Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI BISNIS WARALABA SYARIAH (FRANCHISE)

TERHADAP DAMPAK COVID-19

Nasya Mustika ‘Ulya (931308818)

Prodi Ekonomi Syariah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Kediri

Abstrak
Perdagangan di Indonesia saat ini banyak didominasi oleh perdagangan barang
dan jasa yang merupakan kerjasama antara pengusaha Indonesia dan pengusaha
asing, atau antara pengusaha Indonesia dan pengusaha Indonesia. Salah satu
kerjasama barang dan jasa tersebut adalah franchise (waralaba). Waralaba
merupakan salah satu dari pilihan bisnis yang menguntungkan, karena tidak perlu
memulai usaha dari nol. Modal yang dikeluarkan juga tidak sebesar membangun
usaha sendiri. Bisnis waralaba membuka banyak peluang usaha bagi masyarakat
dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena memberikan fasilitas
kenyamanan, kebersihan dan harga yang bersaing serta produk yang berkualitas.
Dalam bisnis waralaba diterapkan keterbukaan, kejujuran, dan kehati-hatian.
Perkembangan usaha melalui franchise ini dalam tahun-tahun terakhir mulai
diterapkan oleh sebagian perusahaan-perusahaan Indonesia. Akan tetapi, seperti
yang kita ketahui saat ini adanya wabah virus corona atau yang dikenal dengan
Covid-19 telah menyebar di berbagai negara termasuk Indonesia. Adanya wabah
ini memberikan dampak negatif khususnya dalam dunia bisnis, seperti bisnis
waralaba ini yang mana dalam mengembangkan bisnisnya menjadi terhambat.
Fokus kajian ini bermaksud untuk membahas dampak dari wabah corona terhadap
bisnis waralaba.

Kata kunci : Perjanjian Waralaba, Covid-19, Hukum Perikatan

1
A. Teori Umum
1. Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
Pada akhir tahun 2019 dunia sedang genting akibat adanya wabah
atau Virus Corona yang meluas hampir di seluruh negara termasuk
Indonesia. Virus Corona merupakan jenis virus baru yang diduga pertama
kali ditemukan di kota Wuhan, China. Virus Corona adalah sebuah virus
yang menimbulkan suatu penyakit pada hewan dan manusia, virus ini
bekerja dengan cara menyerang sistem pernafasan. Sehingga dapat
menimbulkan infeksi dan gangguan pada sistem pernafasan, seperti adanya
infeksi paru-paru, dan sebagainya.
Proses penyebaran virus ini terjadi dengan sangat cepat, dan
penyebaran lebih sering terjadi melalui interaksi sesama manusia, yang
disebabkan dari tetesan cairan dari mulut dan hidung saat orang yang
dinyatakan terinfeksi sedang batuk atau bersin, dan ketika tetes cairan itu
dihisap pada mulut atau hidung orang lain, maka orang tersebut akan
tertular virus Corona. Gejala yang ditimbulkan dari virus Corona tidak
jauh berbeda seperti gejala flu, yaitu demam, pilek, sakit tenggorokan, dan
sakit kepala.
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul ketika seseorang
terinfeksi virus Corona yaitu, diare, sakit kepala, ruam dikulit, dan
sebagainya. Meskipun gejala seperti itu lebih jarang muncul, seseorang
tetap diharuskan untuk waspada. Umumnya, gejala virus ini akan terlihat
dalam rentan waktu dua hari sampai dua minggu sejak penderita terpapar
virus Corona. Hal yang perlu dilakukan jika muncul gejala seperti itu, bisa
melakukan isolasi mandiri atau membatasi kontak dengan orang lain
selama dua minggu.
Dalam menentukan apakah seseorang terkena virus Corona dapat
dilakukan beberapa pemeriksaan, seperti menggunakan rapid test yang
digunakan untuk mendeteksi antibodi yang diperoduksi oleh tubuh untuk
melawa virus. Melakukan pemerikasaan swab test atau test PCR
digunakan untuk mendeteksi virus yang ada didalam dahak. Kemudian,

2
melakukan test CT Scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau
cairan diparu-paru.
Sejauh ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi yang
ditimbulkan oleh virus Corona. Oleh sebab itu, dalam menghambat
penyebaran virus ini sebaiknya setiap individu menghindari faktor yang
memungkinkan dapat terinfeksi oleh wabah tersebut. Pemerintah
menyarankan untuk menerapkan physical distancing atau menjaga jarak
minimal satu meter dari jangkauan orang lain, dan tidak keluar rumah jika
tidak ada hal yang terlalu penting. Menggunakan masker ketika keluar
rumah, sering mencuci tangan, dan menutup mulut ketika bersin
menggunakan tisu, dan sebagianya.
2. Bisnis Waralaba (Franchise)
Waralaba merupakan sebuah bisnis baru yang berkembang secara
pesat di Indonesia. Usaha waralaba sebenarnya sudah lama dikenal di
Eropa dengan nama Franchise. Kata Franchise sebenarnya berasal dari
bahasa Perancis yang berarti bebas, atau lebih lengkap lagi bebas dari
hambatan (free from servitude). Dalam bidang bisnis franchise berarti
kebebasan yang diperoleh seorang wirausaha untuk menjalankan sendiri
suatu usaha tertentu di wilayah tertentu.
Adapun definisi lain mengenai Franchese adalah, suatu hubungan
berdasarkan kontrak antara Franchisor dan Franchesee. Franchisor
menawarkan dan berkewajiban menyediakan perhatian terus menerus
terhadap bisnis dari Franchisee melalui penyediaan pengetahuan dan
pelyanan, franchise beroperasi dengan menggunakan nama dagang, format
atau prosedur yang dipunyai serta dikendalikan oleh franchisor. 1
Berdasarkan pengertian yang diketahui mengenai bisnis waralaba,
dalam hukum islam konsep dari bisnis waralaba yang merupakan kegiatan
bisnis berdasar dengan sebuah perjanjian antara pewaralaba dengan
penerima waralaba adalah sama dengan sistem ijarah. Fikih Islam
memberi penilaian terhadap konsep waralaba berdasarkan dasar hukum

