Anda di halaman 1dari 31

Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

NAMA : Farhan Abdul Hakim


NIM : 41204720119023

PERCOBAAN 1
STRUKTUR MOLEKUL DAN REAKSI-REAKSI KIMIA ORGANIK
MENGGUNAKAN MODEL MOLEKUL

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memberikan pengalaman menyusun model molekul.
2. Memberikan pengalaman mengenai visualisasi senyawa-senyawa organik dalam tiga
dimensi.
3. Mengilustrasikan reaksi-reaksi kimia.

B. TEORI

Kimia organik sebagai kimia karbon, variasi struktur molekul organik sangat tergantung
pada kondisi atom karbon. Kondisi dimaksud salah satunya adalah orbital hibrid atom
karbon. Orbital hibrid sp3 menciptakan suatu molekul dengan sudut ikatan sekitar 109,5o, sp2
(120o) dan sp (180o). Selain itu, dalam kimia organik sering ditemukan senyawa yang
memiliki rumus molekul sama, tetapi rumus strukturnya berbeda atau isomer, seperti n-
butana dan isobutana dengan rumus molekul C4H10.
Penggunaan model molekul dapat menolong dalam memvisualisasikan berbagai senyawa
organik, sehingga struktur tiga dimensi dari tiap molekul dapat dipahami lebih real. Reaksi
kimia pada dasarnya merupakan pemutusan ikatan pereaksi dan pembentukan kembali ikatan
baru. Visualisasi persamaan reaksi sederhana akan lebih jelas dengan menggunakan model
molekul. Dalam latihan ini, model molekul akan digunakan untuk memberikan pemahaman
secara real tentang struktur tiga dimensi suatu molekul, baik isomer, struktur Haworth
maupun struktur Shawhorse serta reaksi-reaksi kimia organik.
C. BAHAN dan ALAT

Busur derajat Molimod “Darling Models” dengan spesifikasi sebagai berikut:

No Unsur Warna Keterangan


1. Hidrogen Putih
Karbon Hitam
Nitrogen Biru
Oksigen Merah
1. Struktur Molekul 1
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

Fluorin hijau kuning


Klorin hijau terang
Bromin Hijau
Iodin hijau gelap
Silikon hitam perak
Fosfor Ungu
Sulfur Kuning
Atom umum Pink

2. Sp3’ Hitam 18
Sp3’ Merah 6
Sp3’ Hijau 6
Sp3’ Biru 6
Sp3’ hitam perak 3
Sp3’ Rose 3
Sp3’ abu-abu 10
Ikatan rangkap 2 abu-abu 4
½ ikatan rangkap 2 abu-abu 2
½ ikatan rangkap 2 Merah 2
Ikatan rangkap 3 linier Ungu 21
Atom trigonal biru (2R, 1T) 2
Atom trigonal biru (3R, 2T) 2
Ikatan linier Pink 2
Ikatan linier Orange 2
Oktahedral pink (2R, 1T) 2
Oktahedral pink.(1R, 2T) 2
Bola Putih 8
Bola Merah 2
Bola Hijau 2
Bola Biru 2
Pemegang ikatan Hitam 4
Kebalikan sp abu-abu 2

D. CARA KERJA
1) Penyusunan bentuk molekul
Susun dan gambarkan (2 dimensi) dari : • sp 3 (tetrahedral) • sp 2 (segitiga planar) • sp
(linier) • dsp3 (segitiga bipiramida) • d 2 sp 3 (oktahedral)
2) Susun dan gambarkan senyawa berikut ini : a. 2-metilheksana b. 2-butanol c. 2-butana d.
1-propanol e. Metiletileter
3) Susun dan gambarkan senyawa aromatik berikut ini : a. Benzena b. Naftalena
4) Susun, gambarkan dan simpulkan kestabilan senyawa siklik yang terdiri dari : 3 atom C
sp 3 , 4 atom C sp 3 , 5 atom C sp 3 , 6 atom C sp 3 , 7 atom C sp 3 , 8 atom C sp 3 .
Tentukan dahulu sudut-sudutnya.

1. Struktur Molekul 2
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

5) Susun dan gambarkan struktur etanol menggunakan : a. Proyeksi garis titik dan taji padat
(wedge & dotted line projections) b. Proyeksi Fisher (Fisher projections ) : gugus paling
mudah teroksidaisi di atas c. Proyeksi Newman (Newman projections): anti d. Proyeksi
Sawhorse (Sawhorse projections) : paling stabil
6) Susun dan gambar proyeksi Newman untuk konformasi sikloheksana bentuk kursi,
setengah perahu dan perahu.
7) Stereoisomer a. Susun dan gambar struktur isomer dari 2-butena b. Susun dan gambar
struktur isomer dari 1,2-diklorosikloheksana.
8) Reaksi a. Susun dan gambar struktur dari brominasi E-3-metil-2-pentena b. Susun dan
gambar struktur dari propena + HCl

E. HASIL PENGAMATAN

No. Nama senyawa organik Gambar

1.

2 - butana

2.

3 - metil 2 - pentena

3.

2 - metil 1 - heksana

1. Struktur Molekul 3
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

4.

Butanol

5.

1,2 - dikloro sikloheksana

F. PEMBAHASAN

Kimia Organik adalah disiplin ilmu kimia yang spesifik membahas studi
mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi dan persiapan (sintesis atau arti
lainnya) tentang persenyawaan kimiawi yang bergugus karbon dan hidrogen,
yang dapat juga terdiri atas beberapa elemen lain, termasuk nitrogen,
oksigen, unsur halogen, seperti fosfor, silikon dan belerang. Definisi asli dari
kimia "organik" berasal dari kesalahan persepsi atas campuran organik yang
selalu dihubungkan dengan kehidupan.
Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat aru yaitu hasil reaksi
terbentuk dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi. Biasanya suatu
reaksi kimia disertai oleh kejadian- kejadian fisis seperti perubahan warna,
pembentukan endapan, atau timbulnya gas. Bentuk molekul merupakn
konsep dasar dalam kimia organik. Molekul ini berbentuk tiga dimensi dan
1. Struktur Molekul 4
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

interaksi ruang dari suatu bagian molekul dengan bagian molekul lainnya
sangat penting dalam menentukan sifat fisik dan kimia dari molekul-molekul
tersebut.
Dilakukan pembuatan model molekul senyawa organik dalam tiga
dimensi menggunakan molymod. Molymod adalah suatu alat peraga untuk
menggambarkan bentuk suatu molekul. Molymod biasanya terbuat dari
plastic berupa bulatan- bulatan yang dihubungkan oleh suatu batangan..
Bulatan tersebut bertindak sebagai suatu atom sedangkan batangannya
sebagai ikatan. Bulatan mempunyai warna-warna yang berbeda untuk
membedakan mana yang bertindak sebagai atom pusat dan yang bertindak
sebagai atom yang terikat pada atom pusat. Molymod tersebut dapat
dibongkar pasang sesuai dengan bentuk molekul yang diinginkan. Masih
banyak sekolah yang belum mempunyai molymod tersebut karena berbagai
pertimbangan sedangkan guru sangat membutuhkannya sebagai alat peraga.
Sebuah hidrokarbon aromatik atau arena (kadang juga disebut
hidrokarbon aril) adalah hidrokarbon dengan ikatan tunggal dan atau ikatan
ganda diantara atom-atom karbonnya. Konfigurasi 6 atom karbon pada
senyawa aromatik dikenal dengan cincin benzena. Hidrokarbon aromatik
dapat berupa monosiklik atau polisiklik.

