Anda di halaman 1dari 11

PEMUTUSAN HUBUNGAN KEMITRAAN WARALABA INDOMARET SECARA SEPIHAK

Moch. Ilham Muhrozi 1, Iis Dian Dini 2, Putri Hana Pertiwi 3, Sri Hardianti 4
Reguler B2.B. Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, Universitas Widyatama
Surel: ilham.muhrozi@widyatama.ac.id 1, iis.dian@widyatama.ac.id 2 , putri.hana@widyatama.ac.id 3,
sri.hardianti@widyatama.ac.id 4

Abstrak
Dewasa ini peluang Bisnis waralaba merupakan salah satu dari pilihan yang menguntungkan karena
Waralaba/Franchise tidak perlu memulai usaha dari nol, dan tinggal menjalankan model bisnis yang
sudah teruji. Modal yang dikeluarkan juga tidak sebesar membangun usaha sendiri. Bisnis ini saat ini
banyak diminati masyarakat. Karena bagi sebagian pelaku bisnis ini dapat meningkatkan kegiatan
perekonomian dan memberikan kesempatan yang dapat lebih menjanjikan apabila dibandingkan dengan
bisnis yang pada umumnya. Perkembangan usaha melalui franchise ini dalam tahun-tahun terkahir mulai
diterapkanoleh perusahaan-perusahaan Indonesia. Di Indonesia sampai dengan bulan Maret tahun 1997,
jumlah franchisor meningkat 256 franchise, di mana terdapat 235 franchise internasional dan 30 franchise
lokal. Dan jumlah keseluruhan outlet adalah 2000 Jenis bidang usaha yang dijalankan oleh franchise lokal
masih terbatas antara lain sendiri dari eceran, restoran, salon, kursus, serta pompa bensin. Saat ini masih
terdapat pula perusahaan yang menggunakan sistem franchise tetapi cenderung mengembangkan
franchise berdasarkan persepsi serta kepentingannya masing-masing. Contoh kasus Seperti yang terjadi
antara Husrizal dengan waralaba indomart , Kerjasama dengan waralaba ini husrizal rugi Rp. 219 juta
lebih Hingga kasusnya di sidangkan di pengadilan dari kasus diatas . Tentunya dalam melakukan usaha
waralaba tersebut terdapat suatu perjanjian yang mengikat antara pemberi waralaba dan penerima
waralaba yang menjadi dasar terjadinya perjanjian dalam waralaba indomart.
Kata kunci : Pemutusan hubungan kemitraan waralaba indomaret secara sepihak

Abstract
Today the franchise business opportunity is one of the lucrative options because Franchise / Franchise
do not need to start a business from scratch, and just run a proven business model. The capital spent is
also not as big as building own business. This business is currently in great demand by the public.
Because for some actors This business can increase economic activity and provide opportunities can be
more promising when compared to business in general. Business development through this franchise in
recent years has begun applied by Indonesian companies. In Indonesia until March 1997, the number of
franchisors increased by 256 franchises, where there are 235 international franchises and 30 local
franchise. And the total number of outlets is 2000. The types of business fields run by local franchises are
still limited, among others itself from retail, restaurants, salons, courses, as well as gas stations.
Currently there are also companies that use a franchise system but tend to develop franchises based on
their respective perceptions and interests. Case in point As happened between Husrizal and Indomart
franchise, this cooperation with this franchise costs Rp. 219 million more Until the case is tried in court
from the case above. Of course, in conducting the franchise business, there is a binding agreement
between the franchisor and the franchisee which is the basis for the occurrence. agreement in indomart
franchise.
