Anda di halaman 1dari 15

BISNIS RETAIL

MAKALAH FRANCHISE DAN EKSPANSI BISNIS

Dosen Pengampu :

Pramana Saputra, S.E, M.M

Disusun Oleh:

Shania Agatha (B1023201025)

Louis Archer R (B1023201032)

MANAJEMEN PPAPK A MALAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Franchise atau yang sering dikenal dengan waralaba adalah hak-hak untuk menjual produk atau
jasa maupun layanan. Menurut pemerintah Indonesia, waralaba merupakan perikatan dimana salah
satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual.
Franchise pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam memperluas jaringan usaha
secara tepat. Dengan demikian, franchise bukanlah sebuah alternatif bisnis melainkan salah satu
cara yang sama kuatnya, sama strategisnya dengan cara konvensional dalam mengembangkan
usaha. Sistem bisnis franchise memiliki banyak kelebihan, seperti halnya pada pendanaan, sumber
daya manusia (SDM), manajemen dan tingkat kesulitan dalam pemasaran kecuali jika pemilik
usaha tersebut mau berbagi dengan pihak lain.
Di Indonesia, sistem bisnis franchise sangat diminati oleh pebisnis franchise asing dimana
mereka memberikan izin kepada pengusaha lokal untuk mengelola franchise asing tersebut dan
tentunya akan berakibat menimbulkan saingan yang berat bagi pengusaha kecil lokal yang bergerak
di bidang usaha bisnis. Beberapa contoh bisnis franchise yang sangat mudah ditemukan tersebut,
yaitu Pizza Hut, Mc. Donal, Dunkin’ donuts, Rocket Chiken dan lain-lain.
Ketika suatu bisnis itu berkembang pesat, terkadang ada keinginan dari pemilik atau manajer
untuk mengembangkan sayap bisnisnya. Setelah dipertimbangkan dengan matang kira-kira bisnis
apa yang tepat untuk dipilih, akhirnya sampailah pada suatu pilihan bisnis tertentu.
Ekspansi bisnis (perluasan bisnis) adalah usaha yang diperlukan oleh suatu perusahaan untuk
mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit
perusahaan. Contoh dari ekspansi bisnis misalnya Matahari dengan Hypermart.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun pembuatan makalah ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut :
a) Apa pengertian franchising?
b) Apa saja jenis bisnis franchise?
c) Apa saja kelebihan dan kekurangan bisnis franchise?
d) Apa saja penyebab kegagalan franchisor dan franchise?
e) Apa saja kriteria bisnis franchise?
f) Bagaimana langkah-langkah membuat usaha franchise?
g) Apa pengertian Ekspansi Bisnis?
h) Apa saja metode Ekspansi Bisnis?
i) Apa saja motif Ekspansi Bisnis?
j) Bagaimana arah dari Ekspansi Bisnis?
k) Apa saja bentuk Ekspansi Bisnis?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
a) Untuk mengetahui pengertian franchising.
b) Untuk mengetahui jenis bisnis franchise.
c) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan bisnis franchise.
d) Untuk mengetahui penyebab kegagalan franchisor dan franchise.
e) Untuk mengetahui kriteria bisnis franchise.
f) Untuk mengetahui langkah-langkah membuat usaha franchise.
g) Untuk mengetahui pengertian Ekspansi Bisnis.
h) Untuk mengetahui metode Ekspansi Bisnis.
i) Untuk mengetahui motif Ekspansi Bisnis.
j) Untuk mengetahui arah Ekspansi Bisnis.
k) Untuk mengetahui bentuk Ekspansi Bisnis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Franchise
Franchising (pewaralabaan) adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorang kepada pihak lain.
Lisensi tersebut dapat memberikan hak kepada franchise untuk menggunakan merek dagang
franchisor dan seluruh elemen yang diperlukan untuk menjalankan bisnisnya dengan dasar-dasar
yang telah ditentukan. Selain itu, ada yang menyebutkan bahwa definisi Franchising berasal dari
kata wara yang berarti istimewa dan laba yang berarti keuntungan, yang berarti suatu usaha akan
memberikan keuntungan yang istimewa. 
Menurut Campbell Black dalam bukunya Black’s Law Dict menjelaskan franchise sebagai
sebuah lisensi merek dari pemilik yang mengijinkan orang lain untuk menjual produk atau servis
atas nama merek tersebut.
David J.Kaufmann memberi definisi franchising sebagai sebuah sistem pemasaran dan
distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil (franchise) yang digaransi dengan membayar
sejumlah fee, hak terhadap akses pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah
asistensi franchisor.
 Menurut Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise adalah sebuah kontrak atas barang
yang intangible yang dimiliki oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang diberikan kepada
orang lain (franchise) untuk menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai dengan
teritori yang disepakati.
LPPM (Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen), yang mengadopsi dari terjemahan
kata franchise. LPPM mengartikannya sebagai usaha yang memberikan laba atau keuntungan sangat
istimewa sesuai dengan kata tersebut yang berasal dari wara yang berarti istimewa dan laba yang
berarti keuntungan. Sementara itu, menurut PP No.16/1997 waralaba diartikan sebagai perikatan
dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu
imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan
atau penjualan barang dan atau jasa. Definisi inilah yang berlaku baku secara yuridis formal di
Indonesia.

