Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

Elusidasi Struktur

Nama Kelompok :
1. Kurniawati (08121006001)
2. Dani Fitrah H (08121006011)
3. Melvia Permatasari (08121006013)
4. Annisa Arifin (08121006047)
5. Mutiara Bella (08121006073)

Dosen Pengajar : Shaum Shian,Apt

Program Studi Farmasi


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sriwijaya
2015

T.12
Panjang gelombang terbesar cahaya yang diabsorbsi oleh 3-oktena di daerah ultraviolet ialah
185 nm. Kromofor manakah yang menyebabkan absobsi tersebut? Transisi jenis apakah yang
terjadi?
Jawab :
CH3-CH2 -CH2 -CH2 -CH = CH- CH2 -CH3
3-Oktena
Senyawa ini memiliki satu ikatan rangkap pada atom C ke 3. Ikatan rangkap yang ada pada
senyawa tersebut memiliki 1 ikatan sigma dan 1 ikatan vi, dimana Ikatan vi lebih stabil dan lebih
sulit diputus dibandingkan ikatan sigma yang ada pada ikatan tunggal sehingga senyawa yang
memiliki ikatan rangkap dua lebih stabil dibandingkan senyawa yang hanya memiliki ikatan
tunggal. senyawa yang memiliki ikatan rangkap akan menyerap (mengabsorpsi) energi lebih kecil
dibandingkan ikatan tunggal karena energi yang dibutuhkan untuk melakukan eksitasi kebentuk
yang lebih stabil lebih kecil. Penyerapan energi yang kecil oleh senyawa ini menyebabkan cahaya
yang melewati senyawa ini lebih banyak di transmisikan atau dilepaskan, inilah yang menyebabkan
senyawa tersebut memiliki panjang gelombang yang lebih besar dibandingkan senyawa dengan
ikatan tunggal.
Jadi, yang mempengaruhi banyaknya penyerapan energi (kromofor) pada senyawa ini
adalah ikatan rangkap dua yang terdapat pada atom c ke 3.
Ikatan rangkap pada senyawa ini menjadikan senyawa ini bersifat tak jenuh. gugus
fungsional yang tidak jenuh dalam senyawa tersebut memberikan orbital phi yang diperlukan untuk
bertransisi dari * dengan panjang gelombang dibawah 200 nm (185 nm). Semakin banyak
ikatan rangkap yang terdapat dalam suatu senyawa maka semakin besar panjang gelombang yang
di hasilkan, karena energi yang diserap akan semakin kecil.

T.13
Transisi berenergi terendah untuk H3C O - CH3 terlihat kira-kira pada 185 nm. Kromofor
apakah pada dimetil eter tersebut ? Transisi jenis apakah yang menyebabkan absorbsi pada 185 nm?
Gambarkan dengan diagram tingkat energi?
Jawab:
Senyawa eter memiliki ikatan antar atom C dan atom O dimana atom O dan C memiliki
kemampuan ikatan yang lebih kuat dibandingkan dengan ikatan antar C dan C maupun C dan H,
karena atom O memiliki pasangan elektron suni dan sifat keelektronegatifan yang tinggi sehingga
mampu menarik elektron pasangannya lebih kuat, kemampuannya untuk menarik pasangan
elektron inilah yang menyebabkan ikatan nya semakin stabil. Semakin stabil suatu senyawa maka
semakin kecil pula energi yang dibutuhkan untuk tereksitasi, sehingga absorbansinya (penyerapan)
lebih kecil. Semakin kecil absorbansi suatu senyawa maka semakin besar kemampuannya untuk
mentransmisikan cahaya dalam bentuk gelombang. Oleh karena itu, semakin kecil absorbansinya
maka semakin besar panjang gelombang yang dihasilkan.
Jadi, kromofor yang terdapat pada senyawa eter adalah ikatan antar atom O ( O-) yang
menyerap energi yang lebih kecil dan memiliki panjang gelombang yang lebih besar.
Ikatan antara C-O memiliki Transisi n *, dimana sistem ini mempunyai elektron pada
orbital molekul tak mengikat (n) dan . Senyawa yang hanya mempunyai orbital molekul n dan
ialah molekul organik jenuh yang mempunyai satu atau lebih atom dengan pasangan elektron
sunyi, seperti C-O pada senyawa tersebut. Berdasarkan diagram tingkat energi transisi ini memiliki
energi yang lebih rendah dan panjang gelombang yang lebih besar. Transisi ini memiliki panjang
gelombang kurang dari 200 nm.

