Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS AIR MAKANAN DAN MINUMAN II

“ Penetapan Kadar Asam Askorbat ( VITAMIN C) Pada Sampel Minuman


Dengan Metode Iodometri “

OLEH

NAMA : MERLIN BERTHA KOLIBONSO

NIM : 15 3145 453 019

KELAS : 15 A / 3

KELOMPOK : VI (ENAM)

Program Studi DIII Analis Kesehatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Rezky Makassar

Tahun Akademik 2016 / 2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga Laporan praktikum AMAMI II (P) ini dapat
terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan praktikum
AMAMI ini disusun oleh penulis sebagai tanggung jawab yang diberikan oleh
dosen mata kuliah Praktikum kimia analitik untuk memenuhi segala kewajiban
sebagai mahasiswa.
Laporan praktikum ini dibuat berdasarkan hasil dari praktikum yang
dikerjakan oleh mahasiswa , dan dilengkapi teori dasar serta hasil dari praktikum
yang dilakukan .
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyusunan laporan
praktikum AMAMI ini , sehingga segala macam kritikan yang membangun dan
saran dari semua pihak akan dihargai dan diterima dengan lapang hati.
Akhirnya, semoga penulisan laporan ini dapat memenuhi segala kewajiban
sebagai mahasiswa sesuai dengan apa yang diharapkan oleh dosen mata kuliah
praktikum AMAMI.

Makassar, Maret 2017

Praktikan

Merlin Bertha Kolibonso


LEMBAR PENGESAHAN

Judul Pengesahan : Penetapan Kadar Asam Askorbat (vitamin c) Pada

Sampel Minuman Dengan Metde Iodometri.

Nama Praktikan : Merlin Bertha Kolibonso

NIM : 15 3145 453 019

Hari/Tanggal Percobaan : Kamis, 30 Maret 2017

Kelompok : VI (EMPAT)

Rekan Kerja : 1. Ni Made Rai Pratiwi

2. Ayu niar

3. Rina Wahyuni

4. Rella Saputra

5. Dedi Faisal

Makassar, 30 Maret 2017

Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing Praktikan

( Sulfiani, S.Si, M.Pd ) ( Merlin Bertha Kolibonso )

NIDN : 092 709 8003 NIM : 15 3145 453 019


A. JUDUL PERCOBAAN
Penetapan kadar asam askorbat ( vitamin c) pada sampel minuman dengan
metode iodometri.
B. TUJUAN PERCOBAAN
a) Mahasiswa dapat menentukan kadar vitamin C dalam minuman ale – ale.
C. LANDASAN TEORI
Iodimetri adalah oksidasi kuantitatif dari senyawa pereduksi dengan
menggunakan iodium. Iodimetri ini terdiri dari 2, yaitu, Iodimetri metode
langsung , bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan larutan  baku Iodium.
Contohnya pada penetapan kadar Asam Askorbat.  Iodimetri metode residual
( titrasi balik), bahan pereduksi dioksidasi dengan larutan  baku iodium dalam
jumlah berlebih, dan kelebihan iod akan dititrasi dengan larutan  baku natrium
tiosulfat. Contohnya pada penetapan kadar Natrium Bisulfit (Rahma G.M,
2010).
Vitamin C merupakan sekelompok senyawa organik kompleks yang
dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil yang berguna untuk memelihara
kesehatan atau menambah daya tahan tubuh (Ester, 2011).
Kelarutan iodide adalah serupa dengan klorida dan bromide. Perak,
merkurium (1), merkurium (II), tembaga (I), dan timbel iodide adalah garam-
garamnya yang  paling sedikit larut. Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari dengan
larutan kalium iodide KI 0,1 N(G.Svehla, 1987:350).
Substansi-substansi penting yang cukup kuat sebagai unsur-unsur reduksi
untuk dititrasi langsung dengan iodin adalah tiosulfat, arsenic (III), antimon
(III), sulfide, sulfit, timah (II), dan ferosianida. Kekuatan reduksi yang dimiliki
oleh beberapa dari substansi ini tergantung pada konsentrasi ion hydrogen, dan
reaksi dengan iodin baru dapat dianalisis secara kuantitatif hanya bila kita
melakukan penyesuaian pH yang repot (Underwood. 2002 : 296).
Iodin hanya larut sedikit dalam air (0,00134 mol/liter pada 25◦C) namun
larut dalam larutan – larutan yang mengandung ion iodide. Iodin tebentuk
kompleks triiodida dngan iodide.
I2 + I- → I3 –
Dengan konstanta kesetibangan sekitar 710 pada 25◦C. Suatu kelebihan
kalium iodide ditabahkan untuk meningkatkan kelarutan dan untuk
menurunkan keatsirian iodin. Biasanya sekitar 3 sampai 4% berat KI
ditambahkan kedalam larutan 0,1 N dan  botol yang mengandung larutan ini
disumbat dengan baik (Underwood. 2002 : 296).

Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan


reduksi. Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks
biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk
mengetahui kadar vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah
titrasi langsung yang menggunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi
senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil
dibanding iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil
daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium.
Pendeteksian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan dengan
menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat
tercapainya titik akhir (Gandjar, dkk., 2007).

Vitamin C disebut juga asam askorbat, struktur kimianya terdiri dari


rantai 6 atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6), karena mudah
bereaksi dengan O2 di udara menjadi asam dehidroaskorbat merupakan
vitamin yang paling sederhana. Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibat
oksidasi namun stabil jika merupakan kristal (murni). mudah berubah akibat
oksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia (Safaryani, dkk., 2007).

Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh


manusia. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C
mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang
penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan
carnitine, terlibat dalam metabolism kolesterol menjadi asam empedu dan juga
berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. (Arifin, dkk.,
2007).

Pemberian kombinasi vitamin C dengan bioflavonoid dapat


menghalangi dan menghentikan pembentukkan superoksida dan hydrogen
peroksida, sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan jaringan akibat
oksidan. Suplemen vitamin C diantaranya adalah kombinasi vitamin C dan
bioflavonoid, dipasaran diantaranya adalah Ester C®. Bioflavonoid berfungsi
meningkatkan efektivitas kerja vitamin C sehingga dapat mengurangi konversi
asam askorbat menjadi dehidroaskorbat. Vitamin C juga mengandung likopen,
likopen merupakan senyawa potensial untuk antikanker dan mempunyai
aktifitas antioksidan dua kali lebih kuat dari beta karoten (Wahyuni, dkk.,
2008).

Asam askorbat terbukti berkemampuan memerankan fungsi sebagai


inhibitor. Kristal asam askorbat ini memiliki sifat stabil di udara, tetapi cepat
teroksidasi dalam larutan dan dengan perlahan-lahan berdekomposisi menjadi
dehydro-ascorbic acid (DAA). Selanjutnya secara berurutan akan
berdekomposisi lagi menjadi beberapa molekul asam dalam larutan sampai
menjadi asam oksalat (oxalic acid) dengan pH di atas 4. Pengaruh perubahan
lingkungan asam askorbat tertentu tidak berfungsi sebagai inhibitor (Tjitro,
dkk., 2000).

D. ALAT DAN BAHAN


1) ALAT
Alat yang digunakan yaitu neraca analitik, botol semprot, corong glass,
gelas kimia, gelas ukur, labu erlenmeyer, dan pipet tetes.
2) BAHAN
Bahan yang digunakan yaitu sampel minuman (ale - ale), larutan dan
aquadest.
E. PROSEDUR KERJA
1) Pembuatan Larutan H2SO4 1 %
V1 . K1 = V2 . K2
V1 . 96 % = 100 ml . 1 %
V1 = 100 ml
96
= 1,04 ml
- Dipipet 1,04 ml H2SO4 pekat.
- Diencerkan dengan aquadest sampai 100 ml.
2) Pembuatan Indikator Amilum 0,5 %
- Ditimbang 0,5 gr serbuk amilum.
- Dilarutkan dengan aquadest panas sampai 100 ml.
3) Pembuatan Larutan Iodium 0,1 N
- Ditimbang iodium 12,9 gr.
- Ditambahkan dengan 18 gr Kalium Iodida ( KI ).
- Dilarutkan dengan aquadest sampai 1 liter.
4) Preparasi Sampel Minuman
- Ditimbang 25 ml sampel minuman.
- Diencerkan sampai 100 ml.
5) Penetapan Kadar Vitamin C
- Dipipet 25 ml larutan sampel yabg telah diencerkan.
- Ditambahkan 5 ml H2SO4 1 %
- Ditambahkan 10 tetes indikator amilum 0,5 %
- Dititrasi larutan sampel dengan larutan iodium 0,1 N.
- Sampai terjadi perubahan warna ( Coklat Kehitaman )
- Dicatat vlume akhir titran.

