Anda di halaman 1dari 23

RUANG LINGKUP HUKUM BISNIS

1. KONTRAK BISNIS
Kontrak Bisnis merupakan suatu perjanjian dalam bentuktertulis
dimana substansi yang disetujui oleh para pihak yang terikat didalamnya
bermuatan bisnis.
Adapun bisnis adalah tindakan-tindakan yang mempunyai nilai
komersial. Dengan demkiankontrak bisnis adalah perjanjian tertulis
antara dua lebih pihak yang mempunyai nilai komersial. Dalam
pengertian yang demikian kontrak bisnis harus dibedakan dengan suatu
kontrak kawin atau perjanjian kawin.
Kontrak Bisnis dapat dibagi menjadi empat bagian apabila dilihat
dari segi pembuktian, yaitu :
Pertama adalah kontrak bisnis yang dibuat dibawah tangan dimana para
pihakmenandatangani sebuah kontrak bisnis diatas materai. Kedua adalah
kontrak bisnis yang didaftarkan (waarmerken) oleh notaries. Ketiga
adalah kontrak bisnis yang dilegalisasikan didepan notaries. Keempat
adalah kontrak bisnis yang dibuat dihadapannotaries dan dituangkan
dalam bentuk akta notaries.
Walaupun ada empat perbedaan dari segi pembuktian namun
demikian hal tersebut tidak mempengaruhi keabsahan isi dari apa yang
diperjanjikan oleh para pihak.
Sehubungan dengan Kontrak Bisnis yang dituangkan dalam bentuk akta
notaries, ada beberapa Kontrak Bisnis yang oleh undang-undang harus
dibuat dalam bentuk akta notaries, misalnya perjanjian yang menyangkut
pendirian perseroan terbatas atau perjanjian jual belitanah. Sedangkan ada
Kontrak Bisnis yang karena kebiasaan dituangkan dalam bentuk akta
notaris, misalnya Perjanjian Pinjam Meminjam, Perjanjian Penjaminan
Emisi dan lain-lain. Ada pula Kontrak Bisnis yang dituangkan dalam
bentuk akta notaries karena memang dikehendaki secara demikian oleh
para pihak.

2. BENTUK-BENTUK BADAN USAHA


Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan
ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha
seringkali disamakan dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya
berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara
perusahaan adalah tempat dimana Badan Usaha itu mengelola faktor-
faktor produksi.
Bentuk-bentuk badan usaha di Indonesia :
a. Koperasi
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh
orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan
kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
asas kekeluargaan.
b. BUMN ( Badan Usaha Milik Negara )
Badan Usaha Milik Negara (atau BUMN) ialah badan usaha yang
permodalannya seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh Pemerintah. Status
pegawai badan usaha-badan usaha tersebut adalah pegawai negeri.
BUMN sendiri sekarang ada 3 macam yaitu Perjan, Perum dan Persero.
c. Perjan
Perjan adalah bentuk badan usaha milik negara yang seluruh modalnya
dimiliki oleh pemerintah. Perjan ini berorientasi pelayanan pada
masyarakat, Sehingga selalu merugi. Sekarang sudah tidak ada
perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan karena besarnya
biaya untuk memelihara perjan-perjan tersebut. Contoh Perjan: PJKA
(Perusahaan Jawatan Kereta Api) kini berganti menjadi PT.KAI.
d. Perum
Perum adalah perjan yang sudah diubah. Tujuannya tidak lagi
berorientasi pelayanan tetapi sudah profit oriented. Sama seperti Perjan,
perum di kelola oleh negara dengan status pegawainya sebagai Pegawai
Negeri. Namun perusahaan masih merugi meskipun status Perjan diubah
menjadi Perum, sehingga pemerintah terpaksa menjual sebagian saham
Perum tersebut kepada publik (go public) dan statusnya diubah menjadi
persero.
e. Persero
Persero adalah salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh Negara atau
Daerah. Berbeda dengan Perum atau Perjan, tujuan didirikannya Persero
yang pertama adalah mencari keuntungan dan yang kedua memberi
pelayanan kepada umum. Modal pendiriannya berasal sebagian atau
seluruhnya dari kekayaan negara yang dipisahkan berupa saham-saham.
Persero dipimpin oleh direksi. Sedangkan pegawainya berstatus sebagai
pegawai swasta. Badan usaha ditulis PT < nama perusahaan > (Persero).
Perusahaan ini tidak memperoleh fasilitas negara. Jadi dari uraian di atas,
ciri-ciri Persero adalah:
Tujuan utamanya mencari laba (Komersial)
Modal sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan yang berupa saham-saham
Dipimpin oleh direksi
Pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta
Badan usahanya ditulis PT (nama perusahaan) (Persero)
Tidak memperoleh fasilitas negara
Contoh perusahaan yang mempunyai badan usaha Persero antara lain:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Garuda Indonesia (Persero)
PT Angkasa Pura (Persero)
PT Perusahaan Pertambangan dan Minyak Negara (Persero)
PT Tambang Bukit Asam (Persero)
PT Aneka Tambang (Persero)
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
PT Pos Indonesia (Persero)
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
f. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
Badan Usaha Milik Swasta atau BUMS adalah badan usaha yang
didirikan dan dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang.
Berdasarkan UUD 1945 pasal 33, bidang- bidang usaha yang diberikan
kepada pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi yang
bersifat tidak vital dan strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup
orang banyak. Berdasarkan bentuk hukumnya Badan usaha milik swasta
dibedakan atas :
Perusahaan Persekutuan
Perusahaan persekutuan adalah perusahaan yang memiliki 2 pemodal atau
lebih. Ada 3 bentuk perusahaan persekutuan
Firma
Firma (Fa) adalah badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih
dimana tiap- tiap anggota bertanggung jawab penuh atas perusahaan.
Modal firma berasal dari anggota pendiri seta laba/ keuntungan dibagikan
kepada anggota dengan perbandingan sesuai akta pendirian.
Persekutuan komanditer
Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah
suatu persekutuan yang didirikan oleh 2 orang atau lebih. Persekutuan
komanditer mengenal 2 istilah yaitu :
Sekutu aktif adalah anggota yang memimpin/ menjalankan perusahaan
dan bertanggung jawab penuh atas utang- utang perusahaan.
Sekutu pasif / sekutu komanditer adalah anggota yang hanya
menanamkan modalnya kepada sekutu aktif dan tidak ikut campur dalam
urusan operasional perusahaan. Sekutu pasif bertanggung jawab atas
risiko yang terjadi sampai batas modal yang ditanam.
Keuntungan yang diperoleh dari perusahaan dibagikan sesuai
kesepakatan.
Perseroan terbatas
Perseroan terbatas (PT) adalah badan usaha yang modalnya diperoleh dari
hasil penjualan saham. Setiap pemengang surat saham mempunyai hak
atas perusahaan dan setiap pemegang surat saham berhak atas keuntungan
(dividen).
Yayasan
Yayasan adalah suatu badan usaha, tetapi tidak merupakan perusahaan
karena tidak mencari keuntungan. Badan usaha ini didirikan untuk sosial
dan berbadan hukum.