Beberapa senyawa aromatik yang bukan merupakan turunan benzena


disebut dengan heteroarena, senyawa-senyawa ini mengikuti Aturan Huckel.
Pada senyawa-senyawa ini, paling sedikit ada satu atom karbon yang
digantikan oleh atom lainnya, misalnya oksigen, nitrogen, atau sulfur. Salah
satu contohn senyawanya adalah furan, sebuah senyawa heterosiklik cincin
yang mempunyai 5 anggota, salah satunya atom oksigen. Contoh lainnya
adalah piridina, sebuah senyawa heterosiklik cincin dengan 6 anggota, salah
satunya atom nitrogen.
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom
1. Struktur Molekul 5
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui
senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan
lain- lain.
Untuk senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli mengolongkan
hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam molekulnya.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon
terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik.
Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya
terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah
ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik
jenuh dan tidak jenuh.
Struktural memungkinkan ahli kimia organik dini untuk mulai memecahkan
masalah mendasar yang melanda mereka: masalah isomerisme. Kimia ini
sering ditemukan contoh senyawa berbeda yang memiliki rumus molekul
yang sama. Senyawa-senyawa tersebut disebut isomer.
Isomer adalah dua senyawa atau lebih yang mempunyai rumus kimia sama
tetapi mempunyai struktur yang berbeda. Secara garis besar isomer dibagi
menjadi dua, yaitu isomer struktur, dan isomergeometri.
Isomer struktur dapat dikelompokkan menjadi: isomer rangka, isomer
posisi, dan isomer gugus fungsi. Isomer rangka adalah senyawa-senyawa
yang mem- punyai rumus molekul sama tetapi kerangkanya ber- beda.
Contoh pada alkana, alkena, dan alkuna. Isomer posisi adalah senyawa-
senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi posisi gugus fungsinya
berbeda. Contoh pada alkena dan alkuna. Isomer gugus fungsi adalah
senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi gugus
fungsinya berbeda. Contoh pada alkuna dan alkadiena.
Isomer geometri adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus
molekul sama tetapi struktur ruangnya berbeda. Contoh pada alkena
mempunyai 2 isomer geometri yaitu cis dan trans. Senyawa-senyawa yang

1. Struktur Molekul 6
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

terbentuk membentuk isomer yang berbeda-beda. Isomer terbagi menjadi dua


jenis yaitu isomer struktur dan isomer ruang. Kemudian isomer struktur
terbagi menjadi tiga jenis, antara lain : isomer rantai merupakan isomer
yang disebabkan bentuk rantai karbonnya berbeda.
Ikatan tunggal merupakan ikatan kovalen dalam mana hanya sepasang
electron digunakan bersama-sama antara kedua atom itu. Sedangkan ikatan
ganda dua merupakan ikatan kovalen dimana dua atom menggunakan
bersama- sama dua pasang electron. Ikatan yang lebih mudah putus adalah
ikatan tunggal karena ikatan tunggal ataupun ikatan ganda dua dan ganda tiga
memiliki panjang ikatan yang berbeda. Ikatan tunggal memiliki ikatan yang
lebih panjang dari ikatan ganda dua ataupun ganda tiga, hal ini dikarenakan
jumlah electron yang berpasangan pada ikatan tunggal sedikit. Semakin
panjang ikatan kimia dari suatu senyawa, maka ikatan kimia tersebut akan
semakin lemah.

G. SIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


1. Melalui model molekul (molimod) dapat mempermudah dalam memahami
struktur tiga dimensi suatu molekul, baik isomer maupun struktur dari
molekul itu sendiri.

2. Visualisasi atau penggambaran senyawa-senyawa organik dengan menggunakan


molimod jauh lebih memudahkan kita untuk mengetahui posisi stabil yang dapat
dibentuk oleh suatu senyawa.
3. Reaksi-reaksi kimia dapat dipelajari dari molimod adalah pemutusan ikatan
rangkap dan pementukan kembali ikatan yang baru, dengan sifat senyawa yang
berbeda.

1. Struktur Molekul 7
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

H. DAFTAR PUSTAKA

Atheins, 2005, Kimia-kimia Dasar, Andi Yogyakarta. Duudjaatmalia, 2001, Fisika


dan Kimia, Bumi Aksara, Bandung.

Hidayanti, Ana dan Yusri, 2010, Pengaruh Lama Waktu Simpan Pada Suhu
Ruang (27-29oc) Terhadap Kadar Zat Organik Pada Air Minum Isi Ulang,
Prosiding Seminar Nasional UNIMUS, ISBN: 978.979.704.883.9,
Semarang.

Marsaoli, M., 2004, Kandungan Bahan Organik, N-Alkana, Aromatik Dan Total
Hidrokarbon Dalam Sedimen Di Perairan Raha Kabupaten Muna, Sulawesi
Tenggara, Makara Sains, VoL. 8, No. 3, Ternate.

Riswujanto, 2010, Fisika Kimia, Yudhistira, Bandung.

Salsabila, U., Diah, M., dan Ellya I., 2003, Kinetika Reaksi Fermentasi Glukosa
Hasil Hidrolisis Pati Biji Durian Menjadi Etanol,
Kimia.Studentjournal, Vol. 2, No. 1, Malang.

Setiawan, D., 2011, Sintesis Dan Karakterisasi Senyawa Kompleks


Radiolantanida Lutesium-177 (177lu) - Di-N-Butil Ditiokarbamat Untuk
Radioperunut Di Industri, Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir
Indonesia, Vol. XII, No. 1, Bandung.

Pratiwi, D., dan Ririn, M., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Game Tournament (TGT) Berbantuan Media Molymod Pada Materi
Hidrokarbon Kelas X SMA Negeri 4 Singkawang.

1. Struktur Molekul 8
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

Nama : Yigal Syamua Hamonangan


NIM : 41204720119059
Prodi : Kimia

PERCOBAAN 2

ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA

A. TUJUAN
Penentuan golongan Alkana, Alkena, dan Alkuna berdasarkan reaksi pembakaran

B. LANDASAN TEORI

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa organik yang paling sederhana.


