OLEH:
NI PUTU DIAH SINTHIA DEWI (1881611019)
PANDE KOMANG FERRY KRISNA YANA (1881611021)
Laporan laba rugi adalah laporan yang dapat memberikan informasi mengenai
pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari sebuah usaha untuk suatu periode tertentu yang
merupakan hal sangat penting dalam melihat aliran kas dimasa yang akan dating serta menilai
kinerja manajemen.
1
Permasalahan yang biasanya terjadi dalam pengungkapan pendapatan adalah sulitnya
untuk melakukan pengukuran secara obyektif dan tidak semua aktivitas terjadi dalam satu
periode. Terdapat tiga atribut yang perlu diukur dalam pengungkapan pendapatan yaitu
harga jual, pengumpulan kas dan kos dimasa mendatang. Jika ketiga atribut tersebut dapat
diukur secara reasonable, maka pendapatan harus diakui.
Terdapat empat alternative pengakuan pendapatan menurut SFAC No.5, yaitu:
1. Selama produksi untuk kontrak jangka panjang tertentu, terutama
menggunakan instalment method, pendapatan harus diakui pada saat kas
diterima.
2. Saat produksi telah selesai dengan syarat kondisi pasar dan permintaan yang
stabil makan produk dapat segera dipertukarkan.
3. Pengakuan pada saat terdapat penjualan merupakan prinsip umum dalam
pengakuan.
4. Pada saat kas diterima.
2
APB Statement No. 4 mengklasifikasi biaya dalam tiga kategori, yaitu:
1. Kos yang dihubungkan secara langsung dengan periode pendapatan
2. Kos yang dihubungkan dengan periode dengan beberapa basis
3. Kos yang secara praktek tidak dapat dihubungkan dengan periode manapun.
3
5. KONSEP LABA OPERASI DENGAN KONSEP LAMA MENYELURUH
5.1 Konsep Laba Operasi
Pengguna konsep ini mengatakan bahwa dalam laporan laba rugi seharusnya
hanya terdiri dari item normal operating. Sedangkan item non operating hanta
dilaporkan dalam laporan laba ditahan. Pencatatan kerugian dari pos luar biasa tidak
boleh disajikan dalam laporan laba rugi melainkan hanya disajikan pada laporan laba
ditahan atau laporan perubahan ekuitas
5.2 Konsep Laba Menyeluruh
Pengguna laporan ini berpendapat bahwa semua komponen harus dimasukkan
dalam laporan laba rugi. Laporan laba ditahan hanya mencerminkan total laba yang
dilaporkan dalam laba rugi dan distribusi deviden sebagai tambahan pada
keseimbangan awal dan akhir. Pencatatan kerugian dari pos luar biasa dapat disajikan
dalam laporan laba rugi, sedangkan dalam laporan laba ditahan hanya terdapat laba
bersih yang ditransfer dari laporan laba rugi deklarasi (pembayaran deviden),
penyisihan dari laba (appropriation of retained earnings).
5.3 Laba Komprehensif
Laba komprehensif menganut konsep lama menyeluruh dan termasuk dalam
cakupan teori kepemilikan karena seluruh perubahan terhadap ekuitas (kecuali
transaksi modal dengan pemiliki) dimasukkan dalam perhitungan laba komprehensif.
Selain itu laba komprehensif juga tepat dalam memprediksi dan menilai suatu ekuitas.
5.4 Elemen Laba Komprehensif
Laba komprehensif menganut konsep elemen laba rugi tetapi sering dilewati pada
laporan laba rugi. Pada SFAS No. 130 terdapat pernyataan tentang:
Penyesuaian penjabaran mata uang asing dimata mata uang fungsional bukan
dollar Amerika.
Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan atas sekuritas tersedia
untuk dijual.
Penyesuaian kewajiban pension diklasifikasikan ke dalam asset tak berwujud
dan merupakan bagian dari laba komprehensif.
FASB menyakatakan bahwa laba per saham tidak boleh dimasukkan dalam
perhitungan lama komprehensif karena fleksibilitas kebijakan pelaporan. Jika hal
4
tersebut dibiarkan tejadi maka perhitungan laba per saham akan membingungkan dan
tidak konsisten.
5.5 Pelaporan Laba Komprehensif
Dalam SFAS No. 130 terdapat tiga metode pelaporan laba komporehensif, yaitu:
1. Disajikan dibawah laba bersih
2. Lapooran terpisah dan dimulai dengan laba bersih
3. Dicantumkan dalam laporan perubahan eukitas.
Namun FASB menyarankan untuk menggunakan metode pertama. Namun
terdapat dua anggota SFAS yang berselisih karena mereka memiliki keyakinan bahwa
kebanyakan perusahaan akan lebih cenderung menggunakan metode ketiga karena
akan mengurangi visibilitas dan pentingnya laba komrehensif.
5
Prinsip akuntansi yang dirubah, yaitu perusahaan harus menampilkan laporan
keuangan tahun-tahun sebelum perubahan dilakukan.
b) Perubahan dalam estimasi akuntansi
Penyajian laporan keuangan mensyaratkan estimasi dari kejadian di masa yang
akan datang dan estimasi seperti itu adalah sasaran dilakukannya review berkala.
c) Perubahan dalam laporan entitas
Perubahan ini disebabkan oleh penggabungan usaha, perubahan spesifik anak
perusahaan, atau perubahan konsolidasi.
6
8. LABA PER SAHAM ( EARNINGS PER SHARE (EPS))
APB Opinion No. 15 diganti dengan SFAS No. 128 yang menghilangan perhitungan laba per
saham primer karena sulit dihitung dan sulit dimengerti pengguna. Sekarang yang diperlukan
adalah dasar dimana tidak ada dilusi laba per saham dan laba per saham memiliki dilusi paling
besar. Laba per saham dasar dan dilusian sama-sama harus ditampilkan dalam kondisi apapun
pada laporan laba rugi.
7
Diakui pada laporan laba/rugi saat ini. Metode ini akhirnya dipilih oleh APB Opinion
No. 9, diterapkan dalam menentukan keuntungan atau kerugian yang bersifat luar
biasa.
8
REFERENSI
Wolk, I. H., M. G. Tearney, & J.L. Dodd. (2001). Accounting Theory: A Conceptual and
Institutional Approach. Edisi 5. South-Western College Publishing