Anda di halaman 1dari 11

TEORI AKUNTANSI

RANGKUMAN MATA KULIAH


BAB 11
LAPORAN LABA RUGI
“The Income Statement”

OLEH:
NI PUTU DIAH SINTHIA DEWI (1881611019)
PANDE KOMANG FERRY KRISNA YANA (1881611021)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
LAPORAN LABA RUGI

Laporan laba rugi adalah laporan yang dapat memberikan informasi mengenai
pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari sebuah usaha untuk suatu periode tertentu yang
merupakan hal sangat penting dalam melihat aliran kas dimasa yang akan dating serta menilai
kinerja manajemen.

1. DEFINISI – DEFINISI LABA (INCOME)


1.1 Accounting Terminology Bulletin (ATB)
Dalam ATB, laba dan keuntungan merupakan hasil dari pengurangan pendapatan
operasi dengan kos barang yang telah terjual, biaya-biaya yang lain dan kerugian. ATB
berisi tentang pendekatan pendapatan biaya
1.2 APB Statement No.4
Laba bersih merupakan kelebihan atau kekurangan pendapatan atas biaya dari
suatu periode akuntansi. APB Statement No. 4 berisi tentang pendekatan pendapatan
biaya.
1.3 FASB-SFAC No.6
Dalam SFAC No.6, perubahan ekuitas suatu entitas selama satu periode transaksi
dan kejadian yang bukan berasal dari sumber pemilik. SFAC No.6 berisi tentang
pendekatan asset kewajiban.

2. PENDAPATAN (REVENUE) DAN KEUNTUNGAN (GAINS)


Pemdapatan harus diungkapkan oleh perusahaan selama periode bersangkutan dimana
terdapat aktivitas utama perusahaan dari pembuatan hingga pelepasan barang atau jasa yang
telah dicapai. Terdapat kriteria dalam FASB tentang pendapatan yaitu:
2.1 Diakui bila pendapatan telah direalisasikan atau cukup pasti terealisasi. Artinya
dapat dikatakan jika produk atau jasa telah terjual atau diganti dengan kas atau klaim
atas kas.
2.2 Diakui bila pendapatan sudah terbentu. Artinya dapat dikatakan terbentuk bila
perusahaan telah melakukan secara substansial kegiatan untuk dapat memproleh
manfaat atau nilai yang melekat pada pendapatan.

1
Permasalahan yang biasanya terjadi dalam pengungkapan pendapatan adalah sulitnya
untuk melakukan pengukuran secara obyektif dan tidak semua aktivitas terjadi dalam satu
periode. Terdapat tiga atribut yang perlu diukur dalam pengungkapan pendapatan yaitu
harga jual, pengumpulan kas dan kos dimasa mendatang. Jika ketiga atribut tersebut dapat
diukur secara reasonable, maka pendapatan harus diakui.
Terdapat empat alternative pengakuan pendapatan menurut SFAC No.5, yaitu:
1. Selama produksi untuk kontrak jangka panjang tertentu, terutama
menggunakan instalment method, pendapatan harus diakui pada saat kas
diterima.
2. Saat produksi telah selesai dengan syarat kondisi pasar dan permintaan yang
stabil makan produk dapat segera dipertukarkan.
3. Pengakuan pada saat terdapat penjualan merupakan prinsip umum dalam
pengakuan.
4. Pada saat kas diterima.

3. BIAYA (EXPENSES) DAN KERUGIAN (LOSSES)


Biaya dapat diartikan sebagai berikut:
3.1 Acconting Terminology Bulletin (ATB No. 2)
Biaya secara umum berisi tentang semua biaya yang terjadi saat telah dikurangi dengan
pendapatan.
3.2 APB Statement No.4
Penurunan kotor dalam asset dan peningkatan kotor dalam kewajiban yang dikukur
sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) yang dihasilkan dari
aktivitas-aktivitas yang mengarah pada laba.
3.3 FASB-SFAC No.6
Aliran keluar atas penggunaan asset pada entitas atau bertambahnya kewajiban (atau
gabungan antara keduanya) selama satu periode yang berasal dari pelaporan atau
produksi barang, jasa ataupun aktivas yang lain yang terdapat dalam aktivitas utama
perusahaan.

