Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM KIMIA ANALISA DASAR

IODOMETRI

Retno Bogas Santri


612010045

KELAS B
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MA CHUNG
2020/2021
IODOMETRI

I. Tujuan
Mahasiswa memahami konsep dasar dan mampu melakukan penetapan kadar obat
secara iodimetri.

II. Dasar Teori


Titrasi yang melibatkan iodium merupakan titrasi reaksi redoks dan dapat dilakukan
dengan dua acara, yaitu titrasi langsung (iodimetri) dan titrasi tidak langsung (iodometri).
(Rochman Abdul, 2021)
Titrasi tidak langsung (iodometri) dilakukan terhadap zat-zat oksidator berupa garam-
garam besi (III) dan tembaga sulfat dimana zat-zat oksidator ini direduksi dahulu dengan KI
dan iodin dalam jumlah yang setara danditentukan kembali dengan larutan natrium tiosulfat
baku. (Andriani Dini, 2019).
Titrasi Iodometri digunakan untuk menentukan kadar dari zat-zat uji yang bersifat
reduktor dengan titrasi langsung, sedangkan untuk iodimetri adalah kebalikannya. Metode
titrimetri masih digunakan secara luas karena merupakan metodeyang tahan, mudah, dan
mampu memberikan ketepatan (presisi) yang tinggi. Keterbatasan metode ini adalah bahwa
metode titrimetri kurang spesifik. (Andriani Dini, 2019).
Reaksi oksidasi-reduksi adalaah reaksi yang melibatkan transfer elektron. Elektron
yang dilepaskan oleh zat yang mengalami oksidasi akan diterima oleh zatyang mengalami
reduksi. Zat yang dioksidasi disebut agen preduksi dan zat yagdireduksi disebut agen
pengoksidasi. Pada pengoksidasi, partikel akan bersifat pengoksidasi bila mempunyai
kecendrungan menarik elektron dari partikel lain,yaitu unsur elektronegatif (seperti oksigen,
halogen, dan H+)dan senyawa yangmengandung unsur elektronegatif (seperti HNO3).
Sedangkan pada pereduksi, partikel bersifat pereduksi bila mempunyai elektron yang terikat
lemah, sehingga mudah lepasdan ditarik oleh partikel lain. Dari sifat periodik unsur diketahui
bahwa unsur yangdemikian adalah unsur elektropositif atau logam. (Aziila R, Nur, 2020).
III. Alat dan Bahan
Alat
1. Buret
Untuk mengukur volume suatu cairan atau gas
2. Labu takar
Untuk mengukur larutan secara spesifik dengan ketelitian pengukuran yang
sangat tinggi
3. Erlenmeyer bertutup
Digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan kuat, dihubungkan dengan alat
ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya

Bahan
1. Na-tiosulfat
2. Aquadest
3. Natrium karbonat
4. Kalium iodide
5. Natrium bikarbonat
6. HCl pekat
7. Kalium dikromat
8. Iodin
9. Indikator kanji
10. Tablet vitamin C

IV. Metodologi
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Larutkan vit c dengan 25ml aquadest pada Erlenmeyer
3. Ditambahkan 2ml H2SO4
4. Ditambahkan amilum 10ml
5. Dilakukan titrasi sampai terjadi perubahan warna
V. Worksheet
Soal diword
1. 10ml injeksi natrium tiosulfat ditambahkan HCL encer hingga pH lebih kurang 7, lalu
di encerkan dengan air secukupnya hingga lebih kurang 20ml. Setelah di titrasi
menggunakan indikator kanji ternyata memerlukan 40,20ml larutan iod 0,1N. Berapa %
b/v 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 . 5𝐻2 dalam injeksi natrium tiosulfat itu 1 ml 0,1 N setara dengan 24,82 mg
𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 . 5𝐻2 ?
Jawab:

