1. KONTRAK BISNIS
Kontrak Bisnis merupakan suatu perjanjian dalam bentuktertulis
dimana substansi yang disetujui oleh para pihak yang terikat didalamnya
bermuatan bisnis.
Adapun bisnis adalah tindakan-tindakan yang mempunyai nilai
komersial. Dengan demkiankontrak bisnis adalah perjanjian tertulis
antara dua lebih pihak yang mempunyai nilai komersial. Dalam
pengertian yang demikian kontrak bisnis harus dibedakan dengan suatu
kontrak kawin atau perjanjian kawin.
Kontrak Bisnis dapat dibagi menjadi empat bagian apabila dilihat
dari segi pembuktian, yaitu :
Pertama adalah kontrak bisnis yang dibuat dibawah tangan dimana para
pihakmenandatangani sebuah kontrak bisnis diatas materai. Kedua adalah
kontrak bisnis yang didaftarkan (waarmerken) oleh notaries. Ketiga
adalah kontrak bisnis yang dilegalisasikan didepan notaries. Keempat
adalah kontrak bisnis yang dibuat dihadapannotaries dan dituangkan
dalam bentuk akta notaries.
Walaupun ada empat perbedaan dari segi pembuktian namun
demikian hal tersebut tidak mempengaruhi keabsahan isi dari apa yang
diperjanjikan oleh para pihak.
Sehubungan dengan Kontrak Bisnis yang dituangkan dalam bentuk akta
notaries, ada beberapa Kontrak Bisnis yang oleh undang-undang harus
dibuat dalam bentuk akta notaries, misalnya perjanjian yang menyangkut
pendirian perseroan terbatas atau perjanjian jual belitanah. Sedangkan ada
Kontrak Bisnis yang karena kebiasaan dituangkan dalam bentuk akta
notaris, misalnya Perjanjian Pinjam Meminjam, Perjanjian Penjaminan
Emisi dan lain-lain. Ada pula Kontrak Bisnis yang dituangkan dalam
bentuk akta notaries karena memang dikehendaki secara demikian oleh
para pihak.
A. Pasar modal
Pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat
bertemunya antara penjual dan pembeli. Di pasar modal, yang
diperjualbelikan adalah modal berupa hak pemilikan perusahaan dan surat
pernyataan hutang perusahaan. Pembeli modal adalah individu atau
organisasi/lembaga yang bersedia menyisihkan kelebihan dananya untuk
melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan melalui pasar modal,
sedangkan penjual modal adalah perusahaan yang memerlukan modal
atau tambahan modal untuk keperluan usahanya.
Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun
1976 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah
Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952
(Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67). Menurut UU tersebut, bursa
adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat
kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan
sebagai efek adalah saham, obligasi, serta surat bukti lainnya yang lazim
dikenal sebagai efek.
Pada beberapa literatur terdapat bermacam-macam definisi pasar modal.
Pada pembahasan ini, kita menggunakan definisi pasar modal sebagai
berikut :
Pasar modal adalah pasar yang dikelola secara terorganisir dengan
aktivitas perdagangan surat berharga, seperti saham, obligasi, option,
warrant, right, dengan menggunakan jasa perantara, komisioner, dan
underwriter.
B. Go public
Go Public berarti menjual saham perusahaan ke para investor dan
membiarkan saham tersebut diperdagangkan di pasar saham. Sebagai
contoh, PT. Indofood, PT. Aneka Tambang, Indosat, dan masih banyak
perusahaan lainnya yang sudah menjadi Go Public.
Adapun keuntungan dari Perusahaan yang Go Public adalah:
1. Perusahaan dapat meningkatkan Likuiditas dan memungkinkan para
pendiri perusahaan untuk menikmati hasil yang mereka capai. Dan
semakin banyak investor yang membeli saham tersebut, maka semakin
banyak modal yang diterima perusahaan dari investor luar.
2. Para pendiri perusahaan dapat melakukan diversifikasi untuk
mengurangi resiko portofolio mereka.
3. Memberi nilai suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat dinilai dari
harga saham dikalikan dengan jumlah lembar saham yang dijual
dipasaran.
4. Perusahaan dapat melakukan merger ataupun negosiasi dengan
perusahaan lainnya dengan hanya menggunakan saham.
5. Meningkatkan potensi pasar. Banyak perusahaan yang merasa lebih
mudah untuk memasarkan produk dan jasa mereka setelah menjadi
perusahaan Go Public atau Tbk.
