Anda di halaman 1dari 13

KESEMPATAN MENDIRIKAN USAHA FRANCHISE

MAKALAH
Untuk memenuhi sebagian tugas
Mata Kuliah Kewirausahaan
yang dibina oleh Rendra Eko C, SE

OLEH
Nesa Fisabilillah Dewayanie
Sherlyta Oktavian Alexandra Handayani

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA DHARMA MALANG


MARET 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Kesempatan Mendirikan Usaha Franchise ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami juga berterima kasih kepada
bapak Rendra Eko C, SE selaku dosen mata kuliah Kewirausahaan karena telah
memberikan tugas ini sehingga kami bisa mempelajari lebih dalam materi ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai usaha franchise. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah kami susun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Akhir kata kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang menyebabkan kurang berkenannya
untuk dibaca. Kami juga menerima kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Malang, 8 Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar

ii

Daftar Isi

iii

Bab I pendahuluan

1
2
2

2.1 Pengertian Franchise

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
Bab II Pembahasan

2.2TataCara PendirianFranchise. 4
2.3PerbedaanFranchise ApotekdenganMinimarket ... 5
2.4 Keuntungan dan Kerugian Sistem Franchise ...
8
Bab III Penutup

11

3.1 Kesimpulan

11

3.2 Saran

11

12

Daftar Pustaka

BAB I
3

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita mungkin sudah tidak asing dengan istilah waralaba atau Franchise.
Menyaksikan begitu pesatnya perkembangan jaringan pertokoan atau minimarket
berjaringan seperti Indomaret, Alfamart dan sebagainya, bisa dibilang bisnis
waralaba adalah bisnis cukup banyak diminati. Salah satu sebabnya karena adanya
kemudahan bagi masyarakat umum untuk berpartner dengan jaringan waralaba
yang sudah tersedia. Sistemnya adalah masyarakat membeli hak cipta dan merk
dagang dari minimarket yang sudah mempunyai nama, untuk kemudian mereka
membuka minimarket dengan bantuan perusahaan tersebut. Inilah yang disebut
dengan sistem waralaba.
Waralaba adalah perikatan antara pemberi waralaba dengan penerima
waralaba. Penerima waralaba diberikan hak untuk menjalankan usaha dan atau
menggunakan hak kekayaan intelektaal atau penemuan. Dengan kata lain, cirri
khas usaha waralab adalah pemeberi waralaba mendapatkan suatu imbalan dari
penerima waralaba dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemberi
waralaba. Dalam perjanjian itu, disebutkan juga bahwa pemberi waralaba wajib
menyediakan dukungan konsultasi operasional yang berkesinambungan kepada
penerima waralaba.
Usaha dengan sistem waralaba ini memang cukup menarik dan sudah begitu
berkembang pesat, bahkan sudah banyak merambah keberbagai bidang usaha.
Apotek juga tidak luput dari bidang usaha tersebut. Sejumlah perusahaan farmasi
sudah berkelut dalam bisnis waralab ini. Misalnya apotek Kimia Farma dan K 24
yang banyak kita temui disekitar kita. Kedua apotek ini memang dikelola dengan
sistem waralaba dan keduanya juga terbukti sukses.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Franchise ?
2. Bagaimana tata cara pendirian Franchise ?
3. Apa perbedaan antara Franchise satu dengan yang lain ?
4. Apa saja keuntungan dan kerugian Franchise ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu Franchise
2. Mengetahui tata sata cara pendirian
3. Mengetahui perbedaan antara Franchise satu dengan yang lain
4. Mengetahui keuntungan dan kerugian Franchise

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Franchise


Istilah franchise biasanya dikenal dengan waralaba. Franchise atau waralaba
adalah sebuah metode dalam sistem distribusi barang atau jasa. Metode ini
membentuk suatu model hubungan kerjasama atau bisnis antara franchisor

(pemilik usaha) dengan franchisee (pemilik modal/investor). Franchisor adalah


pihak yang menjual atau meminjamkan hak dagangnya atau merk dagangnya serta
sebuah sitem bisnis untuk menjalankan bisnis tersebut. Sedangkan franchisee
adalah pihak yang membayar royalti dan biaya lainnyayag dipersyaratkan oleh
franchisor untuk dapat menggunakan merk dagangnya serta sistem bisnis yang
dirancang oleh franchisor.
Franchise biasanya membutuhkan modal awal antara 10 juta sampai 1 Milyar.
Biaya ini biasanya digunakan untuk pendirian stan atau tempat penggunaan usaha.
Dan biasanya dalam mendirikan waralaba ada ongkos royalti seperti pemegang
waralaba setiap bulan atau setiap minggu dari laba operasioal usaha tersebut dan
ongkos pengeluaran royalti berkisar sampai 15% dari pendapatan usaha.
Di Indonesia sangat banyak usaha-usaha yang berbasis sitem franchise yang
mana usaha ini sangat menjamur dikalangan pebisnis dunia. Untuk tetap bisa eksis
di dalam dunia bisnis banyak bermunculan waralaba yang menyajikan bermacammacam jenis yang bidang yang ditawarkan seperti dalam bidang kuliner,
minimarket, kesehatan, informasi dan masih banyak lagi.
Dalam makalah ini penyaji akan cenderung membahas franchise dalam bidang
kesehatan dan minimarket yaitu Apotek K24 dengan Alfamart.

