Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Kimia Farmasi II

“Modul III”
Tirtasi Iodimetri – Asam Askorbat

Dosen Pengampu : Firdha Senja Maelaningsih, M.Farm.,Apt

Disusun Olleh :
Yuni Mutmainah
181040400144

SEKLAH TINGGI KESEHATAN KHARISMA PERSADA


PROGRAM DIII FARMASI
2020/2021
Tirtasi Iodimetri (Asam Askorbat)

I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat menentukan kadar asam askorbat secara iodometri

II. Prinsip Percobaan


Iodimetri

III. Reaksi Percobaan


Reaksi Redoks

IV. Teori Dasar


Vitamin C (L-Ascorbic Acid) Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan
senyawa bersifat asam dengan rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,12
g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah sebagai antioksidan dan berfungsi penting dalam
pembentukan kolagen, membantu penyerapan zat besi, serta membantu memelihara
pembuluh kapiler, tulang, dan gigi. Konsumsi dosis normal Vitamin C 60 – 90
mg/hari. Vitamin C banyak terkandung pada buah dan sayuran segar.
Kadar vitamin C sangat dipengaruhi oleh varietas, lingkungan, tempat tumbuh,
pemakaian berbagai jenis pupuk, tingkat kematangan buah dan sebagainya.
Buahbuahan mentah mengandung kadar vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan
dengan buahbuahan yang sudah tua. Kadar vitamin C pada buah akan meningkat
sampai buah masak, dan akan menurun pada saat tingkat kemasakan telah terlampaui.
Hal ini disebabkan karena kadar vitamin C pada buah yang sudah lewat masak akan
berubah menjadi glukosa. Kadar vitamin C pada buah segar dipengaruhi oleh jenis
buah, kondisi pertumbuhan, tingkat kematangan saat panen dan penanganan pasca
panen.
Pada metode pengukuran kadar asam askorbat dengan metode titrasi iodimetri
yang sudah ada, proses penghitungan kadar asam askorbat masih menggunakan cara
penghitungan secara manual.
Pengukuran kadar Vitamin C dengan reaksi redoks yaitu menggunakan larutan
iodin sebagai titran dan larutan kanji sebagai indikator. Pada proses titrasi, setelah
semua Vitamin C bereaksi dengan Iodin, maka kelebihan iodin akan dideteksi oleh
kanji yang menjadikan larutan berwarna biru gelap.
V. Alat Dan Bahan
Alat :
 Buret 25,0 ml
 Pipet Volume 10 ml
 Timbangan digital
 Pipet Tetes
 Kertas Perkamen
 Beaker Glass
 Erlenmeyer
Bahan :
 Aquadest
 H2SO4 2 N
 Indikator Kanji LP
 Iodium 0,1 N

VI. Prosedur Kerja

Pemeriksaan
Larutkan dalam 100
Kadar bahan Timbang 400 mg
ml air dan 25 ml
baku asam Asam Askorbat
asam sulfat
askorbat

Tirtasi segera Tambahkan 3 ml


dengan iodium Indikator Kanji
0,1 N LP
Pembuatan Larutkan 14 gram
iodium dalam Tambahkan 3
Larutan Iodium
larutan 36 gram KI Tetes Hcl
0,1 N
dalam 100 ml air

Encerkan dengan air


sampai 1000 ml

Timbang 6,25 g
Membuat Larutan
natrium Tiosulfat Masukan dalam
Natrium Tiosulfat
dan 0,2 g Natrium gelas piala 250 ml
0,1 N
Bikarbonat

Masukan larutan
Masukan Aqua
Standarisasi ke dalam labu
dest 100 ml. Aduk
Natrium Tiosulfat takar 250 ml. (+)
hingga larut
Aquadest ad
tanda batas
IX. Pembahasan
Dalam pembahasan kali ini tentang percobaan dengan metode iodi metri. dari
metode titrasi iodimetri ada 2 macam metode yang dapat digunakan yaitu titrasi
langsung (iodimetri). Titrasi Iodimetri yaitu dengan mentitrasi zat reduksi secara
langsung dengan larutan iodium. Indiator yang digunakan pada reaksi ini, yaitu
larutan kanji. Apabila larutan thiosulfat ditambahkan pada larutan iodine, hasil
akhirnya berupa perubahan penampakan dari tak berwarna menjadi berwarna biru.
Tetapi apabila larutan iodine ditambahkan kedalam larutan thiosulfat maka hasil
akhirnya berupa perubahan penampakan dari berwarna menjadi berwarna biru.
Titrasi tak langsung (iodometri) atau balik yaitu Disebut juga sebagai
iodometri.Dalam hal ini ion iodide sebagai pereduksi diubah menjadi iodium-
iodium yang terbentuk dititrasi, dengan larutan standar Na2S2O3.
Jadi cara iodometri digunakan untuk menentukan zat pengoksidasi, misal pada
penentuan suatu zat oksidator ini (H2O2). Pada oksidator ini ditambahkan larutan
KI dan asam hingga akan terbentuk iodium yang kemudian dititrasi dengan larutan.
Dari kedua metode tersebut lebih efektif menggunakan titrasi langsung,
dikarenakan titrat dan titran langsung bereaksi sehingga lebih cepat untuk
mengetahui hasilnya dan lebih mudah dalam pengerjaannya.

X. Kesimpulan
Dalam percobaan kali ini mahasiswa dapat menggunakan metode titrasi secara
langsung karena lebih mudah dipahami dan lebih efisien dalam pengerjaannya.

XI. Daftar Pustaka


1. Jurnal. Untad.ac.id/jurnal/index.php/JAK/articlr/view/7844/6194
2. Eprints.undip.ac.id/25483/1/ML2F003483.PDF
3. www.Jurnal.untirta.ac.id/index.php/jis/article/view/3401/2670
4. ojs.uho.ac.id/index.php/pharmauho/article/view/3535/2670

Anda mungkin juga menyukai