Anda di halaman 1dari 7

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

RMK

“ ETIKA DALAM PRAKTIK INVESTASI DAN PASAR MODAL“

OLEH:
KELOMPOK 3
MAKSI 24 A

1. NENGAH JNANA PUTRA 1981611008


2. GEDE MANDIRTA TAMA 1981611013
3. I NYOMAN HENDRA ARYADI 1981611023
4. AGUSTINUS ANDI PRASETYO 1981611026

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020

ETIKA DALAM PRAKTIK INVESTASI DAN PASAR MODAL


Etika dalam praktik investasi didasarkan pada nilai-nilai dasar yang mendorong
proses investment. Investasi bukan hanya sarana untuk memaksimalkan keuntungan
saja, tetapi dapat juga sebagai alat untuk melayani masyarakat dalam hal mencari
pekerjaan yang menghasilkan keuntungan, melindungi lingkungan, mempromosikan
hak asasi dan demokratisasi. Investasi yang etis memerlukan transparansi, tanggung jawab
sosial yang sesungguhnya, dan dalam proses mencari yang adil kembali pada investasi
tersebut.
Etika dalam praktik investasi bukan hanya tentang keuangan saja, tetapi melibatkan
investasi dalam waktu, sumber daya, ide dan proses yang lebih besar untuk umum baik dari
manusia dan lingkungan. Selain itu, investasi juga dapat menambah penghasilan
seseorang juga membawa resiko keuangan bilamana investasi tersebut gagal.
Kegagalan investasi disebabkan oleh banyak hal seperti faktor keamanan (baik dari bencana
alam atau yang diakibatkan oleh manusia), ketertiban hukum dan lain-lain. Pasar modal
merupakan tempat yang tidak terbatas hanya secara fisik, di mana orang membeli dan
menjual surat berharga atau instrument keuangan, seperti saham, surat utang, dan produk
keuangan lainnya. Surat-surat berharga yang dikeluarkan penjual tersebut memberikan hak
tak berwujud (intangible rights) kepada pembelinya untuk memperoleh deviden, bunga,
penempatan manajemen, dan hak-hak lainnya. Kita perlu memberikan penekanan pada
sebuah kata kunci yang melandasi kegiatan di pasar modal, yaitu kejujuran. Saat ini telah
terjadi reduksi mengenai makna kejujuran di pasar modal. Kejujuran dianggap sama dan
sebangun dengan keterbukaan (disclosure).
Sebuah sikap yang berada pada kuadran berbeda. Keterbukaan hanya menyangkut
prosedur, sesuatu yang sifatnya legalitas formal, sementara kejujuran mencakup sebuah sikap
mental dan nilai-nilai etika. Masalah etika ini perlu kita angkat sebagai pusat perhatian
karena sebuah pasar, seperti pasar modal Indonesia, tidak hanya perlu menyandarkan diri
kepada aspek legal semata, tapi juga pada etika. Sebuah bursa yang kehilangan etika akan
kehilangan kredibilitasnya.

PASAR MODAL
Pasar modal adalah pertemuan permintaan dan penawaran dana jangka panjang yang
diwujudkan dalam bentuk elemen-elemen keuangan yang dapat diperjual belikan. Dalam
pasar ini terdapat dua pelaku utama yang terlibat, yaitu investor sebagai pihak yang
menanamkan dana danemiten sebagai pihak yang menerima dan mengelola dana investor.
Sehingga etika dalam investasi dan pasar modal terutama terkait dengan etika bagi kedua
belah pihak, selain etika bagi profesi penunjang seperti akuntan publik, penilai, konsultan
hukum, dan lain-lain.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas
atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan
dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka
pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan
memperoleh imbalan (return), sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat
memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya
dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar
modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik
dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.Di dalam pasar modal, pembeli
umumnya menentukan keputusan investasinya dengan mengandalkan informasi tentang
perusahaan yang diberikan oleh pengurus perusahaan yaitu direktur dan komisaris. Untuk
memastikan akurasinya, maka informasi tersebut juga diverifikasi oleh akuntan, analis,
konsultan hukum, otoritas bursa, dan Bapepam-Lk.