2.2 Tata Cara Pendirian Franchise


1. Kriteria franchise/waralaba
a. Memiliki ciri khas usaha
b. Terbukti sudah memberikan keuntungan
c. Memiliki SOP tentang pelayanan yang ditawarkan dan dibuat secara
tertulis
d. Mudah diajarkan dan diaplikasikan
e. Adanya dukungan yang berkesinambungan
f. Hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar
2. Perjanjian antara franchisor dengan franchisee
a. Nama dan alamat franchisee
b. Jenis hak kekayaan intelektual
c. Kegiatan usaha

d. Hak dan kewajiban franchisor dan franchisee


e. Bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, pelatihan dan pemasaran
yang diberikan franchisor kepada franchisee
f. Wilayah usaha
g. Tatacara pembayaran imbalan
h. Penyelesaian sengketa
i. Tatacara perpanjangan, pengakhiran dan pemutusan perjanjian
3. Penerbitan surat tanda pendaftaran waralaba (STPW)
Menteri perdagangan akan menerbitkan STPW bilamana permohonan
pendaftaran prospektus dan permohonan pendaftaran perjanjian franchise
telah memenuhi persyaratan. STPW berlaku 5 tahun dan dapat
diperpanjang lagi selama 5 tahun lagi bilamana perjanjian belum berakhir.
4. Kewajiban dalam menjalankan bisnis franchise
a. Franchisor maupun franchisee wajib mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan usahanya.
b. Franchisor wajib memberikan pembinaan berupa pembinaan dalam
bentuk pelatihan, bimbingan operasional manajemen, pemasaran,
penelitian

dan

pengembangan

kepada

franchisee

secara

berkesinambungan
c. Franchisor dan franchisee wajib menggunakan bahan baku, peralatan
usaha serta menjual barang dagangan paling sedikit 80% barang atau
jasa produksi dalam negeri
d. Franchisor harus bekerja sama dengan pengusaha kecil dan menengah
dan menengah di daerah setempat sebagai franchisee atau pemasok
barang atau jasa sepanjang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
franchisor.
5. Larangan dalam melakukan franchise
a. Franchisor tidak dapat menunjuk franchisee yang memiliki hubungan
pengendalian dengan franchisor baik secara langsung maupun tidak
langsung
b. Franchisor tidak dapat menunjuk franchisee yang baru untuk wilayah
yang sama dalam hal terjadi sengketa pemutusan perjanjian waralaba
yang dilakukan sepihak oleh franchisor sebelum adanya kesepakatan
penyelesaian (clan break) atau sampai ada putusan pengadilan yang
sudah berkekuatan hukum tetap
2.3 Perbedaan Franchise yang Satu Dengan yang Lain

1. Apotek Kimia Frama


a. Alasan Pemilihan
Apotek adalah usaha yang telah ada sejak dahulu, umurnya hamper sama
dengan dunia kedokteran. Apotek merupakan bisnis jangka panjang yang tetap
akan dibutuhkan selama masih ada orang sakit. Apotek akan selalu menjadi
tempat pemenuhan kebutuhan akan kesehatan, yang menjadi kebutuhan primer
setelah pangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Bisnis ini terbukti sebagai bisnis
yang tahan terdap guncangan krisis ekonomi.
b. Alasan bergabung dengan franchise Apotek Kimia Farma
Brand apotek Kimia Farma yang kuat telah dikenal luas dan diakui
sehingga mendapat Top Brand Award. Apotek Kimia Farma juga telah
berpengalaman selama lebih dari 70 tahun dan telah mengenal seluk
beluk bisnis perapotekan sehingga dapat berbagi sukses dengan
franchisee. Disamping itu Kimia Farma juga rutin memberikan
dukungan kepada franchisee sejak awal pendirian outlet, mulai dari
analisa kelayakan, set up outlet, pembukaan, rekruitmen dan training
pegawai, panduan operasional, sistem informasi, logistik, promosi dan
pemasaran hingga bantuan analisa keuangan usaha.
c. Investasi yang dibutuhkan dan apa saja yang diperoleh oleh franchisee
Modal awal Rp.460 juta untuk apotek baru dan Rp. 350 juta untuk
apotek yang telah ada. Investasi tersebut digunakan untuk menyiapkan
renovasi fisik, brand sign, perijinan, acara pembukaan, persediaan obat,
pembutan rak, counter furniture dan franchisee fee.
d. Yang dibayarkan franchisee kepada apotek Kimia Farma
Franchisee fee sebesar Rp.100 juta untuk masa 6 tahun serta royalty fee
sebesar 1,5%.
e. Jangka waktu pengembalian modal
Jangka waktu pengembalian modal diprediksi setelah tiga tahun usaha
berjalan sesuai dengan target penjualan.
f. Tahapan menjadi franchisee Kimia Farma
Calon franchisee mengikuti penjelasan pada seminar, mengisi form
aplikasi, serta mengkuti wawancara bila survey lokasi dan perijinan
dinyatakan memenuhi. Selanjutnya dilakukan penandatangan perjanjian