Keywords: Unilateral termination of the Indomaret franchise partnership

PENDAHULUAN Intelektual mereka. (Gunawan, 2001) Waralaba


Latar Belakang Masalah (Franchise) pada dasarnya adalah sebuah
Dewasa ini telah berkembang suatu perjanjian mengenai metode pendistribusian
bentuk pemberian hak dan kegiatan usaha yang barang dan jasa kepada konsumen.
disebut waralaba (Franchise) sebagai salah Dalam hal ini franchisor memberikan
bentuk alternatif pengembangan usaha yang lisensi kepada franchisee untuk melakukan
khususnya dilakukan secara internasional. kegiatan pendistribusian barang dan jasa di
Waralaba (Franchise) seperti halnya lisensi, bawah nama dan identitas franchisor dalam
mengandalkan kepada kemampuan mitra usaha wilayah tertentu, dimana usaha tersebut
dalam mengembangkan dan menjalankan dijalankan sesuai dengan prosedur dan cara yang
kegiatan usaha waralabanya melalui tata cara, ditetapkan franchisor dan franchisor
proses serta suatu code of conduct dan sistem memberikan ban-tuan (assistance) terhadap
yang telah ditentukan oleh pengusaha franchisor. franchise. Sebagai imbalannya francisee
Dalam Waralaba (Franchise) ini dapat membayar sejumlah uang berupa innitial fee dan
dikatakan bahwa sebagai bagian dari kepatuhan royalti. (Suharnoko, 2004) Jenis usaha Waralaba
mitra usaha terhadap aturan main yang diberikan (Franchise) lahir di Amerika Serikat kurang
oleh pengusaha Franchisor, maka mitra usaha lebih satu abad yang lalu ketika perusahaan
atau penerima Franchise diberikan hak untuk mesin jahit Singer mulai memperkenalkan
memanfaatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual konsep Waralaba (Franchise) sebagai suatu cara
dari pengusaha Franchisor, baik dalam mengembangkan distribusi produknya.
penggunaan merek dagang, merek jasa, hak Demikian pula dengan perusahaan-perusahaan
cipta atas logo, desain industri, paten berupa bir yang memberikan lisensi kepada perusahaan
teknologi maupun rahasia dagang dan kecil sebagai upaya mendistribusikan produk
sebaliknya, pengusaha Franchisor memperoleh mereka. (Suharnoko, 2004) Di Indonesia bentuk
royalti atas penggunaan Hak Atas Kekayaan usaha bisnis ini juga berkembang dengan pesat,
dimana bentuk usaha franchise ini banyak Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Usaha
digunakan dalam usaha fast food restaurant Waralaba. Perangkat hukum tersebut telah
seperti Kentucky Fried Chiken, Pizza Hut, Mc memberikan definisi tersendiri mengenai
Donald, Hotel dan jasa penyewaan mobil. waralaba.
Bentuk ini juga digunakan oleh bisnis lokal di Waralaba (franchise) adalah perikatan
Indonesia seperti Es Teller 77. Pada tahun antara Pemberi Waralaba dengan Penerima
1990, melihat partumbuhan ekonomi Indonesia Waralaba dimana Penerima Waralaba diberikan
yang semakin membaik, politik yang stabil dan hak untuk menjalankan usaha dengan
keamanan yang terjamin, para investor dari luar memanfaatkan dan/atau menggunakan hak
negeri mulai melirik Indonesia dan di sini, kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri
francise asing mulai booming di pasar khas usaha yang dimiliki Pemberi Waralaba
Indonesia. Dan pada tahun ini pulalah berdiri dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan
Asosiasi Francise Indonesia (AFI) sebagai yang ditetapkan oleh Pemberi Waralaba dengan
wadah yang menaungi pewaralaba dan sejumlah kewajiban menyediakan dukungan
terwaralaba. Pada tahun 1992, di Indonesia konsultasi operasional yang berkesinambungan
terdapat 29 francise yang berasal dari luar negeri oleh Pemberi Waralaba kepada Penerima
dan 6 francise local, dan secara keseluruhan, di Waralaba. Melihat perkembangan yang ada di
Indonesia tersebar sekitar 300 outlet. Pada tahun Indonesia terhadap usaha Waralaba (Franchise),
1997, jumlah franchisor meningkat 256 maka diperlukan adanya kepastian hukum dan
franchise, di mana terdapat 235 franchise perlindungan hukum bagi pelaku usaha terutama
internasional dan 30 franchise lokal. Dan jumlah bagi franchisee terhadap tindakan franchisor
keseluruhan outlet adalah 2000 Dengan yang merugikan franchisee.