3. PERUSAHAAN GO PUBLIC DAN PASAR MODAL

A. Pasar modal
Pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat
bertemunya antara penjual dan pembeli. Di pasar modal, yang
diperjualbelikan adalah modal berupa hak pemilikan perusahaan dan surat
pernyataan hutang perusahaan. Pembeli modal adalah individu atau
organisasi/lembaga yang bersedia menyisihkan kelebihan dananya untuk
melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan melalui pasar modal,
sedangkan penjual modal adalah perusahaan yang memerlukan modal
atau tambahan modal untuk keperluan usahanya.
Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun
1976 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah
Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952
(Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67). Menurut UU tersebut, bursa
adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat
kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan
sebagai efek adalah saham, obligasi, serta surat bukti lainnya yang lazim
dikenal sebagai efek.
Pada beberapa literatur terdapat bermacam-macam definisi pasar modal.
Pada pembahasan ini, kita menggunakan definisi pasar modal sebagai
berikut :
Pasar modal adalah pasar yang dikelola secara terorganisir dengan
aktivitas perdagangan surat berharga, seperti saham, obligasi, option,
warrant, right, dengan menggunakan jasa perantara, komisioner, dan
underwriter.

B. Go public
Go Public berarti menjual saham perusahaan ke para investor dan
membiarkan saham tersebut diperdagangkan di pasar saham. Sebagai
contoh, PT. Indofood, PT. Aneka Tambang, Indosat, dan masih banyak
perusahaan lainnya yang sudah menjadi Go Public.
Adapun keuntungan dari Perusahaan yang Go Public adalah:
1. Perusahaan dapat meningkatkan Likuiditas dan memungkinkan para
pendiri perusahaan untuk menikmati hasil yang mereka capai. Dan
semakin banyak investor yang membeli saham tersebut, maka semakin
banyak modal yang diterima perusahaan dari investor luar.
2. Para pendiri perusahaan dapat melakukan diversifikasi untuk
mengurangi resiko portofolio mereka.
3. Memberi nilai suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat dinilai dari
harga saham dikalikan dengan jumlah lembar saham yang dijual
dipasaran.
4. Perusahaan dapat melakukan merger ataupun negosiasi dengan
perusahaan lainnya dengan hanya menggunakan saham.
5. Meningkatkan potensi pasar. Banyak perusahaan yang merasa lebih
mudah untuk memasarkan produk dan jasa mereka setelah menjadi
perusahaan Go Public atau Tbk.
Tetapi harus kita ketahui juga bahwa ada kerugian dari Perusahaan yang
Go Public, yaitu:
1. Laporan Rutin.
Setiap perusahaan yang go public secara periodik harus membuat laporan
kepada Bursa Efek Indonesia, bisa saja per kuartal atau tahunan, tentu
saja untuk membuat laporan tersebut diperlukan biaya.
2. Terbuka.
Semua perusahaan go public pasti transparan dan sangat mudah untuk
diketahui oleh para kompetitornya dari segi data dan management nya.
3. Keterbatasan kekuasaan Pemilik.
Para pemilik perusahaan harus memperhatikan kepentingan bersama para
pemegang saham, tidak bisa lagi melakukan praktek nepotisme,
kecurangan dalam pengambilan keputusan dan lainnya, karena
perusahaan tersebut milik publik.
4. Hubungan antar Investor
Perusahaan terbuka harus menjaga hubungan antara perusahaan dengan
para investornya dan di informasikan mengenai perkembangan dari
perusahaan tersebut.

4. JUAL BELI PERUSAHAAN

Kalau kita punya satu perusahaan di Indonesia, lalu dijual, berarti


ada sesuatu yang tidak beres yang terjadi di dalamnya. Karena, biasanya
perusahaan yang sehat di Indonesia tidak akan diperjualbelikan.
Berlainan dengan di Amerika atau Eropa, perusahaan yang sehat justru
laku keras diperjualbelikan, karena biasanya pemilik akan mendapatkan
keuntungan yang besar pada saat menjual perusahaannya dan setelah
dijual mereka akan membuat kembali perusahaan baru atau
mengembangkan perusahaannya. Prinsip yang berbeda ini juga terjadi di
dunia TI, walaupun memang tidak semua kejadian punya latar belakang
yang sama. Dalam hal ini, ada juga perusahaan di Amerika yang sedang
megapmegap dan dijual untuk membayar hutang atau pajak. Ada satu
kajian, banyak perusahaan dan investor berusaha membeli produk yang
sedang populer, dan nilai produk ini lebih mahal ketimbang aset seluruh
perusahaannya.
5. PENANAMAN MODAL/INVENTASI
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan
produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan
untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya
membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen
dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada
aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan
mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu
fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i).
Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang
lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan
minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal
dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan
lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat
bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut
daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.

6. KEPAILITAN DAN LIKUIDASI

A. Kepailitan
Dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan Kepailitan (yang lama)
menyatakan: setiap berutang (debitur) yang ada dalam keadaan berhenti
membayar, baik atas laporan sendiri maupun atas permohonan seseorang
atau lebih berpiutang (kreditur), dengan putusan hakim dinyatakan dalam
keadaan pailit. Sedang menurut ketentuan dalam lampiran Undang-
undang Kepailitan No.4 Tahun 1998 Pasal 1 ayat (1) (selanjutnya disebut
UUK), yang menyebutkan: Debitur yang mempunyai dua atau lebih
kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu
dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan yang
berwenang sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, baik atas
permohonannya sendiri, maupun atas permintaan seorang atau lebih
krediturnya. Pernyataan pailit tersebut harus melalui proses pemeriksaan
dipengadilan setelah memenuhi persyaratan di dalam pengajuan
permohonannya.
Dilihat dari beberapa arti kata atau pengertian kepailitan tersebut diatas
maka esensi kepailitan secara singkat dapat dikatakan sebagai sita umum
atas harta kekayaan debitur untuk kepentingan semua kreditur yang pada
waktu kreditur dinyatakan pailit mempunyai hutang.