Teori Utilitarianisme dalam pasar modal


Utilitarianisme berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut
teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus
menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Teori
utilitarianisme berlaku apabila memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan
tanpa merugikan pihak lain akibat perbuatan perorangan/kelompok. Unsur keterbukaan di
pasar modal adalah salah satu contoh utiliatianisme. Dengan keterbukaan informasi,
masyarakat pasar modal memperoleh manfaat secara keseluruhan yaitu terciptanya pasar
modal yang efisien

PRINSIP KETERBUKAAN DAN ETIKA DALAM PASAR MODAL


Prinsip keterbukaan dalam pasar modal dibutuhkan karena diharapkan dapat
menimalisasikan pelanggaran etika. Seperti diketahui bersama, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi pelanggaran etika, antara lain:
a. Kebutuhan individu / golongan
b. Tidak ada pedoman
c. Perilaku dan kebiasaan individu yang terakumulasi dan tak dikoreksi
d. Lingkungan yang tidak etis
e. Perilaku dari komunitas
Prinsip keterbukaan menjadi persoalan inti dalam pasar modal dan sekaligus
merupakan jiwa pasar modal itu sendiri. Keterbukaan tentang fakta material sebagai jiwa
pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang memungkinkan
tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga ia secara rasional dapat mengambil
keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham.
Ada tiga fungsi prinsip keterbukaan dalam pasar modal menurut Bismar Nasution
yang dituangkan dalam bukunya Keterbukaan Dalam Pasar Modal, yaitu:
a. Prinsip keterbukaan berfungsi untuk memelihara kepercayaan publik terhadap
pasar.
b. Prinsip keterbukaan berfungsi untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien.
c. Prinsip keterbukaan penting untuk mencegah penipuan (fraud).

ETIKA BAGI EMITEN

Dalam menanamkan dana, investor menilai kondisi dan kinerja perusahaan. Untuk
itulah informasi yang menggambarkan kondisi dan kinerja emiten menjadi hal yang sangat
krusial dalam pasar modal. Dengan posisinya sebagai pihak yang pasif dan tidak mengetahui
secara detail seluk-beluk perusahaan, investor berpotensi menjadi pihak yang dirugikan
dalam kaitannya dengan keandalan informasi. Untuk itulah, pemerintah melalui Bapepam-LK
melindungi kepentingan investor melalui aturan-aturan, salah satunya adalah Undang-
Undang yang mengatur mengenai pasar modal di Indonesia adalah UU No.8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal.
Emiten sebagai pengelola dana tidak boleh sekedar memenuhi batasan-batasan yang
tertuang dalam aturan. Emiten harus mengutamakan kepentingan investor meskipun tidak
diatur dalam aturan. Dalam hal ini kepentingan investor adalah laporan keuangan yang
handal dan relevan terkait dengan penyajian laporan keuangan,

