Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS II

PENENTUAN KADAR VITAMIN C DENGAN METODE


IODIMETRI

DISUSUN OLEH :

NAMA : Retno Falutfi

NIM : E0017039

KELAS : II A

KELOMPOK : I (SATU)

DOSEN PENGAMPU : 1. Desi Sri Rejeki S. Si

2. Fitri Rizqi Amaliyah M. Sc

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

SEM0ESTER III

2018
PRAKTIKUM III

PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN METODE IODIMETRI

I. TUJUAN

Mahasiswa dapat menentukan kadar vitamin c dengan metode iodimetri

II. DASAR TEORI


Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi.

Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks biasanya

menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk mengetahui

kadar vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah titrasi langsung

yang menggunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang

mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C

mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat

dilakukan titrasi langsung dengan iodium. Pendeteksian titik akhir pada titrasi

iodimetri ini adalah dilakukan dengan menggunakan indikator amilum yang

akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir (Gandjar, dkk.,

2007).

Vitamin C disebut juga asam askorbat, struktur kimianya terdiri dari

rantai 6 atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6), karena mudah

bereaksi dengan O2 di udara menjadi asam dehidroaskorbat merupakan

vitamin yang paling sederhana. Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibat

oksidasi namun stabil jika merupakan kristal (murni). mudah berubah akibat

oksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia (Safaryani, dkk., 2007).


Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh

manusia. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C

mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul

yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang

penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan

carnitine, terlibat dalam metabolism kolesterol menjadi asam empedu dan juga

berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. (Arifin, dkk.,

2007).

Pemberian kombinasi vitamin C dengan bioflavonoid dapat

menghalangi dan menghentikan pembentukkan superoksida dan hydrogen

peroksida, sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan jaringan akibat

oksidan. Suplemen vitamin C diantaranya adalah kombinasi vitamin C dan

bioflavonoid, dipasaran diantaranya adalah Ester C®. Bioflavonoid berfungsi

meningkatkan efektivitas kerja vitamin C sehingga dapat mengurangi konversi

asam askorbat menjadi dehidroaskorbat. Vitamin C juga mengandung likopen,

likopen merupakan senyawa potensial untuk antikanker dan mempunyai

aktifitas antioksidan dua kali lebih kuat dari beta karoten (Wahyuni, dkk.,

2008).

Asam askorbat terbukti berkemampuan memerankan fungsi sebagai

inhibitor. Kristal asam askorbat ini memiliki sifat stabil di udara, tetapi cepat

teroksidasi dalam larutan dan dengan perlahan-lahan berdekomposisi menjadi

dehydro-ascorbic acid (DAA). Selanjutnya secara berurutan akan

berdekomposisi lagi menjadi beberapa molekul asam dalam larutan sampai


menjadi asam oksalat (oxalic acid) dengan pH di atas 4. Pengaruh perubahan

lingkungan asam askorbat tertentu tidak berfungsi sebagai inhibitor (Tjitro,

dkk., 2000).

Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan.

Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti :

1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur,

2. Pencucian sayur setelah dipotong-potong terlebih dahulu,

3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan, dan

4. Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasi

yang tidak reversible (Poedjiadi, 1994)


III. ALAT DAN BAHAN

ALAT

- Buret

- Gelas beaker

- Gelas ukur

- Statif dan klem

- Erlemeyer

- Pipet tetes

- Alumuniun foil

BAHAN

- I2 0,1 N

- Aquadest

- Na2S2O3 0,1 N

- Indikator kanji

- Vitamin C

- H2O (bebas CO2)

- H2SO4 encer
IV. CARA KERJA

Pembakuan iodium 0,1 N

25 ml I2

o Diencerkan dalam labu ukur 100 ml

o Diambil larutan tersebut 10 ml

o Dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N

o Ditambah 5 tetes kanji

o Dititrasi dengan Na2S2O3

HASIL

Penetapan kadar vitamin C

0,2 gram vitamin c

o Dilarutkan dalam 50 ml H2O bebas CO2

o Ditambah 12,5 ml H2SO4 encer

o Diambil 5ml

o Ditambah indikator kanji 1 ml

o Dititrasi dengan larutan I2 hingga terjadi perubahan warna (biru

tua)
HASIL
V. HASIL

Penetapan kadar vitamin c dengan metode iodimetri

→duplo (2x)