2.2 Jenis Bisnis Franchise


Franchise atau waralaba dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah
diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.
b.  Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang- orang yang
ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan
kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Franchise
1) Keuntungan Bisnis Franchise
Beberapa keuntungan bisnis franchise, yaitu:
a. Bagi para wiraswastawan yang ingin memulai usaha baru akan mendapatkan rencana
operasi bisnis dengan arah yang jelas dari pemberi franchise. Penerima franchise
diberikan nasihat atau sebuah lokasi usaha yang telah ditetapkan.
b. Pemberi hak bisa mendapatkan manfaat dari ekspansi cepat dan luas tanpa meminjam
atau menanggung resiko finansial penting.
c. Tiap-tiap penerimaan hak berdasarkan volume penjualan, organisasi keseluruhan bisa
mengadakan pengiklanan besar-besaran untuk memperkuat nama franchise.
d. Penerima franchise individu dapat melakukan promosi di daerah mereka sesuai dengan
persetujuan yang ada.
e. Mendapatkan bantuan modal.
f. Profit tinggi karena telah teruji.
g. Standarisasi mutu.
h. Mendapatkan bantuan manajemen.

2) Kekurangan bisnis franchise Beberapa kekurangan dari bisnis franchise, yaitu:


a. Menjadi Independen, terdominasi.
b. Tidak mandiri.
c. Kreativitas tidak berkembang.
d. Rentan terhadap perubahan franchisor.

2.4 Penyebab Kegagalan Franchisor dan Franchise


Beberapa penyebab kegagalan franchisor, yaitu:
a) Uji coba yang tidak memadai.
b) Pembuatan struktur yang buruk.
c) Franchise kekurangan modal
d) Franchisor menjalankan bisnisnya dengan buruk
e) Penyebab Kegagalan Franchise

Beberapa penyebab kegagalan franchise, yaitu:


a) Franchise yang puas dengan dirinya sendiri
b) Franchise yang penakut
c) Franchise yang tidak mengikuti sistem
d) Franchise yang berharap terlalu banyak
e) Franchise yang tdk memiliki bakat
f) Campur tangan dari orang lain yang bermain curang
2.5 Kriteria Bisnis Franchise
a. Franchise Industrial Hubungan yang terjalin antara perusahaan manufaktur dan pedagang
besar.
b. Franchise generasi pertama Hubungan yangg terjalin antara perusahaan manufaktur dan
pedagang eceran.
c. Bisnis Franchise yang terjalin antara pedagang besar dan pedagang eceran.
d. Bisnis Franchise yang terjalin antara sesama pedagang eceran.

