elektron
Titrasi redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang bersifat sebagai oksidator atau reduktor.
Oksidasi adalah reaksi peningkatan oksigen dan dapat melepaskan elektron serta kenaikan bilangan oksidasi oleh suatu atom, ion atau molekul. Sedangkan reduksi ialah reaksi pelepasan oksigen atau pengambilan elektron serta penurunan bilangan oksidasi oleh suatu atom, ion atau molekul.
1. Banyaknya oksigen
Berat ekivalen (1 grek) suatu zat adalah banyaknya mol zat dimaksud yang dapat melepaskan atau menerima mol oksigen Contoh : a) KMnO4 dalam suasana asam H 2 KMnO4 K2O + 2MnO + 5 O 2 mol KMnO4 dapat melepaskan 5 mol O maka 1 grek KMnO4 = 0,2 mol
+
2. Banyaknya elektron
1 grek suatu zat adalah banyaknya mol zat dimaksud yang dapat menerima atau melepaskan 1 buah elektron
Contoh: a) K2Cr2O7 dalam suasana asam Cr2O72-+14 H++6e- 2 Cr3++7H2O 1 mol Cr2O72- dapat menerima 6e- maka 1 grek Cr2O72- = 1/6 mol
Fe2+ Fe3+ + e1 mol ferro melepaskan 1 elektron maka 1 grek FeSO4 = 1mol
Tereduksi
teroksidasi Proses oksidasi reduksi terjadi bersama sama pada pelaksanaan TITRASI.
Zat pengoksid lemah cenderung kurang shg hanya dpt mengoksidai zat pereduksi yg plg siap menghasilkan eKekuatan zat pengoksidasi dan pereduksi di tunjukkan ole nilai potensial reduksi nya.
POTENSIAL STANDAR
SETENGAH REAKSI Sistem Redoks Eo Volt
1,77 1,695 1,6 1 1,51 1,3 3 1,23 1,20 0,88 0,86 0,771 0,682 0,6197 0,559 H2O2 + 2H+ + 2e- 2 H2O MnO4- + 4H+ + 3e- MnO2 + 2H2O Ce4+ +
e-
Ce3+
MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4 H2O Cr2O72- + 14 H+ + 6e- 2Cr3+ + 7H2O MnO2 + 4H+ 2e- Mn2+ + 2H2O 2IO3- + 12H+ + 10e- I2 + 6H2O H2O2 + 2e- 2OHCu2+ + I- + e- CuI Fe3+ + e- Fe2+ O2 + 2H+ + 2e- H2O2 I2(aq) + e- 2IH3AsO4 + 2H+ + 2e- HAsO2 + 2H2O
SETENGAH REAKSI
Sistem Redoks
2H+ + 2e- H2
Zn2+ + 2e- Zn 2H2O + 2e- H2 + 2OH-
0,0000 **
-0,763 -0,828
menggunakan indikator.
KURVE TITRASI
Daerah setelah TE
E Volt
TE
Daerah Sebelum TE
Daerah TE
mL titran
INDIKATOR
Auto indikator Contoh : KMnO4 Indikator spesifik Contoh : Indikator kanji untuk Iodium Indikator redoks yang dapat berbeda warna pada keadaan tereduksi dan teroksidasi. Contoh : difenilamin dan feroin.
Iodo-iodimetri
Bromatometri
PERMANGANOMETRI
Permanganometri adalah titrasi
Mangan mempunyai bilangan oksidasi +2, +3+, +4, +6,dan +7. MnO4- + e- MnO42MnO4- + 4H+ + 3e- MnO2 + 2H2O MnO4- + 8H+ + 4e- Mn3+ + 4H2O MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O Reaksi yang paling umum ditemukan di laboratorium MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O Eo = +1,51 V Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak zat pereduksi berdasarkan reaksi tersebut, namun ada yang perlu pemanasan atau penggunaan katalis untuk mempercepat reaksi.
dalam suasa basa ion MnO4- tereduksi menjadi MnO2 sehingga 1 grek KMnO4 = 1/3 mol
Contoh Soal
Dalam
dititrasi
suasana
dengan
asam
larutan
besi
(II)
kalium
permanganat
0,0206
M,
larutan
PENYELESAIAN
Dalam suasan asam: MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O X1 Fe2+ Fe3+ + e X5 MnO4- + 8H+ + 5Fe2+ Mn2+ + 4H2O + 5Fe3+ Pada titik ekivalen: Mol KMnO4 = M.V
Mol KMnO4 = M.V = 0,0206 M x 40,2 mL = 0,828 mmol 5 mol Fe 1 mol KMnO4 mol Fe yang diperlukan = 5 x 0,828 mmol = 4,14 mmol Banyaknya Fe yang diperlukan adalah: mg = 4,14 mmol x Ar.Fe. mg = 231,8 mgram
DIKROMATOMETRI
Dikromatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan senyawa dikromat sebagai oksidator. Ion dikromat direduksi menjadi ion Cr3+ yang berwarna hijau. Senyawa dikromat merupakan oksidator kuat tetapi lebih lemah dari permanganat. Cr2O72- + 14H+ + 6e- 2Cr3+ + 7H2O
Keuntungan dikromat sebagai oksidator adalah larutannya sangat stabil dan tersedia dalam bentuk yang cukup murni serta merupakan standar primer Kelemahannya adalah reaksinya lambat. Penggunaan utama titrasi dikromatometri adalah untuk penentuan kadar besi (II) dalam larutan asam klorida.