Tetapi harus kita ketahui juga bahwa ada kerugian dari Perusahaan yang
Go Public, yaitu:
1. Laporan Rutin.
Setiap perusahaan yang go public secara periodik harus membuat laporan
kepada Bursa Efek Indonesia, bisa saja per kuartal atau tahunan, tentu
saja untuk membuat laporan tersebut diperlukan biaya.
2. Terbuka.
Semua perusahaan go public pasti transparan dan sangat mudah untuk
diketahui oleh para kompetitornya dari segi data dan management nya.
3. Keterbatasan kekuasaan Pemilik.
Para pemilik perusahaan harus memperhatikan kepentingan bersama para
pemegang saham, tidak bisa lagi melakukan praktek nepotisme,
kecurangan dalam pengambilan keputusan dan lainnya, karena
perusahaan tersebut milik publik.
4. Hubungan antar Investor
Perusahaan terbuka harus menjaga hubungan antara perusahaan dengan
para investornya dan di informasikan mengenai perkembangan dari
perusahaan tersebut.
A. Kepailitan
Dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan Kepailitan (yang lama)
menyatakan: setiap berutang (debitur) yang ada dalam keadaan berhenti
membayar, baik atas laporan sendiri maupun atas permohonan seseorang
atau lebih berpiutang (kreditur), dengan putusan hakim dinyatakan dalam
keadaan pailit. Sedang menurut ketentuan dalam lampiran Undang-
undang Kepailitan No.4 Tahun 1998 Pasal 1 ayat (1) (selanjutnya disebut
UUK), yang menyebutkan: Debitur yang mempunyai dua atau lebih
kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu
dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan yang
berwenang sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, baik atas
permohonannya sendiri, maupun atas permintaan seorang atau lebih
krediturnya. Pernyataan pailit tersebut harus melalui proses pemeriksaan
dipengadilan setelah memenuhi persyaratan di dalam pengajuan
permohonannya.
Dilihat dari beberapa arti kata atau pengertian kepailitan tersebut diatas
maka esensi kepailitan secara singkat dapat dikatakan sebagai sita umum
atas harta kekayaan debitur untuk kepentingan semua kreditur yang pada
waktu kreditur dinyatakan pailit mempunyai hutang.
B. Likuidasi
Likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan
karena perusahaan persekutuan sudah tidak memungkinkan untuk
melunasi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya dan
operasional perusahaan juga sudah tidak menguntungkan.
9. JAMINAN HUTANG
11. KETENAGAKERJAAN/PERBURUHAN
UU No. 13 Tahun 2003 merumuskan pengertiaan istilah
Ketenagakerjaan/perburuhan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
Berikut ini penjelasan bagi masing-masing jenis agen tersebut, yaitu sbb :
1.Agen manufaktur
Agen maufaktur adalah agen yang berhubungan lansung dengan pabrik
untuk melakukan pemasaran atas seluruh atau sebagian barang-barang
hasil produksi pabrik tersebut.
2.Agen penjualan
Agen penjualan adalah agen yang merupakan wakil dari pihak penjual,
yang bertuga untuk menjual barang-barang milik pihak principal kepada
pihak konsumen.
3.Agen pembelian
Agen pembelian adalah agen yang merupakan wakil dari pihak pembeli,
yang bertugas untuk melakukan seluruh transaksi atas barang-barang
yang telah ditentukan.
4.Agen umum
Agen umum adalah agen yang diberikan wewenang secara umum untuk
melakukan seluruh transaksi atas barang-barang yang telah ditentukan.
5.Agen khusus
Agen khusus adalah agen yang diberikan wewenang khusus kasus per
kasus atau melakukan sebagian saja dari transaksi tersebut.
6.Agen tunggal/eksklusif
Agen tunggal/eksklusif adalah penunjuka hanya satu agen untuk
mewakili principal untuk suatu wilayah tertentu.
b. Distributor
Perusahaan yang bertindak untuk dan atas namanya sendiri.
Membeli dari prinsipal dan menjual kembali kepada konsumen
kepentingannya sendiri.
Prinsipal tidak selalu mengetahui konsumen akhir dari produk-
produknya.
Bertanggung jawab atas keamanan pembayaran barang-barangnya untuk
kepentingan sendiri.
17. PERPAJAKAN
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa
secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma
hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif
untuk mencapai kesejahteraan umum.