2.6 Langkah-langkah membuat bisnis Franchise


a. Membuat Ciri Khas Usaha. Buatlah usaha atau bisnis yang memiliki jati diri. Bisnis yang
memiliki jati diri itu adalah bisnis yang memiliki ciri khas atau daya pembeda dibandingkan
dengan bisnis lain. Ini syarat utamanya. Meskipun kita latah dengan mengembangkan bisnis
franchise, bukan berarti kita bebas meniru begitu saja. Mengeluarkan produk ayam goreng
yang digoreng dengan menggunakan minyak goreng adalah tindakan yang tidak bijaksana.
Mungkin lebih baik mengeluarkan produk ayam goreng yang digoreng dengan pasir,
misalnya.
b. Membuat Standar Operasi Bak Supaya dapat dikembangbiakkan dimana-mana dalam waktu
cepat, kita harus memiliki standar operasi baku. Kelemahan mayoritas pengusaha UKM
adalah membuat standar operasi ini. Tidak sulit membuat standar operasi baku itu. Asalkan
kita memahami prosesnya dan mau menuliskan proses itu diatas kertas, jadilah standar
operasi baku dalam bentuk yang paling sederhana. Selebihnya kita tinggal mengemas
standar operasi baku itu dalam bentuk buku (bisa minta bantuan kepada penulis atau
penyusun sistem).
c. Membuat Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Salah satu kelemahan pengusaha UKM
adalah jarang yang memproteksi hak intelektualnya, baik karena faktor ketidaktahuan
maupun anggapan bahwa mengurus HAKi itu mahal bin ribet karena berkaitan dengan
birokrasi. Padahal bisnis franchise itu yang diperjualbelikan adalah HAKI-nya. Jadi
segeralah daftarkan merek, paten, hak cipta, tau disain industri pada Ditjen HAKI
Depkumham. Biayanya lumayan terjangkau. Anda bisa minta bantuan pada konsultan HAKI
yang ada di tiap perguruan tinggi.
d. Membuat Cara Duplikasi Yang Mudah & Praktis Salah satu kunci supaya bisnis kita mudah
dikembangbiakkan adalah cara duplikasi yang mudah dan praktis. Kita harus menyusun cara
supaya orang lain mampu menduplikasi usaha kita secara mudah. Sistem duplikasi ini
biasanya terangkum dalam sistem training. Cara membuatnya mudah. Tuliskan saja
bagaimana cara orang lain mampu melakukan bisnis kita secara cepat dan tepat.
e. Membuat Keuntungan Yang Bertumbuh Bisnis tidak layak dikembangbiakkan jika masih
merugi, sehingga satu- satunya cara supaya bisnis tersebut layak dikembangbiakkan adalah
dengan membuat keuntungan yang bertumbuh. Keuntungan bertumbuh didapat jika dalam
jangka waktu tertentu bisnis kita memiliki kecenderungan mencetak untung terus menerus.
Oleh karena itu, jangan segan-segan tetapkan target pendapatan, upayakan selalu mencapai
target tersebut, dan selalu naikkan target untuk periode waktu selanjutnya. Begitu
seterusnya. Usahakan bisnis tidak mengalami kerugian.
f. Membuat Supporting Management Yang Berkelanjutan Salah satu kewajiban franchisor
yang sangat penting dalam mengembangbiakkan usahanya adalah memberikan supporting
management berkelanjutan selama masa kontrak kepada para franchisee-nya. Begitu usaha
kita mulai berkembang, segera benahi internal perusahaan kita. Gunakan organisasi bisnis
yang profesional untuk menangani usaha. Tingkatkan terus ketrampilan mereka supaya
dapat memberikan supporting management yang dibutuhkan oleh para franchisee.
g. Membuat Prospektus Bisnis Jika pada bisnis konvensional kita terbiasa menjual jasa atau
barang, maka pada bisnis franchise kita menjual bisnisnya. Disini diperlukan lebih dari
sekedar brosur. Kita memerlukan prospektus bisnis supaya calon mitra bisnis kita mampu
melihat prospek cerah bisnis tersebut. Cara membuatnya hampir sama dengan membuat
proposal bisnis, hanya saja dalam prospektus bisnis biasanya dilampiri dengan laporan
keuangan selama beberapa periode tertentu yang menunjukkan perusahaan kita untung. Jika
tidak mampu menyusun sendiri prospektus bisnis, kita dapat menggunakan jasa konsultan
dengan biaya terjangkau.
h. Membuat Perjanjian Franchise Indonesia menganut sistem kebebasan berkontrak. Kita bebas
membuat dan menyusun perjanjian kerjasama bisnis. Membuat perjanjian franchise sama
seperti membuat perjanjian kerjasama biasa. Dalam perjanjian franchise ada beberapa hal
yang khusus diatur, yakni apa jenis HAKI yang di-franchise-kan, apa saja kegiatan
usahanya, bagaimana supporting management dilakukan, mana saja wilayah usaha yang
diperjanjikan, bagaimana tata cara pembayaran biaya franchise, serta bagaimana
kepemilikan, perubahan kepemilikan dan hak ahli waris jika franchisee meninggal dunia
sebelum kontrak franchise berakhir.
i. Membuat Badan Usaha atau Badan Hukum Bisnis franchise itu kompleks sehingga
membutuhkan organisasi bisnis dalam bentuk badan usaha atau badan hukum. Bentuklah
badan usaha atau badan hukum ini. Bisa dalam bentuk CV atau PT. Kita tidak dapat lagi
menjalankan bisnis secara perorangan jika ingin difranchisekan. Sembilan langkah diatas
mudah dilakukan oleh siapapun pelaku bisnis di Indonesia. Hanya dibutuhkan sedikit
kecermatan untuk persiapannya dan kesanggupan untuk bertahan dalam jangka panjang.
2.7 Definisi Ekspansi Bisnis
Ekspansi adalah aktivitas memperbesar atau memperluas usaha yang ditandai dengan
penciptaan pasar baru, perluasan fasilitas, perekrutan pegawai, dan lain-lain. Ekspansi dapat
juga diartikan sebagai peningkatan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan dunia usaha. Perluasan
atau ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih
kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan.
2.8 Metode Ekspansi Bisnis
1. Merger Atau Penggabungan
Merger adalah penggabungan dari dua atau lebih perusahaan menjadi satu kesatuan yang
terpadu. Perusahaan yang dominan dibanding dengan perusahaan yang lain akan tetap
mempertahankan identitasnya, sedangkan yang lemah akan mengaburkan identitas yang
dimilikinya.
Jenis-jenis merger :
a. Merger Vertikal
Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat operasional.
Contoh : Restoran cepat saji menggabungkan diri dengan perusahaan peternakan ayam.
b. Merger Horisontal
Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di level operasi yang sama.
Contoh : pabrik komputer gabung dengan pabrik komputer.
c. Merger Konglomerasi
Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang diakuisisi. Bertujuan untuk
meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber atau unit bisnis.
Contoh : perusahaan pengobatan alternatif bergabung dengan perusahaan operator
telepon seluler nirkabel.

2. Akuisisi
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok
investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau
jaminan produk akan diserap oleh pasar.
Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.

3. Hostile Take Over atau Pengambil Alihan Secara Paksa


Hostile take over adalah suatu tindakan akuisisi yang dilakukan secara paksa yang biasanya
dilakukan dengan cara membuka penawaran atas saham perusahaan yang ingin dikuasai di
pasar modal dengan harga di atas harga pasar. Pengambilalihan secara paksa biasanya
diikuti oleh pemecatan karyawan dan manajer untuk diganti orang baru untuk melakukan
efisiensi pada operasional perusahaan.
4. Leverage Buyout
Leverage buy out adalah teknik pengusaan perusahaan dengan metode pinjaman atau utang
yang digunakan pihak manajemen untuk membeli perusahaan lain. Terkadang suatu
perusahaan target dapat dimiliki tanpa modal awal yang besar.

2.9 Motif Ekspansi Bisnis


Motif dilakukannya ekpansi adalah “ motif ekonomi dan motif psychologis” Mengenai
kedua motif tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Motif Ekonomi
Apabila ekspansi suatu perusahaan didasarkan pada pertimbangan untuk memperbesar
atau menstabilisir laba yang diperoleh. Hal ini terjadi misalnya karena semakin besarnya
permintaan terhadap produk atau jasa yang diprodusir oleh suatu perusahaan. Makin
luasnya pasar bagi produksinya untuk mengimbangi tambahan permintaan atau
tambahan luasnya pasar bagi produknya. Makin besarnya jumlah produksi yang dapat
dijual, berarti semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan laba yang lebih besar,
sehingga dengan demikian setiap pimpinan perusahaan mempunyai harapan dan keinginan
untuk dapat selalu mengembangkan dan meluaskan perusahaanya

2. Motif Psychologis
Yaitu ekspansi yang didasarkan pada “personal ambition” dari pemilik atau pimpinan
perusahaan untuk memperoleh “prestige” dan “kekuasaan” yang lebih besar. Dengan
demikian bahwa ekspansi merupakan suatu bentuk perluasan usaha baik dalam
meningkatkan komponen aktiva lancar, aktiva tetap atau lainnya guna sebagi motif yang
meningkatkan nilai ekonomi maupun personal ambition dari pimpinan perusahaan untuk
mencapai tujuan.

