Anda di halaman 1dari 9

Pengertian

Menurut Majalah Info Franchise (2007), Franchise adalah suatu sistem pendistribusian
barang atau jasa kepada pelanggan, dimana franchisor memberikan hak kepada
individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis franchise, dengan nama, sistem,
prosedur, dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu
meliputi area tertentu

3 Jenis-Jenis Waralaba
1. Waralaba Menurut Produk atau Kriteria 
A. Waralaba produk
Dalam pembagian jenis-jenis waralaba yang satu ini maka jenis produk yang
ditawarkan adalah produk yang berupa sebuah barang yang akan digunakan oleh
masyarakat seperti makanan. Ini bisa dicontohkan seperti KFC, Pizza hut, MC Donald
dan jenis lainnya.

B. Waralaba jasa
Kebalikan dari waralaba produk, dimana jenis yang satu ini akan memberikan
pelayanan dalam sebuah wujud jasa yang bisa digunakan oleh banyak orang mislanya
saja studio foto, travel, atau di bidang pendidikan.

C. Waralaba gabungan
Seperti ciri-ciri usaha waralaba ini meurpakan jenis waralaba yang akan
menggabungkan jenis waralaba jasa dan produk secara bersamaan.

2. Waralaba Menurut Asalnya


A. Waralaba yang asalnya adalah dari luar negeri
Ini merupakan jenis-jenis waralaba yang mungkin akan lebih disukai oleh masyarakat.
Karena mereka memiliki pemikiran segala seuatu yang berasal dari luar negeriu atau
barang import memiliki kualitas yang lebih baik ketimbang yang lokalan.
B. Waralaba berasal dalam negeri
Ini bisa menjadi pilihan terbaik bagi pebisnis yang masih pemula namun ingin
mendapatkan keuntungan lebih awal dan cepat. Karena akan lebih mudah dalam
bergabung dan tidak perlu terlalu gencar mempromosikan karena sudah memiliki nama
tersendiri oleh penggemarnya.

3. Waralaba Menurut IFA


Sedangkan menurut IFA atau international franchise association ini ada 4 jenis
waralaba yang biasanya menjadi penggolongan untuk wilayah Amerika Serikat yaitu :

A. Product Franchise
Ini meurpakan jenis waralaba yang mana produsen memiliki hak untuk mengendalikan
secara penuh akan setiap detail ketika hendak mendistribusikan produk yang akan
mereka gunakan tersebut. Orang yang bekerja sama dalam perjanjian kontrak kerja ini
akan diperbolehkan menggunakan brand atau nama dari franchise tersebut dengan
beragam jenis pembagian keuntungan yang berbeda. Nantinya, sang pemilik toko atau
yang bekerja sama akan memiliki kewajiban untuk membayar sejumlah uang agar bisa
menggunakan nama brand tersebut dan melakukan kontrak kerja sama. Misalnya saja
sebuah toko yang menjual beragam printer yang memiliki merek tertentu. sehingga
pemilik toko dan produsen barang yang memproduksi akan sama-sama diuntungkan.

B. Manufacturing Franchise
Ini merupakan jenis waralaba yang akan memberikan hak produksi yang kemudian bisa
digunakan agar bisa menjual kepada konsumen atau masyarakat. Merek dagang yang
digunakan adalah merek waralaba yang sudah memiliki nama dan penggemar
tersendiri di dunia industri tersebut. Biasnaya, jenis waralba yang satu ini lebih banyak
ditemukan dalam industri minuman maupun makanan seperti tujuan strategi
pemasaran. Seperti ketika seseorang ingin membuka sebuah pabrik dan menggunakan
nama atau merk dan brand yang sudah ternama dan memiliki banyak penggemar,
mereka hanya perlu meminta izin dan mengikuti prosedur kerja sama yang
diberlakukan. Dan dengan melakukan kerja sama ini, pabrik baru juga mendapatkan
hak untuk mengolah, mencampur dan menggunakan bahan yang akan digunakan
sebagai bahan produksi.
C. Business Opportunity Ventures
Ini meurpakan salah satu jenis waralaba yang mengharuskan pengguna atau yang
bekerja sama untuk melakukan distribusi atau penyebaran produk ke pada sebuah
perusahaan yang ditetapkan. jadi, sang pengusaha akan membayar biaya atau sebagai
kompensasi terhadap usaha distribusi atau pemasaran produk yang sudah dilakukan
agar bisa melanjutkan usaha tersebut nantinya.