Mg Natrium tiosulfat = 40,20 x 24,82 mg


= 997,8 mg
= 0,9978 g

Gram sampel
Kadar (%b/v) = X 100%
volume sampel

0,9978
Kadar Na2S2O3.5H2O = X 100%
10

= 9,978 %

2. Pada pembuatan 𝑁𝑎2 𝑆𝑂3 : Larutan iodin 15 ml 0,1 M dimasukkan ke Erlenmeyer,


tambahkan beberapa tetes indicator amilum, titrasilah dengan larutan 𝑁𝑎2 𝑆𝑂3 sampai
tidak berwarna (didapatkan V 𝑁𝑎2 𝑆𝑂3 = 22 ml). Kemudian 20 ml 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + 5 ml 𝐻2 𝑆𝑂4
2 M + 0,5 gram KI, campuran berwarna kuning + larutan kanji / indicator
amilum perlahan sampai warna keunguan. Titrasi dengan 𝑁𝑎2 𝑆𝑂3 sampai warna ungu
tersebut menghilang (didapatkan V Na2S2O3 = 8,5 ml). Tentukanlah kadar 𝐶𝑢𝑆𝑂4 ?
Jawab:
Diket:
Pembuatan Na2S4O3
V I2 = 15 ml
M I2 = 0,1
V Na2S4O3 = 22 ml
Cu2+ + 2e- → Cu (x1)
I- → I2 + 1e- (x2)

Cu2+ + I- + 2e- → Cu+ + I2 + 2e-


Cu + 2I → Cu + I2

M1 × V1 = M2 × V2
0,1 × 15 = M2 × 22
0,07 = M2 (Na2S4O6)

V Na2S4O3 = 8,5 ml
V CuSO4 = 20 ml
V H2SO4 = 5 ml

M1 × V1 = M2 × V2
8,5 × 0,07 = M2 × 20
0,03 = M2

𝑔𝑟𝑎𝑚 1000 𝑔𝑟𝑎𝑚 1000


M CuSO4 = 𝑥 → 0,03 M = 𝑥 = 0,096 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑀𝑟 𝑉 159,5 20𝑚𝑙

𝑉 𝑁𝑎2𝑆4𝑂6𝑥 𝑁 𝑁𝑎2𝑆4𝑂6 𝑥 𝐵𝐸𝐶𝑢 8,5 𝑥 0,07 𝑥 65,37


W Cu = = = 1,945 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐶𝑢𝑆𝑂4 20

𝑊 𝐶𝑢 1.,945 𝑔
Kadar (%) = 𝑥100% → 𝑥 100% = 2.026%
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝑢𝑆𝑂4 0,096 𝑔

3. Suatu peneliti ingin menganalisis kadar vitamin c yang terdapat dalam suatu
multivitamin tablet. Dan diketahui bobot rata-rata tablet multivitamin tersebut adalah
650,12 mg. Kemudian untuk proses titrasi sampel ditimbang sebanyak 1,2547 gram dan
ditambahkan HCl lalu KI dan amilum. Setelah ditambahkan bahan-bahan tersebut
dititrasi dengan KIO3 yang dibuat dengan menimbang 360,2 mg dan dilarutkan dengan
aquabidest sampai dengan 100,0 ml dalam proses titrasi tersebut dibutuhkan KIO 3
sebanyak 15,25 ml.
Tentukanlah: (Mr Vitamin C = 176,3; Mr KIO3= 214,01)
a. Reaksi yang terjadi dalam titrasi tersebut
b. Jenis titrasi yang dilakukan
c. Kadar Vitamin C dalam tablet multivitamin tersebut.
Jawab:
a. 2C6H8O6 + KIO3 → 2C6H6O6 + 2H2O + KIO
IO3- + 6H+ + 4e → I+ + 3H2O
IO3- + 6H+ + I2 → 2I- + 2H+ + 3H2O
2I- → I2- + 4e
b. Titrasi langsung (iodimetri)
c. Kadar Vitamin C
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000 0,3602 1000
M KIO3 = 𝑥 → M KIO3 = 𝑥 = 0,02 𝑀
𝑀𝑟 𝑉 214,01 100 𝑚𝑙

Nt =N×M
= 1 × 0,02
= 0,02
Mgsampel = Nt × Vt × BEs
= 0,02 × 15,25 × 88,15
= 26,886 mg

𝑀𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Kadar (%b/b) = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎

26,886 𝑚𝑔
Kadar (%b/b) = 𝑥 100% = 2,1423%
1.255 𝑚𝑔

VI. Hasil dan Pembahasan


Hasil
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
0,5 ml 0,7 ml 0,7 ml

Pembahasan
Setengah reaksi yang terjadi pada proses pembakuan sebagai berikut:
Setengah reaksi analit yang terjadi sebagai berikut:

Pada praktikum ini mengunakan titrasi tidak langsung. Titrasi yang melibatkan iodium
merupakan titrasi reaksi redoks dan dapat dilakukan dengan dua acara, yaitu titrasi langsung
(iodimetri) dan titrasi tidak langsung (iodometri). Titrasi tidak langsung (iodometri) dilakukan
terhadap zat-zat oksidator berupa garam-garam besi (III) dan tembaga sulfat dimana zat-zat
oksidator ini direduksi dahulu dengan KI dan iodin dalam jumlah yang setara danditentukan
kembali dengan larutan natrium tiosulfat baku. (Andriani Dini, 2019). Titrasi iodimetri
merupakan titrasi redoks yang menggunakan larutan standar I2 sebagai titran dalam suasana
netral atau sedikit asam. Titrasi tersebut juga dapat dikatakan dengan titrasi langsung karena
dalam proses titrasi ini I2 berfungsi sebagai pereaksi.
Cara penambahan indikator dengan cara pemilihan indikator yang tepat sesuai dengan
jenis titrasi dan larutan yang digunakan dengan cara ditambahkan pada saat sampel sudah
berada di Erlenmeyer sebelum dilakukan titrasi. Contoh: Titrasi Iodimetri: I2 + 2e → 2I-.
Titrasi Iodometri pada penentuan vitamin C: I 2 + 2Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6.
Perhitungan kadar analit sebagai berikut:
1. Kadar 0,5 ml
M1 x V1 = M2 x V2
0,1 x 0,5ml = M2 x 37 ml
0,05 = M2 x 37 ml
0,05
M2 = = 0,00135 M
37 𝑚𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000


M= 𝑥 → 0,00135 = 𝑥 37 𝑚𝑙
𝑀𝑟 𝑉 176
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑥 1000 8,7912
0,00135 = → 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 0,00879 𝑔𝑟𝑎𝑚
6.512 1000
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 0,00879𝑔
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 (%) = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑥 100% → 𝑥100% = 0,02376%
37 𝑚𝑙

2. Kadar 0,7 ml
M1 x V1 = M2 x V2
0,1 x 0,7 ml = M2 x 37 ml
0,07 = M2 x 37 ml
0,07
M2 = 37 𝑚𝑙 = 0,00189 M

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000


M= 𝑥 → 0,00189 = 𝑥 37 𝑚𝑙
𝑀𝑟 𝑉 176
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑥 1000 12,30768
0,00189 = → 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 0,012308 𝑔𝑟𝑎𝑚
6.512 1000

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 0,012308𝑔
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 (%) = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑥 100% → 𝑥100% = 0,0332649%
37 𝑚𝑙

3. Kadar 0,7 ml
M1 x V1 = M2 x V2
0,1 x 0,7 ml = M2 x 37 ml
0,07 = M2 x 37 ml
0,07
M2 = = 0,00189 M
37 𝑚𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000


M= 𝑥 → 0,00189 = 𝑥
𝑀𝑟 𝑉 176 37 𝑚𝑙

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑥 1000 12,30768


0,00189 = → 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = = 0,012308 𝑔𝑟𝑎𝑚
6.512 1000

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 0,012308𝑔
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 (%) = 𝑥 100% → 𝑥100% = 0,0332649%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 37 𝑚𝑙

0,02376% + 0,0332649% + 0,0332649%


Rata-rata kadar (%) = = 0,0300966%
3
(𝑥−𝑥̅ )2
SD = √
𝑛−1

(0,02376−0,0300966)2 + (0,0332649−0,0300966)2 + (0,0332649−0,0300966)2


SD = √
3−1

(−0,0063366)2 + (0,0031683)2 + (0,0031683)2


SD = √
2

(0,0000401525) +(0,00001003812)+(0,00001003812)
SD = √
2

0,00006022874
SD = √ → √0,00003011437 → 0,00548765615%
2

VII. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut: percobaan
pertama dengan volume titrasi 0,5 ml didapatkan kadar 0,02376%, percobaan kedua dan
ketiga dengan volume titrasi 0,7 ml didapatkan kadar 0,0332649%. Dari kadar yang
didapatkan dihasilkan nilai rata-rata 0,0300966% dan nilai SD 0,00548765615%.

VIII. Daftar Pustaka


Andiani, Dini. 2019. Titrasi Iodometri. Academia (Diakses pada Kamis, 8 April 2021
pukul 21:23 WIB)
Azila R, Nur. 2020. Kimia Dasar 1 Reaksi Oksidasi dan Reduksi. Fakultas Matematik
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mataram. (Diakses pada Kamis, 8 April
2021 pukul 21:35 WIB)
Notario, Dion. 2021. Panduan Praktikum Kimia Analisis Dasar. Malang; Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung.
Rochman, Abdul. dkk .2021. Analisis Obat Secara Volumetri. Yogyakarta: UGM
Press

Anda mungkin juga menyukai