B. Likuidasi
Likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan
karena perusahaan persekutuan sudah tidak memungkinkan untuk
melunasi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya dan
operasional perusahaan juga sudah tidak menguntungkan.

7. MERGER, KONSOLIDASI, dan AKUISISI


Pengertian merger konsolidasi dan akuisisi adalah penggabungan
dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger
mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-
merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak
50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan
pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di
perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana
perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan
liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang
me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-
merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima
sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey,
Myers, & Marcus, 1999, p.598). Definisi merger yang lain yaitu sebagai
penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal
ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya.
Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban
perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan
kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.640).
Konsolidasi adalah penggabungan badan usaha dengan cara
mendirikan perusahaan baru untuk mengambil alih kekayaan bersih
dua atau lebih perusahaan lain. Dengan kata lain, konsolidasi akan
dibentuk satu perusahaan baru dan perusahaan yang terdahulu
dibubarkan.
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan
dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan
yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).

8. PERKREDITAN DAN PEMBIAYAAN


Perkreditan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga. Perkreditan merupakan proses kegiatan
perbankan dalam menyalurkan dana yang dihimpun dari masyarakat,
yang disalurkan kembali kepada masyarakat khususnya pengusaha, dalam
bentuk pinjaman yang lebih dikenal dengan kredit. Penyaluran dana
dalam bentuk kredit tidak lain agar perbankan dapat memperoleh
keuntungan seoptimal mungkin. Keuntungan utama bisnis perbankan
adalah selisih antara bunga dari sumber-sumber dana dengan bunga yang
diterima dari alokasi dana tertentu. Oleh karena itu sumber dana dan
alokasi penggunaan dana memegang peranan yang sama pentingnya di
dunia perbankan.
Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil.

9. JAMINAN HUTANG

10. SURAT-SURAT BERHARGA


Efek, atau disebut surat berharga yaitu surat pengakuan utang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit
penyertaan kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari
efek.
Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 memperinci efek sebagai
berikut:
1.Surat Pengakuan Utang
2.Surat Berharga Komersial (commercial paper)
3. Saham
4. Obligasi
5. Tanda Bukti Utang
6. Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif
7. Kontrak Berjangka Atas Efek
8. Setiap derivatif dari efek, seperti bukti right, warran, opsi, dan lain-
lain.
Atau suatu instrumen bukti kepemilikan yang dapat dipindahtangankan
dalam bentuk surat berharga, saham, atau obligasi bukti utang, bunga atau
partisipasi dalam suatu perjanjian bagi hasil, hak (right) untuk membeli
saham, atau warrant untuk pembelian di masa yang akan datang, atau
instrumen sejenis yang dapat dipertukarkan, diperjual-belikan.

11. KETENAGAKERJAAN/PERBURUHAN
UU No. 13 Tahun 2003 merumuskan pengertiaan istilah
Ketenagakerjaan/perburuhan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

12. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL, YAITU HAK


PATEN, HAK MEREK, DAN HAK CIPTA
Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak yang diberikan kepada
orang-orang atas hasil dari buah pikiran mereka. Biasanya hak eksklusif
tersebut diberikan atas penggunaan dari hasil buah pikiran si pencipta
dalam kurun waktu tertentu. Buah pikiran tersebut dapat terwujud dalam
tulisan, kreasi artistik, simbol-simbol, penamaan, citra, dan desain yang
digunakan dalam kegiatan ko-mersil.
Menurut WIPO (World Intellectual Property Organization) badan dunia
di bawah naungan PBB untuk isu HKI, hak kekayaan intelektual terbagi
atas 2 kategori, yaitu:
1. Hak Kekayaan Industri
Kategori ini mencakup penemu-an (paten), merek, desain indus-tri, dan
indikasi geografis. Dari sumber situs WTO, masih ada hak kekayaan
intelektual lainnya yang termasuk dalam kategori ini yaitu rahasia dagang
dan desain tata letak sirkuit terpadu.
2. Hak Cipta
Hak Cipta merupakan istilah legal yang menjelaskan suatu hak yang
diberikan pada pencipta atas karya literatur dan artistik mereka. Tujuan
utamanya adalah untuk memberikan perlindungan atas hak cipta dan
untuk mendukung serta memberikan penghargaan atas buah kreativitas.
Karya-karya yang dicakup oleh Hak Cipta termasuk: karya-karya literatur
seperti novel, puisi, karya pertunjukan, karta-karya referensi, koran dan
program komputer, data-base, film, komposisi musik, dan koreografi,
sedangkan karya artistik seperti lukisan, gambar, fotografi dan ukiran,
arsitektur, iklan, peta dan gambar teknis.
Kategori ini mencakup karya-karya literatur dan artistik seperti novel,
puisi, karya panggung, film, musik, gambar, lukisan, fotografi dan
patung, serta desain arsitektur. Hak yang berhubungan dengan hak cipta
termasuk artis-artis yang beraksi dalam sebuah pertunjukan, produser
fonogram dalam rekamannya, dan penyiar-penyiar di program radio dan
televisi.
3. Paten
Paten merupakan hak eksklusif yang diberikan atas sebuah penemuan,
dapat berupa produk atau proses secara umum, suatu cara baru untuk
membuat sesuatu atau menawarkan solusi atas suatu masalah dengan
teknik baru.
Paten memberikan perlindungan terhadap pencipta atas penemuannya.
Perlindungan tersebut diberikan untuk periode yang terbatas, biasa-nya
20 tahun. Perlindungan yang dimaksud di sini adalah penemuan tersebut
tidak dapat secara komersil dibuat, digunakan, disebarkan atau di jual
tanpa izin dari si pencipta.
4. Merek
Merek adalah suatu tanda tertentu yang dipakai untuk mengidentifi-kasi
suatu barang atau jasa sebagai-mana barang atau jasa tersebut dipro-duksi
atau disediakan oleh orang atau perusahaan tertentu. Merek membantu
konsumen untuk mengidentifikasi dan membeli sebuah produk atau jasa
berdasarkan karakter dan kualitasnya, yang dapat teridentifikasi dari
mereknya yang unik.