perkembangan yang pesat tersebut, maka untuk Seperti yang terjadi antara Husrizal
memberikan perlindungan dan kepastian hukum, dengan waralaba indomart , Kerjasama dengan
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah waralaba ini husrizal rugi Rp. 219 juta lebih
Republik Indonesia No. 16 tahun 1997 tentang Hingga kasusnya di sidangkan di pengadilan
Waralaba dan Keputusan Menteri Perindustrian Begitu halnya, keuntungan Bulan April, Mei dan
dan Perdagangan Republik Indonesia No. Juni, korban hanya diberikan uang tunai Rp
259/MPP/KEP/7/1997 tentang Ketentuan dan 6.537.453. Tentunya korban kembali mengalami
Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Waralaba. kerugian Rp 9.403.983. Lebih ironis lagi, pada
Kedua-nya diubah dengan Peraturan No. 42 Bulan Juli, Agustus dan September, korban
Tahun Tahun 2007 tentang Waralaba dan sama sekali tidak diberikan keuntungan.
Peraturan. Menteri Perdagangan RI No. 12/M- Sehingga korban mengalami kerugian Rp
DAG/PER/3/2006 Tentang Ketentuan dan Tata 15.941.436. Jika ditotalkan kerugian korban
dalam pembagian keuntungan sebesar Rp PEMBAHASAN
33.827.824. I. Mengetahui sekilas tentang
Tidak sampai di situ, pada akhir Agustus Franchise/Waralaba
2017, tergugat melalui stafnya menyodorkan 1. Pengertian
surat pengakhiran perjanjian waralaba Indomaret . Mengutip PP No 42 Tahun 2007
kepada korban. Namun korban tidak mau mengatakan, “Waralaba adalah hak khusus yang
menandatanganinya, karena durasi perjanjian dimiliki oleh orang perorangan atau badan usaha
kontrak kerjasama 5 tahun.Perbuatan ini jelas terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha
melawan hukum dan merugikan korban. Karena dalamm rangka memasarkan barang dan atau
keuntungan yang dijanjikan belum terealisasi jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat
oleh tergugat. Apalagi toko Indomaret yang dimanfaatkan dan atau digunakan oleh
ditempati tergugat, tidak disewa. Franchise atau waralaba berarti membuka
Melihat dari kasus yang terjadi , sangat cabang baru dalam bisnis akan tetapi status
penting melakukam perlindungan hukum bagi kepemilikan brand dimiliki oleh oranglain
para pihak dalam perjanjian waralaba indomart, dengan kesepakatan tertentu pihak lain
perlindungan Hukum Perjanjian Waralaba bagi berdasarkan perjanjian waralaba. Di Indonesia
Franchisee dan franchisor dengan franchise dikenal dengan istilah waralaba”.
memperhatikan Hukum Indonesia. 2. Tujuan dan Keuntungan
Franchise/Waralaba
METODOLOGI PENELITIAN  Memulai dan menjalankan
Penelitian ini menggunakan metode bisnis lebih efisien dan
penelitian deskriptif kualitatif dengan memudahkan operasional
pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian perusahaan
ini adalah berbagai tulisan meliputi judul beserta Manajemen bisnis telah
keterkaitan isi pada media massa online yang dibangun, sehingga tidak
memuat pemberitaan mengenai kasus pemutusan perlu memulai bisnis dari
hubungan kemitraan waralaba indomart secara awal, karena sistem
sepihak . Penelitian ini dilakukan dengan cara waralaba telah memiliki
mengambil data dari media massa online. Pada sistem manajemen bisnis
penelitian ini data diambil dari berbagai sumber yang sudah terstruktur dan
media massa online yang berbentuk laman. jelas seperti dukungan
pelatihan dan sistem yang
telah tersedia.