D. Business Format Franchising


Ini juga merupakan jenis dari wara laba yang nantinya membuat sang pemilik bisnis
atau yang bekerja sama dnegan bisnis waralaba untuk menggunakan merk atau nama
yang mereka miliki. Ini adlaha salah satu jenis waralaba yang kerap digunakan oleh
pebisnis dan cukup populer.  Perusahaan bisanya akan membantu dalam betuk
pendanaan atau yang biasa dinyatakan sebagai kompensasi royalti atau sebagian juag
menghasukan untuk partnet mereka membeli ketersediaan produk yang
dimilikinya.Integrasi bisnis akan sangat berlaku dalam jenis waralaba yang satu ini.
Dimana sang pemilik waralaba akan emmberikan beragam hak dan ketentuan yang
akan digunakan sebagai partner kerja mereka untuk SOP.

Pihak yang terlibat

 Arti Franchisor (Pewaralaba)


Pemberi waralaba (franchisor) adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan
hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan
intelektual atau penemuan, atau ciri khas usaha yang dimilikinya.
 Arti Franchisee (Penerima Waralaba)
Penerima waralaba (franchisee), adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan
hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau
penemuan, atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba.

Dampak positif

 Membuka peluang besar bagi pengusaha pemula untuk memulai karir dengan
modal dan pengalaman yang terbatas. Tersedianya sistem bisnis yang siap pakai dan
teknik pemasaran yang lebih mudah, persediaan bahan yang terjamin, dan merk
dagang yang dikenal luas akan memudahkan anda dalam menjalankan bisnis, karena
tatanannya sudah ada.
 Simbiosis mutualisme, selain penerima lisensi yang mendapat keuntungan,
pemilik franchise juga memperoleh untung dari royaliti.
 Membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah dengan sistem
kemitraan, dalam hal ini, membantu pasokan bahan dan pemasaran produk yang siap
pakai.
 Pengembangan sumber daya manusia dan penerapan teknologi; penerima
franchise akan dilatih untuk bekerja secara profesional dan disiplin kerja agar
mendukung usaha melalui pelayanan yang baik.
 Membantu pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
yang memiliki skill dan gelar yang rendah, sehingga mengurangi tingkat pengangguran
di Indonesia.

Dampak Negatif

 Menghambat terciptanya penemuan sistem bisnis yang baru karena bertumpu


pada bisnis
 waralaba yang siap pakai, sehingga terasa dimanjakan oleh lisensi franchise.
 Tidak terjadi kreativitas atau upaya modifikasi bisnis karena terikat oleh lisensi
franchise yang harus dipatuhi.
 Dapat menghambat perkembangan teknologi secara tidak langsung karena
bergantung terhadap paket teknologi yang tersedia.
 Franchisor melakukan pengawasan secara intensif terhadap pelaksanaan bisnis,
sehingga memungkinkan timbulnya masalah hukum.

Strategi Memilih Lokasi Franchise


1. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam memilih lokasi usaha waralaba.
Liat apakah lingkungan sekitar akan bisa menerima usaha anda. Serta hal yang harus
menjadi perhatian adalah apakah lingkungan tersebut mendukung usaha anda untuk
bisa berkembang. Selain itu juga, lingkungan harus mampu mendukung
keberlangsungan usaha waralaba. Lingkungan yang bersih, dan nyaman akan sangat
mendukung usaha anda seperti keuntungan menjadi mitra kfc . Terlebih jika waralaba
yang anda pilih jenis kuliner. Tentu kedua hal tersebut akan berpengaruh pada jumlah
pembeli.