dan penyetoran dana investasi, bila perhitungan proyeksi bisnis


terpenuhi.
g. Kriteria menjadi franchise Kimia Farma
Mempunyai minat pada bidang kesehatan, berjiwa entrepreneur,
berorientasi pada hasil, mampu mengambil keputusan, sudah atau akan
memilih lokasi, memenuhi persyaratan perizinan, mengikuti sistem,
prosedur bimbingandan pelatihan dari franchisor.
h. Lama waktu Persiapan hingga soft opening
Terhitung sejak pernyataan minat hingga pembukaan akan memakan
waktu kurang lebih tiga bulan apabila persyaratan lengkap.
2. Minimarket Alfamart
a. Alasan pemilihan
Membuka bisnis minimarket sendiri biasanya lebih beresiko. Biasanya
karena kurangnya pengalaman, kurang mengertinya tentang produk,
kurang mengertinya pasar konsumen. Oleh karena itu bergabung
dengan franchise minimarket yang sudah dikenal biasanya bisa lebih
menjanjikan dan lebih menguntungkan.
b. Alasan bergabung dengan franchise Alfamart
Brand Alfamart yang sudah banyak masyarakat yang mengenalnya
menyebabkan mudahnya mencari konsumen dimana pun berada.
Banyaknya pengalaman juga memudahkan untuk mengatur pengelolaan
produk. Alfamart bisa dipilih karena produknya lebih banyak dari
Indomaret serta pelayanannya yang lebih diutamakan.
c. Investasi yang dibutuhkan dan apa saja yang didapatkan
Modal awal untuk membuka alfamart sebesar Rp. 500 juta. Modal
segitu tidak termasuk dengan tempat. Alfamart hanya mengurus
perijinan, stok , inventarisasi.
d. Yang dibayarkan franchisee kepada Alfamart
Franchisee membayarkan royalty fee sebesar 60% dari omset
penjualan. Nilai tersebut adalah nilai bersih dari berbagai macam hal.
e. Jangka waktu pengembalian modal
Tergantung omset penjualan. Jika ramai dalam jangka waktu satu tahun
modal sudah bisa kembali.
f. Tahapan menjadi franchise Alfamart
Calon franchisee mengikuti penjelasan pada seminar, mengisi form
aplikasi, serta mengkuti wawancara bila survey lokasi dan perijinan
dinyatakan memenuhi. Selanjutnya dilakukan penandatangan perjanjian
9

dan penyetoran dana investasi, bila perhitungan proyeksi bisnis


terpenuhi.
g. Kriteria menjadi franchise Alfamart
Berjiwa entrepreneur, berorientasi pada hasil, mampu mengambil
keputusan, sudah atau akan memilih lokasi, memenuhi persyaratan
perizinan, mengikuti sistem, prosedur bimbingan dan pelatihan dari
franchisor.
h. Lama persiapan hingga soft opening
Lama persiapan terhitung dari permyataan minat kira-kira selama 36
hari sudah bisa melakukan soft opening.

2.4 Keuntungan dan Kerugian Sistem Franchise


Apotek waralaba maupun minimarket waralaba merupakan terobosan baru
dalam usaha perdagangan, yakni dioperasikan dengan sistem jaringan. Dikatakan
jaringan karena seluruh sistem manajemen didalamnya memiliki kesamaan saling
terikat antara satu dengan lainnya, walaupun tempat usaha tersebut berada
dibeberapa tempat. Sistem manajemen terpadu tersebut mencakup antara lain
sistem pembelian barang, sistem pelayanan dan sistem pengaturan stok produk.
Dengan adanya sistem

yang terpadu ini, diharapkan muncul efektivitas dan

efisiensi dari seluruh waralaba yang terkait sehingga akan menimbulkan


keuntungan dikemudian hari.
1. Keuntungan Sistem Franchise
Keuntungan paling utama dari sistem franchise ini adalah kita tidak perlu
lagi memusingkan mengenai manajemennya. Disamping itu, kita juga
sudah mendapat jaminan terarah serta berhak mendapatkan brand atau
nama yang sudah dikenal masyarakat. Berikut lima keuntungan yang telah
penulis rangkum:
a. Manajemen menjadi terkontrol dengan baik karena sistem pengawasan
terpusat dari satu tempat saja.
b. Distribusi produk menjadi lebih luas, dimana dengan

banyaknya

cabang pembelanjaan produk menjadi meningkat dan tersebar luas.