13. LARANGAN MONOPOLI DAN PERSAINGAN


USAHA TIDAK SEHAT
Dalam upaya menciptakan persaingan usaha yang sehat, atas
inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah diterbitkan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (selanjutnya disebut UU
No. 5 Tahun 1999). Pelaksanaan UU No. 5 Tahun1999 yang konsisten
dan konsekuen diharapkan dapat memupuk budaya bersaing yang jujur
dan sehat sehingga dapat terus menerus mendorong dan meningkatkan
daya saing di antara pelaku usaha.
Salah satu bentuk perilaku yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat adalah Jabatan Rangkap
Direksi dan/atau Komisaris. suatu Jabatan Rangkap (interlocking
directorate) terjadi apabila seseorang yang sama duduk dalam dua atau
beberapa dewan direksi perusahaan atau menjadi wakil dua atau lebih
perusahaan yang bertemu dalam dewan direksi satu perusahaan. Hal
tersebut meliputi jabatan rangkapdireksi di antara perusahaan induk, satu
anggota perusahaan induk dengan anak perusahaan anggota lain atau
anak perusahaan berbagai perusahaan induk. Situasi tersebut biasanya
timbul akibat keterkaitan keuangan dan kepemilikan bersama atas saham.

14. PERLINDUNGAN KONSUMEN (UU NO.8 TAHUN


1999)
Segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
memberi perlindungan kepada konsumen.

15. KEAGENAN DAN DISTRIBUSI


Agen atau agent (bahasa inggris) adalah perusahaan nasional yang
menjalankan keagenan. Sedangkan keagenan adalah hubungan hukum
antara pemegang merk (principal) dan suatu perusahaan dalam
penunjukan untuk melakukan perakitan/pembuatan/manufaktur serta
penjualan / distribusi barang modal atau produk industri tertentu. enis-
jenis keagenan adalah sbb :
Suatu keagenan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa, yaitu jenis
sebagai berikut :
1.Agen manufaktur
2.Agen penjualan
3.Agen pembelian
4.Agen umum
5Agen khusus
6.Agen tunggal/eksklusif

Berikut ini penjelasan bagi masing-masing jenis agen tersebut, yaitu sbb :
1.Agen manufaktur
Agen maufaktur adalah agen yang berhubungan lansung dengan pabrik
untuk melakukan pemasaran atas seluruh atau sebagian barang-barang
hasil produksi pabrik tersebut.
2.Agen penjualan
Agen penjualan adalah agen yang merupakan wakil dari pihak penjual,
yang bertuga untuk menjual barang-barang milik pihak principal kepada
pihak konsumen.
3.Agen pembelian
Agen pembelian adalah agen yang merupakan wakil dari pihak pembeli,
yang bertugas untuk melakukan seluruh transaksi atas barang-barang
yang telah ditentukan.
4.Agen umum
Agen umum adalah agen yang diberikan wewenang secara umum untuk
melakukan seluruh transaksi atas barang-barang yang telah ditentukan.
5.Agen khusus
Agen khusus adalah agen yang diberikan wewenang khusus kasus per
kasus atau melakukan sebagian saja dari transaksi tersebut.
6.Agen tunggal/eksklusif
Agen tunggal/eksklusif adalah penunjuka hanya satu agen untuk
mewakili principal untuk suatu wilayah tertentu.

Distributor adalah langsung Orang atau lembaga yang melakukan


kegiatan distribusi atau disebut juga pedagang yang membeli atau
mendapatkan produk barang dagangan dari tangan pertama atau produsen
secara langsung. Pedagang besar biasanya diberikan hak wewenang
wilayah daerah tertentu dari produsen.
Distributor adalah suatu Perusahaan / Pihak yang ditunjuk oleh Pihak
Principal untuk memasarkan dan menjual barang-barang principal dalam
wilayah tertentu dan jangka waktu tertentu, dimana pihak Distributor
dalam menjalankan kegiatannya tidak bertindak selaku wakil dari
Distributor. Distributor bertindak untuk dan atas namanya sendiri.
Keagenan dan distributor sebenarnya merupakan dua terminologi yang
berbeda dan mempunyai konotasi yang berbeda pula. Namun agen dan
distributor mempunyai fungsi dan manfaat yang hampir sama yaitu
memberikan jasa perantara dari prinsipal ke pada konsumen di wilayah
pemasaran tertentu.
a. Keagenan
Pihak yang menjual barang atau jasa untuk dan atas nama prinsipal.
Pendapatan yang diterima berupa komisi.
Barang dikirimkan langsung dari prinsipal ke konsumen.
Pembayaran atas barang yang telah diterima konsumen langsung
kepada prinsipal

b. Distributor
Perusahaan yang bertindak untuk dan atas namanya sendiri.
Membeli dari prinsipal dan menjual kembali kepada konsumen
kepentingannya sendiri.
Prinsipal tidak selalu mengetahui konsumen akhir dari produk-
produknya.
Bertanggung jawab atas keamanan pembayaran barang-barangnya untuk
kepentingan sendiri.

Dasar hukum pengaturan keagenan dan distributor kita dapati dalam


ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1.Dasar Hukum Perjanjian distributor termasuk dalam perjanjian
innomiaat (perjanjian tidak bernama), karena tidak diatur secara khusus
dalam KUHPer. Sekalipun tidak diatur secara khusus tetapi harus tetap
tunduk pada peraturan atau ketentuan umum Buku III KUHPer. Dasar
hukum dari perjanjian distributor adalah asas dari buku III yang
memberikan kebebasan berkontrak dan sifatnya yang terbuka yang
memungkinkan masyarakat dapat membuat segala macam perjanjian di
luar perjanjian-perjanjian yang terdapat dlam KUHPer Buku III.
2.Dalam KUH Perdata tentang Kebebasan Berkontrak;
3.Dalam KUH Perdata tentang Kontrak Pemberian Kuasa;
4.Dalam KUH Dagang tentang Makelar; dan
5.Dalam KUH Dagang tentang Komisioner.
6.Dalam bidang hukum khusus, seperti dalam perundang-undangan
dibidang pasar modal yang mengatur tentang dealer atau pialang saham.
7. Dalam peraturan administratif, semisal peraturan dari departemen
perdagangan dan perindustrian, yang mengatur masalah administrasi dan
pengawasan terhadap masalah keagenan ini.

16. ASURANSI (UU NO.2 TAHUN 1992)


Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak
atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau taggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dan suatu peristiwa tidak pasti atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas rneninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan.

17. PERPAJAKAN
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa
secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma
hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif
untuk mencapai kesejahteraan umum.