2. Jumlah Populasi Penduduk Sekitar


Jumlah populasi berkaitan dengan banyaknya orang yang menghuni suatu wilayah.
Semakin tinggi kepadatan penduduk maka semakin ideal sebagai indikator lokasi usaha
yang tepat. Dengan jumlah penduduk yang besar maka menjadi pasar yang sangat
ideal  dan tentu sangat berpotensi untuk bisa pilih sebagai lokasi usaha yang tepat.

3. Kemudahan Akses Jalan


Salah satu faktor yang bisa memudahkan usaha anda dikenali banyak orang adalah
dengan memudahkan para pembeli mendatangi lokasi anda. Dengan kemudahan
akses jalan maka pembeli tidak akan sulit untuk menemukan lokasi anda. Pastikan juga
bahwa lokasi usaha dapat diakses melalui google map. Sehingga akan memungkinkan
bagi anda untuk bisa memberikan layanan delivery order.

4. Pusat Keramaian
Pusat keramaian menjadi salah satu daya tarik dalam menentukan lokasi yang tepat
untuk membuka usaha waralaba.  Dengan Indikator keramaian tersebut maka peluang
bisnis kita untuk dilihat dan kemudian orang menjadi tertarik untuk membeli akan
semakin besar seperti cara bergabung dengan indomaret . Oleh karenanya pusat
keramaian seperti mall, rumah sakit, pasar merupakan area yang cukup strategis untuk
bisa membuka usaha waralaba dilokasi tersebut.

5. Dekat Area Perkantoran


Lokasi yang dekat dengan area perkantoran juga merupakan lokasi ideal bagi bisnis
waralaba anda. Terutama jika bisnis anda bergerak dibidang kuliner. Tentunya dengan
memanfaatkan jam istirahat para pegawai kantor maka bisnis waralaba anda bisa
mendapatkan keuntungan yang maksimal. Seperti yang kita tahu bahwa saat jam
istirahat para pegawai akan berburu makan siang. Tentu momen tersebut tidak boleh
anda lewatkan. 

6. Daya Beli Masyarakat


Tingkat konsumerisme atau daya beli juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
usaha waralaba. Masyarakat dengan daya beli rendah tentu bukan merupakan pangsa
pasar yang ideal. Daya belu masyarakat sangat bergantung pada tingkatan ekonomi.
Masyarakat dengan ekonomi baik akan memiliki daya beli yang tinggi sehingga
merupakan pasar yang sangat potensial sebagai ciri-ciri usaha waralaba . Oleh karena
itu, diperlukam analisis yang tepat untuk bisa mengukur daya beli masyarakat sekitar.

7. Kompetitor Usaha yang Sama


Bisnis merupakan hal yang selalu berkaitan erat dengan persaingan. Saat sebuah
usaha sukses tentu akan menghadirkan pesaing yang mirip mirip atau bahkan sama.
Inilah yang disebut dengan kompetitor usaha. Semakin banyak kompetitor dalam
sebuat lokasi yang sama tentu akan mengurangi peluang anda untuk bisa memasarkan
produk. Sebaiknya pilih lokasi yang belum ada usaha yang sejenis dengan anda. Jika
telah ada usaha sejenis sebaiknya anda memilih lokasi yang baru. Tidak akan efektif
jika anda tetap memaksakan untuk membuka waralaba pada lokasi tersebut.

8. Kemananan
Keamanan merupakan salah satu hal yang sangat dipehitungkan saat akan memulai
usaha waralaba. Apalagi jika usaha anda termasuk yang memiliki jam buka hingga
malam hari seperti frenchise alfamart . Tentu resiko resiko tindak kriminal yang bisa
anda hadapi semakin tinggi. Faktor keamanan juga menjadi pertimbangan penting saat
ada konsumen yang akan membeli produk yang di jual usaha anda. Jika lingkungan
lokasi usaha anda tidak aman meskipun sajian anda enak, maka konsumen akan
enggan untuk mengunjungi outlet anda.
9. Zona Lokasi
Zona lokasi juga merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi
usaha waralaba. Jika anda berada di zona yang tidak memungkinkan adanya transaksi
perdagangan. Maka sebaiknya jangan memaksakan tetap berada atau memilih lokasi
tersebut. Meskipun nampak ideal namun jika zona yang anda pilih tidak dapat
memberikan transaksi penjualan yang maksimal. Maka hanya akan berdampak pada
usaha anda yang tidak berkembang dan bahkan megalami kebangkrutan. Tentu saja
hal ini harus kita hindari dan anda harus memilih zona lokasi yang sesuai dengan usaha
yang anda geluti.