 Merk yang sudah dikenal dengan pemberian izin
oleh masyarakat untuk menggunakan merek
Produk pada sistem dagang milik pemberi
waralaba sudah dikenal oleh waralaba. pemberi waralaba
masyarakat, produk memperoleh suatu bentuk
waralaba sudah memiliki pembayaran royalti di muka
konsumen dan pasarnya dan selanjutnya pemberian
sehingga tidak perlu terlalu waralaba memperoleh
memikirkan strategi keuntungan (yang sering
pemasaran karena juga disebut dengan royalti
manajemen waralaba telah berjalan) melalui penjualan
memiliki strategi sendiri. produk yang diwaralabakan
 Peluang sukses lebih cepat kepada penerima waralaba.
dan tingkat kegagalan lebih  Waralaba format bisnis
kecil - Konsep bisnis yang
Karena bisnis waralaba menyeluruh dari
telah memiliki pasar yang pemberi waralaba.
luas serta konsumen yang - Adanya proses
loyal. Selain itu bisnis permulaan dan
waralaba sudah terbukti pelatihan atas seluruh
memiliki jangka waktu aspek pengelolaan
bisnis yang panjang. bisnis, sesuai dengan
1. Jenis Waralaba konsep pemberi
Menurut Widjaja (2004:43), waralaba.
berdasarkan kegiatanya waralaba - Proses bimbingan dari
dibagi menjadi dua jenis, yaitu: pihak waralaba.
 Waralaba produk dan merek II. Elemen Waralaba
dagang  1. Merek
Pemberi waralaba Dalam bisnis waralaba merk
memberikan hak kepada merupakan syarat utama yang harus
penerima waralaba untuk dimiliki. Merek yang terkenal
menjual produk yang membuat calon mitra tertarik untuk
dikembangkan oleh pemberi berinvestasi. Dengan terkenalnya
waralaba yang disertai merek tersebut juga akan
memudahkan mitra dalam tentang syarat-sayarat sahnya
berpromosi Pemilik waralaba perjanjian dan sebagainya.
memberikan lisensi kepada pihak b. Peraturan Pemerintah No. 42 tahun
terwalaba untuk menggunakan 2007 tentang Waralaba.
lisensi merk nya. c. Keputusan Menteri Perindustrian
2. Sistem bisnis dan Perdagangan RI No.
Dengan sistem bisnis yang baik 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30
maka produk yang dihasilkan akan Juli 1997 tentang Ketentuan Tata
berkualitas dan citra merk akan Cara Pelaksanaan Pendaftaran
berkembang dengan baik. Sistem Usaha Waralaba.
bisnis merupakan SOP atau d. Peraturan Menteri Perindustrian dan
pedoman yang mencangkup Perdagangan RI No.
keseluruhan operasional bisnis. 31/MDAG/PER/8/2008 tentang
3. Perjanjian waralaba Penyelenggaraan Waralaba.
Perjanjian waralaba yang ada e. Undang-undang No. 14 Tahun 2001
berguna untuk kesepakatan fee atas tentang Paten.
izin penggunaan atau pemanfaatan f. Undang-undang No. 15 Tahun 2001
merek dan sistem bisnis. Dimana tentang Merek. 
sang pemilik menarik pembayaran g. Undang-undang No. 30 Tahun 2000
dari pihak terwalaba atas tentang Rahasia Dagang
penggunaan merek dan Selain itu terdapat dasar hukum lain,
partisipasi/joint dalam bisnis antara lain:
waralaba. a. Ketentuan hukum administrative,
seperti mengenai perizinan usaha,
III. Dasar hukum Franchise/Waralaba Pendirian perseroan terbatas, dan
di Indonesia lain-lain peraturan administrasi
a. Perjanjian sebagai dasar hokum yang umumnya dikeluarkan oleh
KUH Perdata 1338 (1), 1233 s/d (Sumber Departemen Perdagangan
1456 KUH Perdata, para pihak Kepmenterian Perdagangan No.
bebas melakukan apapun sepanjang 376/Kp/XI/1983) tentang kegiatan
tidak bertentangan dengan hokum perdangangan
yang berlaku, kebiasaan, kesopanan b. Ketentuan ketenagakerjaan
atau hal-hal lain yang behubungan c. Hukum Perusahaan (UU PT. No. 1
dengan ketertiban umum, juga (1995)
d. Hukum industri bidang tertentu k. Hukum persaingan
misalnya aturan tentang standar
mutu, kebersihan dan aturan lain IV. Hak Para Pihak dalam Perjanjian
yang bertujuan melindungi Waralaba.