PRAKTIK PENYIMPANGAN DI PASAR MODAL


Beberapa macam praktik penyimpangan yang terjadi pada pasar modal:
a. Penipuan
Penipuan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 90 huruf c, adalah:
membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta
material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi
pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan
kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan memengaruhi pihak lain
untuk membeli atau menjual efek.
b. Manipulasi Pasar
Manipulasi pasar menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 91 adalah,
tindakan yang dilakukan oleh setiap pihak secara langsung maupun tidak dengan maksud
untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai perdagangan, keadaan
pasar, atau harga efek di bursa efek. Manipulasi pasar yang terjadi di pasar modal antara
lain:
a. Insider Trading
Insider trading merupakan perdagangan efek yang dilakukan oleh orang
dalam perusahaan, dimana perdagangan efek tersebut didasarkan karena adanya
informasi dari orang dalam perusahaan yang penting dan mengandung fakta
material. Umumnya para pelaku insider trading mengharapkan keuntungan
ekonomi.
Praktek insider trading merupakan salah satu praktek yang melanggar prinsip
keterbukaan dalam pasar modal. Selain itu, praktek tersebut juga merupakan praktek
perdagangan saham yang tidak adil (unfair trading) karena posisi inside trader yang
lebih baik (dalam kepemilikan informational advantages) dibandingkan dengan
investor lain.
Pengertian “orang dalam” menurut Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal (UUPM ) pasal 95 sampai 98 adalah Corporate Insiders.
Secara teknis Corporate Insiders dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Traditional Insiders merupakan pihak yang berada dalam fiduciary
position (pihak yang mendapat kepercayaan dalam menjalankan
kewajiban di dalam perusahaan) di dalam emiten atau Perusahaan
Publik. Yang termasuk dalam traditional insiders adalah Komisaris,
Direktur, Pegawai, Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan
Publik.
2) Temporary Insiders atau quasi insiders adalah pihak luar perusahaan
mempunyai hubungan trust dan confidence (hubungan erat) dengan
perusahaan atau mempunyai hubungan jangka pendek yang
mengakibatkan fiduciary obligations mereka kepada perusahaan. Oleh
karena hubungan tersebut memungkinkan pihak luar tersebut
memperoleh inside information. Yang termasuk dalam temporary
insisders adalah konsultan hukum, notaris, akuntan atau penasehat
keuangan dan investasi, serta pemasok atau kontraktor yang bekerja
sama dengan emiten/perusahaan publik tersebut.
Beberapa praktek Insider trading terkadang dapat dideteksi dengan cukup
mudah. Hal tersebut dapat dideteksi dari beberapa fakta-fakta yang ada ketika
praktek tersebut terjadi diantaranya ada atau tidaknya orang dalam yang melakukan
transaksi atas efek perusahaan dimana yang bersangkutan menjadi orang dalam.
Selain itu, dapat pula dideteksi dari adanya peningkatan harga dan volume
perdagangan efek sebelum diumumkannya informasi material kepada publik dan
terjadinya peningkatan atau penurunan harga dan volume perdagangan yang tidak
wajar.
b. Marking the close yaitu tindakan merekayasa harga permintaan atau penawaran efek
pada saat atau mendekati saat penutupan perdagangan dengan tujuan membentuk
harga efek atau harga pembukaan yang tinggi pada hari perdagangan berikutnya.
c. Painting the tape yaitu kegiatan perdagangan antara rekening efek satu dengan
rekening efek lain yang masih berada dalam penguasaan satu pihak atau mempunyai
sedemikian rupa sehingga tercipta perdagangan semu.
d. Cornering the market yaitu membeli efek dalam jumlah besar sehingga dapat
menguasai pasar (menyudutkan pasar).
e. Pools yaitu penghimpunan dana dalam jumlah besar oleh sekelompok investor
dimana dana tersebut dikelola oleh broker atau seseorang yang memahami kondisi
pasar. Manager dari pools tersebut membeli saham suatu perusahaan.
f. Wash Sale yaitu transaksi yang terjadi antara pihak pembeli dan penjual yang tidak
menimbulkan perubahan kepemilikan dan/atau manfaatnya (beneficiary of
ownership) atas transaksi saham tersebut. Tujuannya untuk membentuk harga naik,
turun atau tetap dengan memberi kesan seolah-olah harga terbentuk melalui
transaksi yang berkesan wajar. Selain itu juga untuk memberi kesan bahwa Efek
tersebut aktif diperdagangkan.
ETIKA BAGI INVESTOR
Dalam melakukan investasi di pasar modal kebanyakan investor mencari dan
memfokuskan perhatiannya terhadap investasi yang aman dan menjanjikan keuntungan yang
tinggi, hanya sedikit yang memperhatikan investasi yang beretika. Apabila investor akan
melakukan investasi yang berdasar etika, hendaklah perhatian utamanya ditujukan kepada
produk dan jasa perusahaan tersebut selanjutnya, memperhatikan bagaimana dana yang
diperoleh perusahaan tersebut disalurkan.
Bagi investor yang tidak aktif menjalankan bisnis itu sendiri terdapat tiga pendekatan
yang dapat digunakan yaitu:
a. Pendekatan Negatif ini disebut juga teori penghindaran, di mana para investor
yang beretika, akan menghindari investasi di bidang atau perusahaan yang tidak
disukainya, atau bertentangan dengan prinsip etika bisnis yang dianutnya atau
juga melakukan kegiatan bisnis di bidang-bidang yang melanggar ketentuan
lingkungan, produksi zat kimia yang berbahaya, produksi senjata, atau melakukan
investasi di negara-negara yang melakukan pelanggaran hak-hak asasi manusia.
b. Pendekatan Positif, dalam hal ini para investor hanya akan melakukan investasi
pada bidang usaha atau bisnis yang sesuai dengan etika bisnis yang dianutnya.
c. Pendekatan Aktif, dengan pendekatan ini para investor akan melakukan investasi
di bidang bisnis yang menurutnya tidak sesuai dengan etika bisnis yang umum
dianut, dan dalam melakukan investasi di bidang itu terkandung tujuan untuk
mengambil alih kontrol terhadap perusahaan tersebut untuk selanjutnya
melakukan perubahan agar perusahaan tersebut menjalankan bisnis sesuai dengan
etika bisnis yang umum.

Praktik-praktik tidak terpuji di industri pasar modal memiliki sejumlah konsekuensi:


a. Kerugian pemodal atau investor, terutama investor berskala menengah ke bawah,
yang dirugikan dengan aksi manipulatif.
b. Jika praktik-praktik tidak terpuji tersebut berlangsung terus menerus tanpa ada
sistem yang mampu mendominasi dan membongkarnya, penetrasi industri pasar
modal akan semakin lamban.

Anda mungkin juga menyukai