Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK 1

1. AHMAD SYA’RONI (180422522517)


2. FITKE TITANIA W. (180422522536)
3. HERLAS TIA ALIN (180422522537)
4. SYAFINAZ NOVARISTY (180422522522)
ASPEK HUKUM
LEASING DAN
WARALABA
Leasing
Berdasarkan pada Pasal 1 surat keputusan bersama Tiga
Menteri : Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan,
Menteri Perindustrian No KEP.122/MK/IV/2/1974, No.
32/M/SK/2/1974 dan No. 30/Kpb/1974 tanggal 7 Februari
1974
Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan
dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk
digunakan oleh suatu perusahaan tertentu, berdasarkan
pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan
Hak Pilih (opsi)bagi perusahaan tersebut untuk memberi
barang-barang modal yang bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM LEASING

 LESSOR
Perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa
pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang
modal.
 LESSEE
Perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam
bentuk barang modal dari lessor.
 SUPPLIER
Perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan
barang untuk disewakan kepada lessee dengan pembiayaan
tunai dari lessor.
 BANK
Pihak yang tidak terlibat secara langsung dalam leasing,
tetapi menyediakan dana bagi lessor atau supplier
Ciri-ciri leasing:

Biasanya ada hubungan jangka waktu lease dan


masa kegunaan benda lease tersebut.
Hak milik benda lease ada pada lessor.
Benda yang menjadi objek leasing adalah benda-
benda yang digunakan dalam suatu perusahaan.
Syarat-syarat bagi lessee untuk mendapatkan
fasilitas sewa guna usaha atau leasing adalah :