konsumen, atau bahkan UU pangan Hak franchisor
sendiri. a. Melakukan pengawasan jalannya
e. Hukum tentang kepemilikan hak pelaksanaan waralaba.
guna bangunan, hak milik. b. Memperoleh laporan-laporan secara
f. Hukum tentang pertukaran mata berkala atas jalannya kegiatan usaha
uang RI menganut rezim devisa franchisee.
bebas, maka tidak ada larangan c. Melaksanakan inspeksi pada daerah
maupun batasan terhadap keluar kerja franchisee guna memastikan
masuknya valuta asing dari/ke bahwa waralaba yang diberikan telah
Indonesia. dilaksanakan sebagaimana mestinya.
g. Hukum tentang rencana tata ruang, d. Sampai batas tertentu mewajibkan
apakah wilayah tersebut memenuhi franchisee dalam hal-hal tertentu,
syarat. untuk membeli barang modal atau
h. Hukum tentang pengawasan barang-barang tertentu lainnya dari
ekspor/impor misalnya dalam hal franchisor.
pengambilan keputusan apakah e. Menerima pembayaran royalti dalam
barang-barang tertentu mesti bentuk, jenis dan jumlah yang telah
dibawa dari Negara pihak disepakati bersama.
franchisor atau cukup diambil saja f. Meminta dilakukannya pendaftaran
dari Negara pihak franchisee. atas waralaba yang diberikan kepada
i. Hukum tentang bea cukai apakah franchisor.
lebih menguntungkan barangbarang g. Atas pengakhiran waralaba, meminta
tertentu dipasok dari luar negeri kepada franchisee untuk
atau cukup menghandalkan produk mengembalikan seluruh data,
lokal semata. informasi, maupun keterangan yang
j. Hukum pajak adalah pajak ganda, diperoleh franchisee selama masa
pajak penghasilan, pajak pelaksanakan waralaba.
pertambahan nilai, pajak Hak franchisee
withholding atas royalty dan pajak a. Memperoleh segala macam informasi
penghasilan atas tenaga kerja asing. yang berhubungan dengan Hak atas
Kekayaan Intelektual,penemuan atau dilakukan perjanjian, franchisee harus
ciri khas usaha misalnya sistem mengeluarkan uang kepada franchisor, untuk
manajemen, cara penjualan atau pengurusan biaya hak waralaba dan biaya izin
penataan atau cara distribusi yang khusus toko Indomaret sebesar Rp 66 juta.
merupakan karakteristik khusus yan Kontrak kerjasama mereka selama 5 tahun.
menjadi objek waralaba, yang Selama 6 bulan awal berjalannya
diperlukan olehnya untuk melaksanakan perjanjian, franchisee menerima keuntungan
waralaba yang diberikan oleh franchisor. sebesar Rp 31.822.875. Jika ditaksir
b. Memperoleh bantuan dari franchisor perbulannya franchisee menerima keuntungan
atas segala macam cara pemanfaatan Rp 5.313.812. Setelah 6 bulan ini, franchisee
dan atau penggunaan Hak atas tidak lagi menerima keuntungan sesuai
Kekayaan Intelektual penemuan atau perjanjian kerjasama mereka. Pada 3 bulan tahun
ciri khas usaha misalnya sistem 2016 (Juli, Agustus dan September), franchisee
manajemen, cara penjualan atau hanya menerima Rp 17.112.156 dari tergugat. 3
penataan atau cara distribusi yang bulan berikutnya (Oktober, November dan
merupakan karakteristik khusus yang Desember 2016), franchisee menerima
menjadi objek waralaba. keuntungan semakin menurun, yakni hanya Rp
V. Kasus Pemutusan Perjanjian Waralaba 12.734.153. Jika dipedomani dari pemberian
Secara Sepihak oleh PT Indomarco awal, maka franchisee mengalami kerugian Rp
Prismatama 3.207.283.