Diagram tingkat energi

T.14
Transisi berenergi terendah yang terlihat pada trietilamina ialah kira-kira pada 195 nm.
Kromofor apakah yang menyebabkan transisi tersebut ? Transisi jenis apakah yang menyebabkan
absorpsi pada 195 nm ?
Jawab:
C2H5
|
H5C2 -- N -- C2H5
Trietil amina
Pada senyawa tersebut terdapat gugus amin tersier yang memiliki ikatan antara atom N
dan atom C. Ketiga tangan atom nitrogen mengikat gugus etil dimana terdapat pasangan elektron
suni pada senyawa tersebut. Pasangan kedua elektron yang terdapat pada atom Nitrogen ini
menyebabkan senyawa tersebut mengalami transisi dari n * yang mengabsorbsi pada
panjang gelombang dibawah 200 nm. Transisi ini terjadi pada ikatan jenuh yang tidak memiliki
ikatan rangkap tetapi memiliki pasangan elektron suni.
Jadi, kromofor yang menyebabkan transisi pada senyawa tersebut adalah ikatan Nitrogen
dan carbon yang membentuk senyawa amina.

T.15
Transisi berenergi terendah yang terlihat pada etana ialah pada kira-kira 150 nm. Kromofor
apakah yang ada dalam etana? Transisi jenis apakah yang menyebabkan absorpsi pada 150 nm?
Jawab :
Etana

Pada etana terdapat ikatan tunggal C-C dan C-H yang merupakan kromofor
elektron ikatan tunggal sigma (). Kromofor jenis ini terjadi transisi >*. Ikatan sigma
merupakan ikatan yang sangat kuat sehingga dibutuhkan energi yang tinggi untuk dapat
melakukan transisi ini. Senyawa organik yang terbentuk dari ikatan sigma (ikatan tunggal) tidak
menunjukkan absorpsi di daerah normal ultraviolet (200 400 nm) tetapi di panjang gelombang
yang lebih rendah yaitu 150 nm.
T.16
Diagram tingkat energi untuk kromofor karbonil (C=O) terlihat di bawah ini. Susunlah
transisi n* , * , dan n* menurut urutan energi menurun.
Jawab :

Dari diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa Urutan energi dari tingkat yang lebih tinggi ke
tingkat yang lebih rendah yaitu : n* * n*
Transisi n>*
Transisi jenis ini terjadi pada senyawa heteroatom berikatan tunggal yang terikat dengan atom
yang memiliki pasangan elektron bebas seperti atom oksigen (O), atom-atom halogen (F, Cl, Br, I),
atom nitrogen (N) dan sebagainya.
Transisi >*
Transisi jenis ini terjadi pada molekul hidrokarbon tak jenuh atau molekul yang memiliki ikatan
rangkap. Energi yang dibutuhkan untuk melakukan eksitasi lebih kecil dibandingkan transisi
sebelumnya, sehingga transisi ini terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar.
Transisi n>*
Transisi ini terjadi pada senyawa tak jenuh yang berikatan dengan atom yang memiliki pasangan
elektron bebas. Senyawa organik yang mengalami transisi ini diantaranya adalah senyawaan
karbonil (C=O), nitril (C=N).

T.17
Aseton mengabsorpsi cahaya pada 280, 187 dan 154 nm. Kromofor apakah yang
menyebabkan masing- masing absorpsi tersebut di atas? Transisi jenis manakah yang menyebabkan
masing- masing absorpsi tersebut?
Jawab:
Senyawa Aseton
O
||
H3C C CH3
A. Absorpsi cahaya pada max=280 nm
merupakan transisi dari n * dimana absorbansinya pada panjang gelombang lebih
kurang 300 nm. Kromofor yang berperan dalam hal ini adalah ikatan antara C = O.
B. Absorbsi cahaya pada max= 187 nm
merupakan transisi dari n * dimana absorbansinya pada panjang gelombang kurang
dari 200 nm. Kromofor yang berperan dalam hal ini adalah ikatan antara C C .
C. Absorbsi cahaya pada max= 154 nm
merupakan transisi dari >* dimana absorbansinya pada panjang gelombang lebih
kurang 150 nm. Kromofor yang berperan dalam hal ini adalah ikatan antara C H.