1.  Akta pendirian perusahaan penyewa guna usaha beserta


perubahannya.
2.  Surat pengesahan pendirian perusahaan dari Departemen
Kehakiman Hak Asasi Manusia dan Berita Negara.
3.  Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP)
4.  Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
5.  Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
6.  Laporan Keuangan 3 Tahun terakhir.
7.  Bank statement account untuk 3 bulan terakhir.
8.   Profesional background dari direksi dan/atau komisaris.
9.   Struktur organisasi perusahaan penyewa guna usaha.
10. Data lain yang diminta kemudian jika diperlukan.
prosedur dan mekanisme yang harus
dijalankan :
a. Lesse bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan,
mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang
dimaksudkan.
b. Setelah lesse mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan
kepada lessor disertai dokumen lengkap.
c. Lessor mengevakuasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk
memberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lesse
(lama kontrak pembayaran sew lease).
d. Penandatanganan perjanjian kontrak
e. Supplier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasi lesse.
Untuk mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut,
supplier akan menandatangani perjanjian purna jual.
f. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan
kepada supplier.
g. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lesse), bukti
pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada supplier.
h. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.
i.  Lesse membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal
FRANCHISE ATAU
WARALABA
Munculnya Waralaba
◦Pada hakikatnya waralaba adalah sebuah konsep
pemasaran dalam rangka memperluas jaringan
usaha secara cepat.
◦Mempunyai banyak kelebihan terutama
menyangkut pendanaan, SDM dan manajemen,
kecuali kerelaan pemilik merek untuk berbagi
dengan pihak lain.
◦Beberapa tahun terakhir ini makin banyaknya
bisnis waralaba terutama pada bidang makanan.
Sejarah Waralaba
◦Di indonesia waralaba dikenal sejak era 70-an ketika
masuknya KFC dan Burger King, mulai berkembang
pesat pada tahun 1995. Setelah itu, usaha waralaba
mengalami kemerosotan karena terjadi krisis moneter.
Di tahun 2003 usaha waralaba mulai mengalami
perkembangan pesat.
◦Di AS, waralaba dimulai oleh Singer Sewing Machine
Company, produsen mesin jahit singer pada 1851.
Kemudian diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain.
Sedangkan di Inggris dirintis oleh J Lyons.
◦Saat ini waralaba lebih didominasi oleh waralaba rumah
makan siap saji.
Pengertian
Franchise/Waralaba
◦ Franchise berasal dari kata Perancis, yakni “franchir” yang mempunyai
arti memberi kebebasan kepada para pihak.
◦ Saat ini waralaba dipahami sebagau suatu bentuk kegiatan pemasaran
atau distribusi. Di dalamnya sebuah perusahaan besar memberikan
hak untuk menjalankan bisnis dalam waktu dan tempat tertentu
kepada individu atau perusahaan yang relatif lebih kecil.
◦ Dari segi bisnis, waralaba merupakan salah satu metode produksi dan
distribusi barang dan jasa kepada konsumen dengan suatu sistem atau
standar tertentu.
◦ Menurut British Franchise Association, franchise atau waralaba sebagai
garansi lisensi kontraktual oleh satu pihak ke pihak lain.
◦ Menurut David J.Kaufmann, waralaba adalah sebuah sistem pemasaran
dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil yang digaransi
dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses pasar oleh
franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah asistensi
◦Di indonesia, menurut IPPM adalah sebuah usaha yang
memberikan laba atau keuntungan sangat istimewa
sesuai dengan kata tersebut yang berasal dari wara
yang berarti istimewa dan laba yang berarti
keuntungan.
◦Menurut PP no 16/1997 waralaba diartikan sebagai
perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk
memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas
usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain
tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan
barang dan jasa.
Latar blakang Franchising
Pemilik usaha disebut franchisor atau seller, dan para
pengusaha disebut franchisee. Isi perjanjian usaha antara
franchisior dan francgisee yaitu franchisior akan memberikan
bantuan dalam memproduksi, operasional, manajemen dan
kadang kala sampai masalah keuangan kepada franchisee. Luas
bantuan berbeda-beda tergantung pada policy dari franchisor.
Dan keberhasilan franchising bergantung pada kerja keras dari
franchisee dan nilai yang ditambahkan oleh franchisor. Didalam