Hal ini disebabkan oleh atom-atom penyusunnya yang hanya terdiri dari hidrogen
dan karbon. Hidrokarbon dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu
hidrokarbon alifatik, hidrokarbon alisiklik dan yang terakhir adalah hidrokarbon
aromatik (Riyanti, 2008).
Alkana, alkena, dan alkuna merupakan senyawa hidrokarbon alifatik.
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh, sedangkan alkena dan alkuna
merupakan hidrokarbon tak jenuh (Day dan Underwood, 2002). Alkana, alkena,
dan alkuna memiliki fungsi dan kegunaan yang sangat luas. Tentunya sangat
dibutuhkan bagi manusia terutama sebagai bahan bakar minyak (misalnya
kerosin, bensin, solar) dan bahan bakar gas (LPG) sebab alkana merupakan
komponen utama gas alam dan minyak bumi. Selain itu digunakan untuk
pelapisan jalan (aspal), pelumas dan parafin (lilin). Sedangkan alkena dan alkuna
biasanya digunakan sebagai bahan awal atau pereaksi awal dalam sintesis suatu
senyawa karena ikatan rangkap yang dimilikinya (Riswiyantoro, 2009).
Sumber dari alkana, alkena dan alkuna sangat banyak. Contohnya di alam
sendiri. Selain itu beberapa penelitian membuat alkana (khususnya metana) dari
kotoran hewan gajah dan eceng gondok sebagai bahan bakar dan biogas
(Hardyanti, 2007). Pembuatan alkana, alkena, dan alkuna dapat dilakukan dengan
banyak cara dan sebenarnya senyawanya cukup banyak dialam namun
dikarenakan banyaknya aplikasi dan pengeksploitasnya semakin menjadi -jadi
dari senyawa alkana alkena dan alkuna, maka harus diketahui cara pembuatannya
secara laboratorium.

2.Alkana,AlkenadanAlkuna 5
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

C. BAHAN dan ALAT

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades,


aluminium sulfat, asam sulfat, etil alkohol, kalium permanganat, kalsium
karbida, kalsium karbonat, natrium hidroksida, natrium asetat, dan pecahan
porselin.

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah batang pengaduk,


botol semprot, bunsen, bulb, gelas beaker, erlenmeyer, dropping funnel, cawan
petri, labu ukur, pipet ukur, pipa U, kapas kassa, kaki tiga, spatula, statif, dan
tabung reaksi.

D. PROSEDUR
1. Pembuatan Alkana

Natrium asetat sebanyak 5 gram dicampurkan dengan 15 gram natrium


hidoksida kedalam tabung reaksi dan disumbat dengan kapas kassa.
Sementara itu dirangkai alat sesuai dengan petunjuk (statif, tabung reaksi,
kaki tiga, penjepit, bunsen), kemudian tabung reaksi tersebut dipanaskan
menggunakan bunsen, kemudian diamati gelembung gas yang terbentuk
(gas metana).
2. Pembuatan Alkena

Alat dirangkai (seperti di atas) dan dibuat campuran larutan antara


asam sulfat pekat 15 mL, etil alkohol 20 mL, aluminium sulfat 4 gram dan
batu didih dimasukkan kedalam erlenmeyer, kemudian dipanaskan dengan
menggunakan bunsen. Hasil yang diamati yaitu terdapat endapan dan
perubahan warna pada Al2 SO4 .
3. Pembuatan Alkuna

Rangkaian alat droping funnel, erlenmeyer dan tabung reaksi


disiapkan. Tabung reaksi diisi dengan kalium permanganat dan asam sulfat
encer. Sedangkan, erlenmeyer diisi kalsium karbida sebanyak 4 gram.
Tutup droping funnel dibukasedikit-sedikit agar air menetes perlahan
hingga terbentuk gas, perubahan yang terjadi diamati.

2.Alkana,AlkenadanAlkuna 6
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

Diagram Alir Praktikum ke-2 Alkana, Alkena, dan Alkuna

1. Pembuatan Alkana

+15gramNaOH

Panaskan di atas
bunsen

5 g Na-Asetat

Amati gelembung gas


yang tebrbentuk

2. Pembuatan Alkena

15 mL Asam Sulfat pekat Amati endapan yang


20 mL Etil Alkohol terbentuk dan
4 gram Alumunium Sulfat perubahan warna

2.Alkana,AlkenadanAlkuna 7
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

3. Pembuatan Alkuna

KMnO4 + Asam Sulfat encer

Tutup droping funnel dibuka


sedikit-sedikit agar air Amati
menetes perlahan hingga perubahannya
terbentuk gas

4 gram Kalsium Karbida

E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Alkana

No. Perlakuan Pengamatan Hasil Pengamatan


1. Rangkaian alat - -
disiapkan
2. 5 gram CH3COONa + • Keluar gelembung Didapatkan gas tak
15 gram NaOH didalam udara pada air. berwarna dan beraroma
tabung reaksi, dan • Terbentuk gas CH4 methana
dipanaskan
menggunakan bunsen

Tabel 2. Alkena
No. Perlakuan Pengamatan Hasil Pengamatan
1. Rangkaian alat - -
disiapkan
2. Tabung reaksi berisi15 • Dibakar di atas api Terbentuk gas tak
mL H2SO4pekat+ 20 bunsen berwarna dan beraroma
mL C2H5OH + 4 gram • Terbentuk gas asam
Al2(SO4)3 + pecahan
porselin
3. Tabung tersebut di atas • Terjadi perubahan Terbentuk Larutan
ditambah larutan warna dari ungu berwarna coklat.

2.Alkana,AlkenadanAlkuna 8
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

KmnO4, kemudian (KMnO4) menjadi


dipanaskan sampai coklat
terbentuk gas. Setelah
itu dibiarkan 2-4 menit,
diamati perubahan yang
terjadi
4. Gas yang terbentuk • Warna nyala yang Dilakukan uji nyala dan
diuji nyala dihasilkan (biru) didapatkan berwarna biru

Tabel 3. Alkuna
No. Perlakuan Pengamatan Hasil Pengamatan
1. Rangkaian alat - -
disiapkan
2. Droping funnel berisi - -
KmnO4dan 4 mL
H2SO4encer
3. Erlenmeyer berisi 4 - -
gram CaC2
4. Air menetes perlahan - -
sampai terbentuk gas

F. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan sebuah percobaan pembuatan alkana, alkena,
dan alkuna. Percobaan ini menggunakan Natrium Asetat dan NaOH karena
ingin mendapatkan gas metana atau CH 4 . Untuk mendapatkan senyawa
alkana dapat dilakukan dengan mereaksikan asam karboksilat dengan bas a
kuat. Alkana terdiri dari ikatan karbon tunggal dan atom hidrogen.
Umumnya reaksi-reaksi organik memerlukan waktu yang cukup lama
sehingga perlu menggunakan pemanasan untuk mempercepat reaksi, NaOH
yang digunakan ini berfungsi menyumbangkan atom H dan untuk
menghasilkan gas metana yang lebih banyak. Pada alkana, terjadi
pemutusan ikatan pada atom C yang berikatan ganda dengan atom O,
ikatannya putus dan menyerang atom O yang mempunyai dua elektron bebas
dan dua elektron berikatan. Atom O merupakan atom yang kaya elektron
atau lebih elektronegatif. Kemudian nukleofil atom O dari NaOH
menyerang karbokation sehingga menyebabkan karbokationnya miskin
elektron dan bersifat elektropositif. Sehingga hasil yang didapatkan adalah
H3COONa yang mana satu tangan dari atom C berikatan dengan NaOH dan

2.Alkana,AlkenadanAlkuna 9
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

ikatan rangkap C dan O menjadi putus, dengan yang elektronegatif.