Dengan kuantitas pembelanjaan yang besar, kondisi harga pun menjadi
lebih bagus sehingga harga yang ditawarkan ke konsumen menjadi
lebih kompetitif.
10

c. Pelayanan terhadap konsumen pun seragam di berbagai cabang karena


apotek maupun minimarket memiliki standar operasional yang sama.
d. Membuka banyak lowongan pekerjaan.
2. Kerugian Sistem Franchise
a. Harga produk ditentukan oleh franchisor
Sistem penentuan harga yang seragam belum tentu dapat ditetapkan di
berbagai daerah. Terkadang hal tersebut malah menjadi bomerang bagi
diri kita sendiri. Sebagai contoh produk A yang telah ditetapkan oleh
franchisor dengan harga Rp. 5.000,-. Ternyata harga sebesar itu tidak
kompetitif di daerah dimana apotek maupun minimarket kita berada.
Akibatnya konsumen memilih untuk membeli di apotek atau
minimarket lain yang bukan tergolong franchise. Alhasil kita pun
merugi. Omset penjualan tidak sesuai dengan yang kita harapkan
sedangkan kita harus membayarkan royalti fee kepada franchisor. Dari
sini kadang kita bertanya apa gunanya kita membeli franchise?
b. Pihak investor hanya bersifat pasif
Sistem manajemen franchise ini terpusat sepenuhnya pada pihak
franchisor. Inilah kelemahannya, dimana pihak investor hanya
bersikap pasif karena segala keputusan, manajemen, kebijakankebijakan lainnya telah diatur dari pusat. Kita hanya duduk diam dan
mengamati dari luar. Padahal resiko usaha tersebut tetap ditanggung
oleh kita sebagai investor. Kita tidak memiliki keputusan mutlak untuk
mengganti strategi maupun kebijakan tanpa persetujuan oleh
franchisor. Bagi mereka yang bberjiwa pengusaha dan memiliki
karakter yang bebas, sistem seperti ini tentu tidak mengasyikkan.
c. Royalti fee yang dibayarkan berdasarkan omset penjualan
Sebagai franchisee ada kompensasi yang kita bayarkan kepada
franchisor karena kita menggunakan brand yang sudah terkenal.
Royalti ini dihitung berdasarkan omset penjualan perbulan dari apotek
maupun minimarket tersebut. Misalnya saja untuk apotek K24 royalti
fee yang dibayarkan adalah 1,2% dari omset penjualan. Sedangkan
untuk Alfamart royalti fee yang dibayarkan mencapai 60%. Nilai yang
cukup signifikan yang hitungannya hanya minimarket. Sangat bagus
jika apotek ataupun minimarket yang kita buka memiliki omset yang
besar. Akan tetapi, jika apotek ataupun minimarket yang kita buka

11

ternyata tidak sesuai dengan yang kita harapkan dan malah merugi,
maka hal ini akan semakin memberatkan kita sebagai pengusaha.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Usaha franchise ini dapat menjadi pilihan untuk membuka usaha yang mudah
dan simple. Tetapi kita juga harus melihat kelebihan dan kelemahan dari usaha ini.
Kita harus melihat pula perbedaan antara franchise satu dengan franchise yang
lainnya. Minimal untuk membukanya harus disesuaikan dengan modal dan
keahlian kita dalam bidang apa.

3.2 Saran

12

Kita harus mempunyai tekad dan kemauan yang keras untuk mengelola usaha
ini. Walaupun usaha ini selebihnya sudah dikelola oleh pusat tidak ada salahnya
jika kita membuat suatu inovasi agar usaha bisa berkembang nantinya. Bisa saja
inovasi kita dipakai oleh franchisor sehingga kita sama-sama mendapatkan royalti
fee.

DAFTAR PUSTAKA

https://bisnisfranchiseindonesia.com/apa-itu-franchise/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Waralaba
https://probisnis.net/pengertian-bisnis-waralaba-atau-franchise/
Cahyo, Agus N. 2012. Tips Membuka Usaha Farmasi dan Alat-Alat Kesehatan.
Jogjakarta: D-Medika

13

Anda mungkin juga menyukai