value 0,000 pada dependen Kinerja. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel-variabel independen dalam penelitian ini dapat digunakan memprediksi

variabel dependennya.

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Dari pengujian yang dilakukan diperoleh besarnya Adjusted R2 pada variabel dependen minat

penggunaan SIA adalah 0.287, hal ini berarti bahwa 28,7% variasi minat penggunaan SIA dapat

dijelaskan dari dua variabel independen yaitu variabel kebermanfaatan SIA dan kemudahan

penggunaan SIA. Adapun besarnya Adjusted R2 pada variabel dependen kinerja adalah 0.411 yang

berarti bahwa 41,1% variasi kinerja karyawan dapat dijelaskan dari tiga variabel independen yaitu

variabel kebermanfaatan SIA, kemudahan penggunaan SIA, dan minat menggunakan SIA, sedangkan

sisanya untuk minat menggunakan SIA sebesar 72,3% dan kinerja sebesar 58,9% dijelaskan oleh

variabel lain.

Uji koefisien jalur secara individu (Uji t)

Dalam penelitian ini terdapat lima hipotesis yang akan diuji secara individu yakni apakah

variabel kebermanfaatan SIA, kemudahan penggunaan SIA berpengaruh positif signifikan terhadap

minat penggunaan SIA, dan apakah kebermanfaatan SIA, kemudahan penggunaan SIA dan minat

penggunaan SIA mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.

Uji koefisien jalur secara individu menggunakan uji t digunakan untuk mengetahui

signifikansi pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Pengujian

terhadap kelima hipotesis dapat dilihat dari nilai koefisien β dan p-value (signifikan t) dari tiap-tiap

variabel independen. Apabila nilai positif maka ada hubungan positif, demikian juga sebaliknya.

Apabila p-value lebih kecil dari tingkat alpha yang digunakan, maka hipotesis alternatif berhasil

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 19


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

didukung. Tingkat keyakinan (confidence interval) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95%

(α = 5%), yang berarti mentoleransi tingkat penyimpangan maksimum 5%.

Hipotesis 1 menyatakan bahwa kebermafaatan SIA mempunyai pengaruh positif signifikan

terhadap minat menggunakan SIA, dan berdasar hasil pengujian menunjukkan kebermafaatan SIA

mempunyai nilai ρ = 0,001 dengan koefisien regresi sebesar 0,334 , sehingga hipotesis 1 diterima,

artinya bahwa faktor kebermafaatan SIA secara signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap

minat menggunakan SIA.

Hipotesis 2 menyatakan bahwa kemudahan penggunaan SIA berpengaruh signifikan positif

terhadap minat penggunaan SIA. Hasil pengujian menunjukkan kemudahan penggunaan SIA

mempunyai nilai ρ = 0,001 dengan koefisien regresi sebesar 0,330 sehingga hipotesis 2 diterima,

artinya bahwa faktor kemudahan penggunaan SIA bagi karyawan berpengaruh positif signifkan

terhadap minat menggunakan SIA, hal ini dapat diartikan bahwa karyawan akan berminat

menggunakan SIA apabila mereka menganggap bahwa pengoperasian sistem tersebut adalah mudah

baginya.

Hipotesis 3 menyatakan bahwa kebermanfaatan penggunaan SIA berpengaruh signifikan

positif terhadap kinerja. Hasil pengujian menunjukkan kebermanfaatan penggunaan SIA mempunyai

nilai ρ = 0,001 dengan koefisien regresi sebesar 0,399 sehingga hipotesis 3 diterima, artinya bahwa

faktor kebermanfaatan penggunaan SIA bagi karyawan berpengaruh positif signifkan terhadap

kinerja, hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa karyawan berpendapat bahwa manfaat dari

penggunaan SIA adalah dapat meningkatkan kinerjanya.

Hipotesis 4 menyatakan bahwa kemudahan penggunaan SIA berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja. Hasil pengujian menunjukkan kemudahan penggunaan SIA mempunyai nilai ρ =

0,290 dengan koefisien regresi sebesar 0,096 sehingga hipotesis 4 ditolak karena nilai ρ

menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

kemudahan penggunaan SIA bagi karyawan tidak berpengaruh signifkan terhadap kinerja, hal ini

dapat diartikan bahwa karyawan merasa bahwa kemudahan penggunaan SIA tidak berpengaruh

terhadap kinerjanya.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 20


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

Hipotesis 5 menyatakan bahwa minat menggunakan SIA mempunyai pengaruh positif

signifikan terhadap kinerja. Hasil pengujian menunjukkan minat menggunakan SIA mempunyai nilai

ρ = 0,001 dengan koefisien regresi sebesar 0,308 sehingga hipotesis 5 diterima. Dari hasil penelitian

ini dapat disimpulkan bahwa minat karyawan dalam menggunakan SIA berpengaruh positif signifikan

terhadap peningkatan kinerja mereka, hal ini berarti bahwa semakin tinggi minat karyawan dalam

menggunakan SIA maka akan semakin meningkat kinerja karyawan tersebut.

Berikut disajikan gambar struktur lengkap dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap

seluruh variabel dalam bentuk diagram empiris dan tabel hasil estimasi parameter model penelitian

adalah sebagai berikut :

Gambar 3 Diagram Empiris


Pengaruh Kebermanfaataan dan Kemudahan Penggunaan SIA
terhadap Kinerja Karyawan dengan Minat sebagai Variabel Intervening
(Standarized, n = 97)

Tabel 2 Ringkasan Hasil Estimasi Parameter Model

Gambar diagram dan tabel tersebut menjelaskan Pengaruh total variabel kebermanfataan SIA

berbasis TI terhadap kinerja karyawan melalui minat menggunakan SIA dan Pengaruh total

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 21


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

kemudahan penggunaan SIA berbasis TI terhadap kinerja karyawan melalui minat menggunakan SIA

adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh kebermanfataan SIA terhadap kinerja karyawan melalui minat menggunakan SIA :

Pengaruh langsung Ma ke Ki = 0,399


Pengaruh tidak langsung Ma ke Ki melalui Mi = (0,334 x 0,308) = 0,103

Pengaruh total = 0,502

Dari perhitungan tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa pengaruh total variabel kebermanfaatan

SIA berbasis TI melalui minat menggunakan SIA terhadap peningkatan kinerja karyawan adalah

sebesar 50,2 % , sehingga pengaruh variabel lainnya adalah sebesar 49,8%.

b. Pengaruh kemudahan penggunaan SIA terhadap kinerja karyawan melalui minat menggunakan SIA:

Pengaruh langsung Mu ke Ki = 0,096


Pengaruh tidak langsung Mu ke Ki melalui Mi = (0,330 x 0,308) = 0,102

Pengaruh total = 0,198

Berdasarkan perhitungan tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa pengaruh total variabel kemudahan

penggunaan SIA berbasis TI melalui variabel minat menggunakan SIA terhadap peningkatan kinerja

karyawan adalah sebesar 19,8 % , sehingga pengaruh variabel lainnya adalah sebesar 81,2%.

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa kebermanfaatan SIA berbasis TI

yang diterapkan di Perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap minat karyawan

dalam menggunaka SIA tersebut, dan faktor yang paling berpengaruh adalah bahwa karyawan

mempersepsikan manfaat menggunakan Varia Usaha Beton Information Sytem (VIS) dapat

meningkatkan produktivitas dan kreatifitasnya.

Besarnya pengaruh variabel kebermanfaatan penggunaan SIA terhadap minat karyawan dalam

menggunakan SIA memberikan informasi kepada Perusahaan bahwa karyawan akan berminat

menggunakan SIA sepanjang mereka merasakan adanya manfaat yang diperoleh, sehingga

Perusahaan harus benar-benar mengupayakan agar SIA yang diimplementasikan dan selalu

dikembangkan dengan memperhitungkan aspek kebermanfaatannya bagi karyawan.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 22


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya (2005) yang

menunjukkan bahwa manfaat (perceived usefulness) dapat mempengaruhi minat berperilaku para

mahasiswa dan mahasiswi dalam menggunakan internet, hal ini disampaikan dalam penelitiannya di

universitas Atma Jaya Yogyakarta. Hasil ini semakin memperkuat teori yang menyatakan bahwa

manfaat (perceived usefulness) dapat mempengaruhi seseorang dalam menggunakan suatu teknologi,

pertimbangan yang menyatakan bahwa seseorang akan menggunakan suatu teknologi jika diyakini

teknologi tersebut memberi manfaat atau hasil yang positif bagi penggunanya.

Hasil pengujian pengaruh varibel kemudahan penggunaan SIA terhadap minat penggunaan

SIA menunjukan hasil yang positif signifikan, yang berarti bahwa karyawan akan berminat

menggunakan SIA apabila mereka menganggap bahwa pengoperasian SIA tersebut adalah mudah.

Adapun variabel yang paling berpengaruh dari pengukuran kemudahan penggunaan menurut

jawaban dari hasil kuisenair yang masuk adalah kemudahan user dalam meng-akses Varia Usaha

Beton Information System (VIS) melalui komputer yang telah disediakan oleh perusahaan, hal ini

dipengaruhi oleh dukungan sarana dan prasarana dalam mengoperasikan VIS, diantaranya koneksi

yang stabil dan pedoman kerja (Working Instruction) yang jelas dalam pengoperasian SIA dalam

pekerjaan sehari-hari.

Hasil penelitian ini memberikan informasi kepada Perusahaan bahwa pengembangan SIA

yang akan dilakukan harus selalu memperhitungkan cara atau metode yang mempermudah

pengoperasian SIA bagi karyawannya sehingga dapat meningkatkan minat mereka dalam

menggunakan SIA.

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya (2005) di

universitas Atma Jaya Yogyakarta yang menyatakan bahwa kemudahan (perceived ease of use) tidak

berpengaruh terhadap minat berperilaku para mahasiswa dan mahasiswi dalam menggunakan sistem

informasi.

Hasil pengujian pengaruh kebermanfaatan penggunaan SIA terhadap kinerja menunjukkan

bahwa kebermanfaatan penggunaan SIA bagi karyawan berpengaruh positif signifkan terhadap

kinerja, dan dari empat butir pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terdapat satu item yang menurut

responden adalah paling berpengaruh yaitu bahwa karyawan mempersepsikan manfaat dari

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 23


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

penggunaan Varia Usaha Beton Information System (VIS) adalah mereka merasa lebih produktif dan

kreatif, sehingga mendukung upaya peningkatkan kinerjanya.

Melihat kondisi tersebut, maka kegiatan Perusahaan dalam mengembangkan SIA yang

bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan harus mempertimbangkan aspek kebermanfaatan

SIA terhadap karyawan yang mengoperasikan SIA tersebut.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Goodhue dan Thomson (1995) yang menemukan

bukti bahwa pencapaian kinerja individual terhadap pencapaian serangkaian tugas-tugas individu

sangat dipengaruhi oleh dukungan teknologi informasi yang ada. Pengukuran kinerja individual ini

melihat dampak sistem yang baru terhadap efektifitas penyelesaian tugas, membantu meningkatkan

kinerja dan menjadikan pemakai lebih produktif dan kreatif, penelitian Jumaili (2005) yang

menyimpulkan bahwa secara umum kepercayaan terhadap sistem informasi baru dan teknologi

sistem informasi baru terhadap peningkatan kinerja individu menunjukkan hasil yang positif,

penelitian Handayani (2007) yang disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi X di Unhas

Makassar yang menyatakan bahwa variabel ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif signifikan

terhadap minat pemanfaatan SI artinya responden yakin bahwa dengan menggunakan sistem akan

membantu dalam meningkatkan kinerjanya, penelitian Mudjiati (2008) yang menemukan bukti

bahwa implementasi SI (Simaweb) bersifat memudahkan, banyak keuntungan dan manfaatnya maka

sangat menunjang tugas-tugas karyawan.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan bahwa kemudahan penggunaan SIA tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini dapat diartikan bahwa karyawan merasa

bahwa kemudahan dari penggunaan SIA tidak berpengaruh terhadap kinerjanya. Hasil pengujian ini

tidak mendukung hipotesis yang diajukan sebelumnya yang menyatakan bahwa kemudahan

penggunaan SIA berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Apabila dilihat dari statistik deskriptive responden yang berinteraksi dengan SIA dapat dilihat

bahwa sebagian besar karyawan (55%) adalah berusia dibawah 30 tahun dengan tingkat pendidikan

sebesar 97% adalah SMA, D3 dan Sarjana dengan masa kerja karyawan didominasi (54%) di bawah

5 tahun. Peneliti berpendapat bahwa kualifikasi responden adalah sangat kompeten dan terbiasa

berinteraksi dengan teknologi informasi, sehingga variabel kemudahan menggunakan SIA bukan

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 24


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

merupakan variabel yang berpengaruh dalam peningkatan kinerja mereka, hal ini ditunjang dengan

adanya target yang ditetapkan oleh Perusahaan, standarisasi jobdesc, dan pedoman kerja (Working

Instruction) yang memuat tahapan/cara kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Hasil penelitian ini menguatkan penelitian yang telah dilakukan oleh Herusetya (2011) yang

menemukan bukti bahwa persepsi kemudahan penggunaan sistem informasi tidak berpengaruh

terhadap kinerja para auditor KAP Big 4 dalam menyelesaikan tugasnya.