T.18
Transisi jenis apakah selain dari *, , dan * yang dapat terjadi pada senyawa
berikut :
a. CH2=CH:O:CH3
b. CH2=CH CH2 CH2:O:CH3
Jawab:
(a) Untuk senyawa CH2=CH:O:CH3 juga dapat terjadi transisi jenis n*, n * , dan
*. Pada prinsipnya kromofor yang menyebabkan transisi n*, n * , dan *
adalah sistem yang mempunyai elektron baik pada orbital molekul tak mengikat (bebas)
maupun pada . contoh kromofor pada senyawa (a) adalah C=C, C=C-O dan C-O-C.
(b) Untuk senyawa CH2=CHCH2CH2:O:CH3 juga dapat terjadi transisi jenis * disebabkan
oleh ikatan rangkap tak terkonjugasi dan biasanya mengabsorbsi cahaya pada panjang
gelombang sekitar 200 nm. Kemudian transisi jenis n * (C-O-C tidak terkonjugasi ),
Oksigen tidak terkonjugasi dengan sistem orbital .

T.19
Kromofor apakah dalam setiap molekul berikut ini menyebabkan transisi berenergi
terendah ?
Jawab :
a. Siklopentena
Kromofor yang menyebabkan transisi * ( -C=C- ) memiliki energi transisi terendah,
sebab elektron dalam ikatan rangkap lebih mudah dieksitasikan keorbital yang lebih tinggi (ikatan
rangkap dua antar C tersebut lebih stabil) sehingga memerlukan radiasi berenergi lebih rendah
dan panjang gelombang yang lebih panjang, sedangkan elektron dalam suatu ikatan kovalen
tunggal yang

memerlukan radiasi berenergi tinggi atau panjang gelombang pendek untuk

eksitasinya.
b. CH3-OH
Dalam molekul methanol ini terdapat ausokrom (-OH) yang merupakan gugus fungsional
yang mempunyai elektron bebas yang memberikan transisi n *. Terikatnya gugus ausokrom
pada gugus kromofor akan mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang gelombang
yang lebih panjang. Dimana panjang gelombang berbanding terbalik dengan energi, sehingga
ketika panjang gelombangnya bertambah besar maka energi yang dibutuhkan akan semakin
rendah.

T.20
Kromofor apakah selain >*

yang dimiliki oleh masing-masing molekul berikut?

Transisi apakah yang dapat terjadi pada masing-masing molekul tersebut?


a).

O
||
H3C C H
b). (CH3)2 N: CH = CH2
Jawab:
Transisi pada molekul a, terjadi pada ikatan (kromofor) -C=O- senyawa yang memiliki ini
merupakan senyawa tak jenuh yang berikatan dengan atom yang memiliki pasangan elektron
bebas. Sehingga energi yang dibutuhkan untuk tereksitasi lebih kecil dan memiliki panjang
gelombang yang lebih besar. Jenis transisi ini terjadi pada n* pada panjang gelombang
dibawah 200 nm.
Transisi pada molekul b, terjadi pada ikatan (kromofor) gugus amina -C-N- senyawa yang

memiliki gugus ini merupakan senyawa jenuh yang berikatan dengan atom yang memiliki pasangan
elektron bebas. Sehingga energi yang dibutuhkan untuk tereksitasi lebih kecil dan memiliki panjang
gelombang yang lebih besar. Jenis transisi ini terjadi pada n * pada panjang gelombang
dibawah 200 nm. sedangkan Kromofor yang menyebabkan terjadinya transisi * ialah sistem
yang mempunyai elektron pada orbital molekul . Senyawa yang hanya mempunyai orbital
molekul , seperti C=C. Jenis transisi ini memiliki panjang gelombang << 200 yang mana
merupakan ikatan yang tak tak jenuh.