Selanjutnya ikatan antara atom dari karbokation dan metil akan menyerang
C metil sehingga metilnya lepas dari ikatan dan membentuk Na2CO3. Atom
O menyerang ikatan karbokation membentuk ikatan rangkap yang terjadi
penataan ulang dengan elektrofil membentuk Na2CO3 dan metana. Pada
percobaan kali didapatkan gelembung dan beraroma maka dapat
disimpulkan gas tersebut adalah gas methana.
Pada praktikum kedua dalam percobaan pembuatan alkena. Pertama, dibuat
campuran larutan dari 15 mL H2SO4, 20 mL etil alcohol, 4 gram alumunium sulfat, dan
batu didih yang disimpan dalam wadah Erlenmeyer. Setelah larutan campuran
dihomogenkan kemudian dilakukan pemanasan menggunakan Bunsen. Pemanasan
dilakukan untuk mempercepat reaksi, selain itu Asam Sulfat berfungsi sebagai katalis
yang dapat menimbulkan suatu reaksi samping dan juga dapat sebagai senyawa
pengoksidasi alkohol yang kuat, karena disini menggunakan etil alkohol sehingga asam
sulfat akan mengoksidasi etil alkohol, sedangkan batu didih disini berfungsi untuk
meratakan panas atau menyerap panas melalui pori-pori sehingga panas yang
dihasilkan merata. Pecahan porselin juga digunakan untuk menghindari percikan akibat
perubahan suhu yang tiba-tiba tinggi. Sedangkan CaO disini berfungsi mengoksidasi
senyawa karbon dioksida yang dihasilkan. Alumunium Sulfat berfungsi untuk
menguraikan etil akohol menjadi etena agar mecegah reaksi balik. Pada penambahan
KMnO4 warna larutan menjadi berwarna coklat dan tidak teramati selama perubahan
kembali nya. Kemudian, dilakukan pembakaran pada gas didapatkan uji nyala berwarna
biru. Reaksi pada alkena juga merupakan reaksi SN2 dimana terjadi penataan ulang dan
adanya penyerangan elektrofil oleh O yang akan membentuk H2O, kemudian bereaksi
dengan H2O mengalami keadaan transisi pertama antara metil dan H2, kemudian
keadaan transisi kedua yang melepaskan atom H, tetapi terjadi pemutusan ikatan dari
ikata H dan C dengan ikatan C-C sehingga hasil akhirnya berupa alkena.
Pada praktikum percobaan ketiga pembuatan alkuna, tidak dilakukan.

2.Alkana,AlkenadanAlkuna 10
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

G. SIMPULAN

Pada praktikum kali ini didapatkan alkane dengan ditandai adanya gelembung gas
dalam air, sedangkan alkena ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna coklat.
Reaksi yang terjadi adalah reaksi SN2 karena adanya penataan ulang dalam
mekanisme reaksinya.

H. DAFTAR PUSTAKA
Day R, A., dan Underwood A,L., 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Alih Bahasa :
A.H. Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta

Fessenden, J.R. dan Fessenden J.S., 1992. Kimia Organik. Ab : A.H. Pudjaatmaka.
Erlangga. Jakarta

Riswiyantoro, 2009. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta

Riyanti M. Zipora S. Tri RA. Subki EM. 2008. Sintesis Senyawa


Hidrokarbon. Jurnal Unila.

2.Alkana,AlkenadanAlkuna 11
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

Nama : Yigal Syamua Hamonangan


NIM. : 41204720119059

PERCOBAAN 3

SENYAWA AROMATIS/BENZENA

A. TUJUAN

Mempelajari sifat fisik dan kimia senyawa Benzena

B. LANDASAN TEORI

Senyawa aromatis merupakan senyawa lingkaran yang strukturnya berkaitan


dengan benzene yang mengandung enam elektron, didalam satu lingkaran yang
beratom 6 atau senyawa turunan hidrokarbon heterosiklik yang memiliki ikatan
rangkap terkonjugasi. Sebagian besar senyawa anorganik bahan alam adalah senyawa-
senyawa aromatis. Senyawa ini tersebar luas sebagai zat warna alam yang
menyebabkan warna pada bunga, kayu pohon tropis bermacam-macam dan lumut
termasuk zat warna alizatin.
Senyawa aromatis ini mengandung cincin aromatis yang hanya terdiri dari atom
karbon seperti benzene, naftalena,cincin karbon aromatis ini biasa tersubstitusi oleh
atau lebih gugus hidroksil. Bahan alam aromatis ini sering disebut sebagai senyawa
fenol, walaupun sebagaian diantaranya bersifat netral karena tidak mengandung gugus
fenol dalam keadaan bebas.
Hidrokarbon jenuh (alkana dan sikloalkana) bersifat relatif inert dan tidak mudah
bereaksi dengan pereaki-pereaksi umum. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan
sikloalkena) dapat mengalami reaksi adisi dan reaksi oksidasi. Benzena dan senyawa
aromatik lainnya tidak bereaksi secara adisi, tetapi dapat mengalami reaksi substitusi
dengan penggantian atom hidrogen oleh satu atom atau sekelompok atom lainnya.

C. BAHAN dan ALAT


Bahan-bahan yang digunakan benzena, anilin, asam benzoat, asam sulfat pekat,
kloroform, aquades.
Alat-alat yang digunakan tabung reaksi, Erlenmeyer, pipet tetes, penjepit tabung
reaksi, dan alat-alat gelas.

3. Benzena 8
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

D. PROSEDUR
1. Sampel benzena, anilin dan asam benzoat sebanyak 1 mL ditambah asam sulfat
pekat secara perlahan sampai terjadi perubahan warna (bening menjadi
jingga/hijau hitam/hitam keunguan), kemudian larutan dibiarkan beberapa saat
sampai terbentuk dua fasa. Perubahan warna dan dua fasa yang terbentuk, dicatat
(menit).
2. Sampel benzena, anilin dan asam benzoat sebanyak 1 mL ditambah 1 mL
kloroform, kemudian ditambah sedikit AlCl3 secara perlahan sampai terjadi
perubahan warna (bening menjadi merah tua/coklat tua), kemudian larutan
dibiarkan beberapa saat sampai terbentuk gumpalan-gumpalan. Perubahan warna
dan gumpalan yang terbentuk, dicatat (menit).