18. PENYELESAIAN SANGKETA BISNIS


Dalam kamus bahasa Indonesia sengketa adalah pertentangan atau
konflik. Konflik berarti adanya oposisi, atau pertentangan antara
kelompok atau organisasi terhadap satu objek permasalahan.
Menurut Winardi, Pertentangan atau konflik yang terjadi antara individu
individu atau kelompok kelompok yang mempunyai hubungan atau
kepentingan yang sama atas suatu objek kepemilikan, yang menimbulkan
akibat hukum antara satu dngan yang lain.
Penyelesaian sengketa secara konvensional dilakukan melalui
sebuah badan yang disebut dengan pengadilan. Sudah sejak ratusan
bahkan ribuan tahun badan-badan pengadilan ini telah berkiprah. Akan
tetapi, lama kelamaan badan pengadilan ini semakin terpasung dalam
tembok-tembok yuridis yang sukar ditembusi oleh para pencari keadilan,
khususnya jika pencari keadilan tersebut adalah pelaku bisnis dengan
sengketa yang menyangkut dengan bisnis. Maka mulailah dipikirkan
alternatif-alternatif lain untuk menyelesaikan sengketa, diantaranya
adalah lewat badan arbitrase.
Yang dimaksud dengan arbitrase adalah cara penyelesaian
sengketa perdata yang bersifat swasta di luar pengadilan umum yang
didasarkan pada kontrak arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para
pihak yang bersengketa, di mana pihak penyelesai sengketa (arbiter)
tersebut dipilih oleh para pihak yang bersangkutan. Yang terdiri dari
orang-orang yang tidak berkepentingan dengan perkara yang
bersangkutan, orang-orang mana akan memeriksa dan memberi putusan
terhadap sengketa tersebut.
Orang yang bertindak untuk menjadi penyelesai sengketa dalam arbitrase
disebut dengan arbiter =. Arbiter ini, baik tunggal mauoun majelis yang
jika majelis biasanya terdiri dari 3 (tiga) orang. Di Indonesia syarat-syarat
untuk menjadi arbiter adalah sebagai berikut :
1.Cakap dalam melakukan tindakan hukum.
2.Berumur minimal 35 (tiga puluh lima) tahun.
3.Tidak mempunyai hubungan sedarah atau semenda sampai dengan
derajat kedua dengan salah satu pihak yang bersengketa.
4.Tidak mempunyai kepentingan finansial atau kepentingan lain atas
putusan arbitrase.
5.Mempunyai pengalaman atau mengusai secara aktif dalam bidangnya
paling sedikit selama 15 (lima belas) tahun.
6.Hakim, jaksa, paniteran, dan pejabat peradilan lainnya tidak boleh
menjadi arbiter.
Arbitrase (nasional maupun internasional) menggunakan prinsip-
prinsip hukum sebagai berikut :
1.efisien.
2.Accessibility (terjangkau dalam arti biaya, waktu dan tempat)
3.Proteksi hak para pihak.
4.Final and binding.
5.Adil (fair and just)
6.Sesuai dengan sense of justice dalam masyarakat.
7.Kredibilitas. Jika arbiter mempunyai kredibilitas, maka putusannya
akan dihormati orang

19. BISNIS INTERNASIONAL


Bisnis internasional adalah suatu unit bisnis yang sudah
memperluas atau ekspansi produksi dan pemasaran produk baik barang
maupun jasa ke luar negari dari negara asalnya.

20. Hukum Pengangkutan


Arti hukum pengangkutan bila ditinjau dari segi keperdataan, dapat
dikatakan sebagai keseluruhannya peraturan-peraturan, di dalam dan di
luar kodifikasi (KUHD dan KUH Perdata) yang berdasarkan atas dan
bertujuan untuk mengatur
hubungan-hubungan hukum yang terbit karena keperluan pemindahan
barangbarang dan/atau orang-orang dari suatu tempat ke lain tempat
untuk memenuhi
perikatan-perikatan yang lahir dari perjanjian-perjanjian tertentu,
termasuk juga perjanjian-perjanjian untuk memberikan perantaraan
mendapatkan pengangkutan/ekspedisi.
Pengangkutan sangat dibutuhkan baik dalam kegiatan sehari-hari
maupun kegiatan bisnis maka perlu ada hukum yang mengatur.
Hukum pengangkutan di Indonesia mengatur tentang jenis-jenis
pengangkutan, yaitu sebagai berikut:

1 Pengangkutan darat dengan kereta api diatur dalam Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
2 Pengangkutan darat dengan kendaraan umum diatur dalam Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

3 Pengangkutan perairan dengan kapal diatur dalam Undang-Undang


Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Buku II KUHD Indonesia;
4 Pengangkutan udara dengan pesawat udara diatur dalam Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.

21. Alih Teknologi


Masalah alih teknologi (transfer of technology) ini selanjutnya
menjadi penting bagi dunia ketiga, terutama dengan makin
mengglobalnya dunia. Globalisasi duania yang terjadi setelah perang
dunia kedua, yang berawal di Bretton Woods ini telah menjadi cikal bakal
dari lahirnya suatu organisasi dunia World Trade Organization di tahun
1994. Alih teknologi dilancarkan oleh negara berkembang sejak beberapa
dasawarsa lalu yang merupakan isu pokok dalam investasi asing. Konflik-
konflik yang timbul antara perusahaan asing dan domestik terfokus pada
perbedaan kepentingan. Negara berkembang berharap dengan masuknya
modal asing sekaligus mensukseskan pembangunan ekonomi. Sementara
itu, perusahaan asing ingin meraup keuntungan sebanyak mungkin dari
negara berkembang.
Dari sudut makroekonomi, alih teknologi merupakan suatu hal
yang sangat efektif bagi negara berkembang untuk mengejar negara maju
(technology transfer is extremely effective means for developing countries
to catch up the developed countries). Keberhasilan alih teknologi dari
sudut pandang ini didorong oleh (1) globalisasi aktivitas bisnis dan (2)
makin meningkatnya perhatian dunia terhadap hak milik
intelektual. Dari sudut mikro ekonomi, yakni dari kacamata perusahaan
yang berhubungan dengan manajemen bisnisnya melalui lisensi. Dalam
tubuh perusahaan (enterpriser), keberhasilan alih teknologi melalui
lisensi didorong oleh (1) R&D, department dan (2) business department.

22. Hukum Perindustrian


Perindustrian adalah kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai
tambah untuk mendapatkan keuntungan.