franchisee ada bebrapa kerugian dan keuntungan
Membeli Franchise
Franchise dapat dibagi menjadi dalam dua kelompok besar
yaitu franchise Asing dan franchise Lokal franchise asing adalah
franchisornya berasal dariluar negri cenderung lebih disukai
karena sistemnya lebih jelas, mereknya sudah diterima
diberbagai dunia dn dirasakan lebih bergengsi. Bebrapa
franchise Asing yang sukses di indonesia dalam bidang
makanan, minuman dan cafe; Starbucks, Mc Donalds, Pizza Hut,
Bread Talk, kentucky fried chicken.franchise lokal menjadi salah
satu pilihan investasi untuk orang-orang yang ingincepat
menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan yang
cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan
oleh waralaba. Contohnya es teller, Mr celup dan ayam bakar
wong solo
Masalah-masalah dalam
membeli franchise
◦ Dalam memilih satu atau beberapa industri yang akan dibeli franchise-nya,
franchise harus berhati-hati dalam mengevaluasi minat dan kemampuan
agar dapat menemukan industri yang tepat dan bisnis dapat berjalan
lancar
◦ Ketika franchise akan menentukan industri mana yang dimasuki, franchise
harus meneliti industri, pontensi kompetitor dalam industri.
◦ Mengidentifikasi sebuah franchisor yang sesuai dengan potensi yang
terbaik dalam hal dukungan, sejarah, rencana ekspansi dan lain-lain
◦ Franchise menghubungi franchisor untuk mendiskusikan pengalaman serta
membandingkan franchisor lain
Mengevaluasi franchise
Masalah-masalah yang perlu dipertimbangkan dalam membeli
franchise meliputi; apa saja yang termasuk franchise, kewajiban
franchisor dan franchisee, langkah dalam memperoleh hak dan
kekhawatiran dalam membeli franchise. ada beberapa yang
termasuk franchise
◦Membentuk sebuah nama,merek, produk dan pelayanan
◦Kemampuan untuk beroprasi dibawah nama merek untuk jangka
waktu tertentu. Standart jangka waktu 5, 10 dan 20 tahun
◦Satu toko atau hak untuk memiliki lebih dari satu unit
Kewajiban Franchisor dan Franchisee
1. Adanya minimal 2 pihak, yaitu pihak franchisor dan pihak franchisee. Pihak
franchisor sebagai pihak yang memberikan franchise sementara pihak franshisee
merupakan pihak yang diberikan/menerima franshise tersebut.
2. Adanya penawaran paket usaha dari franchisor.
3. Adanya kerja sama pengelolaan unit usaha antara pihak franschisor dengan pihak
franchisee.
4. Dipunyainya unit usaha tertentu (outlet) oleh pihak franchisor dengan pihak
franschisee.
5. Seringkali terdapat kontrak tertulis antara pihak franchisor dan pihak franchisee.
◦ Fee : merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh penerima waralaba (franchisee)
kepada pemberi waralaba (franchisor) yang umumnya dihitung berdasarkan presentase
penjualan.
◦ Franchise Fee (biaya pembelian hak waralaba) : biaya pembelian hak waralaba yang
dikeluarkan oleh pembeli waralaba (franchisee).
◦ Hak cipta (copyright) : hak eklusif seseorang untuk menggunakan dan memberikan
lisensi kepada orang lain untuk menggunakan kepemilikan intelektual tesebut.
◦ Initial investment : modal awal yang harus disetorkan dan dimiliki oleh franchisee pada
saat memulai usaha waralabanya.
◦ Perjanjian waralaba : merupakan kumpulan persyaratan, ketentuan dan komitmen yang
dibuat dan dikehendaki franchisor bagi para franchisee-nya. Didalam tercantuk
ketentuan terkait hak dan kewajiban franchisee dan franchisor.
◦ Outlet milik franchisor : franchisor yang terpercaya adalah franchisor yang telah
terbukti sukses dan mengoprasikan outlet milik mereka sendiri yang dinamakan
company owned outlet atau pilot store.
◦ Advertising Fee : biaya yang dibayarkan oleh penerima waralaba (franchisee) kepada
pemberi waralaba (franchisor) untuk membiayai pos pengeluaran/belanja iklan dari
franchisor yang disebarluaskan secara nasional/international.
Dasar Hukum Franchise
1. Perjanjian sebagai dasar hukum KUH Perdata Pasal 1338 (1), 1233 s/d 1456 KUH Perdata ; para
pihak bebas melakukan apapun sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku,
kebiasaan, kesopanan atau hal-hal lain yang berhubungan dengan ketertiban umum, juga
tentang syarat-syarat sahnya perjanjian dsb.
2. Hukum keagenan sebagai dasar hukum ; KUH Dagang (Makelar & Komisioner), ketentuan-
ketentuan yang bersifat administrative seperti berbagai ketentuan dari departemen
perindustrian, perdagangan dsb. Seringkali ditentukan dengan tegas dalam kontrak franchise
bahwa diantara pihak franchisor dengan franchisee tidak ada suatu hubungan keagenan.
3. Undang-undang merek, paten, dan hak cipta sebagai dasar hukum ; berhubung ikut
terlibatnya merek dagang dan logo milik pihak franchisor dalam suatu bisnis franchise, apalagi
