Titik isoelektrik atau titik isoionik adalah pH di mana asam amino
tidak berpindah dalam suatu medan listrik (bersifat netral: yaitu ketika zwitter-ion terbentuk)
Titik isoelektrik dicari dengan menghitung rata-rata pKa yang
terlibat dalam pembentukkan zwitter-ion tersebut
pKa1 = α-karboksilat, pKa2 = α-ion ammonium, pKa3 = gugus R
(rantai samping)
Titik isoelektrik tergantung dengan rantai samping/ gugus R dari
asam amino. Apabila rantai sampingnya:
o Netral/ tidak bermuatan (mis: alifatik)
Asam amino dicirikan dengan 2 kosntanta disosiasi asam (pKa) : pKa1 untuk gugus asam karboksilat & pK a2 untuk gugus amine.
Titik isoelektriknya adalah rata-rata dari jumlah kedua pKa
tersebut pI = ½ (pKa 1+ pKa 2), karena pada keadaan yang sangat asam (<pKa1) asam amino tersebut akan mempunyai muatan keseluruhan yang positif dan sebaliknya pada keadaan yang sangat basa (>pK a2) akan mempunyai muatan keseluruhan yang negatif. Contoh I:
Pada asam amino Alanine,
pKa1 = 2.34 dan pKa2 = 9.60, maka pI = ½ (2.34 + 9.69) = 6.00
Contoh II:
Pada asam amino Glutamine,
pKa1 = 2.17 dan pKa2 = 9.13, maka pI = ½ (2.34 + 9.69) = 5.65 o Asam/ bermuatan negatif pI akan berada di pH yang lebih rendah karena rantai samping mempunyai muatan negatif “ekstra” dan membuat bentuk netralnya terbentuk pada kondisi yang lebih asam.
Rantai samping ini memliki gugus lain yang dapat
terionisasi yang dideskripsikan dengan konstanta disosiasi asam yang ke tiga (pKa3).
Contoh I:
Pada asam amino Aspartat (skema di bawah), bentuk
netralnya dominan ketika berada di kondisi antara pH 1.88 dan 3.65, pKa1 = 1.88, pKa2 = 9.60, dan pKa3 = 3.65 maka pI = ½ (pKa1 + pKa3) = ½ (1.88 + 3.65) = 2.77
o Basa/ bermuatan positif
pI akan berada di pH yang lebih tinggi karena rantai samping mempunyai muatan positif “ekstra” dan membuat bentuk netralnya terbentuk pada kondisi yang lebih basa.
Contoh:
Pada asam amino Histidine, bentuk netralnya dominan
ketika berada di kondisi antara pH 6.00 dan 9.17, maka pI = ½ (pKa2 + pKa3) = ½ (6.00+ 9.17) = 7.59 Tabel nilai pKa dan pI
Nilai pKa dan titik isoelektronik yang terdapat dalam table
adalah untuk 20 asam amino pembangun protein.
pKa1 = α-karboksilat, pKa2 = α-ion ammonium, pKa3 = gugus R
(rantai samping)
Sumber:
1) Murray R K. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2009. 2) Hunt I. Amino acids, peptides and proteins. [accessed 2012 Oct 1]. Available from: http://www.chem.ucalgary.ca/courses/351/Carey5th/Ch27/ch27-1-4.html PEPTIDA
Peptida merupakan suatu rantai asam amino yang lebih sederhana
dibadingkan dengan protein (terdiri dari <50 asam amino). Peptida natural ada sangat banyak.
Tripeptida yang paling sederhana dan banyak tersebar, glutathione,
sangatlah menarik karena gugus karbonil pada rantai samping yang ada pada asam amino glutamat digunakan untuk membentuk ikatan peptida. Glutathione memiliki beberapa manfaat, di antaranya adalah protein dan DNA sintesis, obat dan metabolisme racun lingkungan, dan transportasi asam amino.
Sepuluh contoh peptida natural yang terdiri dari 20 asam amino
standar: Beberapa peptida adalah hormon Beberapa peptida penting secara biologis
Sumber:
3) Peptides and proteins. [accessed 2012 Oct 2]. Available from:
http://www2.chemistry.msu.edu/faculty/reusch/virttxtjml/protein2.htm 4) Zamora A. Proteins, amino acids, peptides, and polypeptides. [accessed 2012 Oct 2]. Available from: http://www.scientificpsychic.com/fitness/aminoacids1.html 5) Amino acids, peptides, and proteins. [accessed 2012 Oct 2]. Available from: http://highered.mcgraw- hill.com/sites/dl/free/007231592x/52869/sample_ch05.pdf&sa=U&ei=o9Fq UK7yO4HwrQeEIYDQCA&ved=0CCwQFjAl&usg=AFQjCNEIBTLL2VBleUXwW Xc140pOFdHRQ