Anda di halaman 1dari 13

PERANAN BISNIS WARALABA DALAM PEREKONOMIAN

MASYARAKAT

Disusun Oleh:

 Dewa Ayu Ketut Dewantari Pratini (03)


 Ni Luh Putu Ratih Prabandewi (27)
 Ni Putu Indah Anggreni (30)
 Putu Devina Meisya (36)

SMK N 1 GIANYAR
Tahun Ajaran 2023/2024
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MUNCULNYA BISNIS WARALABA DI MASYARAKAT


Konsep bisnis waralaba akhir-akhir ini telah menjadi salah satu pusat perhatian sebagai
bentuk terobosan pengembangan usaha. Mengingat usaha yang diwaralabakan adalah usaha-
usaha yang telah teruji dan sukses dibidangnya, sehingga dianggap dapat menjamin
mendatangkan keuntungan, faktor ini yang kemudian menjadi magnet untuk menarik animo
masyarakat secara luas. Melalui konsep waralaba seseorang tidak perlu memulai usaha dari
nol, karena telah ada sistem yang terpadu dalam waralaba, yang memungkinkan seorang
penerima waralaba menjalankan usaha dengan baik.
Waralaba pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas
jaringan usaha secara cepat. Waralaba bukanlah sebuah alternatif melainkan salah satu cara
yang sama kuatnya dan strategisnya dengan cara konvensional dalam mengembangkan usaha.
Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk
kepada konsumennya melalui tangan-tangan penerima waralaba. Istilah waralaba muncul
pada Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang mengecualikan waralaba dari pengaturan Undang-
undang tersebut. Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Republik Nomor 42 Tahun 2007
tentang Waralaba menyebutkan dalam rangka meningkatkan pembinaan usaha dengan
konsep waralaba di seluruh Indonesia, maka perlu mendorong pengusaha nasional terutama
pengusaha kecil dan menengah untuk tumbuh sebagai pemberi waralaba nasional yang
handal dan mempunyai daya saing di dalam negeri dan luar negeri khususnya dalam rangka
memasarkan produk dalam negeri.

Seiring dengan
perkembangan zaman dan
begitu pesatnya sektor
perekonomian yang semakin
meningkat, dinamis dengan
penuh persaingan
serta tidak mengenal batas-
batas wilayah. Berbagai
bisnis yang dijalankan
dengan mudahnya untuk
dilaksanakan. Oleh karena
itu bisnis di zaman
sekarang ini diperlukannya
hukum untuk menaungi dan
melindungi dengan
tujuan untuk mewujudkan rasa
keadilan sosial dan adanya
kepastian hukum,
bukan hanya sekedar
mencari keuntungan (profit
oriented) tetapi ada
pertanggungjawaban terhadap
dampak yang ditimbulkan
dari operasional
bisnis secara menyeluruh
tersebut.
Untuk mengantisipasi
hal-hal yang tidak
diinginkan, para
bisnisman dan orang-orang
yang ingin terjun langsung
di dunia bisnis
hendaknya terlebih dahulu
mengetahui dan memahami
hukum bisnis secara
detail agar bisnis yang ditekuni
berjalan dengan baik dan
memberikan manfaat
bagi dirinya dan
menyejahterakan masyarakat
pada umumnya.
Di Indonesia seperti
kebanyakan negara
berkembang yang lain,
berusaha semaksimal mungkin
untuk meningkatkan
kesejahteraan warganya.
Untuk itu pengembangan pada
sektor ekonomi menjadi
tumpuan utama agar
taraf hidup rakyat menjadi
lebih mapan. Pembangunan
ekonomi merupakan
pengolahan kekuatan
ekonomi riil dimana
dapat dilakukan melalui
penanaman modal,
penggunaan teknologi dan
kemampuan berorganisasi atau
manajemen.
Seiring dengan perkembangan zaman dan begitu pesatnya sektor perekonomian yang
semakin meningkat, dinamis dengan penuh persaingan serta tidak mengenal batas-batas
wilayah. Berbagai bisnis yang dijalankan dengan mudahnya untuk dilaksanakan. Untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, para pebisnis dan orang-orang yang ingin
terjun langsung di dunia bisnis hendaknya terlebih dahulu mengetahui dan memahami
hukum bisnis secara detail agar bisnis yang ditekuni berjalan dengan baik dan memberikan
manfaat bagi dirinya dan mensejahterakan masyarakat pada umumnya. Di Indonesia seperti
kebanyakan negara berkembang yang lain, berusaha semaksimal mungkin untuk
meningkatkan kesejahteraan warganya. Untuk itu pengembangan pada sektor ekonomi
menjadi tumpuan utama agar taraf hidup rakyat menjadi lebih mapan. Pembangunan ekonomi
merupakan pengolahan kekuatan ekonomi riil dimana dapat dilakukan melalui penanaman
modal, penggunaan teknologi dan kemampuan berorganisasi atau manajemen.

