MODUL 3
1. Pendahuluan
Kekurangan asupan vitamin C dapat menyebabkan penyakit sariawan atau skorbut. Bila
terjadi pada anak (6-12 bulan), gejala-gejala penyakit skorbut ialah terjadinya pelembekan
tenunan kolagen, infeksi, dan demam. Pada anak yang giginya telah keluar, gusi
membengkak, empuk dan terjadi pendarahan. Pada orang dewasa skorbut terjadi setelah
beberapa bulan menderita kekurangan vitamin C dalam makanannya. Gejalanya ialah
pembengkakan dan perdarahan pada gusi, gingivalis, kaki menjadi empuk, anemia dan
deformasi tulang. Akibat yang parah dari keadaan ini ialah gigi menjadi goyah dan dapat
lepas.
Vitamin C (Asam askorbat) bersifat sangat sensitif terhadap pengaruh-pengaruh luar yang
menyebabkan kerusakan seperti suhu, oksigen, enzim, kadar air, dan katalisator logam.
Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat yang masih
mempunyai keaktivan sebagai vitamin C. Asam dehidroaskorbat secara kimia sangat labil
dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam diketogulonat yang tidak
memiliki keaktivan vitamin C lagi.Untuk itu, maka perlu dilakukan analisis untuk mengetahui
kadar vitamin C yang terkandung dalam sediaat tablet. Sehingga masyarakat mengkonsumsi
jumlah vitamin c sesuai dengan kadar yang tertera pada label sediaan tablet tersebut.
2. Uraian Vitamin C
a. Nama resmi : Acidum Ascorbicum
f. Pemerian : Serbuk atau Hablur ; putih atau agak kuning; tidak berbau; rasa
asam.Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaankering,
mantap di udara, dalam larutan cepat teroksidasi
g. Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukur larut dalam etanol (95%), praktis
tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan bahan benzen.
Sebelum titrasi (tidak berwarna) Titik akhir titrasi (warna biru kehitaman)
5. Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa dapat membuat larutan baku Iod 0,1 N yang diperlukan dalam titrasi
b. Mahasiswa dapat melakukan pembakuan larutan Iod dengan arsen trioksida
sebagai baku primer.
c. Mahasiswa dapat melakukan penetapan kadar vitamin c dengan menggunakan
metode iodimetri.
A. Tujuan Praktikum
a) Mahasiswa dapat membuat larutan baku Iod 0,1 N yang diperlukan dalam titrasi
b) Mahasiswa dapat melakukan pembakuan larutan Iod dengan arsen trioksida
sebagai baku primer.
c) Mahasiswa dapat melakukan penetapan kadar vitamin c dengan menggunakan
metode iodimetri
Vitamin C + asam sulfat + indikator kanji + iodium = berubah warna jadi biru
3. Perhitungan Pembakuan
a. Data penimbangan 1
Berat As2O3 = 100 mg
Volume larutan titer (Viod) = 10,4 ml
Berat As 2 O3
NIod = x 25/100
49,46 X VIod
N1 = 0,048
b. Data penimbangan II
Berat As2O3 = 100 mg
Volume larutan titer (Viod) = 21,4 ml
Berat As 2 O3
NIod = x 25/100
49,46 X VIod
N2 = 23,62
c. Datapenimbangan III
Berat As2O3 = 100 mg
Volume larutan titer (Viod) = 10 ml
Berat As 2 O3
NIod = x 25/100
49,46 X VIod
N3 = 0,05
N 1+ N 2+ N 3
Nrata-rata =
3
= 7,096
hasil perhitungan
Kadar terhadap etiket = x 100 %
kadar pada etiket
19,81
= x 100 %
18,709
= 1.058 %
b. Data penimbangan II
Berat zat uji = 180 mg
Volume larutan titer (Viod) = 4 ml
Mgrek vitamin C = m grek iod
mg vit C
= VIod X NIod
BE vitC
Mg vit C dalam sampel = Viod X Niod X BEvit C
= 4 ml x 0,025 x 88,06
= 8,80 mg
0,17 g
= x 8,80mg
0.18 g
= 8,31 mg
hasil perhitungan
Kadar terhadap etiket = x 100 %
kadar pada etiket
8,80
= x 100 %
8,31
= 1,058 %
hasil perhitungan
Kadar terhadap etiket = x 100 %
kadar pada etiket
6,60
= x 100 %
6,23
= 1,059 %
Kadar 1+ Kadar 2+ Kadar 3
Kadarrata-rata =
3
= 1,058 %
5. Kesimpulan
(.....................................) (.....................................)