T.23
Asetaldehida (CH3COH) mempunyai puncak absorbsi pada 160 nm, 180 nm, dan 290 nm.
Transisi jenis apakah yang menyebabkan masing-masing absorbsi?
Jawab:
A. Absorpsi cahaya pada max= 290 nm
merupakan transisi dari n * dimana absorbansinya pada panjang gelombang lebih
kurang 300 nm. Kromofor yang berperan dalam hal ini adalah ikatan antara C = O.
B. Absorbsi cahaya pada max= 185 nm
merupakan transisi dari n * dimana absorbansinya pada panjang gelombang kurang
dari 200 nm. Kromofor yang berperan dalam hal ini adalah ikatan antara C C .
C. Absorbsi cahaya pada max= 160 nm
merupakan transisi dari >* dimana absorbansinya pada panjang gelombang lebih
kurang 150 nm. Kromofor yang berperan dalam hal ini adalah ikatan antara C H.

T.24
Transisi jenis apakah yang menyebabkan masing-masing absorbsi pada spektrum aseton
(CH3COCH3) yang menunjukkan tiga puncak absorbsi. Apakah absorbsi terjadi di daerah UV
kuarsa atau vakum?
Jawab:
O
||
H3C C CH3
Senyawa Aseton

Gugus CH3COCH3 memiliki 3 kromofor, yaitu :

Kromofor C-C dan C-H berarti transisinya sigma sigma star. Transisi ini termasuk
dalam daerah ultraviolet vakum (daerah di bawah 200 nm). Daerah ini merupakan daerah yang
sukar memperoleh spectrum dan informasi yang dapat diperoleh mengenai struktur molekul
organik sangat sedikit atau susah diamati. Transisi ini memiliki panjang gelombang 150 nm.
Kromofor C=O berarti transisinya non bonding ke phi star. Transisi ini terjadi pada
senyawa tak jenuh yang berikatan dengan atom yang memiliki pasangan elektron bebas. Senyawa
organik yang mengalami transisi ini diantaranya adalah senyawaan karbonil (C=O) pada senyawa
ini.Senyawa yang mempunyai transisi n * mengabsorpsi cahaya di daerah ultraviolet kuarsa
(200 -400 nm). Daerah ini memiliki spektrum dan informasi mengenai struktur molekul organik
sangat besar atau bisa diamati. Transisi ini memiliki panjang gelombang krang dari 200 nm.
T.27
Absorpsi yang disebabkan oleh transisi * pada etilena dan 3-oktena terjadi pada
berturut-turut pada 163 dan 185 nm. Mengapa absorpsi tidak terjadi pada panjang gelombang yang
sama ?
Jawab :
Kedua absorpsi yang disebabkan oleh transisi * pada ikatan rangkap terdapat gugus
yang berbeda, sehingga elektron kromofor nya pun berbeda. Jadi perbedaan energi antara
keadaan * tidak sama yang menyebabkan absorpsi tidak terjadi pada panjang gelombang
yang sama.
T.28
Apakah antaraksi orbital p terbesar terjadi pada etilena atau 3-oktena?
Jawab :
Struktur kimia etilena:

Struktur kimia 3-oktena:

Antaraksi orbital p terbesar terjadi pada etilena (etena), antaraksi orbital p melibatkan
transisi * yang terjadi pada ikatan rangkap C=C. Hal ini dikarenakan absorbsi oleh transisi
* pada etilena terjadi pada 163 nm yaitu pada panjang gelombang yang lebih kecil daripada
3-oktena (185 nm) sehingga menunjukkan perbedaan energi antara keadaan * lebih besar.
T.29
Transisi * untuk 2 senyawa diberikan di bawah. Mengapa kedua transisi tersebut
tidak mengabsorpsi pada panjang gelombang yang sama?
a). CH3CCH
187 nm
b). CH3COCH3
154 nm
Jawab:
CH3 CCH
CH3 C = O CH3
Meskipuun kedua absorpsi disebabkan oleh transisi * , lingkungan elektron pada
gugus karbonil tidak sama dengan lingkungan elektron di sekitar ikatan rangkap tiga. Jadi transisi

nya memerlukan energi yang berbeda. Dimana senyawa A yang memiliki ikatan rangkap 3 memiliki
energi eksitasi yang lebih kecil dibandingkan senyawa B sehingga senyawa A memiliki panjang
gelombang yang lebih besar dibanding B.
T.33
Diketahui suatu senyawa yang mungkin suatu amina jenuh atau suatu amina tak jenuh.
Spektrum senyawa tersebut terlihat di bawah ini. Struktur manakah yang terlihat cocok ? jelaskan !

