Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN 7:

FRANCHISE

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut:
7.1 Mengetahui Latar Belakang, Sejarah, dan Dasar Hukum Franchise
7.2 Memahami Pengertian Franchise
7.3 Memahami Jenis dan Keuntungan & Kerugian Bisnis Franchise
7.4 Memahami Langkah-langkah Membuat Bisnis Franchise

B. URAIAN MATERI
1.1 Mengetahui Latar Belakang, Sejarah, dan Dasar Hukum Franchise
Masalah Franchise atau yang sering dikenal dengan waralaba adalah hak-hak
untuk menjual produk atau jasa maupun layanan. Menurut pemerintah Indonesia,
waralaba merupakan perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk
memanfaatkan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual. Franchise pada
hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam memperluas jaringan usaha secara
tepat. Dengan demikian, franchise bukanlah sebuah alternatif bisnis melainkan salah
satu cara yang sama kuatnya, sama strategisnya dengan cara konvensional dalam
mengembangkan usaha. Sistem bisnis franchise memiliki banyak kelebihan, seperti
halnya pada pendanaan, sumber daya manusia (SDM), manajemen dan tingkat
kesulitan dalam pemasaran kecuali jika pemilik usaha tersebut mau berbagi dengan
pihak lain. Di Indonesia, sistem bisnis franchise sangat diminati oleh pebisnis franchise
asing dimana mereka memberikan izin kepada pengusaha lokal untuk mengelola
franchise asing tersebut dan tentunya akan berakibat menimbulkan saingan yang berat
bagi pengusaha kecil lokal yang bergerak di bidang usaha bisnis. Bisnis franchise juga
dikenal dengan jalur distribusinya yang sangat efektif untuk mendekatkan produk
kepada konsumennya melalui tangan-tangan franchisee. Satu hal yang menarik dari
bisnis franchise yang semakin kesini semakin maju adalah banyaknya bisnis atau usaha
yang ditawarkan kepada para konsuen dengan berbagai jenis produk barang maupun
jasa. Begitu menarik dan menguntungkannya jenis bisnis franchise ini, maka

60 
 
pemerintah berkepentingan pula untuk mengembangkan bisnis di Inonesia guna
terciptanya iklim kemitraan usaha melalui pemanfaatan lisensi sistem bisnis franchise.
Di Indonesia, kini mulai banyak menjual aneka makanan dan minuman modern yang
pemasarannya dilakukan di pusat-pusat pertokoan atau di pinggir-pinggir jalan
perkotaan yang sangat mudah dijangkau oleh masyarakat. Beberapa contoh bisnis
franchise yang sangat mudah ditemukan tersebut, yaitu Pizza Hut, Mc. Donald,
Dunkin’ donuts, Rocket Chiken dan lain-lain.
Franchise pertama kali dimulai di Amerika oleh Singer Sewing Machine
Company, produsen mesin jahit Singer pada 1851. Pola itu kemudian diikuti oleh
perusahaan otomotif General Motor Industry yang melakukan penjualan kendaraan
bermotor dengan menunjuk distributor franchise pada tahun 1898. Selanjutnya, diikuti
pula oleh perusahaan-perusahaan soft drink di Amerika sebagai saluran distribusi di AS
dan negara-negara lain. Sedangkan di Inggris waralaba dirintis oleh J Lyons melalui
usahanya Wimpy and Golden Egg pada dekade 60an. Di Indonesia franchise dikenal
sejak era 70an ketika masuknya Shakey Pisa, KFC, Swensen dan Burger King.
Perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai sekitar 1995. Data Deperindag pada
1997 mencatat sekitar 259 perusahaan penerima waralaba di Indonesia. Setelah itu,
usaha franchise mengalami kemerosotan karena terjadi krisis moneter. Para penerima
waralaba asing terpaksa menutup usahanya karena nilai rupiah yang terperosok sangat
dalam. Hingga 2000, franchise asing masih menunggu untuk masuk ke Indonesia. Hal
itu disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang belum stabil ditandai dengan
perseteruan para elit politik. Barulah pada 2003, usaha franchise di tanah air mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Franchise Indonesia dimulai dengan hadirnya brand
franchise asing seperti KFC, Mc. Donald, Dunkin Donuts dan brand lainnya. Dan
kemudian terjadilah proses perbandingan (benchmarking). Lalu timbulah franchise
lokal dan tumbuh sampai saat ini dan mengalami kejayaan. Pertumbuhan franchise di
Indonesia yang ternyata mempunyai sejarah yang cukup panjang dan berliku. Berawal
dari sebuah pemikiran bahwa franchise sukses dapat memacu perekonomian di Negara
maju seperti Amerika dan di Negara maju lainnya. Franchise juga dapat memberikan
lapangan pekerjaan untuk para tenaga kerja. Maka dimulailah sebuah usaha untuk
mendata usaha franchise yang ada di Indonesia usaha franchise yang ada di
Indonesiayang menggandeng International Labour Organization (ILO).
Untuk proses di lapangannya sendiri berupa pelaksanaan pengumpulan dan
pengelolaan data-data dilaksanakan oleh LPPM (Lembaga Pengembangan dan
61 
 