2
APB Statement No. 4 mengklasifikasi biaya dalam tiga kategori, yaitu:
1. Kos yang dihubungkan secara langsung dengan periode pendapatan
2. Kos yang dihubungkan dengan periode dengan beberapa basis
3. Kos yang secara praktek tidak dapat dihubungkan dengan periode manapun.

4. KEJADIAN YANG AKAN DATANG DAN PENGAKUAN AKUNTANSI


Sesuatu yang akan terjadi di masa yang akann datang yang berhubungan dengam sifat
dan peran serta proses telah memberikan banyak perhatian. Hal ini terjadi karena dalam
proses pelaporan masih berdasarkan pada pencatatan kejadian dimasa lampau dan
pencatatan pada masa lampau sangat bergantung pada bagaimana intrepetasi kita terhadap
kejadian baik yang terjadi maupun yang tidak akan terjadi.
4.1 Aspek-aspek tentang kejadian dimasa yang akan datang sebagai berikut:
4.1.1 Perepsi atas kejadian masa lalu, menggunakan one event view yaitu suatu
kejadian hanya terlihat dari sisi satu pihak atau two event view yaitu seuatu
kejadian terligat dari sisi kedua belah pihak.
4.1.2 Probabilitas keadian dimasa yang akan datang, merupakan salah satu
masalah besar yang dapat diasumsikan dan estimasi dimasa yang akan datang.
4.1.3 Tujuan Manajemen, tidak diterima sebagai basis pengakuan kejadian karena
pihak manajemen bisa saja merubah tujuan sebelumnya.
4.1.4 Nilai pasar, menggambarkan kondisi pasar saat ini yang merupakan nilai
sekarang dari kondisi yang diharapkan dimasa yang akan datang.
4.1.5 Konservatisme, merupakan kemajuan dalam penyelesaian masalah yang
terkait dengan kejadian dimasa yang akan datang.
4.1.6 Kondisi ekonomi dimasa yang akan datang, gambaran untuk menghindari
prediksi perubaha ekonomi dimasa yang akan datang kecuali bila terdapat
bukti yang kuat.
4.1.7 Peraturan legal dimasa mendatang, menolak memprediksi perubahaan
legal dimasa mendatang sebelum draft diberlakukan.
4.1.8 Ringkasan dimasa mendatang, terdapat masalah besar, dengan banyak
kesulitan pengukuran dan diharapkan akan diperlukannya penjualan yang
cermat dari karakteristik kualitatif yaitu relevansi dan reliabilitas.

3
5. KONSEP LABA OPERASI DENGAN KONSEP LAMA MENYELURUH
5.1 Konsep Laba Operasi
Pengguna konsep ini mengatakan bahwa dalam laporan laba rugi seharusnya
hanya terdiri dari item normal operating. Sedangkan item non operating hanta
dilaporkan dalam laporan laba ditahan. Pencatatan kerugian dari pos luar biasa tidak
boleh disajikan dalam laporan laba rugi melainkan hanya disajikan pada laporan laba
ditahan atau laporan perubahan ekuitas
5.2 Konsep Laba Menyeluruh
Pengguna laporan ini berpendapat bahwa semua komponen harus dimasukkan
dalam laporan laba rugi. Laporan laba ditahan hanya mencerminkan total laba yang
dilaporkan dalam laba rugi dan distribusi deviden sebagai tambahan pada
keseimbangan awal dan akhir. Pencatatan kerugian dari pos luar biasa dapat disajikan
dalam laporan laba rugi, sedangkan dalam laporan laba ditahan hanya terdapat laba
bersih yang ditransfer dari laporan laba rugi deklarasi (pembayaran deviden),
penyisihan dari laba (appropriation of retained earnings).
5.3 Laba Komprehensif
Laba komprehensif menganut konsep lama menyeluruh dan termasuk dalam
cakupan teori kepemilikan karena seluruh perubahan terhadap ekuitas (kecuali
transaksi modal dengan pemiliki) dimasukkan dalam perhitungan laba komprehensif.
Selain itu laba komprehensif juga tepat dalam memprediksi dan menilai suatu ekuitas.
5.4 Elemen Laba Komprehensif
Laba komprehensif menganut konsep elemen laba rugi tetapi sering dilewati pada
laporan laba rugi. Pada SFAS No. 130 terdapat pernyataan tentang:
 Penyesuaian penjabaran mata uang asing dimata mata uang fungsional bukan
dollar Amerika.
 Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan atas sekuritas tersedia
untuk dijual.
 Penyesuaian kewajiban pension diklasifikasikan ke dalam asset tak berwujud
dan merupakan bagian dari laba komprehensif.
FASB menyakatakan bahwa laba per saham tidak boleh dimasukkan dalam
perhitungan lama komprehensif karena fleksibilitas kebijakan pelaporan. Jika hal