1.2 UNSUR-UNSUR BISNIS WARALABA


Unsur-unsur yang tercakup dalam Bisnis Waralaba yaitu:
 Terdapat hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha;
 Terdapat sistem bisnis dengan ciri khas dalam rangka memasarkan barang dan/atau
jasa dan sistem tesebut telah terbukti berhasil; dan
 Sistem bisnis tersebut dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain
(penerima waralaba) berdasarkan perjanjian.
BAB II
PERANAN BISNIS WARALABA DALAM PEREKOMONIAN
MASYARAKAT

2.1 PENGERTIAN WARALABA


Waralaba merupakan bentuk kerja sama bisnis antara pemilik merk, produk, atau
sistem operasional dengan pihak kedua yang berupa pemberian izin untuk pemakaian merk,
produk, dan sistem operasional. Menurut Pemerintah Indonesia, waralaba adalah perikatan
yang salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari
kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain
dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam
rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba
adalah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik
merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan
bisnis dengan merk, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.

2.2 TIPE WARALABA


Berikut ini merupakan beberapa tipe waralaba, diantaranya:
a. Trade Name Franchising
Trade name franchising adalah jenis waralaba yang mendapatkan hak untuk memproduksi
contohnya PT. Great River yang mempunyia hak untuk memproduksi pakaian dalam
Triumph dengan lisensi dari Jerman.
b. Product Distribution Franchising
Product distribution franchising adalah jenis waralaba yang memperoleh hak untuk distribusi
di wilayah tertentu, contohnya soft drink, cosmetics.
c. Pure Franchising/Bussines Format
Pure franchising/business format adalah jenis waralaba yang mendapatkan hak sepenuhnya,
mulai dari trademark, penjualan, peralatan, metode operasi, strategi pemasaran, bantuan
manajemen dan teknik, pengendalian kualitas, dan lain sebagainya. Contohnya seperti
restaurant, fast food, pendidikan, konsultan dan lain sebagainya.

2.3 MACAM-MACAM BISNIS WARALABA


Beberapa macam Bisnis Waralaba juga dibagi menjadi beberapa klasifikasi, antara lain:

Menurut Kriteria atau Produk yang Ditawarkan
a. Waralaba Produk

Merupakan waralaba di mana produk yang ditawarkan berupa barang dan bukannya
jasa, contohnya makanan atau pakaian. Contoh: McDonalds, Kebab Turki, Chatime, dan
lain-lain.

b. Waralaba Jasa

Waralaba yang menawarkan produk berwujud layanan jasa, contohnya waralaba spa
keluarga, agen perjalanan (travel), pendidikan atau kursus, dan sebagainya. Contoh: Martha
Tilaar Salon Day Spa, Young Chefs Academy, dan sebagainya.

c. Waralaba Gabungan

Merupakan jenis waralaba yang menggabungkan produk dan jasa dalam penawarannya,
contohnya spa keluarga yang juga menjual produk-produk kesehatan. Contoh: Martha
Tilaar Salon Day Spa, selain menjual jasa spa keluarga, juga menyediakan berbagai produk
perawatan dan kesehatannya.