Hasil pengujian minat menggunakan SIA terhadap kinerja menunjukkan bahwa minat

menggunakan SIA bagi karyawan berpengaruh positif signifkan terhadap kinerja, Hasil pengujian

minat karyawan yang sangat besar dalam menggunakan Varia Usaha Beton Information System (VIS)

terlihat dari banyaknya responden yang menyatakan ketertarikannya dalam mengikuti perkembangan

menu/fasilitas yang selalu dikembangkan oleh bagian Teknologi Informasi & Komunikasi, dan hal

tersebut dilakukan oleh karyawan selaku pengguna SIA untuk membantu mereka dalam

menyelesaikan pekerjaannya, hal ini berarti bahwa semakin tinggi minat karyawan dalam

menggunakan SIA maka akan semakin meningkat kinerja karyawan tersebut.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Venkatesh et al. (2003)

yang menyatakan terdapat hubungan langsung dan signifikan antara minat pemanfaatan teknologi

terhadap penggunaan Teknologi Informasi, dan penelitian Hariyani (2015) yang telah menemukan

bukti bahwa minat memanfaatkan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai

BKKBN Kabupaten Madiun, dalam arti apabila semakin besar minat karyawan dalam menggunakan

teknologi informasi akan semakin baik kinerja karyawan.

Hasil pengujian variabel Minat sebagai variabel intevening yang memediasi variabel

Kebermanfaatan dan Kemudahan Penggunaan SIA terhadap peningkatan Kinerja Karyawan dapat

dijelaskan bahwa berdasarkan gambar struktur lengkap dan hasil pengujian yang telah dilakukan

terhadap variabel kebermanfaatan SIA berbasis TI melalui minat menggunakan SIA terhadap

peningkatan kinerja karyawan adalah sebesar 50,2 %, sedangkan pengaruh langsungnya adalah

sebesar 39,9% . Hal ini menunjukkan bahwa variabel minat terbukti menjadi variabel intervening

sehingga memperkecil pengaruh variabel lainnya yang semula adalah 61,1% menjadi 49,8%. Hal ini

menunjukkan bahwa menurut karyawan faktor kebermanfaatan SIA berbasis teknologi informasi yang

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 25


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

diimplementasikan di PT. Varia Usaha Beton mampu meningkatkan kinerja melalui minat mereka

dalam menggunakan SIA.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat direkomendasikan kepada Perusahaan agar

dalam memilih/meng-upgrade sistem harus diyakinkan bahwa sistem tersebut bermanfaat bagi

karyawan sehingga akan meningkatkan minat mereka dalam menggunakan sistem yang akhirnya

kinerja karyawan dapat semakin meningkat.

Adapun pengujian yang telah dilakukan terhadap faktor kemudahan penggunaan SIA berbasis

TI terhadap kinerja karyawan melalui minat menggunakan SIA adalah sebesar 19,8 % sedangkan

pengaruh langsungnya adalah sebesar 9,6%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel minat terbukti

menjadi variabel intervening sehingga memperkecil pengaruh variabel lainnya yang semula adalah

90,4% menjadi 80,2%, Hal ini memberikan gambaran kepada Perusahaan bahwa menurut karyawan

faktor kemudahan penggunaan SIA berbasis TI melalui minat mereka dalam menggunakan sistem

tersebut memberikan pengaruh sebesar 19,8% terhadap peningkatan kinerja mereka. Meskipun

pengaruh kemudahan penggunaan SIA hanya sebesar 19,8% tetapai Perusahaan harus tetap

mempertimbangkan faktor tersebut pada saat melakukan penyesuaian fitur maupun pengoperasian

terhadap sistem informasi yang ada, agar tujuan dari implementasi SIA berbasis TI untuk

meningkatkan kinerja karyawan dapat tercapai.

4. Simpulan, Implikasi dan Keterbatasan

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh positif antara variabel Kebermanfaatan SIA Berbasis TI terhadap variabel

Minat Penggunaan SIA Berbasis TI, yang berarti bahwa semakin tinggi manfaat SIA, maka akan

semakin tinggi minat karyawan dalam menggunakan sistem tersebut.

2. Terdapat pengaruh positif antara variabel Kemudahan Penggunaan SIA Berbasis TI terhadap

variabel Minat Penggunaan SIA Berbasis TI, yang berarti bahwa semakin tinggi kemudahan SIA,

maka akan semakin tinggi minat karyawan dalam menggunakan sistem tersebut.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 26


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

3. Terdapat pengaruh positif antara variabel Kebermanfaatan SIA Berbasis TI terhadap variabel

Kinerja Karyawan, yang berarti bahwa semakin tinggi manfaat SIA maka akan semakin tinggi

kinerja karyawan.

4. Tidak terdapat pengaruh positif antara variabel Kemudahan Penggunaan SIA Berbasis TI

terhadap variabel Kinerja Karyawan, yang berarti bahwa kemudahan SIA tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan.

5. Terdapat pengaruh positif antara variabel Minat Menggunakan SIA Berbasis TI terhadap

variabel Kinerja Karyawan, yang berarti bahwa semakin tinggi minat menggunakan SIA

berbasis teknologi infrmasi, maka akan semakin tinggi kinerja karyawan.

5.2. Implikasi

Implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam memilih SIA Berbasis TI sebagai pengganti SIA yang saat ini telah diimplementasikan,

maka PT. Varia Usaha Beton harus mempertimbangkan kebermanfaatan sistem tersebut bagi

user//pengguna SIA, karena faktor kebermanfaatan merupakan salah satu pemicu minat mereka

dalam menggunakan SIA, sehingga diharapkan dengan adanya peningkatan minat untuk

menggunakan SIA tersebut maka tujuan Perusahaan dalam menerapkan SIA Berbasis TI untuk

meningkatkan kinerja karyawan dapat tercapai.

2. Diperlukan peningkatan kompetensi karyawan sesuai dengan bidang dan pengetahuan yang

diperlukan dalam penerapan SIA Berbasis TI, sehingga implementasi SIA yang baru dapat

dilaksanakan dengan baik.

5.3. Keterbatasan

Keterbatasan penelitian ini adalah bahwa peneliti hanya mengangkat pengaruh variabel

Kebermanfaatan SIA, Kemudahan Penggunaan SIA dan Minat menggunakan SIA terhadap Kinerja

Karyawan. Peneliti selanjutnya dapat meneliti variabel lain di luar variabel yang telah diangkat pada

penelitian ini, sehingga Perusahaan mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai variabel

yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan SIA agar mampu meningkatkan kinerja karyawan.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 27


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I., 2005, Attitudes, Personality and Behavior, 2nd Edition, McGraw-Hill Professional
Publishing. Berkshire

Baridwan, Z. 2008. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Yogyakarta : BPFE

Bodnar, G. H., & Hopwood, W. S. 2010. Accounting Information System (10th ed). United States of
America: Pearson Education.

Brahmasari, I. A. dan A. Suprayetno. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan
(Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia). Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol.10 No. 2 (124-135). Pasca Sarjana Universitas 17 Agustus Surabaya

Davis, F. D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and Acceptance of Information
System Tecnology. Management Information System Quarterly, Vol. 13. No. 3, pp. 319-339

Djaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang

Gibson, JL. 1997. Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Erlangga

Goodhue, D. L. 1995. Understanding User Evaluation of Information System. Management Science.


Desember. 1827 -1844

Goodhue, D.L. and Thompson, R. L. 1995. Task-Technology Fit and Individual Performance. MIS
Quarterly. Juni, 213-236

Handayani, R. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem


Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi. Simposium Nasional Akuntansi X

Hariyani, T . 2015. Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi dan Minat Pemanfaatan Teknologi
Informasi terhadap Kinerja Pegawai di BKKBN Kabupaten Madiun. Tesis. Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hasibuan dan Malayu, S. P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan ke-17. Jakarta :
Bumi Aksara.

Herusetya , A . 2011. Pengaruh Sistem Informasi Tehnologi Elektronik atas Task Performance –
Auditor KAP The Big 4. Universitas Pelita Harapan (UPH) Mahasiswa Doktoral Pascasarjana
Ilmu Akuntansi (PIA) Universitas Indonesia (UI). Simposium Nasional Akuntansi XIV

Igbaria, M., N. Zinatelli, P. Cragg, dan A. L. M. Cavaye. 1997. Personal Computing Acceptance
Factors inSmall Firms: A Structural Equation Model. MIS Quarterly , 21/3: 279-305.

James, A. Hall. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Ketiga. Terjemahan Amir Abadi Yusuf.
Jakarta : Salemba Empat

Jogiyanto, 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Yogyakarta : Andi Offset.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 28


Pengaruh Penggunaan SIA terhadap Kinerja dengan Minat sebagai Variabel Intervening

Jumaili, S. 2005. Kepercayaan Terhadap Teknologi Sistem Informasi Baru dalam Evaluasi Kinerja
Individual. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo

Mangkunegara, A.A. dan A. Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Refika Aditama

Maria, M. R.S. 2008. Pengaruh Efektifitas Penggunaan dan Kepercayaan terhadap Teknologi Sistem
Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Individual pada Pasar Swalayan di Kota Denpasar.
Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Universitas Udayana. Bali

Marshall B. Romney, dan Paul John Steinbart. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 13. Jakarta :
Salemba Empat

Mc Leod, Raymond, Jr & Schell, George P. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 10.
Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto dan Afia R. Fitriati. Jakarta : Salemba Empat

Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor : Ghalia Indonesia

Mudjiati, J. 2008. Studi Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Karyawan Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Tesis. Universitas Diponegoro

Nasution, F. N. 2004. Penggunaan Teknologi Informasi Berdasarkan Aspek Perilaku (Behavioral


Aspect), Digitized by USU digital library : 1

Robbins, S.P dan Timothy A. Judge. (2015). Perilaku Organisasi, Edisi 16. Jakarta : Salemba Empat

Sanjaya, I.P.S. 2005. Pengaruh Rasa Manfaat dan Kemudahan terhadap Minat Berperilaku (Behavior
Intention) para Mahasiswa dan Mahasiswi dalam Penggunaan Internet. Kinerja, Volume 9,
No.2, : Hal. 113-122. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Sardiman, AM. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Surya, M. 2007. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : Pustaka Bani Quraisy

Susanto, A . 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya

Thoyib, A. 2005. Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi dan Kinerja : Pendekatan Konsep.
Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang

Triandis, H. C. 1980. Values, Attitudes, and Interpersonal Behavior. In University of Nebraska


(Lincoln campus). Dept. of Psychology. (Ed.), Nebraska Symposium on Motivation (pp. 196-
259). [Lincoln, Neb.]: University of Nebraska Press

Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., dan Davis, F. D. 2003. User Acceptance of Information
Technology: Toward A Unified View. MIS Quarterly, 425-478.