NO PERLAKUAN HASIL KET

1 PERCOBAAN 1

- - 0,2 gram vitamin c Serbuk putih

- - dilarutkan dalam 50 ml H2O Putih keruh

bebas CO2

- - Ditambah 12,5 ml H2SO4 encer Putih keruh

- - Diambil 5ml

- - Ditambah indikator kanji 1 ml Putih keruh

- - Dititrasi dengan larutan I2 (25

ml) 0,5ml (biru tua) +

TAT
2 PERCOBAAN 2

- - 0,2 gram vitamin c Serbuk putih

- - dilarutkan dalam 50 ml H2O Putih keruh

bebas CO2

- - Ditambah 12,5 ml H2SO4 encer Putih keruh

- - Diambil 5ml

- - Ditambah indikator kanji 1 ml Putih keruh

- - Dititrasi dengan larutan I2

0,7ml (biru tua) +


(25ml)

TAT

*KONVERS

𝑉𝑜𝑙.𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑉.𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 5 0,5 31,25


𝑉𝑜𝑙.𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
= = → 62,5 = =→ 𝑥 = = 62,5
𝑥 𝑥 5

𝑉𝑜𝑙.𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑉.𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 5 0,7 45,75


𝑉𝑜𝑙.𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
= = → 62,5 = =→ 𝑥 = = 8,75
𝑥 𝑥 5

Kadar vitamin c

𝑣12 .𝑁𝐼2,8,806 7,5 𝑥 0,215 𝑥 8,806 100 14,199


%= 𝑚𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 ,𝑜.1
x 100 % → 𝑥 → .100 %
200−0,1 100 20

14,2
= .100 %
20

= 0,71 .100 %

= 71 %
Pembakuan iodium 0,1 N

NO PERLAKUAN HASIL KET

1 - 25 ml I2

- Encerkan dalam labu ukur 100 ml Coklat

- Diambil larutan tersebut 10 ml Coklat

- Titrasi dengan Na2s2O3 0,1 N Kuning pucat

- Ditambahkan 5 tetes kanji Warna berubah menjadi +

- Titrasi dengan Na2s2O3 biru +

Warna biru menghilang +

menjadi larutan bening

Nilai rata- rata

TAT

2,0 + 2,3 0,3


= = 2,15
2 2

NI . VI = N2 ,V2

NI , 10 = 0,1 . 2,15

NI . 10 = 0,215

0,215
NI = 10

NI = 0,0215

N = 0,0215 N X faktor pengenceran

0,0215 N X 10

= 0,215 N
VI. PEMBAHASAN

Dalam praktikum kali ini kita telah melakukan praktek yang berjudul

penetapan kadar vitamin c dengan metode iodimetri. Tujuannya agar

mahasiswa dapat menentukan kadar vitamin c dengan metode iodimetri.

Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C

mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul

yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang

penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan

carnitine, terlibat dalam metabolism kolesterol menjadi asam empedu dan juga

berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. Struktur kimia

vitamin c atau asam askorbat :

Pada praktikum ini menggunakan metode iodimetri. Iodimetri (titrasi

langsung) adalah analisa titrimetri untuk zat-zat reduktor seperti natrium

tiosulfat, arsenat dengan menggunakan larutan iodin baku. Jika titrasi terhadap

zat-zat reduktor dengan titrasi langsung dan tidak langsung. Dilakukan

percobaan ini untuk kadar-kadar zat oksidator secara langsung, seperti kadar

yang yang terdapat pada serbuk vitamin c. Indikator yang umum digunakan

suatu larutan kanji. Warna yang terjadi biru tua hasil reaksi I2 . titrasi iodimetri
dilakukan dalam keadaan netral , maka iodin dapat mengalami reaksi

diproporsionisasi menjadi hipordat, tetapi kanji juga mempunyai kekurangan

sebagai indikator :

- Kanji tidak dapat larut dalam air dingin

- Suspensinya dalam air tidak stabil

- Bila penambahan kanji dilakukan pada awal titrasi dengan I2 akan


membentuk kompleks iod-amilum. Jika dalam titrasi menggunakan

indikator kanji maka penambahan kanji dilakukan pada saat mendekati

titik ekuivalen.

Percobaan pertama yang dilakukan yaitu pembakuan iodium 0,1 N . 25

ml I2 diencerkan dalam labu ukur 100 ml dan diambil 10 ml, kemudian dititrasi

dengan N2S2O3 0,1 N, setelah selesai dititrasi kemudian ditambah 5 tetes kanji

(warna coklat menjadi biru) dan dititrasi kembali dengan N2S2O3 0,1 N sampai

warna biru hilang menjadi bening. percobaan ini dilakukan sebanyak 2x . pada

percobaan 1 berubah warna pada volume 2ml dan pada percobaan 2 pada

volume 0,1 ml. reaksi yang terjadi :

2N2S2O3 + I2 → 2N𝑎 I + N2S2O6

Percoban kedua yaitu penetapan kadar vitamin c . 0,2 gram vitamin c

ditambah 50ml H2O bebas CO2 ( warna putih keruh ) kemudian ditambah 12,5 ml

H2SO4 encer , diambil 5ml . 5ml tersebut ditambah 1ml indicator dan dititrasi

denan I2 sampai berwarna biru. percobaan ini dilakukan sebanyak 2x , percobaan


pertama mencapai titik TAT pada volume 0,5ml dan yang kedua pada 0,7ml.

reaksi yang terjadi :

C6H8O6 + I2 → C6H6O6 + 2I- + 2H+

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam titrasi iodimetri,

diantaranya :

- Oksigen eror, terjadi jika dalam larutan asam , maka oksigen dari

udara akan mengoksidasi iodide menjadi ion ( kesalahan makin besar

dengan meningkatnta asam )

- Larutan kanji yang sudah rusak akan memberikan warna violet yang

sulit hilang warnanya , sehingga akan mengganggu peniteran.

- pemberian kanji terlalu awal akan menyebabkan iod menguraikan

amilum dan hasil peruraian mengganggu perubahan warna pada titik

akhir

- Larutan thiosulfat dalam suasana yang sangat asam dapat meguraikan

larutan thiosulfat menjadi belerang, pada suasana basa ( pH > 9 )

thiosulfat menjadi ion sulfat


VII. KESIMPULAN

Dalam praktikum kali ini kita dapat menyimpulkan bahwa:

1. Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan

oleh manusia. Vitamin C mempunyai sifat sebagai antioksidan

yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat

dibutuhkan oleh tubuh.

2. struktur kimia vitamin c terdiri dari rantai 6 atom C dan

kedudukannya tidak stabil (C6H8O6).

3. Titrasi iodimetri yaitu titrasi yang dilakukan dengan zat-zat

untuk oksidasi potensial yang lebih rendah dan sistem ypdium-

yodium.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Helmi, Vivi Delvita, dan Almahdy A., 2007, Pengaruh Pemberian Vitamin

C terhadap Fetus pada Mencit Diabetes, Jurnal Sains dan Teknologi

Farmasi, Vol. 12, No. 1, ISSN : 1410 – 0177, Andalas.

Gandjar, Ibnu G. dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta. (Hal. 153 - 154)

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar–Dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Universitas

Indonesia.

Safaryani, Nurhayati, Sri Haryanti, dan Endah Dwi Hastuti, 2007, Pengaruh Suhu

dan Lama Penyimpanan terhadap Penurunan Kadar Vitamin C Brokoli

(Brassica oleracea L), Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol. XV, No. 2,

Semarang.

Tjitro, soejono, Juliana Anggono, Adriana Anteng Anggorowati, dan Gatut

Phengkusaksomo, 2000, Studi Prilaku Korosi Tembaga dengan Variasi

Konsentrasi Asam Askorbat (Vitamin C) dalam Lingkungan Air yang

Mengandung Klorida dan Sulfat, Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2, No. 1,

Surabaya.

Wahyuni, Sri Raharjoe Asj’ari, dan Ahmad Hamim sadewa, 2008, Kajian

Kemampuan Jus Buah Tomat (Solanum lycopersicum) dalam

Menghambat Peningkatan Kadar Malondyaldehide Plasma Setelah


Latihan Aerobik Tipe High Impact, Jurnal Kesehatan, Vol. 1, No.

2, ISSN : 1979 – 7621, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai