BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah
KAJIAN TEORI
a. Perjanjian sebagai dasar hukum KUH Perdata pasal 1338 (1), 1233 s/d 1456 KUH Perdata, para
pihak bebas melakukan apapun sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku,
kebiasan, kesopanan atau hal-hal lain yang berhubungan dengan ketertiban umum, juga tentang
syarat-syarat sahnya perjanjian.
b. Hukum keagenan sebagai dasar hukum; KUH Dagang (Makelar & Komisioner), ketentuan-
ketentuan yang bersifat administratif seperti berbagai ketentuan dari Departemen Perindustrian,
Perdagangan dan lain-lain. Seringkali ditentukan dengan tegas dalam kontrak franchise bahwa di
antara pihak franchisor dengan franchisee tidak ada suatu hubungan keagenan.
c. Undang-undang Merek, Paten dan Hak Cipta sebagai dasar hukum; berhubung ikut terlibatnya
merek dagang dan logo milik pihak franchisor dalam suatu bisnis franchise, apalagi
dimungkinkan adanya suatu penemuan baru oleh pihak franchisor, penemuan dimana dapat
dipatenkan. UU No.19 (1992) Merek, UU No 6 (1982) Paten, UU No.7 (1987) Hak Cipta.
d. UU Penanaman Modal Asing sebagai dasar hukum; Apabila pihak franchisor akan membuka
outlet di suatu Negara yang bukan negaranya pihak franchisor tersebut maka sebaiknya
dikonsultasi dahulu kepada ahli hukum penanaman modal asing tentang berbagai kemungkinana
dan alternatif yang mungkin diambil dan yang paling menguntungkannya. Franchise justru
dipilih untuk mengelak dari larangan-larangan tertentu bagi suatu perusahaan asing ketika
hendak beroperasi lewat direct investment.
Tidak jauh berbeda dengan definisi Campbell Black, menurut Reitzel, Lyden, Roberts &
Severance, franchise adalah sebuah kontrak atas barang yang intangible yang dimiliki oleh
seseorang (franchisor) seperti merek yang diberikan kepada orang lain (franchise) untuk
menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai dengan teritori yang disepakati.
Selain definisi menurut kacamata asing, di Indonesia juga berkembang definisi franchise.
Salah satunya seperti yang diberikan oleh LPPM (Lembaga Pendidikan dan Pembinaan
Manajemen), yang mengadopsi dari terjemahan kata franchise. LPPM mengartikannya sebagai
usaha yang memberikan laba atau keuntungan sangat istimewa sesuai dengan kata tersebut yang
berasal dari wara yang berarti istimewa dan laba yang berarti keuntungan. Sementara itu,
menurut PP No.16/1997 waralaba diartikan sebagai perikatan dimana salah satu pihak diberikan
hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan
atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa.
Definisi inilah yang berlaku baku secara yuridis formal di Indonesia.
a. Franchise Franchise (waralaba) adalah suatu strategi pengembangan produk, jasa atau teknologi
yang saling berkerjasama secara erat antara perusahaan baik secara hukum maupun financial dan
independen yaitu franchisor (pemberi waralaba) dan franchisee (penerima waralaba).
b. Franchisor Franchisor (pemberi waralaba) memberikan kepada franchisee hak untuk
menggunakan kekayaan intelektual yang dimilik franchisor dan berkewajiban mematuhi
peraturan yang berlaku. Franchisor sebagai pemimpin perusahaan yang harus memiliki keahlian
dan kompeten dan menghindari tindakan tanpa pertimbangan matang. Franchisor juga
memberikan teknik secara berkesinambungan, sesuai dengan kontrak franchise tertulis.
c. Franchisee Franchisee, dalam memberikan kontribusi keuangan/finansial, baik secara langsung
dan tidak langsung, metode dan teknik komersial, prosedur, dsb.
a. Bagi para wiraswastawan yang ingin memulai usaha baru akan mendapatkan rencana operasi
bisnis dengan arah yang jelas dari pemberi franchise. Penerima franchise diberikan nasihat atau
sebuah lokasi usaha yang telah ditetapkan.
b. Pemberi hak bisa mendapatkan manfaat dari ekspansi cepat dan luas tanpa meminjam atau
menanggung resiko finansial penting.
c. Tiap-tiap penerimaan hak berdasarkan volume penjualan, organisasi keseluruhan bisa
mengadakan pengiklanan besar-besaran untuk memperkuat nama franchise.
d. Penerima franchise individu dapat melakukan promosi di daerah mereka sesuai dengan
persetujuan yang ada.
e. Mendapatkan bantuan modal.
f. Profit tinggi karena telah teruji.
g. Standarisasi mutu.
h. Mendapatkan bantuan manajemen.
2) Kekurangan bisnis franchise Beberapa kekurangan dari bisnis franchise, yaitu:
a. Menjadi Independen, terdominasi.
b. Tidak mandiri.
c. Kreativitas tidak berkembang.
d. Rentan terhadap perubahan franchisor.
e. Penyebab Kegagalan Franchisor dan Franchise
f. Penyebab Kegagalan Franchisor Beberapa penyebab kegagalan franchisor, yaitu:
a) Uji coba yang tidak memadai.
b) Penyeleksian franchise secara sembrono.
c) Pembuatan struktur yang buruk.
d) Franchise kekurangan modal
e) Franchisor menjalankan bisnisnya dengan buruk
f) Penyebab Kegagalan Franchise
Beberapa penyebab kegagalan franchise, yaitu:
a. Franchise Industrial Hubungan yang terjalin antara perusahaan manufaktur dan pedagang besar.
b. Franchise generasi pertama Hubungan yangg terjalin antara perusahaan manufaktur dan
pedagang eceran.
c. Bisnis Franchise yang terjalin antara pedagang besar dan pedagang eceran.
d. Bisnis Franchise yang terjalin antara sesama pedagang eceran.
