A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Menentukan kadar vitamin C (asam askorbat) dalam sampel jeruk buah dan
jeruk nipis secara titrasi iodimetri.
2. Waktu Praktikum
Senin, 22 April 2019
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Vitamin c atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang diperlukan
oleh tubuh untuk membantu proses metabolisme tubuh . Vitamin c berperan dalam
pembentukan kolagen interseluler.Vitamin c atau asam askorbat merupakan vitamin c
yang banyak digunakan dalam dunia farmasi dan banyak dikonsumsi sebagai
antioksidan. Asam askorbat dalam sediaan farmasi dapat ditentukan dengan titrasi
iodometri dan spektrofotometri ultraviolet. Asam askorbat yang direkomendasikan
untuk dikonsumsi orang dewasa kira/kira 45 mg/hari.Asam askorbat bersifat
termolabile (Badriyah dan Manggara,2015).
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar
ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak
dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsetrasinya sudah diketahui secara
pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar
primer dan larutan standar sekunder . Larutan standar primer adalah larutan standar
yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan
kemurnian tinggi. Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan
dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian yang
relative rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standarisasi (Underwood,
1999 : 98).
Hasil
Hasil
10 mL larutan I2
Hasil
3. Penetapan Kadar Vitamin C dalam Larutan dengan Larutan Iodium Standar
a. Pembuatan Larutan Buah
Hasil
Hasil
Vitacimin C
Digerus
Ditimbang sebanyak 0,5 gram
Dilarutkan dengan sedikit aquades, kemudian diencerkan
Hasil
Hasil
(Diulangi langkah diatas menggunakan air jeruk nipis, dan larutan vitacimin)
c. Titrasi Iodimetri Cara II
10 mL air jeruk buah
Hasil
b. Titrasi Iodimetri Cara I
10 mL jeruk buah/jeruk Warna perasan air jeruk buah
nipis diencerkan dengan setelah diencerkan orange bening
100 mL aquades dan Warna perasan air jeruk nipis
dimasukkan ke dalam setelah diencerkan kuning keruh
erlenmeyer Setelah ditambahkan asam sulfat
+ 6 mL H2SO4 2 N warna larutan jeruk buah dan
jeruk nipis tidak berubah
Setelah ditambahkan indikator
+ beberapa tetes indikator amilum warna larutan jeruk buah
amilum 2% dan jeruk nipis tidak berubah
Hasil titrasi warna kedua larutan
Dititrasi dengan larutan I2 menjadi biru tua
standar
c. Titrasi Iodimetri Cara II
10 mL perasan jeruk Warna awal perasan air jeruk
buah/jeruk nipis buah orange pekat
dimasukkan ke dalam Warna awal perasan air jeruk
erlenmeyer nipis kuning kehijauan pekat
Setelah ditambahkan asam sulfat,
+ 6 mL H2SO4 1 N warna kedua larutan tidak
berubah
+ beberapa tetes indikator Setelah ditambahkan indikator
amilum 2% amilum warna kedua larutan tetap
tidak berubah
Dititrasi dengan larutan I2 Hasil titrasi kedua larutan
standar berwarna biru
F. ANALISIS DATA
1. Persamaan reaksi
a. Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan Larutan KIO3 0,1 N
Oksidator + KIO3(aq) → I2(aq) + KI(aq)
IO3–(aq) + 5I–(aq) + 6H+(aq) → 3I2(aq) + 3H2O(l)
I2(aq) + 2Na2S2O3(aq) → 2NaI(aq) + Na2S4O6(aq)
I2(aq) + amilum(aq) → I2-amilum(aq)
Titrasi kembali
I2-amilum(aq) + 2S2O32-(aq) → 2I–(aq) + amilum(aq) + S4O6–(aq)
Titrasi kembali
I2-amilum(aq) + 2S2O32-(aq) → 2I–(aq) + amilum(aq) + S4O6–(aq)
Sampel yang digunakan adalah air jeruk buah dan jeruk nipis dan sebagai
standar adalah vitamin C dengan merek dagang vitacimin c. Air jeruk yang telah
diperoleh kemudian ditambahkan akuades untuk diencerkan dan untuk membuat
larutan asam askorbat. Asam sulfat pekat ditambahkan untuk menambah suasana
asam agar reaksi dapat terjadi. Indikator amilum ditambahkan sebelum dititrasi agar
mencapai titik ekivalen dan titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna
dari kuning menjadi biru. Hal ini karena I2 dapat membentuk kompleks dengan
amilum. Hasil yang sama juga diperoleh pada titrasi pada air jeruk nipis . Titrasi
iodometri ini dilakukan dengan 2 cara. Cara yang pertama, sampel diencerkan
terlebih dahulu dengan aquades sedangkan yang kedua tidak dilakukan pengenceran
hasilnya adalah dari dua cara mesing-masing teranalisis adanya vitamin c tetapi pada
masing maisng perlakuan diperoleh volume titrasi yang tidak berbeda jauh. Kedua
cara tersebut dapat digunakan untuk penentuan kadar vitamin c . Uji ini membuktikan
teori yang mengatakan bahwa asam askorbat dapat dianalisis dengan bentuk larutan
ataupun dalam bentuk murninya.
Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan yang diperoleh . Pada
jeruk buah cara I diperoleh kadar sebesar 0,002514% dan pada cara II sebesar 0,002%
. Hasilnya tidak jauh berbeda. Pada sampel jeruk nipis kadar yang diperoleh pada cara
I sebesar 0,0015% dan pada cara II sebesar 0,0035% . Kadar vitamin c dalam
vitacimin sebesar 0,0000316% dalam 0,5 gram sampel .
H.KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan , kadar vitamin c yang diperoleh
pada jeruk buah dan jeruk nipis dengan metode titrasi iodometri diperoleh sebesar
0,0025144% dengan pngenceran dan sebesar 0,002% tanpa pengenceran. Sementara
pada jeruk nipis dipeoleh kadar vitamin c sebesar 0,0015% dengan pengenceran dan
tanpa pengenceran sebesar 0,0035% . Hasil ini menunjukan dengan cara II atau tanpa
pengenceran kadar yang diperoleh lebih besar dal lebih akurat dibandingkan cara I
walaupun tidak berbeda jauh.