Widjajanto, Nugroho. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Erlangga

Wijayanti, T. 2013. Pengaruh Teknologi Sistem Informasi Akuntansi, Kepercayaan Teknologi Sistem
Informasi Akuntansi, dan Kepuasan Pengguna terhadap Kinerja Individual (Studi pada Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Grobogan).
Tesis. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 29


International Journal of Accounting Information Systems 19 (2015) 45–58

Contents lists available at ScienceDirect

International Journal of Accounting Information


Systems
journal homepage: www.elsevier.com/locate/accinf

Governing cloud computing services: Reconsideration of IT


governance structures☆
Acklesh Prasad ⁎, Peter Green
QUT Business School, Queensland University of Technology, Brisbane, Australia

a r t i c l e i n f o a b s t r a c t

Article history: There is an increase in the uptake of cloud computing services (CCS). CCS is adopted in the
Received 20 November 2015 form of a utility, and it incorporates business risks of the service providers and intermediaries.
Accepted 20 November 2015 Thus, the adoption of CCS will change the risk profile of an organization. In this situation,
Available online xxxx
organizations need to develop competencies by reconsidering their IT governance structures
to achieve a desired level of IT-business alignment and maintain their risk appetite to source
Keywords: business value from CCS. We use the resource-based theories to suggest that collaborative
Cloud computing services board oversight of CCS, competencies relating to CCS information and financial management,
Organizational risk
and a CCS-related continuous audit program can contribute to business process performance
Resourced-based theories
improvements and overall firm performance. Using survey data, we find evidence of a positive
IT-business alignment
Business process performance association between these IT governance considerations and business process performance. We
Overall firm performance also find evidence of positive association between business process performance improvements
and overall firm performance. The results suggest that the suggested considerations on IT
governance structures can contribute to CCS-related IT-business alignment and lead to anticipated
business value from CCS. This study provides guidance to organizations on competencies required
to secure business value from CCS.
© 2015 Elsevier Inc. All rights reserved.

1. Introduction

The concept of information technology (IT) governance (ITG) relates to the configuration of organizational resources to ensure
effective management of IT (IT Governance Institute, 2007). These organizational resources relate to the Board, Executive Management
and IT management who control the formulation and implementation of IT strategy to ensure the fusion of business and IT (Van
Grembergen et al., 2004). Effective management of IT focuses on strategic alignment, risk and resource management, value delivery
and performance management (Wilkin and Chenhall, 2010). These focus areas have received significant attention in the Accounting
Information Systems (AIS) research. Furthermore, a significant effort relates to the development of relevant ITG frameworks and
standards like COBIT (Haes et al., 2013), Val IT (Information Technology Governance Institute, 2006), Risk IT (Risk IT, 2009), ITIL,
Prince2, PMBOK (Skogmar, 2015), ISO/IEC 38500:2008, ISO 27001:2005, ISO 31000 (ISO, 2015), AS8015:2005 (Wilkin and Chenhall,
2010). These frameworks and standards guide the use of IT in establishing the control environment to manage organizational risks,
and improve the reporting on the use of organizational resources.
A key understanding from these frameworks and standards is that the IT intensive organizational environment is dynamic and
requires continuous understanding on ways to manage risks and the control environment. The dynamic element stems from
organizations ability to adopt and use IT in various ways. Thus, AIS research has embraced these frameworks and standards to
further our understanding managing the changing IT intensive organizational environment. For example, there is significant

☆ The authors acknowledge the financial support provided by the University of Waterloo Centre for Information Integrity and Information Systems Assurance.
⁎ Corresponding author at: QUT Business School, Queensland University of Technology, Brisbane 4000, Australia. Tel.: +61 7 3138 0085; fax: +31 7 3138 1812.
E-mail address: acklesh.prasad@qut.edu.au (A. Prasad).

http://dx.doi.org/10.1016/j.accinf.2015.11.004
1467-0895/© 2015 Elsevier Inc. All rights reserved.
46 A. Prasad, P. Green / International Journal of Accounting Information Systems 19 (2015) 45–58

focus on enterprise risk management (ERM) (see, for example, Arnold et al., 2011; Arnold et al., 2014; Lee and Green, 2015),
effective use of enterprise systems (see, for example, Bradford et al., 2014; Katzy et al., 2013; Ruivo et al., 2014; Singh et al.,
2014), and organizational responsibilities for IT governance (see, for example, Trites, 2004; Turel and Bart, 2014).
Outsourcing of IT support functions and IT intensive organizational processes was the first step to sourcing external assistance
on the use of IT (Loh and Venkatraman, 1992). There has been significant discussion on the merits and implications of outsourcing
(see, for example, Bardhan et al., 2006; Cullinan and Zheng, 2015; Herz et al., 2013; Premuroso et al., 2012; Whinston et al.,
2008). In the context of AIS outsourcing, Cullinan and Zheng (2015) share that mutual funds consider various risk and management
factors when deciding to outsource their AIS functions. A recent extension of this externalization of IT in terms of the way organizations
adopt and use IT relates to adopting the cloud computing services (CCS). CCS is an information technology service model where
computing services are delivered on-demand to customers over a network in a self-service fashion, independent of device and location
(Marston et al., 2011). Cloud computing evolved through the recent advancements in hardware, virtualization technology, distributed
computing, and service delivery over the Internet (Oliveira et al., 2014). These advancements have allowed for the ubiquitous
availability and accessibility of computing resources via Internet technologies. This development has provided organizations with
better computing capacity at much lower costs. With the anticipated operational efficiencies and monetary benefits, organizations
are rapidly reconsidering their overall IT strategy to include CCS.
Recent predictions (see for example, Gartner, 2012; Gartner, 2014; Manyika et al., 2014) suggest that CCS will be a multi-billion
dollar industry in the coming years. There is an upward trend in the adoption of CCS. For example, a 2011 survey by KPMG (KPMG,
2011) revealed that 81% of businesses are either planning their initial forays, are in the early stage of implementation, or have full
implementations of CCS. The benefits of CCS relate to cost savings, speed of deployment, scalability and better alignment of technology,
decreased effort in managing technology, and environmental benefits (Baliga et al., 2011; Corelynx Inc., 2013; Marston et al., 2011).
An important concern is that the adoption of CCS will change the risk profile of organizations (COSO, 2012), meaning organizations
will be exposed to new types of risks when adopting CCS. COSO (2012) notes the emergence of a disruptive force, lack of transparency,
reliability, vendor lock-in, security, compliance issues, and the risk of data leakage as risks associated with CCS. Importantly, adoption of
CCS will bring changes in the operating environment of the business. Thus, organizations would require reconsideration of their risk
and resource management efforts, ways to leverage of new systems, and ensure appropriate value from the CCS. A critical reconsider-
ation relates to the configuration and capacity of resources to manage new forms of using IT. This configuration and capacity will enable
informed decisions to manage new risks and leverage CCS to ensure its alignment with organizations' strategic objectives. In the AIS
research context, Debreceny (2013) notes that changes in the technological environment present many challenges to ITG, with security
and cloud computing play increasingly important roles in the IT environment. He further suggests that while these technological
changes do not necessarily give rise to new forms of ITG, rather ITG and research, thereon, must respond to these changes in the
environment. Haes et al. (2013) also share the view through COBIT 5 that the changing IT landscape requires reconsideration of ITG.
A review of the extant literature suggest there has been ample practical and conceptual deliberations on the potential size of
the cloud computing business, and the perceived benefits of CCS (see for example, Armbrust et al., 2010; Brumec and Vrček, 2013;
Gartner, 2014; IDC Group, 2011; Marston et al., 2011; Speed, 2011; Sultan, 2013). Research has also identified specific qualities
that need to be present in governance structures to manage CCS (see for example, Prasad et al., 2013). Examples of these qualities
include, expertise in CCS, cloud computing service management and facilitation committees, and cloud relationship centers
(Prasad et al., 2014). Organizations are likely to include these and other considerations into their existing IT governance structures
to manage CCS, because it would be costly and unreasonable to establish IT governance structures just for CCS (Debreceny, 2013).
Essentially, organizations will reconsider aspects of their IT governance structures to govern their portfolio of IT resources that
now include CCS. Our evaluation of the extant research suggests that the concept of reconsideration of IT governance structures
to manage CCS (the net new IT governance structures) has not received much attention. Thus, we address the following research
question: What reconsiderations are required to organizations' IT governance structures to manage CCS?
We concur with the view of Van Grembergen and De Haes (2009) that effective IT governance contributes to IT-business
alignment, which then contributes to firm performance. Thus, we used the resource-based view of the firm (Barney, 1991;
Mata et al., 1995) to suggest that reconsideration of the IT governance structures entails updating existing competencies to
adopt and manage CCS. Competencies are knowhow that provide competitive advantage to organizations. In relation to CCS,
updating competencies relate to the ability to make decisions that results in better use of CCS compared to other organizations,
thus a better IT-business alignment. As with other IT, organizations desire to adopt CCS would be a strategic necessity (Powell
and Dent-Micallef, 1997). Thus, organizations in different industry sectors will adopt similar type of CCS, meaning CCS will
become a generic IT. In this situation, the competitive value from CCS would be contingent upon the unique IT-business alignment
in relation to CCS. Organizational competencies, embedded in IT governance structures, would assist organizations in achieving
the IT-business alignment in relation to CCS. In our earlier work (Prasad et al., 2014), we suggested that new competencies in
the form of cloud expertise, management of cloud services and associated arrangements and cloud relationship management.
Consistent with the thoughts that organizations will not develop new governance structures to manage CCS, we suggest that
these competencies could be absorbed into current governance structures. The result will be reconsidered governance structures
in the form collaborative oversight of CCS by the Board of directors (relationship management), better CCS-related information
capacity by the chief information officer (CIO) (cloud expertise), proactive financial management of CCS (cloud management),
and a continuous CCS-based audit program (cloud service facilitation and cloud management) as key governance reconsiderations
to manage CCS. We suggest that these considerations would help organizations manage CCS-related risks through a better
IT-business alignment, evidenced through better business process performance, and contribution to the overall firm performance.
This is conceptualized in Fig. 1.
A. Prasad, P. Green / International Journal of Accounting Information Systems 19 (2015) 45–58 47

Fig. 1. Conceptual model.

We conducted a field survey and collected 228 responses from the Australian companies to validate our proposed research
model. Using Smart PLS, a component-based SEM technique, we analyzed this data, which showed that collaborative oversight
of CCS by the Board of directors, better CCS-related information capacity by the chief information officer (CIO), proactive financial
management of CCS, and a continuous CCS-based audit program contribute to business process performance, and business process
performance relate to the overall firm performance. These outcomes imply the need for organizations to reconsider their IT
governance structures while adopting the CCS to manage the CCS-related risks, and help them to achieve business value from
CCS. The rest of the paper progresses as follows. In Section 2, we discuss the study's theoretical framework and hypotheses
development. In Section 3, we discuss the research design of the study. We present the results in Section 4. Sections 5–7 discuss
the research contributions to theory and practice, states the limitations of the research, and concludes the research.

2. Theory and hypothesis

We propose the research model presented as Fig. 2 below.1 We discuss this model in the following sections.