Pendidikan Managemen dengan melakukan“BaselineStudy.” Sementara dari ILO
sendiri mendatangkan seorang pakar franchise dari Amerika Mr. Martin Mendelsohn,
untuk mempelajari, menganalisa situasi dan kondisi untuk merekomendasikan
jalan/cara yang akan ditempuh. “Saya pertama kali datang ke Indonesia sekitar tahun
1999 atas permintaan dari ILO untuk memberikan saran kepada pemerintah tentang
bagaimana mendorong pertumbuhan franchising dan membantu membentuk sebuah
asosiasi franchise,” ujar orang yang sudah dua kali berkunjung ke Indonesia ini.
Semenjak kedatangannya ke Indonesia, telah melibatkan banyak usaha local dalam
pertemuan-pertemuan koordinasi maupun dalam diskusi bilateral untuk selalu
melibatkan pihak swasta di Indonesia. Dasar hukum franchise:
a) Perjanjian sebagai dasar hukum KUH Perdata pasal 1338 (1), 1233 s/d 1456 KUH
Perdata, para pihak bebas melakukan apapun sepanjang tidak bertentangan dengan
hukum yang berlaku, kebiasan, kesopanan atau hal-hal lain yang berhubungan
dengan ketertiban umum, juga tentang syarat-syarat sahnya perjanjian.
b) Hukum keagenan sebagai dasar hukum; KUH Dagang (Makelar & Komisioner),
ketentuan-ketentuan yang bersifat administratif seperti berbagai ketentuan dari
Departemen Perindustrian, Perdagangan dan lain-lain. Seringkali ditentukan dengan
tegas dalam kontrak franchise bahwa di antara pihak franchisor dengan franchisee
tidak ada suatu hubungan keagenan.
c) Undang-undang Merek, Paten dan Hak Cipta sebagai dasar hukum; berhubung ikut
terlibatnya merek dagang dan logo milik pihak franchisor dalam suatu bisnis
franchise, apalagi dimungkinkan adanya suatu penemuan baru oleh pihak
franchisor, penemuan dimana dapat dipatenkan. UU No.19 (1992) Merek, UU No 6
(1982) Paten, UU No.7 (1987) Hak Cipta.
d) UU Penanaman Modal Asing sebagai dasar hukum; Apabila pihak franchisor akan
membuka outlet di suatu Negara yang bukan negaranya pihak franchisor tersebut
maka sebaiknya dikonsultasi dahulu kepada ahli hukum penanaman modal asing
tentang berbagai kemungkinana dan alternatif yang mungkin diambil dan yang
paling menguntungkannya. Franchise justru dipilih untuk mengelak dari larangan-
larangan tertentu bagi suatu perusahaan asing ketika hendak beroperasi lewat direct
investment.
1.2 Memahami Pengertian Franchising
Franchising (pewaralabaan) adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorang
kepada pihak lain. Lisensi tersebut dapat memberikan hak kepada franchise untuk
62 
 
menggunakan merek dagang franchisor dan seluruh elemen yang diperlukan untuk
menjalankan bisnisnya dengan dasar-dasar yang telah ditentukan. Selain itu, ada yang
menyebutkan bahwa definisi Franchising berasal dari kata wara yang berarti istimewa
dan laba yang berarti keuntungan, yang berarti suatu usaha akan memberikan
keuntungan yang istimewa. Franchising merupakan suatu konsep pemasaran untuk
memperluas jaringan usaha secara cepat. Jadi, franchising bukan suatu alternatif
melainkan suatu cara yang sama kuat, sama strategsi dengan cara konvensional untuk
pengembangan usaha. Sistem franchise memiliki banyak kelebihan terutama dalam
pendanaan, SDM dan managemen, kecuali kerelaan pemilik merek untuk berbagi
dengan pihak lain. Franchising juga dapat di artikan sebagai hak-hak untuk menjual
suatu produk atau jasa maupun layanan. Franchising juga dikenal sebagai jalur
distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya
melalui tangan-tangan franchise. Setiap negara memiliki definisi sendiri tentang
franchise. Amerika melalui International Franchise Association (IFA) mendefinisikan
franchise sebagai hubungan kontraktual antara franchisor dengan franchise, franchisor
berkewajiban menjaga kepentingan secara continue pada bidang usaha yang dijalankan
oleh franchise misalnya lewat pelatihan, di bawah merek dagang yang sama, format
dan standar operasional atau kontrol pemilik (franchisor), dimana franchise
menamankan investasi pada usaha tersebut dari sumber dananya sendiri.
Berbeda halnya dengan British Franchise Association yang mengemukakan
bahwa garansi lisensi kontraktual oleh satu orang (franchisor) ke pihak lain
(franchise). Menurut Campbell Black dalam bukunya Black’s Law Dict menjelaskan
franchise sebagai sebuah lisensi merek dari pemilik yang mengijinkan orang lain untuk
menjual produk atau servis atas nama merek tersebut. David J.Kaufmann memberi
definisi franchising sebagai sebuah sistem pemasaran dan distribusi yang dijalankan
oleh institusi bisnis kecil (franchise) yang digaransi dengan membayar sejumlah fee,
hak terhadap akses pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah
asistensi franchisor.
Tidak jauh berbeda dengan definisi Campbell Black, menurut Reitzel, Lyden,
Roberts & Severance, franchise adalah sebuah kontrak atas barang yang intangible
yang dimiliki oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang diberikan kepada orang
lain (franchise) untuk menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai
dengan teritori yang disepakati.

63 
 
Selain definisi menurut kacamata asing, di Indonesia juga berkembang
definisi franchise. Salah satunya seperti yang diberikan oleh LPPM (Lembaga
Pendidikan dan Pembinaan Manajemen), yang mengadopsi dari terjemahan kata
franchise. LPPM mengartikannya sebagai usaha yang memberikan laba atau
keuntungan sangat istimewa sesuai dengan kata tersebut yang berasal dari wara yang
berarti istimewa dan laba yang berarti keuntungan. Sementara itu, menurut PP
No.16/1997 waralaba diartikan sebagai perikatan dimana salah satu pihak diberikan
hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau
penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan
dan atau penjualan barang dan atau jasa. Definisi inilah yang berlaku baku secara
yuridis formal di Indonesia. Beberapa istilah dasar dalam franchise, yaitu:
a) Franchise Franchise (waralaba) adalah suatu strategi pengembangan produk, jasa
atau teknologi yang saling berkerjasama secara erat antara perusahaan baik secara
hukum maupun financial dan independen yaitu franchisor (pemberi waralaba) dan
franchisee (penerima waralaba).
b) Franchisor Franchisor (pemberi waralaba) memberikan kepada franchisee hak
untuk menggunakan kekayaan intelektual yang dimilik franchisor dan berkewajiban
mematuhi peraturan yang berlaku. Franchisor sebagai pemimpin perusahaan yang
harus memiliki keahlian dan kompeten dan menghindari tindakan tanpa
pertimbangan matang. Franchisor juga memberikan teknik secara
berkesinambungan, sesuai dengan kontrak franchise tertulis.
c) Franchisee Franchisee, dalam memberikan kontribusi keuangan/finansial, baik
secara langsung dan tidak langsung, metode dan teknik komersial, prosedur, dsb.
d) Initial service Jasa-jasa pendahuluan
e) Continuing service Jasa terus-menerus
f) Initial fee Biaya keseluruhan item untuk membuka bisnis
g) Frenchise fee Biaya yang menutupi jasa franchisor
h) Continiung fee Biaya akan jasa frenchisor nantinya yg secara terus-menerus
7.3 Jenis dan Keuntungan & Kerugian dalam Bisnis Franchise
Franchise atau waralaba dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a) Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek
sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.

64 
 
b) Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-
orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup
piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba.
c) Keuntungan dan Kekurangan Bisnis Franchise
Beberapa keuntungan bisnis franchise, yaitu:
a) Bagi para wiraswastawan yang ingin memulai usaha baru akan mendapatkan
rencana operasi bisnis dengan arah yang jelas dari pemberi franchise. Penerima
franchise diberikan nasihat atau sebuah lokasi usaha yang telah ditetapkan.
b) Pemberi hak bisa mendapatkan manfaat dari ekspansi cepat dan luas tanpa
meminjam atau menanggung resiko finansial penting.
c) Tiap-tiap penerimaan hak berdasarkan volume penjualan, organisasi keseluruhan
bisa mengadakan pengiklanan besar-besaran untuk memperkuat nama franchise.
d) Penerima franchise individu dapat melakukan promosi di daerah mereka sesuai
dengan persetujuan yang ada.
e) Mendapatkan bantuan modal.
f) Profit tinggi karena telah teruji.
g) Standarisasi mutu.
h) Mendapatkan bantuan manajemen.
Beberapa kekurangan dari bisnis franchise, yaitu:
a) Menjadi Independen, terdominasi.
b) Tidak mandiri.
c) Kreativitas tidak berkembang.
d) Rentan terhadap perubahan franchisor.
e) Penyebab Kegagalan Franchisor dan Franchise
Penyebab Kegagalan Franchisor Beberapa penyebab kegagalan franchisor, yaitu:
a) Uji coba yang tidak memadai.
b) Penyeleksian franchise secara sembrono.
c) Pembuatan struktur yang buruk.
d) Franchise kekurangan modal
e) Franchisor menjalankan bisnisnya dengan buruk
f) Penyebab Kegagalan Franchise
Beberapa penyebab kegagalan franchise, yaitu:
a) Franchise yang puas dengan dirinya sendiri
b) Franchise yang penakut
65 
 
c) Franchise yang tidak mengikuti sistem
d) Franchise yang berharap terlalu banyak
e) Franchise yang tdk memiliki bakat
f) Campur tangan dari orang lain yang bermain curang
7.5 Langkah-langkah membuat bisnis Franchise
a) Membuat Ciri Khas Usaha Buatlah usaha atau bisnis yang memiliki jati diri.
Bisnis yang memiliki jati diri itu adalah bisnis yang memiliki ciri khas atau daya
pembeda dibandingkan dengan bisnis lain. Ini syarat utamanya. Meskipun kita
latah dengan mengembangkan bisnis franchise, bukan berarti kita bebas meniru
begitu saja. Mengeluarkan produk ayam goreng yang digoreng dengan
menggunakan minyak goreng adalah tindakan yang tidak bijaksana. Mungkin
lebih baik mengeluarkan produk ayam goreng yang digoreng dengan pasir,
misalnya.
b) Membuat Standar Operasi Bak Supaya dapat dikembangbiakkan dimana-mana
dalam waktu cepat, kita harus memiliki standar operasi baku. Kelemahan
mayoritas pengusaha UKM adalah membuat standar operasi ini. Tidak sulit
membuat standar operasi baku itu. Asalkan kita memahami prosesnya dan mau
menuliskan proses itu diatas kertas, jadilah standar operasi baku dalam bentuk
yang paling sederhana. Selebihnya kita tinggal mengemas standar operasi baku itu
dalam bentuk buku (bisa minta bantuan kepada penulis atau penyusun sistem).
c) Membuat Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Salah satu kelemahan
pengusaha UKM adalah jarang yang memproteksi hak intelektualnya, baik karena
faktor ketidaktahuan maupun anggapan bahwa mengurus HAKi itu mahal bin ribet
karena berkaitan dengan birokrasi. Padahal bisnis franchise itu yang
diperjualbelikan adalah HAKI-nya. Jadi segeralah daftarkan merek, paten, hak
cipta, tau disain industri pada Ditjen HAKI Depkumham. Biayanya lumayan
terjangkau. Anda bisa minta bantuan pada konsultan HAKI yang ada di tiap
perguruan tinggi.
d) Membuat Cara Duplikasi Yang Mudah & Praktis Salah satu kunci supaya bisnis
kita mudah dikembangbiakkan adalah cara duplikasi yang mudah dan praktis. Kita
harus menyusun cara supaya orang lain mampu menduplikasi usaha kita secara
mudah. Sistem duplikasi ini biasanya terangkum dalam sistem training. Cara
membuatnya mudah. Tuliskan saja bagaimana cara orang lain mampu melakukan
bisnis kita secara cepat dan tepat. \
66 
 