10. Kepadatan Lalu Lintas


Kepadatan lalu lintas dan tingkat kemacetan sebuah lokasi. Menjadi indikator dalam
perkembangan perekonomian di lokasi tersebut. Semakin banyak kendaraan yang lalu
lalang, maka potensi membuka usaha pada lokasi tersebut semakin besar. Dengan
banyaknya peluang kendaraan yang lewat maka secara strategis usaha anda akan
semakin banyak dilihat orang. Tentu hal itu menjadi cara promosi yang paling efektif.
Tinggal bagaimana anda menarik minat dan daya beli masyarakat yang lewat.

11. Lokasi Tempat Yang Strategis 


Pemilihan lokasi yang strategis mencakup banyak elemen. Mulai dari aspek aspek
sosial dan ekonomi. Lokasi yang strategis kam memungkinkan terjadinya pemasaran
dan penjualan sebagaimana keuntungan dan kerugian bisnis franchise . Dengan
indikator tersebut maka usaha anda bisa diterima oleh masyarakat. Memilih lokasi yang
strategis dilakukan dalam upaya meningkatkan penjualan produk serta memberikan
dampak ekonomi lokal bagi lokasi yang dipilih. Semakin banyak transaksi yang terjadi
maka semakin ideal sebagai lokasi usaha yang strategis.
Aspek keuangan yang utama dalam bisnis waralaba
terdiri atas dua biaya, yaitu:
a. Biaya waralaba awal / franchise fee
Biaya ini dibebankan kepada franchisee untuk semua jasa awal yang disediakan,
termasuk biaya rekrutmen sebesar biaya pendirian yang dikeluarkan oleh franchisor
untuk kepentingan franchisee. Biasanya franchisor tidak mengambil keuntungan dari
fee-fee tersebut.Jumlah dan jangka waktu pembayaran awal dicantumkan di dalam
perjanjian. Pembayaran yang telah diserahkan sepenuhnya menjadi milik
pewaralabadan tidak dapat dikembalikan kecuali disebutkan di dalam perjanjian. Fee
awal diperlukan oleh pewaralaba untuk membantu terwaralaba, dan terdiri dari:
1) Bantuan pra-operasi dan awal operasi bisnis
terwaralaba (franchisee).
2) Pembuatan manual operasi untuk digunakan
terwaralaba (franchisee).
3) Penyelenggaraan pelatihan awal dan biaya
konsultasi, khususnya pada operasi bisnis
waralaba.
4) Biaya promosi/ periklanan, khususnya untuk
promosi menjelang pembukaan perusahaan (grand
opening terwaralaba).
5) Survei pemilikan/seleksi lokasi.

b. Royalty fee
Royalty sering juga disebut uang waralaba terusmenerus. Uang tersebut merupakan
pembayaran atas jasa terus-menerus yang diberikan pewaralaba.Jumlah pembayaran
royalty fee dikaitkan dengan suatu persentase tertentu yang dihitung dari jumlah
produksi, dan/ atau penjualan barang atau jasa yang mengandung Hak Atas Kekayaan
Intelektual yang diwaralabakan.45 Besarnya royalty yang terkait dengan jumlah
produksi, penjualan atau yang cenderung meningkat ini pada umumnya disertai dengan
penurunan besarnya persentase royalty yang harus dibayarkan, meskipun secara
absolut besarnya royalti yang dibayarkan tetap akan menunjukkan kenaikan seiring
dengan peningkatan jumlah produksi, penjualan atau keuntungan penerima waralaba.

Anda mungkin juga menyukai