2.1. A resource-based approach to reconsider the IT governance structures to manage CCS

There is ample evidence in AIS research suggesting that governance of IT requires continuous consideration. For example, the COBIT
framework has gone through significant enhancements (from COBIT to COBIT 5) in the last 15 years (Haes et al., 2013). Much of the
enhancements recognize the changing nature of the use of IT, and the need for organizations to develop competencies to ensure effective
leverage of different forms of IT. For example, Wilkin and Chenhall (2010) note that broader organizational structures, business processes
and technology, and resource capabilities influence new ways of governing IT. Furthermore, COBIT 5 calls for IT to be governed and
managed in a holistic manner for the whole enterprise, taking in full end-to-end business and IT functional areas of responsibility,
considering the IT-related interest of internal and external stakeholders (Haes et al., 2013). This situation is especially pertinent for the
CCS that has significant interaction between internal (the business) and external (the CCS providers and the intermediaries)
stakeholders. Thus, the utility nature of adoption of CCS compels organizations to reconsider their resources and the resultant ITG
structures that would best govern the CCS.
We use resource centric theories to suggest reconsideration of IT governance structures to manage CCS. The central argument
of these theories is that organizations have a portfolio of resources (Barney, 1991), which contain common and organization-
specific resources. The complementarities between the common and specific resources are the source of competitive advantage
for an organization (Mata et al., 1995; Wade and Hulland, 2004). With the case of CCS, organizations decision to adopt CCS is
a strategic necessity (Powell and Dent-Micallef, 1997). The promises of lower cost and operational efficiencies make CCS
attractive, and consistent with industry predictions (see for example, Gartner, 2014), its adoption would become common across
organizations. With an even spread of its benefit across organizations, CCS will become a homogenous organizational resource,
and per se will not be a source of competitive advantage. As with other homogenous resources, organizations need to develop
complementary competencies to leverage these resources.
The IT governance structures embed the competencies that ensure that decisions of IT resources are aligned to the strategic
direction of the organization (IT Governance Institute, 2007; Weill and Ross, 2004). The decisions made within these structures
determine unique ways to leverage the IT resources. Adopting CCS means that organizations are acquiring new types of IT
resources, and they will need to use it in different and unique ways to leverage the promised value. Reconsideration of the IT
governance structures entails developing new competencies to manage CCS to ensure its alignment with organizations strategic
objectives. As COSO (2012) suggests, reconsidered governance structures would better manage the new risks associated with
adopting CCS for the organization, and continue to have reasonable assurance that it would achieve its strategic objectives.
The need to reconsider the governance structures when adopting CCS is also consistent with dynamic capabilities argument
(Teece, 2007; Teece et al., 1997). Adopting CCS will result in a change in the internal environment of the organization. Teece
(2007) suggests that organizations need to manage their competencies to leverage the new opportunities presented by the
changed environment. One of the ways to manage the competencies is to consider various internal factors and resources,

1
As shared earlier, in this model, we show how organizations could incorporate our suggested new competencies (Prasad et al., 2014) resulting in reconsidered IT
governance structures. We then propose that these reconsidered IT structures would contribute to business process performance through better use of the CCS.
48 A. Prasad, P. Green / International Journal of Accounting Information Systems 19 (2015) 45–58

Fig. 2. Research model.

whose synergy could be a source of new understandings (reconsidered competencies) on leverage of organizational resources
(Teece, 2007).
The adoption of CCS means a continuing engagement with the service providers, the service intermediaries, and other stakeholders.
They will play a significant role in organizations' sustainable use of CCS (Marston et al., 2011; Plummer, 2012). Thus, a reconfiguration of
the governance structures should involve managing the relational component (Borgatti and Cross, 2003; Dyer and Singh, 1998) of
adopting CCS. As Dyer and Singh (1998) suggest, organizations would be able to obtain relational rent from such relationships. That is,
organizations would be able to leverage CCS better through the idiosyncratic contributions of the specific partners, which they would
not achieve alone. The value (rent) is attainable from the combinations of the competencies of the various stakeholders, eventually
shared by both the adopting organization and the external stakeholders. This notion is also consistent with the COBIT 5 principles that
call for ITG to consider the IT-related interest of internal and external stakeholders.
Informal social contracts would work better when involving external stakeholders in organization governance structures (Hill
et al., 2009). The relationships will be based on personal trust relationships, reputation, and goodwill (Dyer and Chu, 2003; Uzzi,
1997). Thus, governance of CCS would require managing relationships with the service providers and other associated
stakeholders. Managing an ideal mix of internal and external relationships is the key to effective governance of CCS. In the following
sections, we adopt the above theoretical underpinning discuss the relationships in the study's research model.

2.2. Collaborative oversight of CCS from the board of directors

Board level governance of IT resources involves Boards' actions to ensure that the organization's IT sustains and extends the
organization's strategies and objectives (Haes et al., 2013; IT Governance Institute, 2007; Turel and Bart, 2014; Van Grembergen
et al., 2004; Weill and Ross, 2004). Within the resource centric lens (Barney, 1991), Board-level IT governance emulates an
organization competency that can add value to the organization. Turel and Bart (2014) suggest that broad-level IT governance
can facilitate strategic leadership, advise the executive management team, establish control mechanisms to protect the principals'
(stakeholders) interests from self-interest actions of the executive management team (agents), and enable access to external
resources.
An organization adopts CCS to become more efficient and innovative (Lin and Chen, 2012; Marston et al., 2011). Nolan and
McFarlane (2005) suggest that an organization's mode of IT use can influence how the Board would interact with the IT governance
practices. These modes include the extent to which IT is used for strategic-offensive purposes and the extent to which IT needs to be
fast and reliable. Nolan and McFarlan (2005) suggest that when these IT needs are high, a higher level of IT governance by the Board is
prescribed to the organization. The Board may also consider the particular situation of their organization, and use this information to
decide a particular level of contribution to their IT governance efforts (Weill and Olson, 1989). These arguments indicate that the
Board's IT governance intensity should increase when the organization plans to adopt CCS.
The resource-based and dynamic capabilities theories suggest that the Board's decision capabilities would be static in the absence
of a knowledge creating environment (Barney, 1991; Teece, 2007). CCS is a new form of IT, which will require a new set of
competencies for its effective governance. This situation means that the Board's awareness of the cloud computing trends and the
transformative capacity of CCS, per se, will not be adequate to ensure maximum leverage of CCS. The role of the external stakeholders
in facilitating the fit of CCS in organizations is noted in the extant literature (see, for example, IDC Group, 2011; Marston et al., 2011;
Plummer, 2012; Prasad et al., 2014).
While the governance efforts of CCS by the Board may be an ‘internal matter’, their interaction with the external resource persons
would mean that the Board is able to make decisions regarding CCS that extends the organization's strategies and objectives. The
external resource persons may be invited to contribute to Board level deliberations on the cloud resources. This interaction will in-
crease the Board's awareness of CCS. The CCS providers and the intermediaries would obtain a better understanding of organizations'
A. Prasad, P. Green / International Journal of Accounting Information Systems 19 (2015) 45–58 49

perceptions and expectations of CCS. Essentially, this form of relational governance would entail creation of the collaborative rent
(Dyer and Singh, 1998) that would benefit both the organization and the external stakeholders.
The collaborative nature of IT governance of CCS by the Board would mean that it has a better understanding of the strategic
offensive purpose (Nolan and McFarlan, 2005) of CCS. This understanding will help them in assisting management balance risks
with the benefits of CCS, and agree on an appropriate cloud-based risk appetite and control philosophy (COSO, 2012). These
initiatives by the Board will result in controlled and informed decisions on the adoption and use of CCS, resulting to better
management of the business processes with CCS. Thus,

H1. Collaborative oversight of CCS from organizations' Board of Directors will be positively associated with their business process
performance.

2.3. CCS-related information capacity of the chief information officer

The chief information officer (CIO) plays a major role in an organization's use of IT (Banker et al., 2011; Rai et al., 2009). The
CIO is the major custodian of IT-related information in an organization, and plays a key role in the IT-business alignment at the
operational and strategic level (Preston and Karahanna, 2009). Ferguson et al. (2013) suggest that the position of the CIO in the
organizational hierarchy provides an indication of the power of the IT function within the organization. This situation indicates
that the effectiveness of the IT function in light of IT governance is based on the strategic influence of the CIO within the
organization. The level of this influence will be based upon the information capacity of the CIO. Thus, effective governance of
CCS will require reconsideration of the role and the information capacity of the CIO in an organization. This reconsideration
will ensure that a CIO is able to improve its competencies relating to directing the use of CCS in the organization.
A key consideration for a CIO relates to increasing organizational awareness about CCS. As an organization increases its
adoption of CCS, the CIO would need to take the role of a cloud subject matter expert (Block, 2012). Gartner (2012) suggests
that a local cloud expert is essential in cloud services brokerage and suggesting extras because most cloud service providers
will provide the basic. The CIO needs to have the capacity to understand and monitor the potential of CCS to support current
business strategies and new business opportunities. This capacity will help the CIO facilitate the integration of cloud solutions
into the organization and with the current IT infrastructure. As Speed (2011) suggests, organizations must maintain knowledge
of all critical information and processing assets held in the cloud environment, and maintaining sufficient skills (in-house or
with a vendor independent of the provider) to be able to repatriate and re-establish the systems and the services.
A way to increase CCS information capacity in an organization is to provide more resources to the CIO. This effort would entail
more personnel working with the CIO. Increased awareness of CCS environment2 will assist the CIO in cloud processes for
resource provisioning, user access management, and change management, enforce service level agreements, and monitor the
activities of service providers and intermediaries. CCS-related knowledge base of the CIO will influence an organization's effectiveness
in incorporating CCS into the business environment, and develop necessary competencies to obtain the necessary improvements in
the business processes. Thus,

H2. CCS-related information capacity of the chief information officer will be positively associated with business process
performance.

2.4. Proactive financial management of CCS

Financial management relates to the planning, directing, controlling of financial activities in an organization (Petty, 2012). Determin-
ing the business value of IT resources has received a lot of attention, and there is a better understanding now on what constitutes IT
business value and how IT could be managed (see, for example, Barua and Mukhopadhyay, 2000; Tallon, 2007; Tallon and Kraemer,
2007). However, there is a significant shift in the use of financial resources to acquire CCS. Essentially, this shift relates to a move away
from capital commitment, to the utility-based operational commitment to the IT. This change requires different considerations on the
assessment, disclosure, and control around the procurement of IT resources. Thus, financial management of the IT resources (CCS) will
require reconsideration and would be an important competency to govern CCS.
The regular operational-type commitment of financial resources to CCS means organizations will have more flexibility in managing
IT-related financial resources. In addition to the traditional business value assessment of the acquired IT, organizations also have the
opportunity to evaluate the feasibility of existing operational commitment to CCS vendors and intermediaries. Organizations will
need to provide new forms of disclosure on the usage of CCS. The evaluation of return on investment on IT resources will change in
relation to CCS. Organizations will be able to have a clearer link between financial commitment to CCS, the IT infrastructure, and the
operational earnings. The change in the IT procurement process will also require organizations to reconsider their IT procurement
policies and controls. Furthermore, as organizations increase their adoption of IT, their dependency on CCS provider and intermediaries
will increase. This situation will require organizations to monitor the financial health of these stakeholders.
Thus, the utility approach to adopting CCS will require new financial management competencies to monitor, evaluate, and report
on its use. These competencies will ensure that organizations have optimal understanding of the most effective ways to use CCS, and

2
CCS environment relates to the CCS adopting organization, the CCS providers, and the CCS intermediaries.
50 A. Prasad, P. Green / International Journal of Accounting Information Systems 19 (2015) 45–58

that the process of procuring CCS is secure and sustainable. These outcomes will mean that organizations have a planned and
controlled introduction of CCS to the business processes, which will contribute to the efficiency and innovation of these business
processes. Thus,

H3. Proactive financial management of CCS will be positively associated with business process performance.