e) Membuat Keuntungan Yang Bertumbuh Bisnis tidak layak dikembangbiakkan jika
masih merugi, sehingga satu- satunya cara supaya bisnis tersebut layak
dikembangbiakkan adalah dengan membuat keuntungan yang bertumbuh.
Keuntungan bertumbuh didapat jika dalam jangka waktu tertentu bisnis kita
memiliki kecenderungan mencetak untung terus menerus. Oleh karena itu, jangan
segan-segan tetapkan target pendapatan, upayakan selalu mencapai target tersebut,
dan selalu naikkan target untuk periode waktu selanjutnya. Begitu seterusnya.
Usahakan bisnis tidak mengalami kerugian.
f) Membuat Supporting Management Yang Berkelanjutan Salah satu kewajiban
franchisor yang sangat penting dalam mengembangbiakkan usahanya adalah
memberikan supporting management berkelanjutan selama masa kontrak kepada
para franchisee-nya. Begitu usaha kita mulai berkembang, segera benahi internal
perusahaan kita. Gunakan organisasi bisnis yang profesional untuk menangani
usaha. Tingkatkan terus ketrampilan mereka supaya dapat memberikan supporting
management yang dibutuhkan oleh para franchisee.
g) Membuat Prospektus Bisnis Jika pada bisnis konvensional kita terbiasa menjual
jasa atau barang, maka pada bisnis franchise kita menjual bisnisnya. Disini
diperlukan lebih dari sekedar brosur. Kita memerlukan prospektus bisnis supaya
calon mitra bisnis kita mampu melihat prospek cerah bisnis tersebut. Cara
membuatnya hampir sama dengan membuat proposal bisnis, hanya saja dalam
prospektus bisnis biasanya dilampiri dengan laporan keuangan selama beberapa
periode tertentu yang menunjukkan perusahaan kita untung. Jika tidak mampu
menyusun sendiri prospektus bisnis, kita dapat menggunakan jasa konsultan
dengan biaya terjangkau.
h) Membuat Perjanjian Franchise Indonesia menganut sistem kebebasan berkontrak.
Kita bebas membuat dan menyusun perjanjian kerjasama bisnis. Membuat
perjanjian franchise sama seperti membuat perjanjian kerjasama biasa. Dalam
perjanjian franchise ada beberapa hal yang khusus diatur, yakni apa jenis HAKI
yang di-franchise-kan, apa saja kegiatan usahanya, bagaimana supporting
management dilakukan, mana saja wilayah usaha yang diperjanjikan, bagaimana
tata cara pembayaran biaya franchise, serta bagaimana kepemilikan, perubahan
kepemilikan dan hak ahli waris jika franchisee meninggal dunia sebelum kontrak
franchise berakhir.

67 
 
i) Membuat Badan Usaha atau Badan Hukum Bisnis franchise itu kompleks
sehingga membutuhkan organisasi bisnis dalam bentuk badan usaha atau badan
hukum. Bentuklah badan usaha atau badan hukum ini. Bisa dalam bentuk CV atau
PT. Kita tidak dapat lagi menjalankan bisnis secara perorangan jika ingin
difranchisekan. Sembilan langkah diatas mudah dilakukan oleh siapapun pelaku
bisnis di Indonesia. Hanya dibutuhkan sedikit kecermatan untuk persiapannya dan
kesanggupan untuk bertahan dalam jangka panjang. Jadi, kita tidak perlu pesimis
menghadapi krisis. Bisnis kita dapat dikembangbiakkan secara cepat dengan
sistem franchise, asalkan mampu memenuhi ke-9 syarat diatas.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
1. Apa yang kalian ketahui mengenai Franchising
2. Sebutkan keuntungan dan kerugian bisnis Franchising
3. Jelaskan langkah-langkah dalam Bisnis Franchising

D. DAFTAR PUSTAKA
Pramono, Peny R. 2007. Cara Memilih Waralaba yang Menjanjikan Profit. Jakarta. PT.
Elex Media Komputindo.
Kompas.com e-newspaper in Indonesian/ usaha dan bisnis
Hakim, Lukman. 2008. Info Lengkap Waralaba. Jakarta. PT. Buku Kita
M. Fuad. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama

68 
 

Anda mungkin juga menyukai