gr = 0,3567 gr
N₁.V₁ = N₂.V₂
0,09998130841 x 10 = 9,7666666666 x N2
0.10236994035 = N2
0,052195334 = 7,529970436 %
= x 100%
10
Akurasi = 100 % - 0,529970436
= 0,0621953349 %
= 92,47002956 %
Teori : 0,5784
VIII. Pembahasan
Pada praktikum ini, praktikan akan melakukan praktikum menentukan
kandungan tembaga menggunakan analisa iodometri. Titrasi iodometri adalah
analisa titrimetric yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator
seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan direaksikan dengan ion iodide
berlebih dalam keadaan yang sesuai, yang selanjutnya iodium dibebaskan secara
kuantitatif dan dititrasi dengan larutan standar. (Khopkar,2010)
Larutan standar yang digunakan pada proses iodometri adalah natrium
tiosulfat. Larutan ini tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara
langsung, tetapi harus distandarisasi dengan larutan baku primer, karena larutan
natrium tiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama. Larutan yang digunakan
sebagai larutan primer adalah larutan KIO3 karena sudah diketahui
konsentrasinya dan sifatnya sesuai dengan syarat larutan standar
primer.(Chang,2010)
Indikator yang digunakan adalah indicator kanji (Amilum). Pemilihan
indicator kanji ini karena dapat membentuk senyawa absorbs dengan iodium yang
dititrasi dengan natrium tiosulfat. Sedangkan fungsi dari enambahan KI adalah
garam pengoksida iodide secara kuantitatif menjadi iodium dalam larutan
berasam. Setelah KI bereaksi dengan larutan asam, larutan tidak dibiarkan untuk
waktu yang cukup lama, untuk berhubungan dengan udara. KI ini harus bebas
dari iodat karena zat ini akan bereaksi dengan larutan berasam untuk
membebaskan iodium. Untuk itu larutan tersebut harus didiamkan di tempat yang
gelap.(Tim dosen,2010)
Pada saat titrasi dengan larutan baku, pada saat warna telah menjadi warna
kuning pucat , larutan ditambahkan indicator amilum sebanyak 2 ml, sehingga
larutan berubah warna menadi warna biru. Penambahan indicator pada saat
larutan bewarna kuning adalah pada saat itu konsentrasi I2 sudah dalam keaadaan
seminimal mungkin. Setelah penambahan indicator proses dilanjutkan dengan
titrasi hingga warna biru pada larutan hilang sehingga akan didapatkan nilai
normalitas. (Shadiq,2010)
Pada praktikum ini dihasilkan beberapa reaksi diantaranya :
1. KIO3 +5 KI+3 H₂SO4 3I₂ (kuning kecoklatan)+ 3H₂O+ 3K₂SO4
2. 2Cu2+ + 2I − + 2CNS − → 2CuCNS + I2
2Cu2+ + 4I − → 2CuI + I2
2S2 O2− 2−
3 + I2 + → SuO6
3. 4I2 + S2 O2− − 2−
3 + 5H2 O → 8I + 2SO4 + 10
+
4. I2 + 2S2 O2− − 2−
3 + → 2I + S4 O6