2.5. A continuous CCS audit program

The concept of continuous auditing has been around for many years. Continuous auditing is a methodology that enables auditors
to provide written results on the subject matter using one or a series of reports issued simultaneously (ISACA Standards Board, 2002).
Continuous auditing is aimed at reducing the latency between the occurrence of the business transaction and the provision of
assurance on that transaction (Vasarhelyi et al., 2012). CCS environment, which includes the adopting organizations, vendors, and
intermediaries, is dynamic. Actions of employees, changes in the business environment, and changes in the external environment
can present significant immediate threats and opportunities in relation to the use of CCS. There is a need for a proactive and
continuous monitoring of the blended environment to leverage available opportunities and manage threats. This effort will require
reconsideration of the IT investment audit and monitoring processes with appropriate competencies.
Organizations share management of the control environment with CCS providers when using CCS (Block, 2012). As such they
share the risks of CCS providers and intermediaries as these risks are embedded in the cloud services (Block, 2012). Furthermore,
continuous engagement with CCS providers means that CCS risk transfer between organizations and service providers would also
be a continuous activity. In this environment, organizations need to develop competencies to perform continuous audits to
evaluate the design and effectiveness of the blended control environment in which controls and processes are shared with CCS
providers. Similarly, the development of the cloud service will be continuous, and organizations need to monitor updates
continually to ensure service enhancements are duly shared. Organizations will also need to review CCS provider filed reports
(for example, SOX reports) to verify the controls relied upon.
Continuous auditing of the business value of CCS is also important. Organizations have the opportunity to do frequent match the
financial commitment to CCS with the performance of their business processes. This exercise will provide continuous assurance that
planned IT business alignment is maintained. Management of business data is a major concern in the cloud environment (Marston
et al., 2011; Prasad et al., 2014). Continuous compliance audit of data that reside in external clouds will provide verification of compliance
with data classification policies.
Considerations and competencies to consider aspects of the cloud environment (agreement, risk, business value, data security)
on a continuous basis is an important governance exercise for an organization. This will ensure that the organization maintains
regular check on its risk appetite level, is proactive in the management of service delivery agreements, understands the business
value of CCS, and maintains data classification policies. The result will be a controlled use of CCS, which will contribute to the
effective operation of the business processes. Thus,

H4. A continuous CCS audit program will be positively associated with business process performance.

2.6. CCS, business process performance and overall firm performance

Organizations see the adoption of CCS as an opportunity to improve their competitive position (Gartner, 2014; Peiris et al.,
2010). However, as with other IT resources, the enabling potential of CCS needs to be leveraged at the business process level
to source overall firm level outcomes. We have suggested that the considerations on the IT governance structures will result in
effective use of CCS at the business process level, resulting in improvements in these processes. Improved business processes
will mean efficiency and effectiveness in carrying out tasks, which will lower the cost of operations. The lower costs would be
possible, as the modern IT-intensive business processes will require less of other resources (like the human resources), reduce
spoilage, and achieve cost savings with better communication and collaboration strategies (Armbrust et al., 2010).
The efficiency and effectiveness of the business processes will influence the profitability of an organization relative to sales,
capital investments, and total assets. Improved profitability will also influence an organizations ability to provide better return
to the shareholders, and increase its capital investment capacity, which will improve market profile of the organization. Overall,
these outcomes emulate to an overall improvement in the financial and competitive position of the organization. Thus,

H5. Business process performance achieved from the leverage of CCS will be positively associated with overall firm performance.

2.7. Control variables

A number of other factors can influence the business process and overall firm performance. Firm size can affect process and
overall firm performance (Choe, 1996; Oliveira et al., 2014). For example, Oliveria et al. (2014) found organizational size is asso-
ciated with cloud computing adoption. Firm size also relates to nature of organizational resources, which can influence the nature
A. Prasad, P. Green / International Journal of Accounting Information Systems 19 (2015) 45–58 51

of IT governance structures. Larger organizations may have more flexibility and capacity with resources and they can reconsider
their IT governance structures more quickly. We use the number of employees as a proxy for the size of the form.3
We discuss the design of our research to validate the proposed model in the next section.

3. Research design

We conducted a field survey to collect data to test our research model. We discuss elements of the research design in the
following sections.

3.1. Construction of sampling frame

We used the ORBIS database to obtain contact details of public and private companies that we planned to include in our sampling
frame. Bureau van Dijk Electronic Publishing (BvDEP) owns the ORBIS database. ORBIS integrates information from numerous sources
like company overviews, and stock data and earnings estimates, and complement this with their own research to create a dynamic global
research tool. Numerous studies have used financial data from the ORBIS database to consider relationship between organizational
characteristics and performance (see, for example, Bloom et al., 2010; Maffini and Mokkas, 2011; Martin et al., 2012; Shroff et al.,
2013; Tian and Twite, 2011). For survey administration reasons, we conducted the survey only in Australia, where organizational and
IT adoption characteristics are similar to other developed economies. Furthermore, the trend of CCS adoption is also consistent with
those of other developed markets. We have used this database to develop our contact list in our previous studies, and we had dataset
of 2493 ‘sampled4’ organizations. We included these organizations in this study.

3.2. Construct measurement items and instrument development

We had to develop new measurement items for our four (4) reconsiderations in organizations IT governance structures to
govern CCS. We followed the well documented approach of Davis (1989) and Moore and Benbasat (1991), where we pooled
the measurement items, eliminated, sorted and refined the items, and conducted a pilot test on the final set of items. We pooled
seven measurement items for each factor by referring to prior literature and discussion with industry partners and fellow
colleagues. We sought assistance from eight fellow faculty colleagues and postgraduate students with interest and expertise in
the subject matter to sort and refine the constructs' measurement items. This process led to elimination and refinement of the
measurement items. Items were eliminated because the judges felt they did not relate to other items, or could not be grouped
with other items. Through this exercise, we ended up with 3–4 measures for each construct, which are suggested as appropriate
in prior literature (Kenny, 2004). The sorting inter-rater scores, the Cohen's Kappa (κ), of the refined pool of measures indicated
that inter-rater reliability for the participants was within the full agreement range (κ = 0.60–0.80) or within an almost perfect
agreement (κ = 0.81–1.00). The outcome of this sorting and subsequent refinement process was a set of near-final measurement
items for each construct. We then sought assistance from twelve fellow colleagues and other graduate students who did not
participate in the initial item sorting process to pilot test our survey research instrument. They shared some issues with the framing of
the questions, which we addressed to develop our final research instrument. Davies (1989) suggests statistical pre-test of the measure-
ment items. We were unable to conduct this test with 12 pilot test dataset. We framed our measurement items to suite both the potential
and actual adopters of the CCS. For measures of business value, we concur with Rai et al., (2006) that that organizational aggregate
performance is best measured relative to competition. Validated measures exist for business process and overall firm performance.
We relate business process performance to an organization's ability to manage risks and leverage CCS. Management of risks also relates
to an organization's ability to achieve IT-business alignment (Van Grembergen and De Haes, 2009; Wu et al., 2015), which contributes to
business process performance. We consider three dimensions of business value as suggested by Kaplan and Norton (1992) as part of a
balanced scorecard. However, we concur that IT business value follows a path of business process performance to overall firm
performance (Barua and Mukhopadhyay, 2000; Tallon, 2007; Zhu et al., 2004). We consider operational excellence and customer service
quality as measures of business process performance. We source measures of business process performance from Rai et al., (2006) and
Ray et al., (2005). For overall firm performance, we follow the suggestions of Weill and Ross (2004) and measure firm performance with
three dimensions. These dimensions relate to profit (return on equity [ROE], return on investment [ROI], and percent profit margin);
asset utilization (return on assets [ROA]); and growth (percent change in revenue per annum). We use ROE, ROI, and ROA as measures
of overall firm performance. Table 1 contains the final measurement items for the study's constructs.

3.3. Instrument development and survey administration

We adopted Dillman's (2007) methodology to develop and administer the online research instrument. The survey link on the
covering email note directed the potential respondents to access the survey questions. We approached the contacts with an initial

3
We also consider other factors that may associate with business process and overall firm performance as part of a sensitivity analysis. We discuss this in the results
section of the paper.
4
We evaluated potential relationships between organizations, like a parent and a subsidiary company relationship from the ORBIS database to avoid sending mul-
tiple surveys to contact persons and to ensure the integrity of the obtained dataset. After this exercise, two thousand four hundred and ninety-three (2493) target con-
tacts constituted the study's overall sampling frame.
52 A. Prasad, P. Green / International Journal of Accounting Information Systems 19 (2015) 45–58

Table 1
Measurement items.

Collaborative CCS oversight from the Board of Directors

In our organization, the Board of Directors is aware of the cloud computing trends and understands management's perspectives on the cloud computing
services.
In our organization, the Board of Directors collaborates with external resources to increase their awareness of the cloud-based IT projects
In our organization, the Board of Directors understands the impact of the cloud computing services on the organization's risk appetite, and work with
management in balancing the risk with the benefits of the cloud computing services.

CCS-related CIO information capacity

In our organization, the chief information officer understands and monitors the new opportunities of the cloud computing services.
In our organization, the chief information officer integrates the cloud solutions into the organization with the current IT infrastructure.
In our organization, the chief information officer is proactive in managing the cloud resources, and leads in establishing and enforcing cloud service level
agreements.

Proactive CCS-related financial management

In our organization, the finance department evaluates and monitors the total cost of ownership and the return on investment on cloud computing services.
In our organization, the finance department implements policies and controls the procurement of cloud computing services.
In our organization, the finance department provides new disclosures on cloud computing services use in financial reporting.
In our organization, the finance department monitors the financial health of the cloud service providers and intermediaries.

Continuous CCS audit program

Our organization performs a continuous audit of the controls and processes that we share with the cloud service providers.
Our organization monitors the effectiveness of the cloud service provider controls that we rely upon.
Our organization monitors the data residing in the cloud to ensure compliance with our data classification policies.

Business process performance

Our customers perceive our company's quality of products and services is better compared to other companies in the same industry.
Our organization has higher customer satisfaction compared to other companies in the same industry.
Our organization has better productivity improvements compared to other companies in the same industry.
Our organization has better timeline of customer service compared to other companies in the same industry.
Our organization has better production cycle time compared to other companies in the same industry.

Overall firm performance

Our organization's return on investment (ROI) is better compared to other companies in the same industry.
Our organization's return on equity (ROE) is better compared to other companies in the same industry.
Our organization's return on asset (ROA) is better compared to other companies in the same industry.
Contacts were asked to choose the extent to which agree/disagree with these statements.
All items are measured on a 8 point Likert scale (No basis for answering [0], Strongly Disagree [1], Disagree [2], Slightly Disagree [3], Neutral [4], Slightly Agree
[5], Agree [6], Strongly Agree [7]).

instrument package delivery via email and two email reminders. In most cases, the ORBIS database contained the generic email
contact (for example, info@abc.com.au). Thus, we addressed the covering email to the Chief Operating Officer or the Company
Secretary. At the conclusion of the instrument administration process, we received 228 valid responses. This gave an overall
response rate of 9.15%, which is comparable with other studies that have targeted middle/upper management as target respondents5
(see, for example, Jeffers et al., 2008). Importantly, we collected enough data to test our suggested model and make valid inferences
according to suggested guidelines (see, for example, Chin, 1998; Chin et al., 2003).

3.4. Descriptive information and diagnostics tests

Table 2 presents the demographic information on the industry sector and the position of the contacts that responded to the
survey. The contacts responded to the survey from most major industry sectors, and occupied various senior and middle management
positions in their organization. There was a normal distribution of organization size (number of employees) and the experience of the
respondents (age).
We performed a number of diagnostics test on the dataset. An ANOVA test (p b 0.05) was used to test for non-response bias
with the first and the last thirty responses for all measures. We used the contacts that responded after the second reminder as the
proxy for non-responders (Armstrong and Overton, 1977). The results showed no significant differences on any of the variables of
the study. T-values of the measures ranged from 0.01 to 1.56. We also examined common methods bias and did not find this to be
an issue. First, we performed an exploratory factor analysis (EFA) with unrotated principal components analysis (PCA). Six components
emerged with Eigenvalues greater than 1, with a cumulative variance of 82.3%. The first component explained 21.5% variance. Second, we
conducted PCA with varimax rotation. Again, six components emerged with Eigenvalues greater than 1. The rotated component matrix

5
The actual response rate would exclude contacts who may not be able to answer due to time issues, change in contact details (Dillman, 2007).
A. Prasad, P. Green / International Journal of Accounting Information Systems 19 (2015) 45–58 53

Table 2
Industry and respondent demographics (n = 228).