Rumus Kadar Vitamin C :

Kadar Vitamin C : V.titran rata-rata x Fp x BE Vitamin C


Mg Sampel
F. HASIL PENGAMATAN

Volume titran akhir penetapan


kadar vitamin C pada saat Perubahan warna
standarisasi
 Vtitran 1 = 0,2 ml  Sebelum dititrasi larutan
 Vtitran 2 = 0,1 ml berwarna Orange
 Vtitran 3 = 0,2 ml  Setelah dititrasi larutan
berwarna Coklat Kehitaman.
( 0,16 ml )

G. ANALISIS DATA
 Perhitungan
Kadar Vitamin C : V.titran rata-rata x Fp x BE Vitamin C
Mg Sampel

Keterangan :
- V titran 1 = 0,2 ml
- V titran 2 = 0,1 ml
- V titran 3 = 0,2 ml
Vtitran rata* = 0,16 ml
 FP : 100 ml : 4
25 ml

BE Vit. C : 8.806 mg/ml


Mg sampel : 25.240

 Kadar Vitamin C
= V rata-rata x FP x BE Vit. C x 100

Mg Sampel
= 0,16 x 4 x 8,806 mg/dl x 100

25.240

= 22,32 %

H. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, dilakukan penetapan kadar vitamin C dengan metode
iodimetri. Iodimetri adalah titrasi langsung dan merupakan metode penentuan
atau penetapan kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2 yang
bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan
ion iodida. Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai pentiternya. Dalam
reaksi redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor , sebab bila suatu unsur
bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan elektron), maka harus ada suatu
unsur yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap elektron).
Dalam bidang farmasi penetapan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui
kadar yang terkandung di dalam suatu sediaan, apakah sudah sesuai dengan
aturan atau tidak.

Dalam proses analitik, iodium digunakan sbagai pereaksi oksidasi


(iodimetri). Iodimetri merupakan titrasi langsung dan merupakan metoda
penentuan atau penetapan kuantitatif, pada dasarnya penentuannya adalah
jumlah I2 yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara
sampel dengan ion iodide. Iodimetri ialah titrasi redoks dengan I2 sebagai
penitar. Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung terhadap zat-zat yang
potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium-iodida, sehingga zat
tersebut akan teroksidasi oleh iodium. Cara melakukan analisis dengan
menggunakan senyawa pereduksi iodium yaitu secara langsung disebut
iodimetri, dimana digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-
reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekivalenya.
Vitamin C atau asam askorbat bersifat larut dalam air dan sedikit larut dalam
aseton atau alcohol yang mempunyai berat molekul rendah. Akan tetapi
vitamin C sukar larut dalam pelarut organic yang pada umumnya dapat
melarutkan lemak. Titrasi iodimetri dilakukan dengan menggunakan larutan
kanji sebagai indicator. Seperti yang sudah diketahui bahwa prinsip dari titrasi
iodimetri adalah reuksi analit oleh I2 menjadi I-. iod merupakan oksidator
yang tidak terlalu kuat sehingga hanya zat-zat yang merupakan reduktor yang
cukup kuat yang dapat dititrasi. Sehingga penerapannya tidak terlalu luas,
salah satu penerapan titrasi dengan metoda iodimetri adalah pada penentuan
bilangan iod vitamin C.
Praktikum analisa kuantitatif vitamin C dalam sampel dilakukan dengan
menggunakan metoda titrasi iodimetri (titrasi langsung). Hal ini berdasarkan
bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan iodin. Penentuan ini dilakukan
dengan menggunakan larutan I2 0,01 N sebagai titran. Vitamin  dalam contoh
bersifat reduktor kuat dan akan dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan
I2 tereduksi menjadi ion iodide. Indicator yang digunakan adalah kanji dengan
titik akhir coklat kehitaman . Sampel yang dipergunakan saat praktikum
adalah ale - ale . Dalam kemasan minuman disebutkan bahwa dalam minuman
tersebut kaya akan vitamin C.  reaksi yang terjadi pada saat percobaan adalah