23. HUKUM KEGIATAN PERUSAHAAN


MULTINASIONAL
Perusahaan multinasional (PMN, mengacu pada multinational
corporation atau MNC) menurut W. F. Schoel et. al. (1993) adalah
sebuah perusahaan yang berbasis di satu negara (disebut negara induk)
dan memiliki kegiatan produksi dan pemasaran di satu atau lebih negara
asing (negara tuan rumah). Walaupun PMN di seluruh dunia berbeda satu
sama lain dalam hal volume penjualan, keuntungan, pasar yang dilayani,
dan jumlah anak perusahaannya, akan tetapi mereka mengindikasikan
beberapa sifat yang sama, yaitu :
1. Membentuk afiliasi di luar negri.
2. Beroprasi dengan visi dan strategi mendunia (global).
3. Kecendrungan untuk memilih jenis-jenis kegiatan bisnis tertentu.
4. Kecendrungan untuk menempatkan afiliasi di negara-negara yang
maju di dunia.
5. Menempuh satu dari tiga strategi dasar yang bersangkutan dengan
staffing.
Ada beberapa badan hukum yang dapat digunakan oleh perusahaan
multinasional dalam aktivitas operasinya, yaitu:
1. Perusahaan Cabang
Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perusahaan
multinasional induknya.
2. Perusahaan Subdiary (wholly owned subdiary)
Merupakan anak perusahaan yang berbadan hukum sendiri. Saham
perusahaan ini sepenuhnya di miliki oleh perusahaan induknya.
3. Perusahaan Patungan
Merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh dua atau lebih
perusahaan sebagai partner.
4. Perusahaan Go Public atau public company
Merupakan perusahaan yang berkedudukan lokal dan sebagian sahamnya
dipegang masyarakat.
5. Perusahaan dengan bentuk lainnya
Pembentukannya yang didasarkan pada ketentuan perundangan yang ada,
seperti di bidang perbankan, pertambangan minyak dan gas bumi,
perdaganngan ataupun jasa lainnya, (sumantoro, 1987).

24. HUKUM KEGIATAN PERTAMBANGAN


Usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan
mineral atau batu bara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, kostruksi, penambangan, pengolahan
dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pasca tambang.

25. HUKUM PERBANKAN


Mengacu kepada fungsi ekonomis, bank : lembaga yang menerima
simpanan, menawarkan rekening dengan hak istimewa dan membuat
pinjaman, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perannya sbg
financial intermediary atas jasa transaksi kepada konsumen.
Pendekatan fungsi ekonomis yang dianggap paling memuaskan. Sbg
financial intermediary bank mengambil uang dari nasabah,
mengumpulkan menanamkan kembali dana tersebut pada perusahaan lain
dalam bentuk : kredit, saham, go public ke pasar modal, dll.
Bank adalah institusi yang berada diantara investor ( nasabah awal )
dengan investor ( nasabah paling akhir/peminjam ) ( Macey and Miller,
1992 : 38 )akhir/peminjam ) ( Macey and Mil

26. HUKUM REAL ESTATE/PERUMAHAN/BANGUNAN


Real Estate
lebih merupakan segala sesuatu yang berbentuk fisik meliputi tanah
bersama-sama segala sesuatu yang didirikan atau yang ada di atas
maupun di bawah tanah.
Real Property
secara umum merupakan penguasaan secara hukum atas tanah mencakup
semua hak, semua kepentingan dan keuntungan yang berkaitan dengan
kepemilikan real estate.
Personal Property
merunjuk kepada hak kepemilikan atas suatu benda bergerak di dalam
bagian-bagian benda selain dari Real Estate (tanah bangunan secara
fisik). Benda-benda tersebut dapat berwujud (tangible), misalnya hata
bergerak atau tidak bergerak (intangible), misalnya utang-piutang,
goodwill dan hak paten.
Personal Property
yang berwujud mewakili kepemilikan dari benda-benda yang tidak
melekat secara permanen pada tanah dan bangunan atau yang pada
umumnya bersifat dapat dipindah-pindahkan ke tempat lain (moveability).

27. HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL


Hukum perjanjian Internasional merupakan bentuk kesepakatan
dalam konferensi wina tahun 1969 dan lebih dikenal dengan nama Viena
Convention on the Law of Treaties atau Konvensi Wina tentang Hukum
Perjanjian tahun 1969. Konvensi Wina tentang perjanjian ini tidak hanya
sekedar merumuskan kembali atau mengkodifikasikan hukum kebiasaan
internasional dalam bidang perjanjian, melainkan juga merupakan
pengembangan secara progresif hukum internasional tentang perjanjian.
Namun demikian Konvensi Wina ini masih tetap mengakui eksistensi
hukum kebiasaan internasional tentang perjanjian.
Definisi Perjanjian Internasional
Konvensi Wina 1969
Perjanjian Internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota
masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk menimbulkan akibat
hukum tertentu
Oppenheimer-Lauterpact
Perjanjian Internasional adalah suatu persetujuan antar Negara yang
menimbulkan hak dan kewajiban diantara pihak-pihak yang mengadakan
Dr. B. Schwarzenberger
Perjanjian Internasional adalah subjek hokum internasional yang
menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum
internasional, dapat berbentuk bilateral atau multilateral. Adapun yang
dimaksud subjek hukum yang dimaksud adalah lembaga-lembaga
internasional dan negagara-negara