Industry sector Frequency Position Frequency

Agriculture 5 Managing Director 3


Banking/finance 16 Chief Executive Officer 7
Construction 14 General Manager 9
Education 6 Chief Financial Officer 51
Health care 6 Chief Operating Officer 9
Hospitality/tourism/travel 16 Branch/Division Manager 6
Media/entertainment/publishing 7 Business Analyst 5
Mining 6 IT Manager 29
Professional service 22 Director of MIS 42
Real estate 8 Chief Information Officer 56
Retail/wholesale/distribution 60 Others 9
Telecommunications 7
Transportation/logistics 22
Others 31

showed better clustering of the measures compared to the unrotated matrix. Third, we conducted principal axis factoring with varimax
rotation. Six factors emerged and the explained variance was similar to PCA analysis. Finally, we loaded all variables on one factor. The
first factor explained 29.1% variance, and there were five more factors with eigenvalues greater than 1. The outcomes of these analyses
suggested that common methods variance was not an issue. As respondents were required to answer all questions to complete the
survey, missing data was not an issue.

4. Results

4.1. Measurement properties of data

We use SmartPLS, a components-based SEM to evaluate the measurement and structural properties of data. SEM allows for modeling
of latent variables indirectly inferred from multiple observed measures. SEM also allows researchers to perform path analytic modeling
with latent variables (Chin et al., 2003; Chin and Newsted, 1999). While there is much discussion on the merits and limitations of co-
variance and component-based, (Chin, 1998), we used components-based SEM because it is more suitable for prediction-based models
(Chin et al., 2003). Because the approach estimates the latent variables as exact linear combinations of the observed measures, it avoids
the indeterminacy problem and provides an exact definition of component scores (Chin et al., 2003). Furthermore, PLS can manage small
sample sizes, and places minimal demands on measurement scales, and distributional assumptions (Chin et al., 2003; Falk and Miller,
1992; Fornell et al., 1982; Marcoulides et al., 2009; Marcoulides and Saunders, 2006). Thus, with our 228 valid responses, component-
based SmartPLS allows us to conduct a robust analysis of the fit of the collected data to the proposed research model.
Table 3 shows basic descriptive information on the survey data and the outer loading when evaluated using SmartPLS. Most measure-
ment items have a mean response value between 4 and 5. The mean of the outer loadings of all manifest variables is above 0.70.
Table 4 presents the factor loading, standard error and t-statistics and the cross loadings. All items factored under their expected
headings (constructs). Measurement items have a factor loading above the rule of thumb 0.70, indicating at least 50% of the variance
in the manifest variable is accounted for by the construct (Hair et al., 2008). Cross-loading analysis reveals manifest variables load highly
only on the desired latent variable.
Table 5 presents the evaluation of measurement properties of Cronbach's alpha, average variance extracted (AVE), composite
reliability, and inter-construct correlations of the dataset. The alpha coefficients of all constructs were higher than 0.70 (Nunnally,
1978). The average variances extracted were all above the 0.50 level (Chin, 1998). The square root of the average variances extracted,
shown in bold, represents the average association of each construct to its measures, was higher than the correlations between the
constructs indicating that the constructs closely relate to their own measures rather than to those of other constructs. These outcomes
ensured the discriminant and convergent validity of data. Table 5 summarizes the outcome of this analysis.

4.2. Structural properties of data

Fig. 3 presents the outcome of the assessment of the structural properties of data to determine the fit of the data to the model. The
associations between the IT governance considerations and the business process performance are as proposed. The four IT governance
considerations explain 51.5% percent variance in the business process performance. Proactive financial management has the strongest
association with the business process performance (path coefficient of 0.457, t-value of 9.258). Overall, data supports hypotheses 1–4
that predicted a positive association between the IT governance considerations and the business process performance. The business
process performance is also positively associated with overall firm performance, and explains 64.8% variance in overall firm perfor-
mance.6 Thus, data supports hypothesis 5. Overall, there is a good fit of the survey data to the proposed research model.

6
We evaluated the mediation effect of the model. We found that the four considerations explained 6% variance directly in overall firm performance. This outcome
confirms that the business of IT resources follows a trajectory from process performance to overall firm performance.
54 A. Prasad, P. Green / International Journal of Accounting Information Systems 19 (2015) 45–58

Table 3
Survey data and outer model mean and standard deviation.

survey data min Survey data max Survey data mean Survey data STDEV Outer model mean Outer model STDEV

CBO1 0 7 5.213 1.236 0.782 0.024


CBO2 1 7 4.954 1.487 0.796 0.028
CBO3 1 7 5.171 1.334 0.816 0.023
PFM1 1 7 4.912 1.536 0.851 0.017
PFM2 0 7 4.963 1.449 0.766 0.026
PFM3 2 7 5.352 1.282 0.822 0.090
PFM4 1 7 5.394 1.168 0.898 0.049
CAP1 0 7 4.208 2.102 0.907 0.062
CAP2 0 7 4.713 2.225 0.942 0.008
CAP3 2 7 4.963 2.306 0.852 0.023
CIO1 2 7 4.778 0.918 0.888 0.017
CIO2 2 7 4.657 0.791 0.782 0.033
CIO3 1 7 4.708 0.891 0.753 0.052
BPP1 1 7 4.810 1.607 0.783 0.033
BPP2 1 7 5.097 1.393 0.971 0.004
BPP3 0 7 4.921 1.440 0.948 0.009
BPP4 1 7 4.569 1.864 0.920 0.014
BPP5 1 7 4.722 1.764 0.747 0.026
OFP1 1 7 4.755 1.791 0.863 0.014
OFP2 2 7 4.787 1.744 0.865 0.019
OFP3 1 7 4.690 1.794 0.918 0.009

Key: CBO — Collaborative Board Oversight, PFM — Proactive Financial Management, CAP — Continuous Audit Program, CIO — Chief Information Officer Information
Capacity, BPP — Business Process Performance, OFP — Overall Firm Performance.

The control variable of firm size did not have a statistically significant association with business process performance or the overall
firm performance. A possible explanation for this observation is that attributes of firm size (capacity, flexibility) that can affect
governance are already captured in the IT governance considerations measures. We conducted a number of additional analyses on the
survey data. We evaluated the impact of industry type. We grouped the industry type into IT-intensive and non-IT intensive industries.
We considered banking and finance, education, healthcare, hospitality, media, professional services, telecommunications, and retail as
IT-intensive industries. We divided the dataset equally from the others group. The ANOVA test indicated some differences in responses
(t-values from 0.53 to 1.77). We observed similar differences in path model analysis with the two groups of data. However, these differ-
ences were not statistically significant. We evaluated the impact of the respondent type on the response to survey questions. We grouped
the Business Analyst, IT manager, Director MIS, and the CIO as ‘technical respondents’ and others as ‘business’ respondents. An ANOVA
test (p b 0.05) indicated that the responses of the groups were not significantly different (t-values from 0.66 to 1.59). We also evaluated
the structural model with these groups of data and did not observe significant differences in the model path coefficients and the t-values.
We also asked the respondents on the stage of CCS adoption (0 — No thought/Not Adopting, 1 — Early Thoughts, 2 — Final Planning Stage,

Table 4
Factor loading, cross loading, standard error and t-statistics.

Factor loading Std. error t-Stat BPP CAP CBO CIO OFP PFM

BPP1 b– BPP 0.783 0.024 32.48 0.783 0.040 0.308 0.277 0.213 0.402
BPP2 b– BPP 0.799 0.028 28.86 0.799 0.087 0.293 0.422 0.397 0.406
BPP3 b– BPP 0.817 0.023 36.24 0.817 0.110 0.329 0.363 0.309 0.407
BPP4 b– BPP 0.852 0.017 51.26 0.852 0.088 0.414 0.295 0.400 0.348
BPP5 b– BPP 0.767 0.026 29.22 0.767 0.160 0.321 0.376 0.333 0.431
CAP1 b– CAP 0.835 0.090 9.29 0.097 0.835 0.063 0.068 0.168 0.154
CAP2 b– CAP 0.913 0.049 18.80 0.084 0.913 0.134 0.034 0.150 0.181
CAP3 b– CAP 0.912 0.062 14.75 0.137 0.912 0.221 0.135 0.147 0.257
CBO1 b– CBO 0.942 0.008 85.41 0.357 0.120 0.942 0.300 0.296 0.396
CBO2 b– CBO 0.850 0.023 37.65 0.361 0.211 0.850 0.343 0.407 0.257
CBO3 b– CBO 0.889 0.017 53.98 0.300 0.118 0.889 0.317 0.219 0.342
CIO1 b– CIO 0.785 0.033 23.67 0.317 0.026 0.249 0.785 0.237 0.290
CIO2 b– CIO 0.754 0.052 12.55 0.269 0.048 0.268 0.654 0.171 0.317
CIO3 b– CIO 0.783 0.033 24.02 0.367 0.135 0.285 0.783 0.332 0.324
OFP1 b– OFP 0.972 0.004 89.18 0.476 0.159 0.355 0.317 0.972 0.445
OFP2 b– OFP 0.949 0.009 79.54 0.385 0.167 0.347 0.351 0.949 0.436
OFP3 b– OFP 0.922 0.014 65.37 0.325 0.168 0.283 0.300 0.922 0.412
PFM1 b– PFM 0.744 0.026 28.69 0.358 0.203 0.347 0.375 0.380 0.744
PFM2 b– PFM 0.863 0.014 63.00 0.387 0.160 0.271 0.369 0.357 0.863
PFM3 b– PFM 0.865 0.019 46.29 0.384 0.196 0.467 0.332 0.425 0.865
PFM4 b– PFM 0.918 0.009 97.46 0.375 0.227 0.323 0.337 0.383 0.918

Key:
CBO — Collaborative Board Oversight, PFM — Proactive Financial Management, CAP — Continuous Audit Program, CIO — Chief Information Officer Information Ca-
pacity, BPP — Business Process Performance, OFP — Overall Firm Performance.
A. Prasad, P. Green / International Journal of Accounting Information Systems 19 (2015) 45–58 55

Table 5
Measurement properties of data.

AVE CR CA BPP CAP CBO CIO OFP PFM

BPP 0.646 0.901 0.863 0.804


CAP 0.787 0.917 0.867 0.325 0.887
CBO 0.800 0.923 0.874 0.605 0.269 0.895
CIO 0.752 0.786 0.705 0.432 0.299 0.358 0.867
OFP 0.898 0.964 0.943 0.605 0.374 0.348 0.341 0.948
PFM 0.723 0.912 0.869 0.579 0.331 0.506 0.416 0.455 0.850

Key:
CBO — Collaborative Board Oversight, PFM — Proactive Financial Management, CAP — Continuous Audit Program, CIO — Chief Information Officer Information
Capacity, BPP — Business Process Performance, OFP — Overall Firm Performance.

3 — Early Adoption, 4 — Low Mid-Level Adoption, 5 — High Mid-Level Adoption, 6 — Highly Progressed Adoption, and 7 — Extensive
Adoption). We put 0–3 in “Early” group and 4–7 in “Late” group. The ANOVA test indicated some differences in responses (t-values
from 0.51 to 1.82). We observed similar differences in path model analysis with the two groups of data. However, these differences
were not statistically significant. We discuss these results in the next section.