1
Widjaja Gunawan, Seri Hukum Bisnis Waralaba, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2001),h.19

3
yang telah dijelaskan di atas bahwa waralaba memiliki konsep yang setara
dengan konsep syirkah, konsep ijarah dan juga konsep ibtikar.
Di Indonesia ada beberapa perusahaan yang mengembangkan
usaha dan bisnis secara waralaba. Seperti minimarket Indomaret dan
Alfamart. Dalam beberapa tahun terakhir, kedua minimarket ini telah
melakukan pengembangan usaha franchise secara besar-besaran. Hal ini
dapat dilihat dari adanya minimarket baru yang berdiri dikota-kota kecil.
Ada juga waralaba syariah yang berdiri di Indonesia seperti Corner Kebab,
Kebab Turki Baba Rafi, Coffe Toffe, dan sebagainya.
Waralaba dapat dilakukan dalam tiga bentuk. Bentuk atau tipe
waralaba yang pertama yaitu, waralaba merek dan produk dagang
(product and trade franchise) adalah pemberi waralaba memberikan hak
kepada penerima waralaba untuk menjual produk yang dikembangkan oleh
pemberi waralaba disertai dengan izin untuk menggunakan merek
dagangnya. Atas pemberian izin pengunaan merek dagang tersebut
pemberi waralaba mendapatkan suatu bentuk bayaran royalty di muka, dan
selajutnya dia juga mendapat keuntungan dari penjualan produknya.
Kemudian, waralaba format bisnis (business format franchise)
adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorang kepada pihak lain, lisensi
tersebut memberikan hak kepada penerima waralaba untuk melakukan
usaha dengan menggunakan merek dagang atau nama dagang pemberi
waralaba. Dalam tipe bisnis waralaba ini yang dapat diminta oleh
penerima waralaba adalah brand name seperti logo usaha, sistem dan
manual operasi bisnis.
Tipe bisnis waralaba yang ketiga adalah rahasia formula suatu
produksi barang (manufacturing Plant Francising) yaitu, dalam franchise
semacam ini, franchisor memberikan rahasia formula suatu produksi
kemudian memproduksi barang tersebut dan mendistriubusikannya sesuai
standar produksi dan merek yang sama dengan yang dimiliki oleh
franchisor. Bentuk franchese semacam ini digunakan oleh Coca Cola

4
Produktion yang mempunyai rahasia formula pembuatan coca cola dan
minuman ringan lainnya.
Bisnis waralaba sangat bermanfaat bagi pemerintah karena dapat
membantu meningkatkan perekonomian, menciptakan lapangan pekerjaan,
dan juga memberi pemerataan kesempatan pada semua pihak. Adapun
keuntungan yang didapat dari bisnis waralaba bagi pemberi waralaba,
salah satunya adalah ketika pemberi waralaba melibatkan bisnisnya dalam
kegiatan manufaktur ia bisa mendapat distribusi yang luas dan kepastian
untuk mempunyai gerai usaha sendiri.2
B. Pembahasan
Adanya virus Corona yang menyebar luas di negara Indonesia, juga
pemerintah yang menghimbau masyarakat untuk melakukan segala sesuatu di
rumah, dan tidak bepergian atau keluar rumah untuk melakukan hal yang
kurang penting. Hal tersebut memberikan dampak yang menguntungkan
sekaligus merugikan bagi setiap individu. Terlebih dampak dari virus Corona
terhadap ekonomi Indonesia saat ini, menjadikan pemerintah lebih waspada.
Tidak sedikit juga bisnis-bisnis yang ada menjadi terhambat dalam
menjalankan usahanya karena adanya kebijakan social distancing. Kebijakan
ini merupakan antisipasi terhadap wabah Covid yang meluas. Dengan
demikian para pelaku bisnis perlu memiliki langkah yang strategis dalam
menjalankan usahanya. Salah satu bisnis yang terdampak oleh wabah Covid
yaitu bisnis waralaba.
Dari berbagai sumber sebagai pelaku bisnis waralaba mengatakan
bahwa omzet yang didapatkan sudah ada yang mengalami penurunan
sebanyak lima puluh persen. Tidak hanya itu, bahkan ada dari pelaku bisnis
tersebut yang sampai menutup outletnya, dan ada juga yang mengurungkan
niatnya untuk melakukan ekspansi keluar negeri. Sebenarnya, dari
keseluruhan industri waralaba, yang paling terdampak adalah waralaba di
sektor restoran. Bisnis sektor tersebut terdampak dari sisi pasokan bahan baku
hingga pengunjung.

