Anda di halaman 1dari 25

MATA KULIAH

Materi : Titrasi KIMIA ANALIS KUANTITATIF


Iodometri/Iodimetri

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

Pipit Romadhona Riezky Wachyu Ardyanto Rizki Istiqomah S

Serly Yuni Antasari Sulistia Nur Utami Yoan Paulina

Dosen pengampu : Dwi Ariani, S.Pd., M,Sc


Apa itu
Iodometri/Iodi
metri

Titrasi Idometri : adalah titrasi


tidak langsung yang
menggunakan Na2S2O3
sebagai titran

Titrasi Iodimetri : adalah titrasi


langsung yang menggunakan I2
sebagai titran
Dimanakah letak
perbedaannya

Dalam Iodometri :
01 1. Termasuk reduktor
2. Proses titrasi tidak langsung
3. Larutan standar Na2S2O3
4. Titrasi dalam asam
5. Warna titik akhir titrasi saat warna biru hilang

02 Dalam Iodimetri :
1. Termasuk oksidator
2. Proses titrasi langsung
3. Larutan standar I2
4. Titrasi dalam keadaan sedikit basa/netral
5. Warna titik akhir titrasi saat muncul warna
biru
Contoh sampel yang akan
dianalisis :

Vitamin C (asam askorbat)


C6H8O6

Menggunakan titrasi
Iodimetri
Tujuan :
Sifat vitamin c:
Menentukan 1. Larut dalam air
2. Mudah teroksidasi
kadar Asam 3. Stabil pada suasana asam
askorbat dalam
sampel
Prinsip :
Menentukan konsentrasi vitamin c yang ada pada sampel
dengan titrasi redoks menggunakan Iodin (I2) sebagai
titran

Iodin yang ditambahkan selama titrasi akan mengoksidasi asam askorbat


menjadi dehidroaskorbat
Sedangkan iodin akan tereduksi menjadi ion iodide
Alat yang digunakan :
Bahan yang digunakan :

Larutan I2 Vitamin C
Larutan Kanji Aquadest
0,01M
Standarisasi Iodium dengan Natrium tiosulfat
Membuat Larutan Iodium 0.01 N , 500 ml
- Timbang 0.6345 gram iodium + 2 gram KI, masukkan dalam gelas beker 250 ml dan
tambahkan aquadest    100 ml. Aduk hingga larut sempurna.
- Masukkan larutan tersebut ke dalam labu takar 500 ml dan tambahkan aquadest sampai tanda
batas. Gojog hingga homogen.

Membuat Larutan Natrium tiosulfat 0.1 N, 250 ml


- Timbang 6.25 gram natrium tiosulfat + 0.2 gram natrium bikarbonat, masukkan dalam gelas
piala 250 ml dan tambahkan aquadest 100 ml.  Aduk hingga larut sempurna.
- Masukkan larutan ke dalam labu takar 250 ml, tambahkan aquadest sampai tanda batas.
- Kemudian Standarisasi Natrium Tiosulfat

Membuat Larutan Amilum 1%, 50 ml


-Timbang 0.5 gram amilum/ kanji, larutkan dengan aquadest sampai volume 50 ml.
- Didihkan larutan amilum hingga diperoleh larutan yang agak kental.
Cara Standarisasi
- Siapkan buret dan isi dengan natrium tiosulfat 0.1 N yang sudah
dibakukan/distandarisasi.

- Pipet 25 ml larutan iodium ( I2 ), pindahkan dalam erlenmeyer 250 ml dan encerkan
dengan aquadest sampai volumenya 100 ml.

- Titrasi larutan iodium (I2) dengan natrium tiosulfat dan hentikan bila larutan
berwarna kuning pucat.

- Tambahkan 5 tetes indikator amilum , homogenkan dan lanjutkan titrasi secara


perlahan.

- Hentikan titrasi bila warna biru larutan tepat menghilang.