Diagram Alir Praktikum ke-3 Benzena

1.

+ Asam Sulfat pekat


s/dwarna berubah

CATAT WAKTUNYA (Menit)

1 mL Benzene, Anilin,
dan asam benzoat

2. + 1mL Kloroform

+ AlCl3 s/d warna berubah

Biarkan beberapa saat


s/d terbentuk gumpalan

CATAT WAKTUNYA (Menit)

1 mL Benzene, Anilin,
dan asam benzoat

3. Benzena 9
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

E. HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan
No. Perlakuan Pengamatan Hasil Pengamatan
1. Rangkaian alat
disipkan
2. Tabung reaksi berisi • Perubahan warna Terbentuk 2 fasa dengan
campuran larutan menjadi jingga waktu 59 detik
benzena dan H2SO4 • Terbentuk dua fasa
pekat dan gumpalan
3. Tabung reaksi berisi • Perubahan warna Terbentuk 2 fasa dengan
campuran larutan menjadi hitam waktu 1 menit 11 detik
anilin dengan H2SO4 kehijauan
pekat • Terbentuk dua fasa
dan gumpalan
4. Tabung reaksi berisi • Perubahan warna Terbentuk 2 fasa dengan
campuran larutan menjadi hitam waktu 48 detik & terbentuk
asam benzoat dengan keunguan gumpalan dengan waktu 48
H2SO4 pekat • Terbentuk dua fasa detik
dan gumpalan
5. Tabung reaksi berisi • Larutan bening Terbentuk 2 fasa, 12 tetes
larutan benzena • Terbentuk endapan AlCl3 dengan waktu 25 detik
ditambahkan
kloroform, kemudian
AlCl3
6. Tabung reaksi berisi • Larutan berwana 16 tetes AlCl3 dengan waktu
larutan anilin merah dan merah 1 menit 3 detik
ditambahkan tua/coklat tua
kloroform, kemudian • Terbentuk
AlCl3 gumpalan
7. Tabung reaksi berisi • Larutan bening Terbentuk 2 fasa, 4 tetes
larutan ditambahkan AlCl3 dengan waktu 6 detik
kloroform, kemudian & terbentuk gumpalan, 8
AlCl3 tetes AlCl3 dengan waktu 16
detik

F. Pembahasan

Praktikum identifikasi golongan aromatis ini, dilakukan beberapa perlakuan


untuk menguji Gugus aromatis. Gugus aromatis atau senyawa aromatis merupakan
senyawa yang cukup stabil yang di akibatkan oleh dealokalisasi elektron -PI. Akibat
dari deaokalisasi elektron-PI, maka energi resonansi mengakibatkan sifat-sifat yang
struktural yang aromatis. Senyawa aromatis yang sederhana adalah benzena. Benzena

3. Benzena 10
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

bersifat polar dan tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti
dietil eter atau tetraklorida.

Reaksi yang dapat terjadi dalam benzena adalah reaksi substitusi elektofilik.
Suatu elektrofil (E’) benzena elektron. Pada praktikum kali ini digunkan benzena,
anilin, dan asam benzoat sebagai zat yang akan kita uji. Senyawa-senyawa ini akan
direaksikan dengan H2SO4 pekat, reaksi ini bisa disebut dengan reaksi sulfonasi yang
termasuk dalam reaksi substitusi. Reaksi sulfonasi adalah reaksi yang mudah kembali
menjadi sebelumnya artinya hasil akhir dari reaksi sulfonasi ini dapat kembali berupa
senyawa maupun penyusunnya. Pengunaan H2SO4 pekat berasap disini yaitu pada
peraksi sulfonasi, bertujuan untuk mempercepat jalannya reaksi, akan tetapi tentunya
dengan reaksi yang lambat.

Pada percobaan pertama yaitu benzena direaksikan dengan H2SO4 pekat,


reaksi ini merupakan reaksi sulfonasi dimana reaksi ini akan menghasilkan asam
benzalsulfonat. Didalam percobaan terbentuk 2 fase dengan waktu 59 detik, dimana
benzena berada di bawah sedangkan H2SO4 pekat berada di atas, ini sesuai dengan
sifat benzena yang tidak arut dalam air, akan tetap benzena larut dalam pelarut organik.
Penggunaan H2SO4 disini bukan sebagai pelarut organik, melainkan sebagai katalis,
artinya H2SO4 hanya berperan untuk membantu mempercepat jalannya reaksi.
Sulfonasi pada benzena terjadi jika benzena yang dihasilkan dengan H2SO4 yang
mengandung SO3 yang larut.

Percobaan uji senyawa aromatis selanjutnya adalah reaksi antara anilin dengan
H2SO4 pekat, dimana dalam percobaan ditunjukan dengan berubahnya warna larutan
perubahan warna menjadi hitam kehijauan dan terbentuk dua fasa dan gumpalan
dengan waktu 1 menit 11 detik. Anilin sukar larut dalam air, anilin bersifat basa lemah
dan merupakan zat yang tidak berwarna dan juga dapat bereaksi dengan
H2SO4 membentuk anilin monosulfat yang merupakan asam nitrat yang berwarna.

Pada percobaan selanjutnya adalah campuran larutan asam benzoat dengan


H2SO4 pekat perubahan warna menjadi hitam keunguan terbentuk dua fasa dan
gumpalan dengan waktu terbentuk 2 fase 48 detik dan terbentuk gumpalan dengan
waktu 48 detik. Asam benzoat merupakan asam lemah yang merupakan asam
aromatik. dari campuran ini didapat bahwa asam benzoat larut dalam asam sulfat
(H2SO4) pekat walaupun sebelum larut terdapat bulir-bulir yang lama kelamaan

3. Benzena 11
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

semakin menghilang dan hasil percobaan ini merupakan reaksi sulfonasi yaitu hasilnya
berupa asam benzena sulfonat.