Kerjasama bersifat sharing profit (sistem
pembagian keuntungan) dengan persentase 70 Selanjutnya, untuk keuntungan 2017,
persen untuk korban, serta 30 persen untuk pada Bulan Januari, Februari dan Maret,
penggugat, pada 30 November 2015 silam. semakin menurun, yakni franchisee hanya
Kerjasamanya dengan perjanjian bahwa tergugat menerima Rp 10.666.314. Sehingga franchisee
selaku pemilik hak waralaba (franchisor), mengalami kerugian Rp 5.275.122. Begitu
dengan nama/merek dagang Indomaret halnya, keuntungan Bulan April, Mei dan Juni,
memberikan hak waralaba kepada korban franchisee hanya diberikan uang tunai Rp
(sistem franchisee), selaku pemilik tanah dan 6.537.453. Franchisee kembali mengalami
bangunan, di Jalan Cipta Karya Ujung No 26B kerugian Rp 9.403.983. Pada Bulan Juli,
dan C, Tuah Karya, Tampan, Pekanbaru, sebagai Agustus dan September, franchisee sama sekali
tempat usaha yang menggunakan merk dagang tidak diberikan keuntungan. Sehingga franchisee
Indomaret, yang termaktub dalam perjanjian mengalami kerugian Rp 15.941.436. Jika
No:013/WR-CLG/PKU/XI/2015. Setelah
ditotalkan kerugian korban dalam pembagian kealpaan dari pihak franchisee. Bentuk-bentuk
keuntungan sebesar Rp 33.827.824. wanprestasi dalam pemutusan perjanjian
Pada akhir Agustus 2017, franchsor waralaba secara sepihak misalnya:
melalui stafnya menyodorkan surat pengakhiran a. Franchisee menjadi terutang atau
perjanjian waralaba Indomaret kepada tidak mampu membayar utang
franchisee. Namun, franchisee tidak mau kepada franchisor.
menandatanganinya, karena durasi perjanjian b. Melakukan pelanggaran atau
kontrak kerjasama 5 tahun. Perbuatan ini kerahasiaan.
jelas melawan hukum dan merugikan korban. c. Terlambat melakukan laporan
Karena keuntungan yang dijanjikan belum royalty.
terealisasi oleh franchisor. d. Gagal membayar royalty.
VI. Akibat Hukum Pemutusan Perjanjian Melakukan tindakan diluar standart
Waralaba Secara Sepihak oleh Franchisor kualitas dan jasa (Margono, 2010). Pemutusan
Sebelum Berakhirnya Kontrak perjanjian secara sepihak oleh franchisor sangat
Pasal 1338 ayat (2) KUHPerdata merugikan franchisee. Hal ini tidak menutup
menjelaskan bahwa, persetujuanpersetujuan itu kemungkinan pihak franchisee untuk menuntut
tidak dapat ditarik kembali selain dengan ganti rugi atas kerugian yang dideritanya.
sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan- Apabila franchisee menuntut ganti rugi maka
alasan yang oleh Undang-Undang dinyatakan pihak franchisor harus membayar kerugian
cukup untuk itu. Hal ini jelas bahwa perjanjian tersebut. (Lannemey, 2015).
tersebut tidak dapat dibatalkan secara sepihak, Apabila ada kealpaan atau wanprestasi
akan tetapi jika dilihat dari Pasal 1266 dan Pasal dalam perjanjian waralaba baik dilakukan oleh
1267 KUHPerdata mengatur tentang syarat batal pihak franchisor maupun pihak franchisee, maka
apabila salah satu pihak pihak tidak memenuhi para pihak dapat menyelesaikan sengketa
kewajibannya. Pemutusan perjanjian secara dengan cara musyawarah terlebih dahulu dengan
sepihak merupakan salah satu cara untuk memberikan teguran somasi.Apabila dalam hal
membatalkan perjanjian yang dilakukan apabila franchisee menyatakan dirinya bangkrut atau
adanya wanprestasi. Pemutusan perjanjian dinyatakan bersalah karena adanya masalah
secara sepihak memang diatur dalam Pasal 1266 kriminal, franchisor dapat memutuskan
KUHPerdata namun pembatalannya harus perjanjian waralaba tanpa harus memberikan
dimintakan pada hakim. catatan kepada franchisee (Margono, 2010).