Contoh soal
5 mL larutan beralkohol diencerkan menjadi 1L dalam labu ukur. Etanol (C2H5OH) dalam 25 mL aliquot didestilasi dalam 50 mL K2Cr2O7 0,02 M dan dioksidasi menjadi asam asetat dengan pemanasan. Setelah dingin, 20 mL Fe2+ 0.1235 M dipipetkan kedalam labu. Kelebihan Fe2+ dititrasi dengan 7,46 mL bikromat. Hitunglah persen (b/v) etanol (Mr=46,07 g/mol) dalam larutan tsb
Penyelesaian
Jumlah total K2Cr2O7 = (50+7,46) mL x 0,02 M = 1,1492 mmol Jumlah K2Cr2O7 untuk menitrasi Fe2+ = 20 ml x 0,1235 x 1/6 = 0,41767 mmol
massa etanol = 3/2 x 0,73153 mmol x 46,07 g/mol = 50,552 mgram = 0,05 gr
0,05 g etanol x 100% Persen etanol = 5 ml sampel x 25 ml/1000 ml
BROMATOMETRI
Garam kalium bromat (KBrO3) adalah oksidator kuat dan zat standar primer Dalam suasana asam tereduksi menjadi garam bromida : BrO3- + 6 H+ + 6e- Br - + 3H2O 1 grek KBrO3 = 1/6 mol Titik ekivalen ditandai dgn terjadinya brom bebas (Br2) bewarna kuning muda : BrO3- + 6 H+ + 5Br - 3Br2 + 3H2O
TITRASI BROMATOMETRI
bisa juga menggunakan indikator metil oranye, metil merah, atau indigo karmin. Penggunaan : - Secara langsung utk ion As3+ dan Sb3+ BrO3- + 3As3+ + 9H2O Br - + 3H3AsO4 +9H+ - Secara tidak langsung untuk ion logam seperti Al3+, Mg2+, Cd2+,Co2+, Ni2+, TiO2+
TITRASI BROMATOMETRI
Secara tidak langsung 1. Ion logam diendapkan sempurna dengan oksin atau 8-hidroksiquinolin (C9H6NOH) berlebihan. 2. Endapan dilarutkan kembali dlm lar. HCl 3. Larutan yang mengandung oksin bebas dgn ditambah garam KBr dititrasi dgn larutan KBrO3 standar
Shg 1 grek oksin = mol Reaksi pengendapan ion logam (Mn+) dgn oksin : Mn+ + n C9H6NOH M(C9H6NO)n+ nH+ shg 1 grek ion Mn+ = 1/4n mol
Contoh Soal
Sampel obat antibiotik sebanyak 0,2981 g mengandung sulfanilamid dilarutkan dalam HCl dan diencerkan hingga 100 mL. 20 mL larutan tersebut dimasukkan dalam sebuah labu dan ditambah 25 mL KBrO3 0,01767 M. 10 gram KBr ditambahkan untuk membentuk Br2 yang bereaksi dengan sulfanilamid dalam sampel. Setelah 10 menit, ditambahkan KI berlebihan dan Iodin yang dibebaskan dititrasi dengan 12,92 mL natrium tiosulfat 0,1215 M.
Br2 + 2 I- 2 Br - + I2 (KI berlebihan) I2 + 2 S2O32- S4O62- + 2I Hitunglah % NH2C6H4SO2 (Mr = 172,21 g/mol) dalam antibiotik tersebut?
Penyelesaian : Jumlah total Br2 = 3 x 25 ml x 0,01767 M = 1,32535 mmol mmol Br2 kelebihan KI = mmol I2 = mmol tiosulfat = x 12,92 ml x 0,1215 M = 0,78489
IODO-IODIMETRI
Iodometri larutan standar Na2S2O3 Iodimetri larutan standar Iodium (I2) Indikator larutan amilum (kanji) Reaksi yang terjadi dalam iodo-iodimetri : 2 S2O32- + I2 S4O62- + 2II2 + 2e- 2I1 grek I2 = mol 2 S2O32- S4O62- + 2e- 1 grek = 1 mol
TITRASI IODO-IODIMETRI
Larutan standar I2 dapat digunakan untuk penetapan langsung beberapa reduktor: H2S + I2 S + 2I- + 2H+ Sn2+ + I2 Sn4+ + 2IH3AsO3 + H2O + I2 HAsO42- + 2I- + 4H+ Natrium tiosulfat mudah diperoleh dalam keadaan murni, tetapi kandungan air kristalnya tidak selalu tetap, sehingga garam tersebut bukan merupakan standar primer
Contoh
Untuk menentukan banyaknya K2Cr2O7 yang
Penyelesaian
A. Reaksi yg terjadi dalam larutan : Cr2O72- + 6I- + 14H+ 2Cr3+ + 3I2 + 7H2O 2 S2O32- + I2 2I- + S4O62 B. Na2S2O3 = 48,8 ml x 0,1N = 4,88 mgrek