5. Discussion and implications of the research

There is evidence that supports that effective IT governance contributes to IT-business alignment, which is a key driver for sourcing
business value from the IT resources (see, for example, De Haes and Van Grembergen, 2008; Van Grembergen and De Haes, 2009; Wu
et al., 2015). IT-business alignment manages the risks associated with adopting and leveraging the IT resources. The outcome of this effort
is a better fit of the IT resources to the activities of the of business processes resulting in improvement of the business processes.
Introduction of CCS will cause a change in the operational risk profile of the organization (COSO, 2012). Organizations would need to
reconsider their IT governance structures to understand these risks and maintain the desired IT-business alignment. Prior literature
(for example, Prasad et al., 2014) suggests key competencies that could assist in managing CCS-related risks. However, despite the
agreement that organization are unlikely to have new and specific IT governance structures to manage the CCS (Debreceny, 2013;
Wilkin and Chenhall, 2010) there is lack of deliberations on how these competencies could be absorbed into existing governance
structures. Thus, this study's attempt to suggest possible reconsiderations of IT governance structures to manage the CCS is important
and novel.
The support and direction provided by the Board to senior management is vital in senior management's effort to direct the use of IT
resources in an organization (Bart and Turel, 2010; Turel and Bart, 2014; Van Grembergen and De Haes, 2009). Board awareness of the
technology environment will influence the level of support they could provide to senior management. This situation is pertinent in the
CCS environment, where the external factors influence the type of CCS adopted by an organization, and the nature of external risks
embedded in the adopted service. Thus, the Board needs to get involved in the management of the CCS environment. The external
stakeholders (the cloud service providers and the cloud service intermediaries) are the key custodians of the CCS environment knowl-
edge. Boards' interaction with these stakeholders will improve their ‘cloud oversight’ capacity. Thus, we have proposed that Board
need to consider a relational governance approach to contribute to the overseeing of their organization's cloud activity. The implication
of this suggestion is that there is a need for the Board to increase its awareness of the environment that influences an organization's use of
the CCS.

Fig. 3. Assessment of the structural model.


56 A. Prasad, P. Green / International Journal of Accounting Information Systems 19 (2015) 45–58

Adoption of CCS will require a change in the way an organization manages and evaluates its IT resources. The important change in
relation to IT adoption is the operational focus on the IT resources. Two factors will contribute to the effective management of the
CCS; how much an organization knows about the CCS, and how an organization evaluates its use of CCS. In consideration of these factors,
we have suggested consideration on the information capacity of the CIO, and the approach to financial management of the CCS. The CIO
will be the key custodian of an organization's CCS-related information. Unlike information that comes with capital commitment to IT
resources, the CCS-related information is dynamic. Thus, an organization's ability to make the most effective use of the available CCS
will be contingent upon the extent to which it manages this information. This means that organizations' governance of the IT-related
information will need to change. Essentially, the CIO needs to build expertise around CCS, which could warrant the need for a chief
cloud officer (Block, 2012; Prasad et al., 2014). The study supports that the information capacity of the CIO associates to business process
performance. The implication of this finding is that adoption of CCS requires reconsideration on the role of the office of the CIO.
There is ample evidence to suggest that lack of understanding on the value of the IT resources contributed to suboptimal IT
adoption decisions (see, for example, Barua and Lee, 1997; Stratopolus and Dehning, 2000; Willcocks and Lester, 1996). Factors
that contributed to this situation included the time lag between IT adoption and IT value realization, and the fact that the
value of the IT resources was shared across various internal and external stakeholders (Barua and Mukhopadhyay, 2000). However,
the utility approach to adopting CCS provides organization with the opportunity to establish better links between the level of investment
in CCS and the business value from these investments. Thus, we suggest that an important consideration in the governance of CCS is
developing competencies relating to financial management of and financial reporting on the CCS. These competencies relate to the ability
to link cost of ownership of CCS to ROI on CCS, control of procurement of CCS, report on the use of CCS, and monitor the health of the CCS
intermediaries. The implication of developing these competencies for an organization is that it will have a proactive approach to financial
management of the CCC environment. This approach will increase awareness of the value of CCS, which will influence the CCS adoption
strategy on an organization.
An organization's decision to adopt CCS will have an impact on the extent of control it has on its overall IT infrastructure.
There will be an indirect influence on the management of the business processes, and organizations may give in to CCS provider
persuasions without evaluating the implications of such actions. CCS providers and intermediaries may also make direct contact
with end users resulting in ‘rogue’ adoption of CCS. These events affect the CCS control environment. Thus, we suggest that
organizations reconsider governance in this context and develop competencies of perform continuous audit of their CCS environment.
The implication of this action would be an ‘upper hand’ in the control of the CCS environment, and a better understanding of the position
of its business processes, data management in the CCS environment.
The overall implication of the suggested considerations of IT governance structures to manage the CCS is an organization that
dictates the activities of the CCS environment. This level of control is possible because the governance considerations will result in
a better understanding of the environment, increase the knowledge on CCS, control of overall financial management of CCS,
and leadership management of the CCS control environment. Subsequently, organizations will better understand and manage
the CCS-related risks, achieve the desired IT-business alignment, and ensure business value from the use of CCS.

6. Research limitations and directions for future research

A number of factors require consideration when interpreting the outcomes of this research. First, we did not validate our
model using a sample of organizations that have adopted the CCS because such data was not available. Thus, the sampling
frame included organizations that were deemed actual or potential adopters of the CCS. However, our dataset with 226 responses
from actual and potential CCS adopters was adequate to test the model fit (5 paths) and to make statistical inferences from the
analysis. Future research could develop a specific data set for actual CCS adopters to strengthen the design of this type of study.
Furthermore, there is a chance that firms that completed the survey possessed common qualities, (for example, they were better
run firms and were seeking first mover advantage by moving to the cloud). This would have an impact on the association
between the IT governance structures and business value. Second, we did not focus on a specific cloud computing service, the
CCS from a specific vendor, or the SMEs from a specific sector. These situations may present some bias to the research outcomes
owing to comparisons of CCS in different business environments and from different service providers. However, despite the varied
environment or the service providers, considerations on governance of the CCS would be similar. Future research could improve
the internal validity of this type of study by considering an interpretive study on a ‘champion’ organization. Third, despite rigorous
attempts to validate the perceptive measures, and careful administration of the survey instrument, perceptions are susceptible to
bias and error. However, we envisage our efforts have minimized these errors and biases. Fourth, while we would have preferred
to use objective measures of business process and overall firm performance, research ethics guidelines did not permit us to
conduct a survey in an identifiable manner. Thus, we were unable to match the perceptive responses with corresponding
organizations objectives measures of business value. Future research could consider the use of proxies for these perceptive
measures, and will then be able to use objective measures of business process and overall firm performance.

7. Conclusion

CCS is an attractive opportunity for organizations to reconsider how they acquire and leverage their IT resources. However, it is
evident that acquiring new forms of resources will change the risk profile of the organization. In relation to IT resources,
organizations develop to appropriate IT governance structures to understand and manage risks to achieve IT-business alignment.
Organizations see the opportunity for innovation, growth, and sustainability with the enabling potential of the dynamic CCS.
A. Prasad, P. Green / International Journal of Accounting Information Systems 19 (2015) 45–58 57

However, organizations need to develop appropriate competencies to realize these benefits. As CCS is another form of IT resource
in an organization's IT portfolio, we have suggested considerations of organizations IT governance structures to manage their new
IT portfolio. These considerations will ensure that organizations are proactive in their attempt to adopt CCS, and have a good
understanding of their CCS environment that they are a part. This outcome will mean that they are able to manage and adjust
their risk appetite, ensure IT-business alignment, and achieve business value from CCS.

References

Armbrust, M., Fox, A., Griffith, R., Joseph, A.D., Katz, R., Konwinski, A., Lee, G., Patterson, D., Rabkin, A., Stoica, I., Zaharia, M., 2010. A view of cloud computing. Commun.
ACM 53 (4), 50–58.
Armstrong, J.S., Overton, T., 1977. Estimating nonresponse bias in mail surveys. J. Mark. Res. 396–402.
Arnold, V., Benford, T., Canada, J., Sutton, S.G., 2011. The role of strategic enterprise risk management and organizational flexibility in easing new regulatory compliance. Int.
J. Account. Inf. Syst. 12 (3), 171–188.
Arnold, V., Benford, T.S., Hampton, C., Sutton, S.G., 2014. Enterprise risk management: re-conceptualizing the role of risk and trust on information sharing in transnational
alliances. J. Inf. Syst. 28 (2), 257–285.
Baliga, J., Ayre, R.W.A., Hinton, K., Tucker, R., 2011. Green cloud computing: balancing energy in processing, storage, and transport. Proc. IEEE 99 (1), 149–167.
Banker, R.D., Hu, N., Pavlou, P.A., Luftman, J., 2011. Cio reporting structure, strategic positioning, and firm performance. MIS Q. 35 (2), 487–504.
Bardhan, I., Whitaker, J., Mithas, S., 2006. Information technology, production process outsourcing, and manufacturing plant performance. J. Manag. Inf. Syst. 23 (2),
13–40.
Barney, J.B., 1991. Firm resources and sustained competitive advantage. J. Manag. 17 (1), 99–120.
Bart, C., Turel, O., 2010. IT and the board of directors: an empirical investigation into the “governance questions” Canadian board members ask about IT. J. Inf. Syst. 24
(2), 147–172.
Barua, A., Lee, B., 1997. The information technology productivity paradox revisited: a theoretical and empirical investigation in the manufacturing sector. Int. J. Flex.
Manuf. Syst. 9 (2), 145–166.
Barua, A., Mukhopadhyay, T., 2000. Information technology and business performance: past, present, and future. In: Zmud, R. (Ed.), Framing the Domains of IT
Management: Projecting the Future Through the Past. Pinnaflex Inc, Cincinnati, OH, pp. 65–84.
Block, D., 2012. Governing the Cloud as Cloud-based Services Evolve, so Must Today's Governance Functions. KPMG, pp. 1–4.
Bloom, N., Mahajan, A., McKenzie, D., Roberts, J., 2010. Why do firms in developing countries have low productivity? Am. Econ. Rev. 100 (2), 619–623.
Borgatti, S.P., Cross, R., 2003. A relational view of information seeking and learning in social networks. Manag. Sci. 49 (4), 432,414.
Bradford, M., Earp, J.B., Grabski, S., 2014. Centralized end-to-end identity and access management and Erp systems: a multi-case analysis using the technology
organization environment framework. Int. J. Account. Inf. Syst. 15 (2), 149–165.
Brumec, S., Vrček, N., 2013. Cost effectiveness of commercial computing clouds. Inf. Syst. 38 (4), 495–508.
Chin, W., 1998. Issues and opinions on structural equation modeling. MIS Q. 22 (1), 7,10.
Chin, W.W., Newsted, P.R., 1999. Structural equation modelling analysis with small samples using partial least squares. In: Hoyle, R.H. (Ed.), Statistical Strategies for
Small Sample Research. Sage Publications, Thousand Oaks, CA, pp. 307–341.
Chin, W.W., Marcolin, B.L., Newsted, P.R., 2003. A partial least squares latent variable modeling approach for measuring interaction effects: results from a Monte Carlo
simulation study and an electronic-mail emotion/adoption study. Inf. Syst. Res. 14, 189–217.
Choe, J.-M., 1996. The relationships among performance of accounting information systems, influence factors, and evolution level of information systems. J. Manag. Inf.
Syst. 12 (4), 215–244.
Corelynx Inc., 2013. How green is cloud computing? CIO Magazine 2013 (20 November)
COSO, 2012. Enterprise Risk Management for Cloud Computing. Committee of Sponsoring Organizations of the Tradeway Commission (COSO), pp. 1–24.
Cullinan, C.P., Zheng, X., 2015. Outsourcing accounting information systems: evidence from closed-end mutual fund families. Int. J. Account. Inf. Syst. 17, 65–83.
Davis, F.D., 1989. Perceived usefulness, perceived ease of use and user acceptance of information technology. MIS Q. 13, 319–340.
De Haes, S., Van Grembergen, W., 2008. An exploratory study into the design of an IT governance minimum baseline through delphi research. Commun. Assoc. Inf. Syst.
22 (1).
Debreceny, R.S., 2013. Research on IT governance, risk, and value: challenges and opportunities. J. Inf. Syst. 27 (1), 129–135.
Dillman, D.A., 2007. Mail and Internet Surveys: the Tailored Design Method. John Wiley & Sons, NY.
Dyer, J., Chu, W., 2003. The role of trustworthiness in reducing transaction costs and improving performance: empirical evidence from the United States, Japan, and
Korea. Organ. Sci. 14, 57–68.
Dyer, J., Singh, H., 1998. The relational view: cooperative strategy and sources of interorganizational competitive strategy. Acad. Manag. Rev. 23, 660–679.
Falk, R.F., Miller, N.B. Akron: University of Akron Press, 1992.
Ferguson, C., Green, P., Vaswani, R., Wu, G., 2013. Determinants of effective information technology governance. Int. J. Audit. 17 (1), 75–99.
Fornell, C., Bookstein, F.L., 1982. November two structural equation models: Lisrel and Pls applied to consumer exit-voice theory. J. Mark. Res. 19, 440–452.
Gartner, 2012. Gartner says worldwide cloud services market to surpass $109 billion in 2012. http://www.gartner.com/newsroom/id/2163616 (10 February 2012).
Gartner, 2014. Gartner Says Cloud Computing Will Become the Bulk of New IT Spend by 2016. Gartner (http://www.gartner.com/newsroom/id/2613015, 25
February).
Haes, S.D., Grembergen, W.V., Debreceny, R.S., 2013. Cobit 5 and enterprise governance of information technology: building blocks and research opportunities. J. Inf.
Syst. 27 (1), 307–324.
Hair, J., Anderson, R., Tatham, R., Black, W., 2008. Multivariate data analysis Vol. 6th: Prentice Hall.
Herz, T.P., Hamel, F., Uebernickel, F., Brenner, W., 2013. Toward a model of effective monitoring of IT application development and maintenance suppliers in
multisourced environments. Int. J. Account. Inf. Syst. 14 (3), 235–253.
Hill, N.S., Bartol, K.M., Tesluk, P.E., Langa, G.A., 2009. Organizational context and face-to-face interaction: influences on the development of trust and collaborative
behaviors in computer-mediated groups. Organ. Behav. Hum. Decis. Process. 108 (2), 187–201.
IDC Group, 2011. Cloud Computing in the Midmarket : Assessing the Options.
Information Technology Governance Institute, 2006. Enterprise value: governance of IT investments. The Val IT Framework (www.itgi.org).
ISACA Standards Board, 2002. Continuous auditing: is it fantasy or reality? Inf. Syst. Control J. 5.
ISO, 2015. ISO standards and ISO standards in action Available at http://www.iso.org/iso/home/standards.htm.
IT Governance Institute, 2007. IT Governance Status Report. (www.itgi.org).
Jeffers, P.I., Muhamma, W.A., Nault, B.R., 2008. Information technology and process performance: an empirical investigation of the interaction between IT and non-IT
resources. Decis. Sci. 39 (4), 703–735.
Kaplan, R., Norton, D., 1992. The balanced scorecard: measures that drive performance. Harv. Bus. Rev. 70 (1), 71–79.
Katzy, B., Turgut, E., Holzmann, T., Sailer, K., 2013. Innovation intermediaries: a process view on open innovation coordination. Tech. Anal. Strat. Manag. 25 (3),
295–309.
Kenny, D.A., 2004. Correlaiton and causality (Revised Edition).
KPMG, 2011. Clarity in the Cloud: a Global Study of the Business Adoption of Cloud. KPMG, pp. 1–48.
Lee, L.S., Green, E., 2015. Systems thinking and its implications in enterprise risk management. J. Inf. Syst. 29 (2), 195–210.
Lin, A., Chen, N.-C., 2012. Cloud computing as an innovation: percepetion, attitude, and adoption. Int. J. Inf. Manag. 32 (6), 533–540.
58 A. Prasad, P. Green / International Journal of Accounting Information Systems 19 (2015) 45–58