Pemutusan perjanjian atau kontrak dapat Penggantian biaya kerugian diatur pada
disebabkan karena wanprestasi atau kealpaan pasal 1267 KUHPerdata yang menyebutkan
dari pihak franchisor dan wanprestasi atau pihak kreditur dapat menuntut pihak debitur
dengan cara pemenuhan perjanjian atau penggunaan merek dan sistem bisnis. Peraturan
pembatalan disertai ganti rugi. Sebagai Pemerintah No. 42 tahun 2007 tentang
kesimpulan dapat ditetapkan, bahwa kreditur Waralaba. Keputusan Menteri Perindustrian dan
dapat memilih antara tuntutan-tuntutan sebagai Perdagangan RI No. 259 / MPP / KEP / 7/1997
berikut: Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata
a. Pemenuhan perjanjian. Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.
b. Pemenuhan perjanjian disertai Peraturan Menteri Perindustrian dan
ganti rugi Perdagangan RI No. 31 / MDAG / PER / 8/2008
c. Ganti rugi saja. tentang Penyelenggaraan Waralaba. Selain itu
d. Pembatalan perjanjian. terdapat hukum lain yaitu Undang-undang No.
e. Pembatalan disertai ganti rugi 14 Tahun 2001 tentang Paten. Undang-undang
(Subekti, 2005). No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Undang-
Dalam kasus warabala PT Indomarco undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia
Prismatama, pihak franchisee, melalui kuasa Dagang
hukumnya memutuskan untuk mengakhiri Ketentuan hukum administratif, seperti
perjanjian dengan menggugat pihak franchisor mengenai perizinan usaha, Pendirian perseroan
untuk membayar semua kerugian franchisee terbatas, dan lain-lain peraturan administrasi
sebesar Rp 219.827.000. yang umumnya dikeluarkan oleh (Sumber
Departemen Perdagangan Kepmenterian
PENUTUP Perdagangan No. 376 / Kp / XI / 1983) tentang
Kesimpulan kegiatan perdangangan.
Franchise atau waralaba berarti
membuka cabang baru dalam bisnis akan tetapi Saran
status kepemilikan brand dimiliki oleh oranglain Sebaiknya menyelesaikan sengketa
dengan kesepakatan tertentu pihak lain dengan cara musyawarah untuk mencapai
berdasarkan perjanjian waralaba. mufakat terlebih dahulu dan apabila tidak
Pemberi waralaba memberikan hak ditemukan jalan keluarnya, kedua belah pihak
kepada penerima waralaba untuk menjual dapat menyelesaikan sengketa melalu jalur
produk yang dikembangkan oleh pemberi hukum yang sesuai dengan persmasalahn yang
waralaba yang dilengkapi dengan pemberian izin terjadi.
untuk menggunakan merek dagang milik
pemberi waralaba
Perjanjian waralaba yang berguna untuk
kesepakatan biaya izin penggunaan atau
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/81178/1/NASKAH
%20PUBLIKASI.pdf
http://repository.um-surabaya.ac.id/3698/
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/
26917/peraturan-pemerintah-nomor-42-tahun-
2007
https://www.jojonomic.com/blog/franchise/
https://www.lemonilo.com/amp/blog/apa-itu-
waralaba-inilah-pengertian-dan-tujuan-waralaba
https://www.kajianpustaka.com/2018/04/pengert
ian-jenis-karakteristik-dan-landasan-hukum-
waralaba.html
https://media.neliti.com/

Anda mungkin juga menyukai