Pada percobaan seanjutnya yaitu benzena dengan kloroform sebagai mana


yang kita ketahui warna awal dari benzena yaitu bening dan setelah ditambahkan
dengan kloroform warnanya pun tidak berubah yaitu tetap bening, namun setelah
ditambahkan dengan AlCl3 warna larutan menjadi agak keruh dan terbentuk endapan
serta terbentuk 2 fasa, 12 tetes AlCl3 dengan waktu 25 detik

Pada percobaan selanjutnya tetapi masih dalam percobaan senyawa aromatis


dengan kloroform, yaitu mereaksikan anilin dengan kloform, sebelum anilin
dicampurkan dengan kloroform warna larutan anilin adalah coklat dan setelah
dicampurkan dicampurkan dengan kloroform semakin coklat, larutan ditambah lagi
dengan AlCl3, warna larutan menjadi semakin pekat selain itu terbentuk kristal
berwarna coklat kemerahan, 16 tetes AlCl3 dengan waktu 1 menit 3 detik. Dalam
percobaan ini anilin terjadi suatu proses yaitu suatu gugus amino akan bereaksi dengan
asam lewis yang kemudian akan membentuk senyawa kompleks, oleh sebab itu lah
larutan semakin pekat. Tabung reaksi selanjutnya yaitu asam benzoat dengan
kloroform (CHCl3) dan juga penambahan anhidrat. Campuran dari asam benzoat
dengan kloroform (CHCl3) menghasilkan warna larutan bening/jenuh. Namun, setelah
ditambahkan dengan anhidrat(AlCl3), warna larutan menjadi keruh dan pada dinding
tabung reaksi terbetuk kristal-kristal berwarna putih, yaitu adanya reaksi kimia dan
terbentuknya senyawa baru. Reaksi yang menggunakan pereaksi kloroform (CHCl3)
dan serbuk anhidrat (AlCl3) merupakan reaksi alkilasi. Alkilasi benzena merupakan
substitusi sebuah gugus alkil untuk sebuah asam hidrogen pada cincin benzena.
Alkilasi dengan alkil halida dan runtutan AlCl3 sebagai katalis sering disebut dengan
alkilasi Friedel-Craft (Fasseden. 2010 : 543).

G. Kesimpulan
Dari praktikum diatas dapat disimpukan benzena merupakan senyawa
golongan aromatik yang paling sederhana.Benzena dan turunannya sukar larut dalam
air da dapat larut pada pelarut organik. Benzena dan turunannya dapat mengalami
reaksi substitusi elektrofil yang dapat mengikat electron pada cincin benzena. Benzena
dan turunannya mengalami reaksi sulfonasi yaitu bereaksi dengan H2SO4 membentuk
asam sulfonatnya dan air.

3. Benzena 12
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

H. Daftar Pustaka

Fessenden Ralph J & Fessenden Joan S.1982 Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid
1. Jakarta Erlangga

Petrucci, Ralph H.1985 Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Underwood AL JR. RA Day. 2002 Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.


Jakarta: Erlangga

Wijaya, dkk.2008. Adsorpsi Za Organik Nitrobenzene dari Larutan Dengan


Menggunakan Bubuk Daun Intaran. http:/iki.aptekindo.org indes.politik article
view 29 FulL: 201ext (Diakses pada tanggal 23 January 2021 pukul 21.34
WIB)

Ikha 2013. sintesis nitrobenzene. hup/www.scribd.com doc


133334949/Sintesis-nitnbenzen- Dhan Diakses Pada tanggal 23 January 2021
pukul 22.42 WIB)

3. Benzena 13
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

NAMA : Yigal Syamua Hamonangan


NIM : 41204720119059

PERCOBAAN 4

SENYAWA ORGANOHALOGEN

A. TUJUAN
Mengetahui sifat-sifat dan reaktivitas Organohalogen

B. LANDASAN TEORI

Alkil halida dapat diperoleh dari alkohol melalui reaksi substitusi alifatik nukleofilik.
Reaksi dapat terjadi melalui mekanisme SN1 atau SN2 yang bergantung pada struktur alkil
halida dan kondisi reaksi. Tahap pertama masing-masing reaksi adalah protonasi alkohol
membentuk ion oksonium yang mengubah gugus OH menjadi gugus pergi yang bagus. Tahap
berikutnya tergantung pada sifat gugus alkil; apabila gugus alkil lebih mudah membentuk
karbokation maka tahap lambat penentu laju reaksi adalah tahap pelepasan molekul air dari
ion oksonium. Karbokation selanjutnya bereaksi secara ccepat dengan ion halida
menghasilkan alkil halida.
Mekanisme reaksi SN1 melibatkan protonasi alkohol pada tahap 1 yang diikuti
pembentukan karbokation pada tahap 2 melalui ion oksonium. Tahap ke-2 adalah tahap
penentu laju reaksi. Serangan ion halida pada karbokation planar terjadi pada tahap ke-3.
Mekanisme ini umumnya terjadi apabila gugus alkil berupa alkil tersier, alkil sekunder atau
gugus alkil dengan karbokation terstabilkan resonansi seperti kation alil atau benzil dapat
mengikuti mekanisme yang sama (semakin stabil karbokation, semakin mungkin mengikuti
mekanisme SN1).
Reaksi substitusi dapat juga terjadi tanpa melalui pembentukan karbokation. Mekanisme
reaksi ini dikenal dengan mekanisme SN2 dan umumnya dialami oleh gugus alkil primer. Ion
halida menyerang atom karbon primer ion oksonium pada tahap penentu laju reaksi dan alkil
halida terbentuk secara langsung. Gugus alkil sekunder dapat melewati reaksi substitusi
melalui mekanisme SN1 atau SN2 bergantung pada kondisi reaksi. Mekanisme reaksi SN1 dan
SN2 ditunjukkan sebagai berikut:

4 Organohalogen 10
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

Gambar 1. Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik

Uji klasifikasi alkil halida dilakukan dengan memperhatikan substituen halogen dan
kestabilannya. Dua uji alkil halida yang umum berupa uji perak nitrat dan uji natrium iodida
saling melengkapi; satu uji sangat bagus untuk alkil halida tersier, sedangkan yang lainnya
bagus untuk alkil halida primer.
Uji perak nitrat alkoholik bergantung pada reaksi yang cepat dan kuantitatif perak nitrat
alkoholik dengan ion halida menghasilkan perak halida yang tak larut (kecuali fluorida).
Perak dan logam berat lainnya mengkatalisis reaksi SN1 alkil halida melalui pembentukan
kompleks dengan pasangan elektron bebas halida. Laju penegndapan perak halida tergantung
pada gugus pergi, I>Br>Cl, dan pada struktur gugus alkil. Semua faktor struktural yang
menstabilkan ion karbonium yang kekurangan elektron akan mempercepat reaksi;
benzil alil>3°>2°>1°>metil>vinil aril.
Uji natrium iodida dalam aseton dilakukan dengan mencampurkan alkil halida dengan
antrium iodida dalam aseton. Laju pembentukan endapan NaX (X= Cl atau Br) diamati dan
digunakan untuk menentukan reaktivitas alkil halida melalui mekanisme SN2. Uji ini
didasarkan pada prinsip bahwa natrium iodida lebih larut dalam aseton sedangkan natrium
bromida dan natrium klorida tidak larut dalam aseton. Reaksi SN2 berlangsung secara
serentak dan menghasilkan produk inversi. Secara keseluruhan reaksi alkil halida pada uji
natrium iodida mengikuti urutan metil>primer>sekunder>tersier.