Loh, L., Venkatraman, N., 1992. Determinants of information technology outsourcing: a cross sectional analysis. J. Manag. Inf. Syst. 7–24.
Maffini, G., Mokkas, S., 2011. Profit shifting and measured productivity of multinational firms*. Oxf. Bull. Econ. Stat. 73 (1), 1–20.
Manyika, J., Chui, M., Bughin, J., Dobbs, R., Bisson, P., Marrs, A., 2014. Disruptive Technologies: Advances That Will Transform Life, Business, and the Global Economy.
McKinsey Global Institute (http://www.mckinsey.com/insights/business_technology/disruptive_technologies, February 25).
Marcoulides, G.A., Saunders, C., 2006. Pls: a silver bullet? MIS Q. 30 (2) (III–X).
Marcoulides, G.A., Chin, W., Saunders, C., 2009. Foreword: a Critical Look at Partial Least Squares Modeling.
Marston, S., Li, Z., Bandyopadhyay, S., Zhang, J., Ghalsasi, A., 2011. Cloud computing — the business perspective. Decis. Support. Syst. 51 (1), 176–189.
Martin, R., Muûls, M., de Preux, L.B., Wagner, U.J., 2012. Anatomy of a paradox: management practices, organizational structure and energy efficiency. J. Environ. Econ.
Manag. 63 (2), 208–223.
Mata, F.J., Fuerst, W.L., Barney, J.B., 1995. Information technology and sustained competitive advantage: a resource-based analysis. MIS Q. 19 (4), 487–505.
Moore, G.C., Benbasat, I., 1991. Development of an instrument to measure the perceptions of adopting an information technology innovation. Inf. Syst. Res. 2, 192–222.
Nolan, R., McFarlan, F.W., 2005. Information technology and board of directors. Harv. Bus. Rev. 1–10 (October 2005).
Nunnally, J.C., 1978. Psychometric Theory. McGraw-Hill, New York, NY.
Oliveira, T., Thomas, M., Espadanal, M., 2014. Assessing the determinants of cloud computing adoption: an analysis of the manufacturing and services sectors. Inf.
Manag. 51 (5), 497–510.
Peiris, C., Balachandran, B., Sharma, D., 2010. Governance framework for cloud computing. Int. J. Comput. 1 (1), 88–93.
Petty, J.W., 2012. Financial Management: Principles and Applications. Frenchs Forest, N.S.W, Pearson Australia.
Plummer, D., 2012. The Business Landscape of Cloud Computing. Gartner, pp. 1–41.
Powell, T.C., Dent-Micallef, A., 1997. Information technology as competitive advantage: the role of human, business, and technology resources. Strateg. Manag. J. 18 (5),
375–405.
Prasad, A., Green, P., Heales, J., 2013. On structural considerations for governing the cloud. 8th Biennial Symposium on Information Integrity & Information Systems
Assurance Toronto, Canada.
Prasad, A., Green, P., Heales, J., 2014. On governance structures for the cloud computing services and assessing their effectiveness. Int. J. Account. Inf. Syst. 15 (4), 335–356.
Premuroso, R.F., Skantz, T.R., Bhattacharya, S., 2012. Disclosure of outsourcing in the annual report: causes and market returns effects. Int. J. Account. Inf. Syst. 13 (4),
382–402.
Preston, D., Karahanna, E., 2009. Antecedents of is strategic alignment: a nomological network. Inf. Syst. Res. 20 (2), 159.
Rai, A., Im, G., Hornyak, R., 2009. How Cios can align IT capabilities for supply chain relationships. MIS Q. Exec. 1.
Rai, A., Patnayakuni, R., Seth, N., 2006. Firm performance impacts of digitally enabled supply chain integration capabilities. MIS Q. 30 (2).
Ray, G., Muhamma, W.A., Barney, J.B., 2005. Information technology and the performance of customer service process: a resource-based analysis. MIS Q. 29 (4), 625–653.
Risk IT, 2009. Enterprise risk: identify, govern and manage IT risk Available at http://www.isaca.org.
Ruivo, P., Oliveira, T., Neto, M., 2014. Examine Erp post-implementation stages of use and value: empirical evidence from Portuguese Smes. Int. J. Account. Inf. Syst. 15
(2), 166–184.
Shroff, N., Verdi, R.S., Yu, G., 2013. Information environment and the investment decisions of multinational corporations. Account. Rev. 89 (2), 759–790.
Singh, K., Best, P.J., Bojilov, M., Blunt, C., 2014. Continuous auditing and continuous monitoring in Erp environments: case studies of application implementations. J. Inf.
Syst. 28 (1), 287–310.
Skogmar, K., 2015. PRINCE2®, the PMBOK® guide and ISO 21500:2012 Available at www.axelos.com.
Speed, R., 2011. IT governance and the cloud: principles and practice for governing adoption of cloud computing. ISACA J. 5.
Stratopolus, T., Dehning, B., 2000. Does successful investment in IT solve the productivity paradox? Inf. Manag. 38 (2), 103–117.
Sultan, N., 2013. Cloud computing: a democratizing force? Int. J. Inf. Manag. 33 (5), 810–815.
Tallon, P.P., 2007. A process-oriented perspective on the alignment of information technology and business strategy. J. Manag. Inf. Syst. 24 (3), 227–268.
Tallon, P.P., Kraemer, K.L., 2007. Fact or fiction? A sensemaking perspective on the reality behind executives' perceptions of IT business value. J. Manag. Inf. Syst. 24 (1),
13–54.
Teece, D., 2007. Explicating dynamic capabilities: the nature and microfoundations of (sustainable) enterprise performance. Strateg. Manag. J. 28, 1319–1350.
Teece, D.J., Pisano, G., Shuen, A., 1997. Dynamic capabilities and strategic management. Strateg. Manag. J. 18, 509–533.
Tian, G.Y., Twite, G., 2011. Corporate governance, external market discipline and firm productivity. J. Corp. Finance 17 (3), 403–417.
Trites, G., 2004. Director responsibility for IT governance. Int. J. Account. Inf. Syst. 5 (2), 89–99.
Turel, O., Bart, C., 2014. Board-level IT governance and organizational performance. Eur. J. Inf. Syst. 23 (2), 223–239.
Uzzi, B., 1997. Social structure and competition in interfirm networks: the paradox of embeddedness. Adm. Sci. Q. 42 (1), 35–67.
Van Grembergen, W., De Haes, S., 2009. Enterprise Governance of Information Technology: Achieving Strategic Alignment and Value. Springer, New York: NY.
Van Grembergen, W., De Haes, S., Guldentops, E., 2004. Structures, processes, and relational mechanisms for IT governance. In: Van Grembergen, W. (Ed.), Strategies
for Information Technology Governance. Idea Group Publishing, Hershey, PA, pp. 1–36.
Vasarhelyi, M.A., Alles, M., Kuenkaikaew, S., Littley, J., 2012. The acceptance and adoption of continuous auditing by internal auditors: a micro analysis. Int. J. Account.
Inf. Syst. 13 (3), 267–281.
Wade, M., Hulland, J., 2004. Review: the resource-based view and information systems research: review, extension, and suggestions for future research. MIS Q. 28 (1),
107–142.
Weill, P., Olson, M., 1989. Managing investment in information technology: mini case examples and implications. Manag. Inf. Syst. Q. 13 (1).
Weill, P., Ross, J.W., 2004. IT Governance: How Top Performers Manage IT Decision Rights for Superior Results. Harvard Business School Press, Boston, MA.
Whinston, A.B., Fang, F., Guo, Z., 2008. Collective outsourcing to market (Com): a market-based framework for information supply chain outsourcing. J. Assoc. Inf. Syst.
9 (4).
Wilkin, C.L., Chenhall, R.H., 2010. A review of IT governance: a taxonomy to inform accounting information systems. J. Inf. Syst. 24 (2), 107–146.
Willcocks, L., Lester, S., 1996. Beyond the IT productivity paradox. Eur. Manag. J. 14 (3), 279–290.
Wu, S.P.-J., Straub, D., Lian, T.-P., 2015. How information technology governance mechanisms and strategic alignment influence organizational performance: insights
from a matched survey of business and IT managers. MIS Q. 39 (2), 497–518.
Zhu, K., Kraemer, K.L., Xu, S., Dedrick, J., 2004. Information technology payoff in E-business environments: an international perspective on value creation of E-business
in the financial services industry. J. Manag. Inf. Syst. 21 (1), 17–54.

Anda mungkin juga menyukai