5. Poin-poin yang Harus Diperhatikan Dalam Memilih Bisnis Franchise Makanan Tradisional
Poin-poin yang harus diperhatikan dalam memilih bisnis franchise makanan tradisional antara
lain:
a. Punya Hasrat Memiliki hasrat untuk menjual makanan yang diinginkan juga menjadi modal
penting. Untuk berbisnis retail (perdagangan eceran), harus menyukai bidang yang akan digeluti.
Sehingga, kondisi usaha sedang naik maupun turun, dan tetap tekun menjalaninya.
b. Riset dan berunding Teliti dulu pihak yang menjual waralaba, yang disebut juga franchisor, yang
diinginkan. Bandingkan dengan terwaralaba lain yang sejenis. Jangan membeli usaha dari
terwaralaba yang tak jelas identitasnya. Jika perlu, cek ke lembaga waralaba yang ada di
Indonesia. Jika terwaralaba tersebut resmi dan bagus, bisa dipastikan akan terdaftar di sana. Bila
memang suka, barulah berunding untuk mendapatkan kesepakatan.
c. Cek Tak ada salahnya mengecek usaha terwaralaba yang diinginkan ke orang yang sudah lebih
dulu menjadi pewaralabanya, baik yang masih berjualan maupun yang tidak.
d. Hak cipta Teliti lebih dulu hak cipta makanan milik terwaralaba yang sudah diincar untuk dibeli.
Jangan sampai hak cipta yang diklaim olehnya, ternyata milik pihak lain dan akhirnya bisa
bermasalah.
e. Lama dan kuat Jika tidak suka risiko tinggi dan kurang berjiwa bisnis, pilih terwaralaba yang
sudah lama berjalan, setidaknya lima tahun, memiliki sistem kuat, misalnya memiliki banyak
cabang dan manajemen bagus, serta bermodal besar. Usaha yang masih baru, belum cukup teruji
menghadapi siklus roda bisnis.
f. Kondisi keuangan Sebelum memutuskan membeli, periksa dulu kondisi keuangan terwaralaba.
Jika perlu, minta bantuan akuntan publik atau pakar keuangan untuk membaca laporan keuangan
terwaralaba.
g. Bayar dimuka Hati-hati bila terwaralaba meminta seluruh modal harus disetorkan di muka. Cari
penyebabnya. Bukan tidak mungkin kondisi keuangan terwaralaba tidak bagus. Selain itu, kini
banyak terwaralaba yang baru muncul, meminta modal di muka hanya karena ingin menarik
initial fee (biaya yang diperlukan untuk memulai bisnis) dari pewaralaba, lalu kabur. Lebih baik,
cari terwaralaba yang pembayarannya fleksibel, artinya bahwa pembayarannya bisa dilakukan
bertahap.
PENUTUP
1. Simpulan
Setiap orang dalam melakukan bisnis franchise memiliki pengetahuan dan wawasan
tentang pewaralabaan, termasuk didalamnya sejarah franchise. Franchise pertama kali dimulai di
Amerika oleh Singer Sewing Machine Company, produsen mesin jahit Singer pada 1851. Di
Indonesia sendiri franchise mulai berkembang pesat sejak tahun 2003, dimulai dengan hadirnya
brand franchise asing seperti KFC, Mc. Donald, Dunkin Donuts dan brand lainnya. Dari
beberapa defisini franchise yang telah dipaparkan dalam kajian teori, bahwa franchising
merupakan salah satu konsep dari pemasaran untuk memperluas jaringan usaha secara tepat.
Franchise bukan satu-satunya alternatif bisnis, melainkan suatu cara yang sama kuat, sama
strategis dengan cara konvensional untuk mengembangkan usaha yang telah dibuat. Franchise
memiliki banyak kelebihan dan kekurangan. Kelebihan franchise terutama dalam pendanaan,
SDM, dan managemen. Begitupula dengan kekuranganya yaitu tidak mandiri, kreativitas tidak
berkembang, rentan dalam perubahan franchisor, menjadi independen, dan terdominasi.
Beberapa istilah yang terdapat di dalam usaha Franchising yaitu: Franchise, Franchisor,
Franchisee, Initial service, Continuing service, Initial fee, Frenchise fee, Continiung fee. Adapun
poin-poin yang harus diperhatikan dalam memilih bisnis franchise makanan tradisional, yaitu
punya hasrat, riset dan berunding, cek, hak cipta, lama dan kuat kondisi keuangan, dan bayar
dimuka. 3.2 Saran Berhati-hatilah dalam memilih usaha franchise, artinya harus waspada dalam
memutuskan rencana bisnis, berpikiran cermat dan tepat memilih usaha waralaba agar dapat
memaksimalkan keberhasilan. Sesuai dengan kondisi pasar, masyarakat yang konsumtif
merupakan keuntungan tersendiri bagi para pengusaha waralaba. Di Indonesia usaha waralaba
tumbuh dan berkembang sangat maju dari tahun ke tahun bertambah, sehingga memungkinkan
orang untuk menekuni usaha ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://ramli88bombana.blogspot.com/2013/02/makalah-franchise- oleh-ramli-normal-0.html,
diakses tanggal 2 Februari 2014.
http://salamfranchise.com/2008/04/08/franchise-dalam-perspektif-hak- kekayaanintelektual/
http://salamfranchise.com/2008/03/03/franchise-di-indonesia-dan- pengertiannya/ Pramono,
Peny R. 2007.