Klasifikasi Hukum Perjanjian Internasional


Klasifikasi perjanjian dilihat dari segi pihak-pihak yang mengadakan
perjanjian
a) Perjanjian antar negara, merupakan jenis perjanjian yang
jumlahnya banyak, hal ini dapat dimaklumi karena negara
merupakan subyek hukum internasional yang paling utama dan
saling klasik.
b) Perjanjian antar negara dengan subyek hukum internasional
lainnya seperti negara dengan organisasi internasional atau dengan
vatikan.
c) Perjanjian antara subyek hukum internasional selain negara satu
sama lain, misalnya negara-negara yang tergabung dalam ACP (African,
Carriban and Pacific) dengan MEE.
Klasifikasi perjanjian dilihat dari para pihak yang membuatnya.
a) Perjanjian bilateral, suatu perjanjian yang diadakan oleh dua
pihak (negara) saja dan mengatur soal-soal khusus yang
menyangkut kepentingan kedua belah pihak. Misalnya perjanjian
mengenai batas negara.
b) Perjanjian multilateral adalah perjanjian yang diadakan banyak
pihak (negara) yang pada umumnya merupakan perjanjian terbuka
(open verdrag) dimana hal-hal yang diaturnya pun lajimnya yang
menyangkut kepentingan umum yang tidak terbatas pada
kepentingan pihak-pihak yang mengadakan perjanjian tetapi juga
menyangkut kepentingan yang bukan peserta perjanjian itu sendiri.
Perjanjian ini digolongkan pada perjanjian law making treaties
atau perjanjian yang membentuk hukum.
Klasifikasi perjanjian ditinjau dari bentuknya
a) Perjanjian antar kepala negara (head of state form). Pihak
peserta dari perjanjian disebut High Contracting State (pihak
peserta Agung). Dalam praktek pihak yang mewakili negara dapat
diwakilkan kepada MENLU, atau Duta Besar dan dapat juga
pejabat yang ditunjuk sebagai kuasa penuh (full powers).
b) Perjanjian antar Pemerintah (inter-Government form). Perjanjian
ini juga sering ditunjuk MENLU atau Duta Besar atau wakil
berkuasa penuh. Pihak peserta perjanjian ini tetap disebut
contracting State walaupun perjanjian itu dinamakan perjanjian
inter-governmental.
c) Perjanjian antar negara (inter-state form), pejabat yang
mewakilinya dapat ditunjuk MENLU, Duta Besar dan wakil
berkuasa penuh (full Powers)
Perjanjian dilihat dari proses/tahap pembentukannya.
a) Perjanjian yang diadakan melalui tiga tahap pembentukannya,
yaitu perundingan, penandatangan dan ratifikasi dan biasanya
diadakan untuk hal-hal yang dianggap penting sehingga
memerlukan persetujuan dari badan legislatif (Dewan Perwakilan
Rakyat). Menurut Pak Mochtar perjanjian ini termasuk dalam
istilah perjanjian internasional atau traktat.
b) Perjanjian yang melewati dua tahap pembentukan, yaitu
perundingan dan penandatangan, diadakan untuk hal-hal yang tidak
begitu penting dan memerlukan penyelesaian yang cepat, seperti
perjanjian perdagangan yang berjangka pendek. Untuk golongan
ini dinamakan persetujuan atau agreement.
Klasifikasi perjanjian dilihat dari sifat pelaksananya.
a) Dispositive treaties (perjanjian yang menentukan) yang maksud
tujuannya dianggap selesai atau sudah tercapai dengan pelaksanaan
perjanjian itu. Contoh perjanjian tapal batas.
b) Executory treaties (perjanjian yang dilaksanakan), adalah
perjanjian yang pelaksanaannya tidak sekaligus, melainkan
dilanjutkan terus menerus selama jangka waktu perjanjian itu.
Contoh perjanjian perdagangan.
Klasifikasi dari segi struktur.
a) Law making treaties merupakan perjanjian internasional yang
mengandung kaedah-kaedah hukum yang dapat berlaku secara
universal bagi anggota-anggota masyarakat bangsa-bangsa, oleh
karena itu jenis perjanjian ini dikategorikan sebagai sumber
langsung dari hukum internasional, yang terbuka bagi pihak lain
yang tadinya tidak turut serta dalam perjanjian, dengan kata lain
tidak ikut dalam Konvensi Jenewa 1949 mengenai perlindungan
korban perang.
b) Treaty contracts (perjanjian yang bersifat kontrak), Dengan
treaty contracts dimaksudkan perjanjian dalam hukum perdata
hanya mengikat pihak-pihak yang mengadakan perjanjian-
perjanjian. Legal effect dari treaty contract ini hanya
menyangkut pihak-pihak yang mengadakannya, dan tertutup bagi
pihak ketiga. Oleh karena itu treaty contract tidak melahirkan
aturan-aturan hukum yang berlaku umum, sehingga tidak dapat
dikategorikan sebagai perjanjian yang Proses Pembentukan dan
berlakunya perjanjian Tidak ada keseragaman dalam prosedur
pembentuka perjanjian internasional, masing-masing negara
mengatur sesuai dengan konstitusi dan hukum kebiasaan yang
berlaku di negaranya.
Bentuk-Bentuk Perjanjian Internasional
1. Treaty
Suatu persetujuan yang sifatnya lebih khidmat (more solemn Agreements)
yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban bagi peserta perjanjian itu
dan memuat ketentuan-ketentuan umum yang mengikat secara
keseluruhan( General Multilateral treaties)
Contoh : Perjanjian Perdamaian Aliansi,netralistis, dan arbitrase.
2 Convention ( Konvensi)
Ialah Suatu Perjanjian internasional yang membentuk Hukum ( law
Making treaties) Dan menjadi sumber perjanjian Internasional langsung
3 Declaration ( deklarasi)
Suatu Perjanjian yang menunjukan dan menyatakan hokum yang ada,
baik dengan ataupun modifikasi, atau membentuk hokum yang baru, atau
mengesahkan/Menguatkan beberapa prinsip Kebijaksanaan umum.
Deklarasi dibagi 3 yaitu;
1 a) Deklarasi yang mengikat para penandatangannya. Misalnya deklarasi
paris tahun 1856 dan deklarasi St. Petersburg 1868
2 b) Deklarasi pernytaan sepihak. Misalnya Deklarsi pernyataan
perang/netralitas.
3 c) Deklarasi sebagai pernyataan suatu Negara kepada Negara lain dengan
maksud member penjelasan mengenai tindakan-tindakan atau maksud
tertentu yang akan dilakukan.
1 4. Charter (Piagam)
Suatu perjanjian yang lebih sesuai dengan arti konstitusi atau undang-
undang.
Contoh Piagam PBB (Charter of The United Nations).
5. Protokol
Suatu perjanjian Internasional dan Lazimnya bersifat perjanjian tambahan
dan tidak begitu resmi dan penting seprti treaty.
6. Pact
Digunakan untuk menunjuk suatu persetujuan yang telah diakui
7. Agreement (persetujuan)
Persetujuan dalam perjanjian internasional
8. General Act
Suatu system untuk merinci tentang perencanaan dari pada perjanjian
atau konvensi-konvensi sebagai hasil dari perundingan yang dilakukan.
9. Statute
Suatu termonology yang merupakan anggaran dasar suatu organisasi
internasional.dan mempunyai fungsi pengawas internasional. Misalnya
Statutes of the International court of Justice
10.Convenant
Pengertian
An International agreement concluded between States in written form
and governed by international law, whether embodied in a single
instrument or in two or more related instruments and whatever its
particular designation
(perjanjian internasional adalah semua perjanjian yang dibuat oleh negara
sebagai salah satu subjek hukum internasional, yang diatur oleh hukum
internasional dan berisi ikatan-ikatan yang mempunyai akibat-akibat
hukum.)
Tahap-Tahap Pembuatan Perjanjian Internasional.
Menurut konvensi Wina tahun 1969, tahap-tahap dalam perjanjian
internasional adalah sebagai berikut :
1 Perundingan (Negotiation)
Perundingan merupakan perjanjian tahap pertama antara pihak/negara
tentang objek tertentu. Sebelumnya belum pernah diadakan perjanjian.
Oleh karena itu, diadakan penjajakan terlebih dahulu atau pembicaraan
pendahuluan oleh masing-masing pihak yang berkepentingan. Dalam
melaksanakan negosiasi, suatu negara yang dapat diwakili oleh pejabat
yang dapat menunjukkan surat kuasa penuh (full powers). Selain mereka,
hal ini juga dapat dilakukan oleh kepala negara, kepala pemerintahan,
menteri luar negeri atau duta besar.
2 Penandatanganan (Signature)
Lazimnya penandatanganan dilakukan oleh para menteri luar negeri
(Menlu) atau kepala pemerintahan.
Untuk perundingan yang bersifat multilateral, penandatanganan teks
perjanjian sudah dianggap sah jika 2/3 suara peserta yang hadir
memberikan suara, kecuali jika ditentukan lain. Namun demikian,
perjanjian belum dapat diberlakukan oleh masing-masing negaranya.
3 Pengesahan (Retification)
Suatu negara mengikat diri pada suatu perjanjian dengan syarat apabila
telah disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya.
Penandatanganan atas perjanjian hanya bersifat sementara dan masih
harus dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan. Ini dinamakan
ratifikasi. Ratifikasi perjanjian internasional dapat dibedakan sebagai
berikut:
1 Ratifikasi oleh badan eksekutif. Sistem ini biasa dilakukan oleh raja-raja
absolut dan pemerintahan otoriter.
2 Ratifikasi oleh badan legislatif. Sistem ini jarang digunakan.
3 Ratifikasi campuran (DPR dan Pemerintah). Sistem ini paling banyak
digunakan karena peranan legislatif dan eksekutif sama-sama
menentukan dalam proses ratifikasi suatu perjanjian.
Berlakunya dan Berakhirnya Perjanjian Internasional
Berlakunya Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional berlaku pada saat peristiwa berikut ini.
Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut yang disetujui
oleh negara perunding.
1 Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan, perjanjian mulai berlaku segera
setelah persetujuan diikat dan dinyatakan oleh semua negara perunding.
2 Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah
perjanjian itu berlaku, maka perjanjian mulai berlaku bagi negara itu pada
tanggal tersebut, kecuali bila perjanjian menentukan lain.
3 Ketentuan-ketentuan perjanjian yang mengatur pengesahan teksnya,
pernyataan persetujuan suatu negara untuk diikat oleh suatu perjanjian,
cara dan tanggal berlakunya, persyaratan, fungsi-fungsi penyimpanan,
dan masalah-masalah lain yang timbul yang perlu sebelum berlakunya
perjanjian itu, berlaku sejak saat disetujuinya teks perjanjian itu.
Berakhirnya Perjanjian Intenasional
Prof. DR. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., dalam buku Pengantar Hukum
Internasional mengatakan bahwa suatu perjanjian berakhir karena hal-hal
berikut ini.
1 Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional itu.
2 Masa beraku perjanjian internasional itu sudah habis.
3 Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya objek
perjanjian itu.
4 Adanya persetujuan dari peserta-peserta untuk mengakhiri perjanjian itu.
5 Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian meniadakan
perjanjian yang terdahulu.
6 Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan
perjanjian itu sudah dipenuhi.
Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan
pengakhiran itu diterima oleh pihak lain.