- Catat volume hasil titrasi dan ulangi percobaan diatas


Perhitungan Standarisasi

Diketahui :
Volume I2 = 25 ml N (I2) = N (Na2S2O3)
Volume Na2S2O3 = v ml (volume hasil titrasi) V1 x N1 = V2 x N2
N Na2S2O3 = 0,1 N 25 ml x N1 = 2,72 ml x 0,1 N
N I2 = ? N1 = 2,72 ml x 0,1 N / 25 ml
Dengan rumus sebagai berikut : = 0,272/25
N (I2) = N (Na2S2O3) = 0,010 N
V1 x N1 = V2 x N2 Sehingga normalitas I2 = 0,010 N
25 ml x N1 = v ml x 0,1 N
N1 = v ml x 0,1 N / 25 ml
Maka N iodium dapat ditentukan

Dari hasil pengamatan di dapatkan :


V Na2S2O3 1 = 2.7 ml
V Na2S2O3 2 = 2.75 ml
V Na2S2O3 rata-rata = 2.72 ml
Cara Kerja
A Sampel Jus Jeruk
1. Ditimbang kurang lebih 25ml sampel jus jeruk
2. Catat sebagai berat mula – mula
3. Diencerkan dengan aquadest didalam labu ukur 100ml
hingga tera
4. Dipipet 10ml sampel, kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 250ml
5. Ditambahkan 2 tetes larutan kanji
6. Sampel dititrasi dengan larutan I2 sampai berubah warna
menjadi biru violet
7. Catat volume I2 yang digunakan
B Sampel Tablet Vitamin C
1. Ditimbang kurang lebih 0,1 gram tablet vitamin C yang
sudah digerus
2. Catat sebagai berat mula – mula
3. Diencerkan dengan aquadest didalam labu ukur 250ml
hingga tera
4. Dipipet 10ml sampel, kemudian diencerkan sampai volume
30ml ke dalam erlenmeyer
5. Ditambahkan 2 tetes larutan kanji
6. Sampel dititrasi dengan larutan I2 sampai berubah warna
menjadi biru violet
7. Catat volume I2 yang digunakan
DATA PERCOBAAN

Tabel Volume Titrasi Larutan I2

Sampel
Data Pengamatan Nutrisari Vitacimin
I II I II
Berat sampel mula-mula (gr) 25 25 0,1 0,1
Volume sampel (ml) 10 10 10 10
Volume I2 yang digunakan (ml) 0,5 0,6 0,7 1,8
Volume I2 rata-rata 0,55 1,25
DATA PERCOBAAN

Tabel Kadar Vitamin C Tabel Kebutuhan Sampel per Hari


(untuk mendapatkan 60mg)
Sampel
Data Pengamatan Sampel
Nutrisari Vitacimin Data Pengamatan
Nutrisari Vitacimin
Berat sampel mula-mula (gr) 2.25 0.05
Berat Vitamin C pada sampel (ml) 4.48 275
Berat Vitamin C dalam kemasan (mg) 90 500
Berat Vitamin C pada sampel (%) 0.21 5.5 Jumlah yang dibutuhkan per hari (gr) 0,0024 0,6
PERHITUNGAN

Nutrisari Vitacimin

mg Vit.C = 1/2x mmol I2 x Mr Vit.C x fp mg Vit.C = 1/2x mmol I2 x Mr Vit.C x fp


= ½ x (0.01M x 0,55ml).176.100/10 = ½ x (0,01M x 1,25ml).176.250/10
=4,48 mg = 275 mg

Berat awal =25gr x 90mg/gr=2250mg Berat awal = 0,1gr x 500 mg/gr = 50mg

Kadar Vitamin C Kadar Vitamin C


= mg Vit.C / berat sampel awal x 100% = mg Vit.C / berat sampel awal x 100%
= 4,48 mg / 2250 mg x 100% = 275mg / 50mg x 100%
= 0,21% = 5,5%
Kebutuhan Vitamin C per hari
(untuk mendapatkan 60mg Vitamin C ) pada orang
dewas

Nutrisari : 60 mg / 2250 mg x 0,09 gr = 0,0024 gr


Vitacimin : 60 mg / 50 mg x 0,5 gr = 0,6 gr
Contoh sampel yang akan
dianalisis :