dimungkinkan adanya suatu penemuan baru oleh pihak franchisor, penemuan dimana dapat
dipatenkan. UU No. 19 (1992) Merek, UU No.6 (1982) Paten, UU No.7 (1987) Hak Cipta.
4. UU penanaman modal asing sebagai dasar hukum, apalagi pihak franchisor akan membuka
outlet di suatu negara yang bukan negaranya pihak franchisor tersebut maka sebaiknya
dikonsultasikan dahulu kepada ahli hukum penanaman modal asing tentang berbagai
kemungkinan dan alternatif yang mungkin diambil dan yang paling menguntungkannya.
Franchise justru dipilih untuk mengelak dari larangan-larangan tertentu bagi suatu perusahaan
asing ketika hendak beroperasi lewat direct investment.
5. Peraturan lainnya sebagai dasar hukum :
a. Ketentuan hukum administrative, seperti mengenai perizinan usaha, pendirian perseroan terbatas, dll
peraturan administrasi yang umumnya dikeluarkan oleh departemen perdagangan. Kepmen perdagangan
No.376/Kp/XI/1983 tentang kegiatan perdagangan.
b. Ketentuan ketenagakerjaan,
c. Hukum perusahaan (UU PT No 1 (1995)),
d. Hukum pajak adalah pajak ganda, pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak withholding atas royalty
dan pajak penghasilan atas tenaga kerja asing.
e. Hukum persaingan,
f. Hukum industry bidang tertentu misalnya aturan tentang standar mutu, kebersihan dan aturan lain lain yang
bertujuan melindungi konsumen atau bahkan UU pangan sendiri.
g. Hukum tentang kepemilikan hak guna banguna, hak milik, etc.
h. Hukum tentang pertukaran mata uang RI menganut rezim devisa bebas, maka tidak ada larangan maupun
Batasan terhadap keluar masuknya valuta asing dari/ke Indonesia.
i. Hukum tentang rencana tata ruang ; apakah wilayah tersebut memungkinkan dibukanya sebuah franchise,
kualitas bahan untuk Gedung tersebut memenuhi syarat, dan lain-lain.
j. Hukum tentang pengawasan ekspor/impor misalnya dalam hal pengambilan keputusan apakah barang barang
tertentu mesti dibawa dari negara pihak franchisor atau cukup diambil saja dari negara pihak franchisee.
k. Hukum tentang bea cukai apakah lebih menguntungkan barang-barang tertentu dipasok dari luar negeri atau
cukup menghandalkan produk lokal semata.
Langkah dalam Memperoleh Hak Kekhawatiran dalam
Membeli Franchise
1. Bentuk franchise yang merupakan bisnis instran banyak diminati oleh pengusaha Indonesia karena
pasar yang sudah tersedia serta beberapa keuntungan dari bentuk franchise itu sendiri seperti bantuan
manajerial dan operasional yang diberikan oleh franchisor.
2. Bisnis franchise makanan mempunyai ciri khusus dari produknya sehingga dapat lebih bertahan dari
ancaman pasar.
3. Terjadinya pergeseran budaya dari budaya tradisional menjadi budaya modern membantu suksenya
bisnis franchise makanan.
4. Motivasi membeli makanan asing/baru secara keseluruhan sangat tinggi, namun loyalitas mereka
rendah. Konsumen sangat peka terhadap perubahan mutu dan harga.
5. Menu bisnis franchise makanan menjangkau konsumen segala umur dengan berbagai paket menu
untuk anak dan dewasa.
6. Kelas sosial tidak menjadi penghambat bagi keberhasilan pertumbuhan bisnis franchise makanan
karena bisnis franchise makanan sudah membagi sediri segmen pasarnya, seperti fine dining restaurant
untuk kelas menengah atas, sedangkan fast food restaurant untuk kelas menengah kebawah.
7. Bisnis franchise makanan mengantisipasi perubahan gaya hidup. Gaya hidup
pasangan muda yang suami istri bekerja, tingkat persaingan didunia kerja yang
tinggi menyebabkan tingkat stress tinggi, demikian pula tingkat stress anak yang
tinggi akan membutuhkan seuasana makan diluar, selain itu kecenderungan
didunia kerja adalah makan siang diluar sambal melakukan negosial bagi calon
mitra kerjanya.
8. Faktor kepribadian yang mulai terbuka terhadap makanan asing membantu
keberhasilan bisnis franchise makanan.
9. Sumber daya manusia dengan keahlian yang dibutuhkan banyak tersedia, program
pelatihan dari franchisor secara rutin, mendorong tingginya pertumbuhan bisnis
franchise makanan.
10.Yang menjadi penghambat majunya pertumbuhan bisnis franchise makanan di
Indonesia adalah kemampuan manajerial yang rendah, lalai atau kurang komitmen.
Walaupun franchisor memberikan bantuan pengelolaan namun statusnya sebagai
konsultan sedangkan franchisee sebagai pelaksana yang dituntut kerja keras.
 Sesi I 
oAnisa salma : apa kelemahan dari pelaksanaan waralaba?
oIndrian : bagaimana pengaturan kerjasama dalam waralaba ?
oDeva : apa saja yang perlu diperhatikan sebelum memasuki bisnis
waralaba ?
 Sesi 2 
◦Cindari : bedanya leasing dan sewa-menyewa biasa ?
◦Enggrit : mengapa di Indonesia belum ada UU yang
mengatur tentang waralaba ?

Anda mungkin juga menyukai