28. HUKUM TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (UU


NO.15 TAHUN 2002)
Pengertian tindak pidana pencucian uang atau Money Laundering
adalah suatu upaya perbuatan untuk menyembunyikan atau menyamarkan
asal usul uang/dana atau kekayaan hasil suatu tindak pidana melalui
berbagai transaksi keuangan agar uang atau harta tersebut tampak seolah-
olah berasal dari kegiatan yang sah/legal.Tujuan pelaku tindak pidana
pencucian uang berusaha menyembunyikan atau menyamarkan asal usul
agar Harta Kekayaan hasil kejahatannya sulit ditelusuri oleh aparat
penegak hukum sehingga dengan leluasa memanfaatkan Harta Kekayaan
tersebut baik untuk kegiatan yang sah maupun tidak sah. Di Indonesia
tindak pidana pencucian uang telah diatur secara tersendiri dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Adapun proses tindak pidana pencucian uang umumnya dilakukan
melalui tiga langkah tahapan: tahap pertama adalah (tahap
penempatan/placement) dalam arti uang/dana yang dihasilkan dari suatu
kegiatan tindak pidana/kejahatan ditempatkan pada sistem keuangan.
dengan berbagai cara (tahap penempatan/placement). Tahap kedua
adalah melakukan transaksi keuangan yang kompleks, dengan tujuan sulit
untuk dilacak asal muasal dana tersebut yang dengan kata lain
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan hasil
tindak pidana tersebut (tahap pelapisan/layering), sedangkan tahap
terakhir atau tahap ketiga (final) merupakan tahapan di mana pelaku
tindak pidana tersebut memasukkan kembali dana yang sudah kabur asal
usulnya ke dalam harta kekayaannya yang telah tampak sah baik untuk
dinikmati langsung.
Adapun yang dimaksud Hasil Tindak Pidana Pencucian Uang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 UU TPPU adalah Harta Kekayaan
yang diperoleh dari tindak pidana: a. korupsi; b. penyuapan; c.
narkotika; d. psikotropika; e. penyelundupan tenaga kerja; f.
penyelundupan migran; g. di bidang perbankan; h. di bidang pasar
modal; i. di bidang perasuransian; j. kepabeanan; k. cukai; l.
perdagangan orang; m. perdagangan senjata gelap; n. terorisme; o.
penculikan; p. pencurian; q. penggelapan; r. penipuan; s. pemalsuan
uang; t. perjudian; u. prostitusi; v. di bidang perpajakan; w. di bidang
kehutanan; x. di bidang lingkungan hidup; y. di bidang kelautan dan
perikanan; atau z. tindak pidana lain yang diancam dengan pidana
penjara 4 (empat) tahun atau lebih, yang dilakukan di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia atau di luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan tindak pidana tersebut juga merupakan tindak
pidana menurut hukum Indonesia

Anda mungkin juga menyukai