Tembaga thiosulfat
(CuSO4)

Menggunakan titrasi
Iodometri

Tujuan : Menentukan
kadar CuSO4
dalam sampel
Alat yang digunakan :
Bahan yang
digunakan :
 Gelas ukur
 Batang pengaduk
 Pipet tetes 1) Lar. Kalium iodida (KI) 0.1N dan 1N
 Pipet volume 2) Lar. Kalium bikromat (K2Cr2O7)
 Neraca analitik 0.1N
 Labu erlenmeyer 3) Lar. Asam klorida (HCL) Pekat
 Gelas kimia 4) Lar. Nat.thiosulfat (Na2S2O3) 0,1N
 Statif & klem 5) Aquades
 Buret 6) Lar. Tembaga(II)sulfat (CuSO4)
 Corong gelas 7) Indikator amilum
CARA KERJA : CARA KERJA :
A. Pembuatan larutan standar B. Penentuan kadar Cu dalam CuSO4 dalam metode Iodometri
Na2S2O3 0,1N dan standarisasinya
1) Ambil 25ml lar.sampel dengan menggunakan pipet volume dan
1) Masukkan 50ml lar.Natrium thiosulfat masukkan ke dalam labu erlenmeyer tutup asa.
kedalam buret.
2) Kemudian tambahkan 25ml lar. KI 1N.
2) Pipet lar.standar K2Cr2O7
menggunakan pipet volume 3) Setelah itu, tambahkan Iodin yang bebas titrasi dengan
sebanyak 25ml dan menyimpannya lar.Na2S2O3, sampai menjelang akhir titrasi.
kedalam labu erlenmeyer tutup asa.
4) Tambhakan indikator amilum sebanyak 3t tetes dan titrasi kembali
3) Kemudian tambahkan 6ml HCL dan hingga warna biru berubah menjadi tak berwarna. Lalu catat
30ml KI 0,1N. volume titran.

4) Setelah itu, iodin yang bebas titrasi 5) Ulangi titrasi kemudian catat volume rata-ratanya.
dengn larutan Na2S2O3.

5) Tambahkan indikator amilum


sebanyak 3 tetes dan dititrasi kembali
hingga warna biru berubah menjadi
tak berwarna. Lalu catat volume titran
dan ulangi lalu catat volume rata-
ratanya.
Hasil Pengamatan
1. Penentuan konsentrasi (normalitas) lar.standar Na2S2O3
No Perlakuan Pengamatan
1. 25ml K2Cr2O7(kuning pekat)+ 6ml HCLpekat Kuning
(bening)
2. 25ml K2Cr2O7(kuning pekat)+ 6ml HCLpekat Orange
(bening) + 30ml KI 0,1N (bening)
3. 25ml K2Cr2O7(kuning pekat)+ 6ml HCLpekat Kuning
(bening) + 30ml KI 0,1N (bening) dititrasi dengan
Na2S2O3 dengan volume awal 50ml.
4. Yang telah dititrasi + 3 tetes amilum Berwarna biru
5. Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 Bening
Titrasi I Digunakan 6,8ml Na2S2O3
Titrasi II Digunakan 5,4ml Na2S2O3
Titrasi III Digunakan 5,3ml Na2S2O3

6. Volume rata-rata Na2S2O3 5,83 ml Na2S2O3


Hasil pengamatan
Penentuan kadar Cu dalan CuSO4

No Perlakuan Pengamatan
1. 25ml CuSO4 (biru) + 25ml KI (bening) Coklat susu
2. 25ml CuSO4 (biru) + 25ml KI (bening) Coklat susu berubah menjadi hijau
dititrasi dengan Na2S2O3
3. 25ml CuSO4(biru) + 25ml KI(bening) Hijau susu
dititrasi dgn Na2S2O3 + 3tetes amilum
4. Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 Putih susu
Titrasi I Digunakan 13,1ml Na2S2O3
Titrasi II Digunakan 14,2ml Na2S2O3
Titrasi III Digunakan 15,2ml Na2S2O3