2.10 Arah Ekspansi


Arah ekspansi ekonomi harus berfokus pada penciptaan tenaga kerja, usaha-usaha konkret dan
langsung, mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan daya saing untuk
investasi dan ekspor, serta mengakselerasi fungsi intermediasi perbankan komersial. Selain
itu, arah ekspansi dibedakan menjadi 2, yaitu ekspansi vertikal dan horizontal
2.11 Bentuk Ekspansi Bisnis
Bentuk- bentuk ekspansi bisnis antara lain :
1. Join Venture
Join venture adalah Kerja sama dua pihak atau lebih dalam bidang bisnisuntuk
membentuk sebuah perusahaan baru, dua pihak tersebut boleh sama-sama dari dalam negeri
maupun pihak dalam negeri dan luar negeri.
a. Alasan Pembentukan Ekspansi Bisnis Joint Venture yakni :
Alasan internal
a) Membangun kekuatan perusahaan
b) Menyebarkan biaya dan risiko
c) Menambah akses ke sumber daya keuangan
d) Skala ekonomi dan keuntungan kekuatan
e) Akses ke teknologi dan pelanggan baru
f) Akses ke praktek manajer inovatif
b. Tujuan persaingan
a) Mempengaruhi evolusi struktural industri
b) Kompetisi sebelum selesai
c) Tanggapan defensif untuk menghapuskan batas-batas industri
d) Penciptaan unit kompetisi yang kuat
e) Kecepatan pasar
f) Menambah ketangkasan
c. Tujuan strategi
a) Sinergi
b) Transfer teknologi/kecakapan
c) Diversifikasi
d. Contoh perusahaan yang melakukan join venture yakni : Indofood dengan nestle
Memantapkan penetrasi pasar di industri consumer goods, dua perusahaan papan atas
yakni PT. indofood sukses makmur tbk (indofood) dan nestle s.a (nestle), switzerland,
membentuk perusahaan patungan (joint venture). Perusahaan joint venture itu adalah
PT. nestle indofood citarasa indonesia. Perusahaan joint venture itu akan fokus di
bisnis kuliner (bumbu penyedap makanan). Menurut ceo pt indofood anthoni
salim, pendirian usaha patungan baru ini, akan menciptakan peluang memperbesar
pangsa pasar. Sebab, dua perusahaan besar ini akan saling memanfaatkan dan
mengembangkan kekuatan yang dimiliki.
2. Merger
Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan salah satu di
antaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan
segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
a. Alasan terbentuknya Merger yakni :
a) Meningkatkan keuntungan
b) Mengurangi resiko di dalam persaingan
c) Untuk meningkatkan pertumbuhan
d) Mendominasi pasar
e) Integrasi vertical dan integrasi horizontal
b. Jenis-jenis merger :
a) Merger Vertikal
Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat operasional.
Contoh : Restoran cepat saji menggabungkan diri dengan perusahaan peternakan
ayam.
a) Merger Horisontal
Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di level operasi yang sama.
Contoh : pabrik komputer gabung dengan pabrik komputer.
b) Merger Konglomerasi
Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang diakuisisi. Bertujuan untuk
meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber atau unit bisnis. Contoh :
perusahaan pengobatan alternatif bergabung dengan perusahaan operator telepon
seluler nirkabel.
c. Contoh perusahaan yang melakukann Merger yakni :
Empat bank milik pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang
Negara (BDN), Bank Ekspor Impor (Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia
(Bapindo) menjadi bank mandiri.