4
tersebut dibiarkan tejadi maka perhitungan laba per saham akan membingungkan dan
tidak konsisten.
5.5 Pelaporan Laba Komprehensif
Dalam SFAS No. 130 terdapat tiga metode pelaporan laba komporehensif, yaitu:
1. Disajikan dibawah laba bersih
2. Lapooran terpisah dan dimulai dengan laba bersih
3. Dicantumkan dalam laporan perubahan eukitas.
Namun FASB menyarankan untuk menggunakan metode pertama. Namun
terdapat dua anggota SFAS yang berselisih karena mereka memiliki keyakinan bahwa
kebanyakan perusahaan akan lebih cenderung menggunakan metode ketiga karena
akan mengurangi visibilitas dan pentingnya laba komrehensif.

6. KAPITALISASI KOS TAK BERWUJUD


Kos tak berwujud seperti biaya penelitian dan pengembangan, iklan dan retrukrisasi segera
dibiayakan pada saat kejadian meskipun biaya tersebut memberikan manfaat yang signifikan
dimasa mendatang.

7. SEKSI-SEKSI NON OPERASIONAL


7.1 Pos Luar Biasa (   Extraordinary Items
Adalah pos-pos material yang jarang muncul yang secara signifikan berbeda dengan
aktivitasbisnis utama perusahaan. Kriteria untuk pos-pos luar biasa adalah:
a) Bersifat tidak biasa (unusual nature)
Kejadian atau transaksi yang mendasari harus memiliki tingkat abnormalitas yang
tinggi dan tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan normal perusahaan.
b) Tidak sering terjadi (infrequency of occurance)
Kejadian atau transaksi yang mendasari harus merupakan jenis yang tidak
diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang (fireseeable future), dengan
memperhitungkan lingkungan dimana perusahaan beroperasi.
7.2 Perubahan Akuntansi
Perubahan akuntansi diklasifikasikan menjadi tiga, sebagai berikut:.
a) Perubahan prinsip akuntansi

5
Prinsip akuntansi yang dirubah, yaitu perusahaan harus menampilkan laporan
keuangan tahun-tahun sebelum perubahan dilakukan.  
b) Perubahan dalam estimasi akuntansi
Penyajian laporan keuangan mensyaratkan estimasi dari kejadian di masa yang
akan datang dan estimasi seperti itu adalah sasaran dilakukannya review berkala.
c) Perubahan dalam laporan entitas
Perubahan ini disebabkan oleh penggabungan usaha, perubahan spesifik anak
perusahaan, atau perubahan konsolidasi.

7.3 Operasi yang Dihentikan .


Operasi yang dihentikan terjadi apabila:
 Perusahaan mengeliminasi hasil operasi dan arus kas komponen dari suatu yang
sedang berjalan.
 Tidak ada lagi aktivitas yang dilakukan komponen itu setelah transaksi pelepasan.
Operasi yang dihentikan untuk keuntungan atau kerugian dari pelepasan komponen
bisnis, dilaporkan dalam laporan laba rugi terpisah. Pengaruh dari operasi yang
dihentikan diperlihatkan setelah pajak sebagai kategori terpisah, yaitu setelah operasi
berlanjut tetapi sebelum pos-pos luar biasa.

7.4 Penyesuaian periode sebelumnya


Jumlah penyesuaian periode sebelumnya dibebankan atau dikreditkan pada saldo laba
ditahan awal periode, kemudian exhibited net of tax pada pernyatan laba ditahan dan
terakhir dikeluarkan dari penentuan laba bersih saat ini. Menurut APB Opinion No. 9,
untuk dapat diklasifikasikan sebagai penyesuaian periode sebelumnya, suatu
peristiwa/transaksi harus memenuhi syarat :
 Teridentifikasi secara khusus ke suatu periode dan tidak dapat diatribusikan ke
peristiwa ekonomi yang terjadi di periode sebelumnya.
 Terutama ditentukan oleh orang lain selain manajemen
 Tidak mudah terpengaruh oleh estimasi yang belum ditentukan.  