MODUL 7
2. Uraian sampel
Sampel 1
a. Nama resmi : Natrium Klorida
b. Nama lain : Garam Dapur, garam biasa, garam batu, garam meja
c. Struktur Kimia : NaCl
d. Rumus kimia : NaCl
e. Bobot Molekul : 58, 44
f. Pemerian : hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur
putih, tidak berbau, rasa asin
g. Kelarutan : larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P, sukar larut dalam
etanol (95%)
3. Tujuan Percobaan
a. Mahasiswa dapat membuat larutan AgNO3
b. Mahasiswa dapat membakukan larutan titer AgNO3 menggunakan baku primer NaCl.
c. Mahasiswa dapat menentukan kadar sampel secara Argentometri.
5. Prisedur Kerja
Pembuatan Larutan Standar AgNO3 0,1 N
Larutkan 17,5 g perak nitrat dalam 1000 ml air
Pembuatan Larutan Indikator dalam.
K2CrO4, larutkan 5 g K2CrO4 dalam 100 ml air
Ferialuin, larutkan 40 g feriamoniumsulfat dalam 100 ml air + 1ml HNO3 6N.
Pembuatan larutan NH4CNS
Larutkan 8g NH4CNS dalam 1000 ml air.
Pembakuan AgNO3
Timbang sejumlah NaCl + 1cc indikator K2Cro4 kemudian dititrasi menggunakan larutan
perak nitrat yang akan distandarisasi terebut sampai membentuk warna merah.
Pembakuan NH4CNS
Pipet 25 ml larutan AgNO3 yang telah dibakukan + 5 ml HNO3 P + ferialuin, kemudian
encerkan sampai 100 – 150 ml. Titrasi dengan NH4CNS sampai terbentuk warna merah bata
yang tidak hilang dengan pengocokan.
Penetapan kadar sampel
a. Thiamin HCl
Sejumlah sampel dilarutkan dalam air, + 1 ml indikator K2CrO4 dan dititrasi dengan AgNO3.
1 ml AgNO3 0,1 N setara dengan 33,727 mg Thiamin HCl
b. Procain HCl
Sejumlah sampel dilarutkan dalam air, + 1ml indikator K2CrO4 dan dititrasi dengan AgNO3.
1 ml AgNO3 0,1 N setara dengan 27,277 mg Procain HCl.
c. NH4Cl
Sejumlah sampel dilarutkan dalam air + 15 ml HNO3 + AgNO3 kocok selama kurang lebih 1
menit + 1ml ferialuin kemudian dititrasi dengan NH4CNS sampai terbentuk warna merah-
coklat.
1 ml AgNO3 0,1 N setara dengan 5,349 mgNH4Cl
Catatan: volume AgNO3 = volume AgNO3 total – volume NH4CNS.
d. Piridoksin HCl
Sejumlah sampel dilarutkan dalam air + 1 ml indikator K2CrO4 dan dititrasi dengan AgNO3.
1ml AgNO3 0,1 N setara dengan 20,564 mg piridoksin HCl.
6. Hasil Pengamatan
a. Data Pembakuan
V1 N1 V2 N2
25 ml 0,1 29,8 0,0838
25 ml 0,1 24,7 0,1012
25 ml 0,1 27 0,0925
Rata – rata 0,0925
V N BE V.N.BE
6 ml 0,1 58,5 35,1
6 ml 0,1 58,5 35,1
6,3 ml 0,1 58,5 36,8
Rata - rata 35,6
c. Perhitungan kadar
N rata – rata = N1 + N2 + N3 ∕ 3
= 7,800 + 7,800 + 8,177 ∕ 3
= 7,925 %
A. Tujuan Praktikum
a) Mahasiswa dapat membuat larutan AgNO3
b) Mahasiswa dapat membakukan larutan titer AgNO3 menggunakan baku
primer NaCl.
c) Mahasiswa dapat menentukan kadar sampel secara Argentometri
B. Reaksi – Reaksi pada Percobaan
1. Reaksi pada pembakuan
C. Perhitungan Pembakuan
V1 N1 V2 N2
25 ml 0,1 29,8 0,0838
25 ml 0,1 24,7 0,1012
25 ml 0,1 27 0,0925
Rata – rata 0,0925
V1 N1 V2 N2
6 ml 0,0925 25 ml 0,0222
6 ml 0,0925 25 ml 0,0222
6,3 ml 0,0925 25 ml 0,0233
Rata – rata 0,0225
N = gr ∕ BE x 1000 ∕ V
0,0225 = gr ∕ 58,5 x 1000 ∕ 100
gr = 0,0225 ∕ 10 x 58,5
= 0,131 %
E. Kesimpulan
Normalitas larutan titer adalah 0,1 N
Kadar sampel 0,0225 mg/L
Kadar kemurnian berdasarkan kadar yang tertera paada 7,925 %
Jadi rata – rata kadar NaCl ini sesuai dengan syarat Farmakope III/IV
(.....................................) (.....................................)