5. Volume rata-rata Na2S2O3 14,1666 ml Na2S2O3


Analisis Data
 Sebelum dititrasi:
K2Cr2O7 Cr2O72-
 1. Penentuan konsentrasi (normalitas) lar.standar KI K⁺ + I ̄
Na2S2O3 Oksidasi: 2I ̄ (x3)
Reduksi : Cr2O7 + 14H⁺ + 6e ̄
2-
H2O (x1)
Diketahui: V. K2Cr2O7 = 25ml
N. K2Cr2O7 = 0,1 N Redoks : Cr2O72-+ 14H⁺ + 6I ̄ + I2 + H2O
Ditanyakan: N. Tio =......? Sehingga reaksi lengkapnya adalah:
Jawab: K2Cr2O7 + 6KI + 14HCL
V.rata-rata Na2S2O3 = ml
= ml Sesudah dititrasi:
= 5,8333 ml KI K⁺ + I ̄
Na2S2O3
N.tio = Oksidasi: 2 S4O6² ̄ +
=
Reduksi: I2 + 2I ̄
= 0,4285 N
Redoks: 2 + I2 S4O6² ̄ + 2I ̄
Sehingga reaksi lengkapnya adalah:
2Na2S2O3+ I2 ² ̄ + 2I ̄
Lanjutan……
 1. Penentuan kadar Cu dalam CuSO4  Sebelum dititrasi:
KI
CuSO4 Cu²⁺ + SO4² ̄
Diketahui: Ntio = 0,4285 N Oksidasi: 2I ̄
Vsampel = 25 Ml Reduksi : +2e⁻
BM Cu = 65,37 mg/mmol
Ditanyakan: Kadar Cu =......? Redoks : C + 2I⁻ + I2
Jawab: Sehingga reaksi lengkapnya adalah:
V.rata-rata Na2S2O3 = mL 2 CuSO4 + 4KI
= mL
= 14,1666 ml Sesudah dititrasi:
KI K⁺ + I ̄
Na2S2O3 memiliki 2 mmol dan Na2S4O6 1 mmol maka 1 N = 2 mmol Na2S2O3
Oksidasi: 2 S4O6² ̄ +
Kadar Cu = x BM Cu Reduksi: I2 + 2I ̄
= x 65,37 mg/mmol
= (0,12 x 65,37) mg/ml Redoks: 2 + I2 S4O6² ̄ + 2I ̄
= 7,8444 mg/mL Sehingga reaksi lengkapnya adalah:
2 Na2S2O3 + I2 S4O6 + 2NaI
KESIMPULAN
Perbedaan utama antara iodometri dan
iodimetri adalah bahwa kita dapat
menggunakan iodometri untuk mengukur
zat pengoksidasi, sedangkan iodimetri Dari percobaan yang telah
dapat digunakan untuk mengukur zat dilakukan
pereduksi Didapatkan data kadar vitamin C
sebagai berikut :
1. Nutrisari = 0,21 %
2. Vitacimin = 5,5 %

Didapatkan kadar CuSO4 yaitu


7,8444 mg/mL
Penentuan kadar Vit.C dilakukan dgn titrasi iodimetri (titrasi
langsung) yg menggunakan larutan I2 sebagai larutan baku &
larutan kanji sebagai indikator.
Sedangkan untuk penentuan kadar CuSO4 dilakukan dgn titrasi
iodometri (titrasi tdk langsung) yag menggunakan larutan
Na2S2O3 sebagai titran & larutan amilum sebagai indikator.
REFERENSI

http://wangikristalini.blogspot.com/2014/01/penentuan-kadar-citamin-c.html?m
=1

https://id.mort-sure.com/blog/difference-between-iodometry-and-iodimetry

https://.academia.edu/19171316/iodometri_dan_iodimetri

http://zeldaamini.blogspot.com/2017/09/laporan-praktikum-iodometri-dasar-ki
mia.html?m=1

https://www.academia.edu/30692909/Judul_iodometri_dan_penentuan_Cu_doc
x

Anda mungkin juga menyukai