6
8. LABA PER SAHAM ( EARNINGS PER SHARE (EPS))
APB Opinion No. 15 diganti dengan SFAS No. 128 yang menghilangan perhitungan laba per
saham primer karena sulit dihitung dan sulit dimengerti pengguna. Sekarang yang diperlukan
adalah dasar dimana tidak ada dilusi laba per saham dan laba per saham memiliki dilusi paling
besar. Laba per saham dasar dan dilusian sama-sama harus ditampilkan dalam kondisi apapun
pada laporan laba rugi.

9. PEMBAHASAN KHUSUS MENGENAI PENGUKURAN PENDAPATAN


9.1 Tahap Pengembangan Usaha
Masalah teoritis untuk perusahaan yang masih dalam tahap perkembangan yaitu apakah
kos yang muncul akan dibebankan ataukah ditunda. Alasan untuk menunda kos dan rugi
operasi adalah:
 Karena kos tersebut belum mendatangkan pendapatan
 Kos tersebut memberikan manfaat masa depan.

9.2 Restrukturisasi Hutang Bermasalah


Restrukturisasi hutang bermasalah muncul ketika kreditur dikabulkannya kelonggaran
pada debitur oleh kreditur karena debitur mengalami kesulitan keuangan yang tidak
terduga. Dampaknya dihitung dari kewajiban yang tercatat segera sebelum restrukturisasi.
Ketika jangka waktu utang dimodifikasi namun tetap bersifat sebagai kewajiban, maka
tidak ada transaksi/peristiwa yang terjadi baik di sisi kreditur maupun debitur selama
jumlah aliran kas masa depan yang tidak didiskon lebih  besar atau sama dengan jumlah
kewajiban yang tercatat

9.3 Penghilangan Utang Sebelum Waktunya


Sebelum APB Opinion No. 26, ada 3 metode akuntansi keuntungan atau kerugian
terhadap  penghilangan utang sebelum waktunya :
 Diamortisasi selama sisa jangka waktu aslinya
 Diamortisasi selama jangka waktu utang baru

7
 Diakui pada laporan laba/rugi saat ini. Metode ini akhirnya dipilih oleh APB Opinion
No. 9, diterapkan dalam menentukan keuntungan atau kerugian yang bersifat luar
biasa.

10. MANAJEMEN LABA


Manajemen laba merupakan intervensi dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan
maksud untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Teori agen menjelaskan bahwa
pengaruh manajemen laba terhadap laba perusahaan adalah:
 Untuk meninggikan kompensasi,
 Menghindari pelanggaran dari kewajiban utang obligasi yang akan mencegah
pembayaran deviden,
 Meminimalkan laporan laba untuk mengurangi kemungkinan campur tangan pemerintah
jika perusahaan memiliki visibilitas politik yang tinggi.
Manajemen laba yang paling banyak ditemui, yaitu:
10.1 Kompensasi Manajemen
Tujuannya adalah untuk mengtaur perilaku manajemen dengan kepentingan pemegang
saham mengingat dua pihak itu seringkali menemui konflik. Selain kompensasi kas,
ada juga insentif bonus berdasarkan laba/harga saham dan insentif  jangka panjang.
Laba dapat diatur dengan memanipulasi discretionary accruals  (akrual yang dapat
diatur manajemen dalam jangka pendek).

10.2 Perataan Laba


Tujuannya adalah agar arus laba dapat lebih stabil dengan varian antar tahun yang
lebih kecil sehingga penilaian terhadap perusahaan menjadi lebih baik. Ada tiga cara
untuk dapat meratakan laba, yaitu:
 Timing transaksi
 Pilihan metode/prosedur alokasi
 Klasifikasi perataan antara laba operasi dan laba non operasi

8
REFERENSI

Wolk, I. H., M. G. Tearney, & J.L. Dodd. (2001). Accounting Theory: A Conceptual and
Institutional Approach. Edisi 5. South-Western College Publishing

Anda mungkin juga menyukai