3. Akuisi
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok
investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau
jaminan produk akan diserap oleh pasar.
a. Alasan terbentuknya Akuisisi yakni :
a) Pertumbuhan atau diversifikasi
b) Sinergi
c) Meningkatkan dana
d) Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi
e) Pertimbangan pajak
f) Meningkatkan likuiditas pemilik
g) Melindungi diri dari pengambilalihan
b. Contoh perusahaan yang melakukan Akuisisi yakni : PT. HM Sampoerna Dengan Philip
Morris (PM) Sampoerna tetap melakukan kegiatan operasionalnya sendiri di Pabriknya
yang ada di Surabaya dan PM pun juga seperti itu. Tetapi Manajemen perusahaan
Sampoerna dikendalikan oleh PM sebagai konsekuensi dari akuisisi yang dilakukan. PM
mengganti Saham yang beredar Sampoerna dengan suatu harga dan menggantinya
dengan saham PM.

4. Holding Company ( Perusahaan Induk )


Holding Company adalah perusahaan yang menjadi perusahaan utama yang membawahi
beberapa perusahaan yang tergabung ke dalam satu grup perusahaan. Melalui
pengelompokan perusahaan ke dalam induk perusahaan, dimungkinkan terjadinya
peningkatan atau penciptaan nilai pasar perusahaan.
a. Alasan terbentuknya Holding Company yakni :
a) Masalah Perencanaan Pajak
b) Bisnis sinergi
c) Aliansi Strategis
d) Pemupukan Modal.
b. Contoh perusahaanyang melakukan Holding Company yakni : PT. Semen Gresik Tbk
PT. Semen Gresik Tbk membentuk perusahaan induk (holding company) bagi Semen
Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa. Permodalan Semen Gresik masih yang
paling kuat, sedangkan pertumbuhan kinerja Semen Padang dan Tonasa berada di
peringkat terbawah sehingga PT Semen Gresik Tbk melakukan Holding company untuk
meningkatkan kinerja perusahaannya.

5. Aliansi strategis
Aliansi strategis adalah hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk mencapai
satu tujuan yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis kritis tertentu yang
dibutuhkan masing-masing organisasi secara independen. Aliansi strategis pada umumnya
terjadi pada rentang waktu tertentu, selain itu pihak yang melakukan aliansi bukanlah
pesaing langsung, namun memiliki kesamaan produk atau layanan yang ditujukan untuk
target yang sama. Dengan melakukan aliansi, maka pihak-pihak yang terkait haruslah
menghasilkan sesuatu yang lebih baik melalui sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi
dapat memberikan peran dalam aliansi strategis dengan sumberdaya seperti produk, saluran
distribusi, kapabilitas manifaktur, pendanaan projek, pengetahuan, keahlian ataupun
kekayaan intelektual.
a. Alasan terbentuknya Aliansi Strategis yakni :
a) Mengurangi biaya melalui skala ekonomi atau pengingkatan pengetahuan
b) Meningkatkan akses pada teknologi baru
c) Melakukan perbaikan posisi terhadap pesaingMemasuki pasar baru
d) Mengurangi waktu siklus produk
e) Memperbaiki usaha-usaha riset dan pengembangan
f) Memperbaiki kualitas
b. Contoh perusahaan Yang melakukan Aliansi Strategis yakni : Industri PC ( personal
computer) IBM (International Business Machines) menjalin kerjasama dengan lebih dari
400 perusahaan yang menjadi pemasok komponen-komponen PC yang dibuatnya.
Microsoft menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang siap
mengembangkan perangkat lunak.

6. Privatis
Di mana pemerintah menjual perusahaan-perusahaan milik negara kepada pihak
swasta. Langkah ini banyak dilakukan di negara-negara maju, dan sejak era 1990-an mulai
ditiru oleh negara-negara berkembang. Tindakan ini selaras dengan perombakan sistem
ekonomi dunia yang mengarah pada sistem pasar bebas dan bertujuan untuk
mendorong globalisasi.
Berdasarkan garis besarnya langkah privatisasi dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu
sebagai berikut.
a. Perusahaan menjadi sepenuhnya milik swasta, artinya pemerintah menjual seluruh
sahamnya.
b. Pemerintah menjual sebagian sahamnya dan sebagian lagi yang merupakan porsi
terbesar tetap dimiliki oleh pemerintah.
Nasionalisasi merupakan langkah sebaliknya dari privatisasi. Nasionalisasi adalah
tindakan pemerintah suatu negara untuk mengambil alih beberapa perusahaan milik
swasta.
Contoh dari tindakan ini adalah ketika pemerintah komunis di Rusia menasionalisasikan
semua perusahaan swasta menjadi milik pemerintah.