Indicator kanji merupakan indicator yang sangat lazim digunakan, namun


indicator kanji yang digunakan harus selalu dalam keadaan segar dan baru
karena larutan kanji mudah terurai oleh bakteri sehingga untuk membuat
larutan indicator yang tahan lama hendaknya dilakukan sterilisasi atau
penambahan suatu pengawet. Pengawet yang biasa digunakan adalah
merkurium (II) iodide, asam borat atau asam formiat. Kepekatan indicator
juga berkurang dengan naikknya temperature  dan oleh beberapa bahan
organic seperti metil dan etil alcohol.
Analisis asam askorbat dapat dilakukan dengan metoa lain, contohnya
analisis dengan cyclic voltametri (CV). Keuntungan dari metoda ini yaitu
analisis langsung dilakukan oleh alat instrument sehingga lebih praktis dan
kemungkinan kesalahan dan keteledoran dapat diminimalkan. Proses preparasi
sampel juga lebih mudah tinggi melarutkannya saja dengan akuades dan dapat
langsung dianalisis dengan CV. Tetapi dengan metode ini kita membutuhkan
larutan standar untuk membandingkan dengan larutan sampel serta lebih
membutuhkan biaya yang lebih mahal untuk membeli atau menyewa alat ini.
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah vitamin C dengan
merek ale - ale. Indikator yang digunakan adalah indikator kanji. Kanji
digunakan karena akan membentuk kompleks iod amilum yang berwarna biru
tua meskipun konsentrasi I2 sangat kecil dan molekul iod terikat kuat pada
permukaan beta amilosa seperti amilum. Indikator kanji yang digunakan harus
dalam keadaan panas agar mendapatkan hasil titrasi yang maksimal dan juga
karena kanji tidak dapat larut jika tidak dipanaskan. Tetapi, dalam
pemanasannya harus diperhatikan agar larutan kanji tersebut tidak berubah
menjadi encer.
Sebelum melakukan pentitrasian vitamin C yang telah digerus dan
diencerkan, terlebih dahulu dicampur dengan larutan asam pekat. asam pekat
yang digunakan disini adalah asam sulfat encer (H 2SO4). Hal ini dilakukan
karena vitamin C yang telah diencerkan dengan aquades, kadar keasamannya
akan menurun, sehingga harus ditambahkan dengan larutan asam agar vitamin
C selalu berada dalam keadaan asam, sebab jika tidak maka hasil titrasi tidak
akan maksimal.
Kemudian larutan vitamin C dititrasi secara perlahan-lahan dengan
larutan iodium. Ketika akan mencapai batas akhir titrasi larutan vitamin C
menimbulkan warna coklat kehitaman, Hal ini menandakan bahwa vitamin C
telah habis bereaksi dan titik akhir titrasi telah tercapai. Warna coklat
kehitaman terbentuk karena dalam larutan pati, terdapat unti-unit glukosa
membentuk rantai heliks karena adanya ikatan konfigurasi pada tiap unit
glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan
molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya., sehingga menyebabkan
warna coklat kehitaman pada kompleks tersebut. Berikut ini reaksi yang terjadi
antara vitamin C dengan iodium :

C6H8O6 + I2 C6H6O6 + 2I- + 2H+


Konsentrasi larutan iodium yang digunakan untuk mencapai titik akhir
titrasi tersebut adalah sebesar 0,1N. Dalam titrasi ini, tidak dapat diketahui
titik equivalennya, sehingga untuk menentukannya dapat dilihat dari hantaran
listrik, potensial, ataupun dengan menggunakan pH. Kemudian setelah itu
dihitung kadar vitamin C yang terkandung di dalam sampel dan didapatkan
hasil jika kadar sampel tersebut adalah sebesar 22, 32%
I. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel adalah sebesar 22,32 %
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Helmi, Vivi Delvita, dan Almahdy A., 2007, Pengaruh Pemberian Vitamin
C terhadap Fetus pada Mencit Diabetes, Jurnal Sains dan Teknologi
Farmasi, Vol. 12, No. 1, ISSN : 1410 – 0177, Andalas.
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi Keempat, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Gandjar, Ibnu G. dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta. (Hal. 153 - 154)
Ika, Dani.(2009). Alat Otomatisasi Pengukur kadar Vitamin C dengan Metode
Asam Basa. Jakarta: Jurnal Neutrino
Akhilender.(2003). Dasar-Dasar Biokimia I. Jakarta: Erlangga.
Ashutosh Kar.(2005). Pharmaceutical Drug Analysis. New Delhi: New Age
International Limited Publishers.
Day, R.A. and A.L. Underwood.(1981). Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi
Keempat. Jakarta: Erlangga.
Basset J. dkk.(1994). Buku Ajar Vogel Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Tjitro, soejono, Juliana Anggono, Adriana Anteng Anggorowati, dan Gatut
Phengkusaksomo, 2000, Studi Prilaku Korosi Tembaga dengan Variasi
Konsentrasi Asam Askorbat (Vitamin C) dalam Lingkungan Air yang
Mengandung Klorida dan Sulfat, Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2, No. 1,
Surabaya.
DOKUMENTASI PERCOBAAN

GAMBAR PERLAKUAN
Proses pengukuran sampel ale-ale,
sebanyak 25 ml .

Proses pengenceran sampel ale-ale


kedalam labu takar 100 ml.

Sampel larutan ale-ale, setelah


proses pengenceran.

Proses pengukuran sampel ale-ale,


sebanyak 25 ml yang sudah di
encerkan menggunakan aquadest .

Proses memasukan sampel kedalam


erlenmeyer untuk proses titrasi.
Proses pengukuran larutan H2SO4
sebanyak 5 ml.

Proses penambahan 5 ml H2SO4


kedalam erlenmeyer yang telah
berisi sampel ale-ale.

Proses penambahan indikator


amilum sebanyak 10 tetes kedalam
erlenmeyer yang telah berisi sampel
ale-ale dan larutan H2SO4.

Proses akhir titrasi dengan


terbentuk warna orange menjadi
Coklat Kehitaman.

Anda mungkin juga menyukai