Titrasi Redoks
Ari Andaru 9005
Penitrar
+dipanaskan hingga ± 75 ℃ (KMnO4)
+10 ml asam oksalat 0.1 N TA: Merah Muda
5 ml larutan H2 SO4 4 N Seulas
Data Pengamatan
simplo 6,3 -
Duplo 6,7 -
V1N1 = V2N2
10 𝑚𝑙 𝑥 0.1 𝑁
N2 = 6.5 𝑚𝑙
N2 = 0.15 N
2. Dikromatometri
Kelebihan :
-Sangat stabil pada penyimpanan yanglama
-Reaksi ion serium (IV) dengan reduktor dalam larutan asam
memberikan perubahan valensi yang sederhana
-Merupakan oksidator yangbaik
-Dapat digunakan untuk menetapkankadar larutan yang mengandung
Klorida dalam konsentrasi tinggi.
3. Serimetri
Kekurangan :
Larutan serium (IV) sulfat dalam asam klorida pada suhu didih tidak
stabil karena terjadi reduksi oleh asam dan terjadi pelepasan klorin
4. Bromatometri
Titrasi langsung
Poin-poin :
1. Termasuk dalam reaksi redoks
2. Iodometri Titrasi Tidak Langsung, Penitar Na2S2O3, Kanji tidak
ditambahkan diawal
3. Iodimetri Titrasi Langsung, Penitar Iod, Penambahan Kanji diawal
Prinsip Kerja
Titrasi iodometri perlu dilakukan pengawasan pH <8. karena dalam suasana
basa iodium bereaksi dengan OH- ion Hipoiodit yang menghasilkan ion iodat.
− −
𝐼2 + 𝑂𝐻 → 𝐻𝐼 + 𝐼𝑂
− − −
3𝐼𝑂 → 𝐼𝑂3 +2𝐼
Titik akhir ditandai dengan hilangnya warna biru larutan menjadi bening.
Bagan Kerja Sederhana (Iodometri)
𝑁 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 × 𝑉𝑝 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 × 𝐴𝑟 𝐶𝑢 × 𝑓𝑝
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟𝐶𝑢 𝑚𝑔/𝐿 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
20
60 1.40
0.6
10
04
0
0.2
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4
0 Series 1 Series 2
0 10 20 30 40 50 b0 , V(mL)
7
Chart Title
70
60
50
40
30
20
10
0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4
Series 1 Series 2