4 Organohalogen 11
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

C. URAIAN BAHAN
Alat
- Tabung reaksi
- Penutup Karet
- Pipet tetes
- Pengaduk kaca
- Gelas piala

Bahan
- Etanol (etil alkohol) - Pereaksi Lucas (ZnCl2 dalam HCl)
- 2-Propanol (isopropil alkohol) - AgNO3 0,1 M dalam 95% etanol
- 1-Butanol (n-butil alkohol) - HNO3 1M
- Aquades - Larutan natrium Iodida 15% dalam
aseton kering
- Aseton
- Larutan NaOH 0,5 M
- Indikator Fenolftalein (PP)

D. PROSEDUR

1. Reaksi Lucas
Beri label tabung reaksi dengan nama senyawa; etanol, 2-propanol, 1-butanol, 2-butanol, 2-
metil-2-propanol, sikloheksanol. Masukkan kedalam masing-masing tabung 2 mL pereaksi
Lucas dan masing-masing 4-5 tetes senyawa uji yang sesuai. Aduk campuran dan catat waktu
yang dibutuhkan hingga campuran menjadi keruh atau membentuk dua fasa terpisah. Catat
pada lembar pengamatan. Simpan Hasil Reaksi Untuk Percobaan Berikutnya.

2. Uji Perak Nitrat


Beri label tabung reaksi dengan nama senyawa; etanol, 2-propanol, 1-butanol, 2-butanol, 2-
metil-2-propanol, sikloheksanol. Lakukan percobaan satu per satu tiap tabung. Masukkan 1
tetes hasil reaksi Lucas yang bersesuaian dari percobaan 1 kedalam masing-masing tabung
yang telah berisi 2 mL pereaksi perak nitrat. Tutup tabung dengan penutup karet. Catat waktu
mulai penambahan. Amati dan catat dengan tepat waktu campuran menjadi keruh dan waktu

4 Organohalogen 12
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

pembentukan endapan di dasar atau di dinding tabung. Apabila tidak terjadi perubahan dalam
waktu 5 menit, hangatkan campuran dalam penangas air panas dan amati perubahan yang
terjadi. Tambahkan beberapa tetes HNO3 1M dan amati. Catat pada lembar pengamatan.

3. Uji Natrium Iodida


Beri label tabung reaksi dengan nama senyawa; etanol, 2-propanol, 1-butanol, 2-butanol, 2-
metil-2-propanol, sikloheksanol. Lakukan percobaan satu per satu tiap tabung. Masukkan 2
tetes hasil reaksi Lucas yang bersesuaian dari percobaan 1 kedalam masing-masing tabung
yang telah berisi 1 mL larutan natrium Iodida 15% dalam aseton kering. Tutup tabung dengan
penutup karet. Catat waktu mulai penambahan. Amati dan catat dengan tepat waktu
campuran menjadi keruh dan waktu pembentukan endapan.

4. Reaktivitas: Pelarut
Beri label tiga tabung reaksi kering dengan campuran pelarut yang digunakan (aseton: air;
55:45, 60:40, 65:35). Masukkan 2 mL masing-masing campuran pelarut tersebut kedalam
tabung yang sesuai, tambahkan 2 tetes larutan NaOH 0,5 M dan 2-3 tetes indikator
fenolftalein. Tutup tabung dengan penutup karet dan masukkan tabung kedalam penangas air
hangat selama 3-4 menit. Masukkan 3 tetes hasil reaksi Lucas untuk 2-metil-2-propanol dari
percobaan 1 kedalam masing-masing tabung. Catat waktu mulai penambahan. Aduk, amati
dengan teliti dan catat dengan tepat waktu warna merah muda indikator hilang.

Diagram Alir Praktikum ke-4 Organohalogen

1. Reaksi Lucas

Etanol 2-propanol 1-butanol 2-butanol 2-metil-2-propanol sikloheksanol

+ 2 mL pereaksi Lucas
+ 4-5 tetes senyawa uji yangsesuai CATAT WAKTUNYA
Aduk hinggacampuran menjadi
keruh atau membentuk dua fasa

4 Organohalogen 13
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

2. Uji Perak Nitrat

(Tabung reaksi lanjutan dari percobaan ke-1)

Etanol 2-propanol 1-butanol 2-butanol 2-metil-2-propanol sikloheksanol

+ 1 mL dari masing2 tabung

2 mL Perak Nitrat

Amati dan catat dengan tepat waktu campuran menjadi keruh


dan waktu pembentukan endapan di dasar atau di dinding tabung

Apabilatidakterjadiperubahandalam waktu5
menit, hangatkancampurandalampenangas air
panas dan amati perubahan yang terjadi.
TambahkanbeberapatetesHNO31Mdanamati

4 Organohalogen 14
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

3. Uji Natrium Iodida

(Tabung reaksi lanjutan dari percobaan ke-1)

Etanol 2-propanol 1-butanol 2-butanol 2-metil-2-propanol sikloheksanol

+ 2 tetes dari masing2 tabung

1 mLlarutan natrium Iodida 15% dalamasetonkering

Tutup tabung dengan penutup karet. Catat


waktu mulai penambahan. Amati dan catat
dengan tepat waktu campuran menjadi keruh
dan waktu pembentukan endapan.

4 Organohalogen 15
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

4. Reaktivitas (Pelarut)

(Aseton : Air)

55 : 45 60 : 40 65 : 35
2mL 2mL 2mL
+ 2 tetes larutan NaOH 0,5 M
+ 2-3 tetes Indikator PP

Tutup tabung dengan penutup karet + 3 tetes hasil reaksi Lucas


dan masukkan tabung kedalam untuk 2-metil-2-propanol dari
percobaan 1 kedalam masing-
penangas air hangat selama 3-4 menit masing tabung

Catat waktu mulai penambahan.


Aduk, amati dengan teliti dan
catat dengan tepat waktu warna
merah muda indikator hilang.

E. HASIL PENGAMATAN
Reaksi Lucas

SENYAWA WAKTU WAKTU TERJADI WAKTU TOTAL


PENAMBAHAN KERUH/TERBENTUK
PEREAKSI LUCAS 2 FASA
Etanol 0 detik 2 fasa : 5 menit 6 detik 5 menit 6 detik
Methanol 0 detik 2 fasa : 4 menit 6 detik 4 menit 6 detik
1-propanol 0 detik 2 fasa : 7 menit 8 detik 7 menit 8 detik
2-butanol 0 detik 2 fasa : 5 menit 8 detik 5 menit 8 detik

Uji Perak

SENYAWA WAKTU WAKTU WAKTU WAKTU


MULAI KERUH ENDAPAN TOTAL
Etanol 0 detik 1 detik 3 detik 4 detik
Methanol 0 detik 1 detik 3 detik 4 detik
1-propanol 0 detik 1 detik 3 detik 4 detik
2-butanol 0 detik 1 detik 3 detik 4 detik