 Menurut Asalnya

a. Waralaba dari Luar Negeri

Merupakan bisnis yang dilahirkan di luar negeri. Waralaba jenis ini cenderung lebih
disukai masyarakat Indonesia dengan alasan brand yang sudah dikenal dan biasanya sudah
menjamin sistem dan kualitas yang baik. Namun Waralaba jenis ini cenderung lebih mahal
daripada Bisnis Waralaba lokal. Contoh: McDonalds, KOI, KFC, dan sebagainya.

b. Waralaba dari Dalam Negeri

Merupakan waralaba yang berasal dari tanah air dan merupakan hasil karya pebisnis
dalam negeri. Kini sudah sangat banyak waralaba tanah air yang sukses dan bahkan
merambah ke luar negeri. Dengan demikian, bisa dibilang waralaba jenis ini biasanya
dijadilkan batu loncatan bagi mereka yang ingin berbisnis dengan cepat tanpa harus
memulai dari awal. Contoh: Alfamart, Campina, dan masih banyak lagi.

2.4 PERATURAN TENTANG WARALABA

Beberapa peraturan yang bersangkutan dengan Waralaba, antara lain:

1. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba,


2. Peraturan Menteri Perdagangan No. 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan
Waralaba,
3. PP No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba,

4. UU No. 5 Tahun 1999

5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

2.5 SYARAT MENDIRIKAN WARALABA


Syarat-syarat yang diperlukan untuk mendirikan Waralaba atau Franchise yang perlu
diketahui yaitu:
 Memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP)
 Merk telah memiliki hak kekayaan intelektual terdaftar
 Memiliki ciri khas menarik
 Memiliki surat pendaftaran Waralaba
 Adanya dukungan yang berkelanjutan
 Terbukti profitable
 Mudah diterapkan

2.6 PERJANJIAN WARALABA


Perjanjian waralaba (Franchise Agreement) adalah perjanjian kerjasama bisnis waralaba
yang dibuat secara tertulis antara pemberi waralaba (frachisor) dengan penerima waralaba
(franchisee), yang di dalam perjanjian tersebut juga terkandung perjanjian lisensi HAKI dan
ketentuan-ketentuan lain yang terkait dengan penyelenggaraan sistem bisnis waralaba secara
keseluruhan.
Dalam setiap model perjanjian waralaba sekurang-kurangnya terdapat unsur-unsur
sebagai berikut:
 Adanya minimal dua pihak, yaitu pihak franchisor dan pihak franchisee, dimana pihak
franchisor sebagai pihak yang memberikan bisnis waralaba, sementara pihak
franchisee merupakan pihak yang menerima bisnis waralaba tersebut,
 Adanya penawaran dalam bentuk paket usaha dari franchisor,
 Adanya kerja sama dalam bentuk pengelolaan unit usaha antara pihak franchisor
dengan franchisee,
 Dipunyainya unit usaha tertentu (outlet) oleh pihak franchisee yang akan
memanfaatkan paket usaha milik pihak franchisor,
 Terdapat kontrak tertulis berupa perjanjian baku antara pihak franchisor dengan pihak
franchisee.

2.7 PERANAN BISNIS WARALABA DALAM PEREKONOMIAN MASYARAKAT


Bisnis waralaba (franchise) merupakan salah satu sektor yang mampu menguatkan
ekonomi domestik Indonesia. Sangat menjanjikan, nyatanya konsep bisnis waralaba ini
sangat cocok dengan karakteristik orang Indonesia yang memang sudah familiar dengan
sistem perdagangan, bisa dilihat mulai dari kaki lima sampai berbagai gerai usaha yang kian
tumbuh hingga saat ini. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian

Perdagangan Republik Indonesia dalam acara webinar ASEAN Franchise, License &
Business Forum yang diadakan beberapa pekan lalu oleh Perhimpunan Waralaba & Lisensi
Indonesia (WALI), ternyata yang memberikan kontribusi paling besar dalam industri
waralaba berasal dari sektor makanan dan minuman dengan angka pencapaian sekitar 58,37%
dan diikuti sektor ritel sebesar 15,31%.
Berikut ini merupakan peranan waralaba di perekonomian masyarakat:
a) Perolehan Omzet
Pada tahun 2019 diketahui bisnis waralaba meraih omzet hingga Rp31,1 triliun dan
Rp25 triliun pada tahun 2020. Angka tersebut menunjukkan bahwa saat pandemi dan
pendapatan menurun pun, sektor waralaba masih mampu meraih angka cukup memuaskan.
b) Produk Domestik Bruto (PDB)
Seperti yang sudah diketahui, PDB adalah jumlah keseluruhan nilai tambah atas
barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai industri suatu negara dalam jangka waktu
tertentu, umumnya satu tahun. Pada tahun 2020, dengan kondisi yang tidak mudah, sektor
waralaba masih mampu memberikan kontribusi setidaknya 1,9% bagi PDB Indonesia.
c) Lapangan Kerja
Salah satu permasalahan yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah ialah
lapangan kerja yang belum memadai. Maka dari itu, pemerintah terus mendorong sektor
bisnis waralaba untuk terus berkembang sehingga tercipta ruang pekerjaan yang lebih
banyak. Hal ini terbukti dengan terbukanya lapangan kerja bagi 154.674 orang pada tahun
2019 dan 50.732 orang pada tahun 2020/.
d) Jumlah Gerai
Walaupun pandemi masih berlangsung, hal itu tidak mengurangi antusias para pelaku
usaha untuk membuka gerai bisnis. Terhitung pada tahun 2019 ada 38.266 gerai baru dan
17.850 gerai pada tahun 2020. Ini menandakan semakin banyak gerai yang dibuka, semakin
banyak pula tenaga kerja yang terserap.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Salah satu keuntungan bisnis


franchising ini adalah
penerima waralaba
tidak perlu lagi bersusah
payah mengembangkan
usahanya dengan
membangun citra yang baik
dan terkenal. Ia cukup
menumpang pada pamor
yang sudah terkenal dari
pemilik waralaba(franchisor),
sehingga demikian
penerima waralaba(franchisee)
yang umumnya adalah
pengusaha kecil akan
menikmati kesukseskan dan
keberuntungan dari
perusahaan berskala besar
tanpa harus melaksanakan
sendiri suatu riset dan
pengembangan, pemasaran
dan promosi yang biasanya
memerlukan biaya yang sangat
besar yang tidak
mungkin dipikul oleh
pengusaha kecil tersebut
Salah satu keuntungan bisnis franchising ini adalah penerima waralaba tidak perlu
lagi bersusah payah mengembangkan usahanya dengan membangun citra yang baik dan
terkenal. Ia cukup menumpang pada pamor yang sudah terkenal dari pemilik
waralaba(franchisor), sehingga demikian penerima waralaba(franchisee) yang umumnya
adalah pengusaha kecil akan menikmati kesukseskan dan keberuntungan dari perusahaan
berskala besar tanpa harus melaksanakan sendiri suatu riset dan pengembangan, pemasaran
dan promosi yang biasanya memerlukan biaya yang sangat besar yang tidak mungkin dipikul
oleh pengusaha kecil tersebut. Bagi ekonomi masyarakat Indonesia, Waralaba atau Franchise
memiliki kontribusi dalam menambah lapangan kerja baru, menambah PDB negara,
meningkatkan pemakaian bahan baku lokal.

3.2 SARAN
Pelaksanaan bisnis Waralaba atau Franchise, keterbatasan modal yang ada hendaknya
tidak menjadi penghalang untuk melakukan pendaftaran tersebut, sebab pemerintah telah
memberikan solusi melalui kepemilikan hak-hak tersebut secara kolektif seperti melalui Indikasi
Geografis maupun Merek Kolektif. Oleh sebab itu, alangkah baiknya masyarakat terutama pelaku
usaha untuk mulai memiliki kesadaran akan pentingnya perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dan
mendaftarkan hak-hak tersebut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai