Anda di halaman 1dari 11

PERANAN GCG PADA DUNIA BISNIS DI INDONESIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis

Oleh Dosen: Bapak Dadang Agus Suryanto,SH.,MH.

Disusun oleh:

Nama : Sinta Threesia

NPM : A10180134

Manajemen-S1

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI EKUITAS

JL.P.H.H Mustofa No.31, Bandung 40124 Telp(022)7276323 Fax(022)7204597

2019/2020
PENDAHULUAN

Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis.


Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas
masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang
wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak.
Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan
hak-hak orang lain perlu diperhatikan

Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi
kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu
sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja
bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut
menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam
konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai moral.

Kepolisian Daerah Jawa Timur membongkar praktik investasi bodong


Memiles. Total omzet penipuan ini diperkirakan mencapai Rp 750 miliar yang
melibatkan ratusan ribu anggota. Sebanyak empat figur publik terseret dalam kasus ini.
Keempatnya adalah Eka Deli, Marcello Tahitoe alias Ello, Adjie Notonegoro, dan
Judika. Modus produk investasi tersebut adalah menjanjikan hadiah fantastis dan tidak
masuk akal kepada nasabah. Misalnya, dengan berinvestasi hanya ratusan ribu, nasabah
bisa membawa pulang televisi, lemari es, pendingin ruangan (AC), sampai mobil.

Jika etika bisnis yang sehat merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
perusahaan, maka menerapkan suatu prinsip Good Corporate Governance dapat
menjadi salah satu satu alat untuk mencapai etika bisnis yang baik tersebut. Penerapan
GCG dan mengedepan etika dibandingkan dengan kepentingan pemilik memang tidak
mudah. Tapi pasti ada manfaat yang diperoleh oleh perusahaan, dan bukan hanya sesaat
tetapi jangka panjang.

Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang sering
dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggung jawab di Indonesia. Berbagai hal
tersebut merupakan bentuk dari persaingan yang tidak sehat oleh para pebisnis yang
ingin menguasai pasar. Selain untuk menguasai pasar, terdapat faktor lain yang juga
mempengaruhi para pebisnis untuk melakukan pelanggaran etika bisnis, antara lain
untuk memperluas pangsa pasar, serta mendapatkan banyak keuntungan. Ketiga faktor
tersebut merupakan alasan yang umum untuk para pebisnis melakukan pelanggaran
etika dengan berbagai cara.
MASALAH YANG DITEMUKAN

Modus Investasi Bodong Memiles.


Aparat penegak hukum kembali mengungkap kasus investasi bodong melalui
aplikasi 'Memiles'. Investasi bodong tersebut berhasil meraup keuntungan hingga Rp
750 miliar dari para pengguna aplikasi. Ketua Satuan Tugas Waspada Investasi Tongam
Lumban Tobing menuturkan Memiles merupakan investasi bodong berkedok aplikasi
penyedia jasa iklan. Masyarakat ditawarkan untuk top up dana investasi dengan iming-
iming keuntungan selangit.
Investasi bodong tersebut bisa beroperasi dengan cara meawarkan kepada
masyarakat untuk melakukan top up dana investasi dari Rp 50 ribu sampai Rp 200 juta.
Kemudian, dari dana yang ditanamkan di aplikasi tersebut, pelaku menjanjikan bonus
seperti ponsel, motor, hingga mobil. Bonus yang diberikan kepada pengguna aplikasi
juga akan lebih besar dari dana yang disetorkan. Misalnya, kata Tongam, jika anggota
melakukan top up Rp 300 ribu maka bisa diberikan ponsel. Kemudian, top up Rp 7 juta
bisa mendapatkan mobil Mitsubishi Pajero.
Belum lagi, jika anggota berhasil merekrut anggota baru. Bonus yang diberikan
bakal bertambah. Nantinya, anggota akan menyetorkan setoran dana top up anggota
baru ke pemimpin di tiap daerah atau tiap wilayah. Kemudian, pemimpin di tiap
wilayah akan memberikan dana itu ke perusahaan.
LANDASAN TEORI

PENERAPAN KONSEP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI INDONESIA

Good corporate governance (GCG) secara definitif merupakan sistem yang


mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added)
untuk semua stakeholder (Monks,2003). Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini,
pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar
dan tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan
pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua
informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.

Etika bisnis adalah salah satu yang terpenting dalam upaya penerapan GCG
tersebut. Menerapkan etika bisnis secara konsisten hingga dapat mewujudkan iklim
usaha yang sehat, efisien dan transparan merupakan salah satu sumbangsih besar yang
dapat diberikan oleh dunia usaha untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien,
transparan dan mampu memberikan manfaat yang besar bagi seluruh stakeholder-nya.
Belakangan banyak muncul pertanyaan mengenai apakah etika bisnis merupakan suatu
hal yang penting bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Seandainya
tidak dilaksanakan, suatu entitas tetap dapat berjalan dengan baik dan mmberikan
keuntungan.

Etika bisnis merupakan seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika
untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks dalam praktek
bisnis. Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen
bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang
mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Penerapan etika bisnis menghalau
citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan penuh tipu muslihat.

Jika etika bisnis yang sehat adalah yang dicapai oleh perusahaan, maka
menerapkan suatu prinsip Good Corporate Governance oleh suatu perusahaan dapat
sebagai salah satu satu alat untuk mencapai etika bisnis yang baik tersebut. Pentingnya
tata kelola perusahaan yang sehat untuk stabilitas pasar dan kepercayaan pasar
penerapan GCG sebagai bagian dari etika bisnis ini pada gilirannya dapat mempengaruhi
pasar dan menjadi bahan pertimbangan yang penting dalam proses pengambilan
keputusan..Perusahaan tidak dapat memberikan pengembalian terhadap investasi
pemegang saham, jika produk yangdihasilkannya tidak dibeli oleh konsumen. Maka
penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa kebutuhan konsumen dipenuhi
dengan barang dan jasa yang kompetitif.

Prinsip-prinsip GCG

Secara umum terdapat lima prinsip dasar dari good corporate governance yaitu:

 Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan


proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan
informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
 Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
 Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam
pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan
perundangan yang berlaku.
 Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak
manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
 Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di
dalam memenuhi hakhak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta
peraturan perundangan yang berlaku. Esensi dari corporate governance adalah
peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau pemantauan kinerja
manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemangku
kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku.
Dalam pelaksanaan penerapan GCG di perusahaan adalah penting bagi
perusahaan untuk melakukan pentahapan yang cermat berdasarkan analisis atas situasi
dan kondisi perusahaan, dan tingkat kesiapannya, sehingga penerapan GCG dapat
berjalan lancar dan mendapatkan dukungan dari seluruh unsur di dalam perusahaan.

Manfaat GCG ini bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga dalam jangka panjang
dapat menjadi pilar utama pendukung tumbuh kembangnya perusahaan sekaligus pilar
pemenang era persaingan global. Akan tetapi, keberhasilan penerapan GCG juga
memiliki prasyarat tersendiri. Di sini, ada dua faktor yang memegang peranan, faktor
eksternal dan internal.
Faktor Eksternal
Yang dimakud faktor eksternal adalah beberapa faktor yang berasal dari luar
perusahaan yang sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan GCG. Di antaranya:
a. Terdapatnya sistem hukum yang baik sehingga mampu menjamin berlakunya supremasi
hukum yang konsisten dan efektif.
b. Dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik/ lembaga pemerintahaan yang
diharapkan dapat pula melaksanakan Good Governance dan Clean Government menuju
Good Government Governance yang sebenarnya.
c. Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat (best practices) yang dapat menjadi
standard pelaksanaan GCG yang efektif dan profesional. Dengan kata lain, semacam
benchmark (acuan).
d. Terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung penerapan GCG di masyarakat.
Ini penting karena lewat sistem ini diharapkan timbul partisipasi aktif berbagai kalangan
masyarakat untuk mendukung aplikasi serta sosialisasi GCG secara sukarela.
e. Hal lain yang tidak kalah pentingnya sebagai prasyarat keberhasilan implementasi GCG
terutama di Indonesia adalah adanya semangat anti korupsi yang berkembang di
lingkungan publik di mana perusahaan beroperasi disertai perbaikan masalah kualitas
pendidikan dan perluasan peluang kerja. Bahkan dapat dikatakan bahwa perbaikan
lingkungan publik sangat mempengaruhi kualitas dan skor perusahaan dalam
implementasi GCG.
Faktor Internal
Maksud faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan praktek
GCG yang berasal dari dalam perusahaan. Beberapa faktor dimaksud antara lain:
a. Terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung penerapan GCG
dalam mekanisme serta sistem kerja manajemen di perusahaan.
b. Berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan mengacu pada
penerapan nilai-nilai GCG.
c. Manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada kaidah-kaidah
standar GCG.
d. Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untuk
menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi.
e. Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami setiap gerak dan
langkah manajemen dalam perusahaan sehingga kalangan publik dapat memahami dan
mengikuti setiap derap langkah perkembangan dan dinamika perusahaan dari waktu ke
waktu.
Di luar dua faktor di atas, aspek lain yang paling strategis dalam mendukung
penerapan GCG secara efektif sangat tergantung pada kualitas, skill, kredibilitas, dan
integritas berbagai pihak yang menggerakkan organ perusahaan
PEMBAHASAN

Kasus Investasi bodong kembali menarik perhatian masyarakat. Kini


modusnya lebih canggih dengan kedok startup digital. MeMiles, sebuah aplikasi yang
dapat diunduh di ponsel menyediakan ruang beriklan. Pengguna aplikasi membeli ruang
iklan melalui top up dengan sejumlah uang. Oleh karena itu, pemilik aplikasi bersikeras
bahwa itu bukan investasi bodong, karena MeMiles menjual slot iklan. Disamping ruang
iklan, member MeMiles juga dijanjikan hadiah langsung. Ada beberapa ketentuan
tambahan untuk mendapatkan hadiah langsung, seperti log in setiap hari, melihat
sejumlah iklan didalam aplikasi, dan sebagainya. Akan tetapi, harga hadiah di pasaran
berkali-kali lipat lebih besar nilainya ketimbang jumlah top up dari member.

Dalam menjalankan usahanya, PT Kam and Kam memakai sistem penjualan


langsung melalui jaringan keanggotaan. Untuk menjaring anggota, perusahaan
memakai aplikasi Memiles. Setiap anggota yang berhasil menarik anggota lainnya akan
mendapatkan bonus atau komisi. Jika ingin memasang iklan, anggota harus menambah
uangnya atau top-up dengan dana yang dimasukkan ke rekening PT Kam and Kam. Dari
hasil penelusuran polisi, dana yang masuk ke rekening tersebut antara Rp 50 ribu sampai
Rp 200 juta. Pengusutan kasus ini juga melibatkan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.
Nantinya juga akan posko pengaduan khusus bagi para nasabah.

Kejanggalan bisnis MeMiles membuat OJK menetapkannya sebagai ilegal.


Persisnya, sejak Agustus 2019 Satgas Waspada Investasi dari OJK menetapkan bisnis
MeMiles milik PT Kam and Kam sebagai ilegal. Pertimbangan pertama MeMiles tidak
punya izin usaha. Kedua, skema hadiah langsung yang dijanjikan dalam MeMiles
kepada anggotanya tidak rasional, hingga serupa dengan skema Ponzi.

Berdasarkan kasus tersebut dapat kita lihat bahwa Investasi tidak menerapkan
lima prinsip GCG yaitu Transparency (keterbukaan informasi), Accountability
(akuntabilitas), Responsibility (pertanggungjawaban), Independency (kemandirian),
Fairness (kesetaraan dan kewajaran). Perusahaan menawarkan keuntungan yang
fantastis tanpa melampirkan asal-usul cara menghitung bonus kepada setiap
anggotanya. Perusahaan juga memberikan hadiah yang tidak wajar, yang
mengakibatkan anggotanya tertipu. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis tersebut selain
tidak menerapkan GCG pada perusahaannya juga telah menyalahi etika bisnis, dimana
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. etika bisnis
dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham, masyarakat.

Berikut adalah hal-hal yang menyimpang dari Etika Bisnis dan penerapan
GCG yang dilakukan oleh MeMiles:

1. Melakukan penipuan yang melanggar norma etika bisnis.


2. Informasi yang diberikan tidak benar.
3. Melibatkan banyak pihak untuk ikut melakukan penipuan.
4. Perusahaan mengambil untung sebesar-besarnya dalam menipu korbanya.
5. Merugikan ratusan ribu orang.
6. Menggunakan public figure untuk menarik perhatian anggotanya agar berinvestasi
lagi.
7. Merugikan banyak pihak secara material dan moral.

Pendapat saya mengenai kasus MeMiles adalah Perusahaan seharusnya melakukan


bisnis yang jujur yang mencermikan perilaku etika bisnis yang baik, yang memikirkan
sebab akibat atas keputusan yang diciptakan oleh perusahaan itu sendiri. Dan juga
seharusnya perusahaan mampu menjaga nama baiknya agar tidak tercoreng, dan bagi
masyarakat agar tidak mudah tergiur untuk mendapatkan keuntungan besar dalam
waktu singkat, dan bagi para public figure agar tidak dengan mudah mempromosikan
hal-hal yang belum terbukti kebenaranya sebab banyak orang yang akan mencoba bila
melihat promosi yang dilakukan para artis atau influencer.
DAFTAR PUSTAKA

Bahan kuliah Etika Bisnis oleh Bapak Dadang Agus Suryanto,SH.,MH.

https://smf-indonesia.co.id/korporasi/tata-kelola-perusahaan-yang-baik/

https://www.dosenpendidikan.co.id/etika-bisnis-adalah/

https://www.kompasiana.com/sabirinsaiga/57df999e7593733941aef017/etik-dan-
good-corporate-governance-ggc-sebuah-cara-mewujudkan-entitas-bisnis-yang-
sehat?page=all

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200111193804-37-129368/waspada-ini-
skema-investasi-bodong-memiles-beromset-rp750-m

https://kolom.tempo.co/read/1300226/memiles

http://the-johan.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo_18.html

Anda mungkin juga menyukai