4 Organohalogen 16
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

Natrium Iodida

SENYAWA WAKTU WAKTU WAKTU WAKTU


MULAI KERUH ENDAPAN TOTAL
Etanol 0 detik 1 jam 11 menit - 1 jam 11 menit
Methanol 0 detik 1 jam 11 menit - 1 jam 11 menit
1-propanol 0 detik 7 menit 1 detik - 7 menit 1 detik
2-butanol 0 detik 58 detik 1 jam 11 menit 1 jam 11 menit
58 detik

Reaktivitas: pelarut

Campuran Waktu mulai Waktu warna Waktu total


Aseton:air indicator hilang
5,5:4,5 0 detik 25 detik 25 detik
(terbentuk endapan)
6:4 0 detik 1 menit 7 detik 1 menit 7 detik
(terbentuk endapan)
6,5:3,5 0 detik 22 detik 22 detik
(terbentuk endapan)

F. Pembahasan
Alkil halida adalah turunan hidrokarbon dimana satu atau lebih
hidrokarbonnya diganti dengan halogen. Pada dasarnya terdapat 2 mekanisme reaksi
substitusi nukleofilik yaitu SN 1 dan SN 2.
Bagian SN menunjukkan substitusi nukleofilik. Mekanisme SN1 adalah proses
dua tahap. Tahap pertama, ikatan antara karbon dengan gugus pergi putus. Gugus
pergi putus terlepas dengan membawa pasangan elektron, dan terbentuklah ion
karbonium. pada tahap kedua (tahap cepat), ion karbonium bergabung dengan
nukleofil menyerang dari belakang ikatan (-X). Pada keadaan transisi, nukleofil dan
gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron, nukleofil memberikan
pasangan elektronnya untuk dijadikan pasangan elektron dengan karbon. SN2 yaitu
nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi dalam
mekanisme reaksi.
Pada praktikum kali ini yang bertujuan untuk mengenal reaksi substitusi
nukleofilik melalui mekanisme SN2 dilakukan 3 percobaan diantaranya yaitu reaksi
lucas, uji perak nitrat, dan uji natrium iodida. Pada percobaan pertama yaitu reaksi
lucas, yang mana prinsip percobaan ini adalah membedakan senyawa alkohol primer,

4 Organohalogen 17
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

sekunder, dan tersier. Yang nantinya pereaksi lucas (larutan lucas) ini akan
ditambahkan dengan 5 larutan yang berbeda. Dalam reagen alcohol primer tidak
bereaksi, alcohol sekunder bereaksi sedikit dan lambat ditambah dengan pemanasan
dan alcohol tersier dapat bereaksicepat meskipun tanpa pemanasan. Reaksi positif
ditandai dengan terbentuknya kabut dan terbentuk dua lapisan pada sampel. 2-butanol
adalah alcohol sekunder yang bereaksi lambat dengan pereaksi lucas yang ditandai
dengan perubahan warna menjadi keruh, begitu pula pada sikloheksana.
Pada percobaan kedua yaitu uji AgNO3. Dilakukan dengan menambahkan
larutan perak nitrat tersebut dengan pereaksi lucas dari percobaan sebelumnya.
Berdasarkan pada hasil pengamatan bahwa sampel yang awalnya berwarna bening
berubah menjadi terbentuk endapan putih dengan warna larutan tetap bening, hal ini
dikarenakan pada kloroetana ditambahkan AgNO3 maka akan terbentuk perak klorida
(endapan putih). Hal yang sama juga terjadi pada semua sampel yang mana terbentuk
endapan putih ketika ditambahkan dengan pereaksi lucas.
Pada percobaan ketiga yaitu uji natrium iodida, dilakukan langkah yang sama
dengan percobaan kedua yakni dimasukkan larutan uji kedalam 4 tabung reaksi yang
berbeda yang kemudian ditambahkan dengan pereaksi lucas pada (percobaan 1).
Pada sampel Etanol, Methanol, 1-propanol tidak timbul endapan hanya menunjukkan
warna kekeruhan pada larutan. Hal ini kemungkinan terjadi karena endapan yang
terbentuk belum benar-benar terpisah dengan larutannya dan sesuai juga dengan
waktu yang diperlukan larutan untuk membentuk endapan yang misalkan pada Etanol,
Methanol, memerlukan waktu 1 jam 11 menit dan 1-propanol memerlukan waktu 7
menit 1 detik untuk memperlihatkan adanya endapan dan larutannya terlihat pucat
karena memang endapan yang terbentuk masih ada pada larutan tersebut dan belum
terpisah sempurna, mungkin jika dilakukan sentrifugasi maka akan terlihat bahwa
larutan dari kedua sampel tersebut akan memiliki warna dan keadaan yang sama
dengan larutan sampel 2-butanol. Dalam literatur sendiri disebutkan bahwa etanol
seharusnya bereaksi lebih cepat karena merupakan alkohol primer yang seharunya
lebih cepat bereaksi dari pada alkohol sekunder dan alkohol tersier. Dalam hasil
pengamatan pada 2-butanol waktu yang diperlukan untuk bereaksi adalah 1 jam 11
menit 58 detik, terbilang lambat, hal ini dipengaruhi oleh warna dari larutan yang
kuning pucat ketika ditambahkan dengan pereaksi lucas yang membuat praktikan sulit
untuk melihat apakah sudah dikatakan bereaksi membentuk endapan atau tidak.

4 Organohalogen 18
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I

Fenol kelarutan fenol dalam air akan berkurang jika gugus nonpolar terikat
pada cincin aromatic baik alkohol maupun fenol tidak larut dalam n-heksan jika diberi
reagen lucas, tidak terjadi reaksi Fenol tidak dapat dioksidasi oleh asam kromat Fenol
bereaksi dengan FeCl3 dan memberikan warna merah –ungu Keasaman fenol lebih
tinggi dari alkohol.

G. Kesimpulan

-Reaksi SN 1 membutuhkan Senyawa antara, ion karbonium

-Reaksi SN 1dan SN 2 dpengaruhi oleh pelarut yang digunakan. Pelarut polar akan
mendukung reaksi dari SN 1 sedang kan pelarut non polar menyebabkan reaksi
berlangsung secara SN 2
-Jika SN 1 tidak dapat berlangsung karana ikatan antar molekul yang kuat dapat
dilakukan pelamahan ikatan dengan pemanasan

H. DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R.J., Fessenden, J.S, Alih Bahasa Pudjaatmaka, A.H, 1982, Kimia
Organik Jilid 1, edisi ke-3 Jakarta : Erlanggan

McMurry, J., 2007, Organic Chemistry,7th edition, California : Wadsworth Inc.

Morrison, R.T, Boyd,R.N, 1992, Organic Chemistry, 7th edition, New Jersey :
Prentice Hall Inc.

Riawan, S, 1990, Kimia Organik, Jakarta : Binarupa Aksara

4 Organohalogen 19

Anda mungkin juga menyukai