2
Imam Sjahputra, Franchising Konsep dan Kasus, (Jakarta : Harvarindo, 2004),h.36.

5
Dengan demikian, sebagai pelaku bisnis waralaba dalam menindak
lanjuti adanya wabah Covid ini. Bisnis waralaba memerlukan rencana jangka
pendek untuk minimal tiga bulan kedepan, tujuannya adalah supaya memiliki
strategi yang matang dan bisnisnya tetap dapat berjalan dengan baik. Strategi
atau hal yang perlu dilakukan oleh seorang pelaku bisnis waralaba adalah:
1. Aspek keuangan, dari sisi aspek keuangan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Pertama, berapa saldo dan dana cadangan operasional yang
dimiliki untuk tiga bulan mendatang. Kedua, melakukan perhitungan
berapa biaya total pengeluaran operasional yang rutin, baik sifatnya
variabel atau tetap. Ketiga, melakukan perhitungan proyeksi pendapatan
dari berbagai sumber pendapatan, seperti royalty fee,bahan baku, dan lain-
lain. Keempat, melakukan pengeluaran dengan bijak, seperti biaya-biaya
yang penting lebih didahulukan.
2. Aspek pelanggan dan marketing, dalam aspek ini perlu dilakukan dengan
memastikan keselamatan pelanggan, seperti jika bisnis waralaba yang
dimiliki adalah sebuah restoran maka pelanggan yang akan masuk harus
melakukan pengecekan suhu dan memberi hand sanitizer. Dalam aspek
marketing, pelaku bisnis waralaba dapat membuat sistem penjualan yang
menarik sehingga dapat meningkatkan penjualan dan cashflow. Selain itu,
pada aspek marketing yang dapat dilakukan adalah fokus terhadap
penjualan produk yang paling laku, memberlakukan promosi produk
tetapi tetap mempertimbangkan omzet yang didapat, dan memaksimalkan
penjualan produk secara online.
3. Aspek SDM, hal yang perlu dilakukan adalah memberi edukasi terhadap
karyawan akan pencegahan penularan virus Corona, dan sampaikan
langkah-langkah dalam mengatasi bisnis, supaya bisnis tetap berjalan
dengan baik di tengah virus Corona saat ini. Jika, situasi tidak
memungkinkan bagi karyawan untuk bekerja, bisa melakukan opsi yaitu
dengan melakukan pekerjaannya dari rumah. Kemudian, menggunakan
teknologi sebagai sarana dalam menyelesaikan kegiatan manajemen atau
mempermudah komunikasi antar karyawan.

6
C. Kesimpulan
Kondisi ekonomi negara Indonesia pada saat ini tidak stabil,
dikarenakan adanya pandemi virus Corona yang sedang menyebar luas
disetiap daerah. Virus Corona merupakan virus yang lebih berbahaya dari
MERS dan SARS yang juga pernah terjadi Indonesia. Wabah dari virus
Corona pun banyak memberi dampak bagi setiap individu, baik itu berupa
dampak positif maupun negatif. Dampak dari virus ini, terutama pada bisnis-
bisnis yang masih baru di Indonesia sangatlah banyak.
Dari bisnis seperti waralaba, yang merupakan bisnis sebagaimana
dalam islam memiliki kemiripan seperti akad ijarah juga terkena dampaknya.
Banyak pelaku bisnis yang mengalami keterbatasan dalam menjalankan
usahanya, karena kebijakan pemerintah untuk melakukan segala hal dirumah
dan tidak keluar rumah jika tidak ada hal yang penting atau mendesak.
Dengan demikian, para wirausahawan mencari strategi yang tepat untuk
menjalankan usahanya ditengah adanya wabah ini.
Seperti melakukan marketing dengan memanfaatkan teknologi yang
ada sebagai sarana dalam melakukan pemasaran produk, mengatur segala
keuangan yang digunakan sebaik mungkin, dan selalu mementingkan
keselamatan konsumen dengan melakukan sebagaimana anjuran pemerintah
ketika hendak pergi ke suatu tempat. Sebagai atasan yang memiliki bisnis
juga harus tetap mengarahkan karyawan untuk lebih berhati-hati dan selalu
menjaga kesehatan. Karena pentingnya menjaga kesehatan adalah salah satu
upaya dalam menghindari penyebaran wabah Covid-19.

7
Daftar Pustaka

Gunawan, Widjaja. 2001. Seri Hukum Bisnis Waralaba. Jakarta : PT. Raja
Grafindo
Sjahputra, Imam. 2004. Franchising Konsep dan Kasus. Jakarta : Harvarindo

Anda mungkin juga menyukai