Jawab:
Amina jenuh tidah memiliki ikatan rangkap pada struktur senyawanya sehingga
membutuhkan energi yang lebih besar untuk tereksitasi ini dikarenakan ikatan tunggal lebih tidak
stabil dibandingkan ikatan rangkap sehingga dibutuhkan penyerapan energi yang lebih besar untuk
mencapai keadaan yang lebih stabil. Penyerapan energi yang lebih besar inilah yang menyebabkan
senyawa ini memiliki panjang gelombang yang lebih besar.
Sedangkan Amina tak jenuh memiliki ikatan rangkap, yang menyebabkan senyawa ini lebih
stabil dan membutuhkan energi yang lebih rendah untuk tereksitasi sehingga memiliki panjang
gelombang yang lebih besar dibandingkan senyawa amina yang jenuh.
Dimana aturan ini mengikuti rumus berikut:

jika transmitan (energi yang dilepaskan) lebih besar maka absorbansinya akan semakin kecil,
dimana absorbansi merupakan penyerapan suatu cahaya (energi) oleh sebuah medium yang dilalui
cahaya monokromator.

T.39
Dari senyawa berikut ini, manakah yang akan mengabsorbsi cahaya pada panjang
gelombang tertinggi dan yang manakah pada panjang gelombang terendah? Mengapa? Perhatikan
hanya transisi *.

Jawab :
Prinsip dari spektroskopi UV vis adalah adanya transisi elektronik suatu molekul yang
disebabkan oleh peristiwa absorpsi (penyerapan) energi berupa radiasi elektromagnetik pada
frekuensi yang sesuai oleh molekul tersebut. Panjang gelombang cahaya UV bergantung pada
mudahnya promosi elektron. Molekul- molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk
promosi elektron akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek, sedangkan molekul
yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih
panjang.
Maka senyawa yang akan mengabsorbsi cahaya pada panjang gelombang tertinggi adalah
senyawa C karena memiliki ikatan rangkap terkonjugasi. Dan senyawa yang akan mengabsorbsi
cahaya pada panjang gelombang terendah adalah Senyawa A karena ikatan yang terdapat pada
senyawa tersebut tidak berselang seling sehingga membutuhkan energi eksitasi yang lebih tinggi
dibandingkan senyawa C.

T.40
Dari senyawa berikut ini, manakah yang akan mengabsorpsi cahaya pada panjang
gelombang tertinggi dan manakah pada panajnag gelombangan terendah? Mengapa?

a. CH3(CH2)5CH3
b. (CH3)2C=CHCH2CH=C(CH3)2
c. CH2=CHCH=CHCH3
Jawab:
Senyawa Yang mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang tertinggi yaitu
(CH3)2C=CHCH2CH=C(CH3)2, karena pada molekul senyawa ini terdapat dua ikatan rangkap
dan jumlah alkil yang lebih banyak dari senyawa yang lain. Dimana menurut hukum Woodward
Fisher yang digunakan untuk menemukan posisi absorbsi maksimal (panjang gelombang
maksimum suatu senyawa), setiap adanya penambahan gugus alkil pada molekul.senyawa diena
maka panjang gelombangnya bertambah 5 sedangkan untuk panjang gelombang dasar dari
senyawa b ataupun c adalah 217 nm karena merupakan senyawa diena bukan siklik/heteroanuler,
yang membedakan keduanya hanyalah pertambahan rantai alkilnya. Sedangkan yang
mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang terendah yaitu CH3(CH2)5CH3, karena senyawa
ini tidak memiliki ikatan rangkap seperti dua senyawa yang lainnya. Adanya ikatan rangkap dalam
suatu molekul senyawa akan membuat elektron dalam molekul tersebut lebih mudah dieksitasikan
keorbital yang lebih tinggi sehingga memerlukan radiasi berenergi lebih rendah. Karena energi
radiasinya rendah, maka panjang gelombang yang dihasilkan lebih panjang.

Anda mungkin juga menyukai