7. Franchising
Franchising adalah tindakan memberikan hak kepada seseorang atau suatu perusahaan
untuk beroperasi dan melakukan kegiatan seperti yang dilakukan oleh perusahaan yang
mengeluarkan franchise ini.
Contoh dari tindakan franchising ini, misalnya bisnis, seperti McDonald’s dan KFC. Di
Indonesia bentuk usaha seperti itu cukup banyak. Ini merupakan bentuk paling mudah dari
pengembangan bisnis. Selain mudah Franchise juga biasanya telah memilikisistem yang
telah teruji dan para Franchisee (pihak yang mendapatkan hak franchise) tinggal
menerapkannya. Contoh franchise lokal yang sukses adalah Papa Rons Pizza dan Rumah
Makan Sederhana.

8. Pemberian Lisensi
Selain franchising dikenal pula kerja sama yang mirip, namun dalam bentuk lisensi, yaitu
penggunaan suatu brand/merek produk yang telah terkenal dengan cara membeli hak
penggunaan merek dari organisasi atau individu yang memilikinya. Misalnya, perusahaan-
perusahaan di luar negeri memasarkan produk-produk mereka pada pasar tersebut.
Perbedaan yang tampak menonjol dari lisensi dan franchise, yaitu pada lisensi pemegang
lisensi hanya membeli merek dan produk, tetapi belum tentu beroperasi dan melakukan
kegiatan, seperti perusahaan yang mengeluarkan franchise. Contoh pemberian lisensi antara
lain salah satu pengusaha terkenal di Indonesia memiliki hak eksklusif atas merek mobil
Roll Royce, yaitu dalam pemasarannya di Indonesia.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Waralaba (Franchise) merupakan suatu bentuk bisnis kerjasama yang dilakukan oleh dua belah
pihak, dimana pihak pertama (franchisor) memberikan hak kepada pihak kedua (franchisee) untuk
menjual produk atau jasa dengan memanfaatkan merk dagang yang dimiliki oleh pihak pertama
(franchisor) sesuai dengan prosedur atau system yang diberikan.
Waralaba merupakan salah satu bentuk perikatan/atau perjanjian dimana kedua belah pihak harus
memenuhi hak dan kewajibannya masing-masing. Perjanjian waralaba adalah perjanjian yang
tidak bertentang. Artinya perjanjian itu menjadi sebuah aturan bagi mereka yang membuatnya, dan
mengikat kedua belah pihak.
Ekspansi adalah suatu langkah besar yang dilakukan perusahaan untuk memperluas jaringan
bisnisnya. Jika ekspansi dilakukan dengan kurang tepat, bisa menjadi kegagalan. Sehingga, sebelum
penerapannya, diharapkan perlu memiliki kesiapan yang matang untuk menghindari financial loss.
DAFTAR PUSTAKA
Fuady, Munir. 2005. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
HS, Salim. 2003. Hukum Kontrak. Jakarta: Sinar Grafika
Khairandy, Ridwan. 2000. Perjanjian Franchise Sebagai Sarana Alih Teknologi. Jakarta: Pusat
Studi Hukum UII Yogyakarta bekerjasama dengan yayasan Klinik Haki
Naihasy, Syahrin. 2005. Hukum Bisnis (Bisnis Law). Yogyakarta: Mida Pustaka
Rahardjo, Satjipto. 1980. Hukum dan Masyarakat. Bandung: Angkasa
Rahardjo, Satjipto. 1982. Ilmu Hukum. Bandung: Alumni
http://bahasaformal.blogspot.com/20l2/08/pengertian-ekspansi.html
http://eprints.uny.ac.id/8656/2/BAB%20l%20-08408l44009.pdf
http://eνianthyblog.blogspot.com/20l2/l0/mergerkonsolidasi-perusahaan-lippo-bank.html
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/merger-dan-akuisisi-pengertian-jenis.html?m=l
http://maindakon.blogspot.com/20l2/06/merger-perusahaan-cimb-niaga-merger.html

Anda mungkin juga menyukai