Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

SOSIALISASI PEMBERIAN MAKA BAYI DAN ANAK (PMBA)


TAHUN 2019

A. Pendahuluan
Pada tahun 2010, Kementerian Kesehatan berserta lintas program dan lintas sektor
terkait telah menyusun buku Strategi Peningkatan Makanan Bayi dan Anak, yang bertujuan
untuk membangun komitmen dan menjadi rujukan bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan
upaya strategi PMBA. Salah satu rekomendasi dalam Global Strategy on Infant and Child
Feeding, pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak sejak lahir sampai umur 24 bulan
sebagai berikut : (1) Menyusui segera dalam waktu satu sampai dua jam pertama setelah bayi
lahir (IMD), (2) Menyusui secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan, (3) Mulai
memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang baik dan benar sejak bayi berumur 6
bulan; dan (4) Tetap menyusui sampai anak berumur 24 bulan atau lebih.

B. Latar Belakang
Pemberian makan yang baik sejak lahir hingga usia dua tahun merupakan salah satu
upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang sekaligus memenuhi
hak. Menurut World Health Organization (WHO)/ United Nations Children’s Fund
(UNICEF), lebih dari 50 % kematian anak balita terkait dengan keadaan kurang gizi, dan dua
pertiga diantara kematian tersebut terkait dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat
pada bayi dan anak.
Pada tahun 2018 di wilayah UPT Puskesmas Yosomulyo angka ASI eksklusif sebesar
53,3 %, terdapat 20 balita kurus atau sebesar 1,4 % dan masih ada masalah gizi yang
dipengaruhi pola asuh terutama pemberian makan pada bayi dan anak yaitu balita gizi kurang,
2T dan BGM. Salah satu penyebab seperti tidak dilakukan inisiasi menyusu dini dalam satu
jam pertama setelah lahir dan pemberian MP-ASI yang terlalu cepat atau terlambat diberikan.
Keadaan ini akan membuat daya tahan tubuh lemah, sering sakit dan gagal tumbuh.
Oleh karena itu upaya mengatasi masalah kekurangan gizi pada bayi dan anak balita
melalui pemberian makanan bayi dan anak yang baik dan benar, menjadi agenda penting demi
menyelamatkan generasi masa depan.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan sosialisasi Pemberian Makan Bayi dan Balita diharapkan ibu
mendapatkan pengetahuan dan dapat menerapkan sesuai Tatanilai UPT Puskesmas
Yosomulyo yaitu Inovatif, Mandiri, Adil, Nyaman, Kompetitif, dan Universal
(IMANKU).

2. Tujuan khusus
Setelah melakukan konsel diharapkan :
a. Ibu mendapatkan pemecahan dari masalah menyusui yang dihadapi
b. Memberikan ASI secara Eksklusif sampai dengan usia 5 bulam 29 hari
c. Memberikan Makanan Pendamping ASI setelah usia 6 bulan dan tetap memberikan
ASI hingga anak usia 2 tahun.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Konseling dilakukan dengan kunjungan rumah.

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Pasien dalam gedung yang ditindak lajuti di rumah, pasien dari kelas balita, atau dari
rujukan posyandu
2. Kesepakatan jadwal pelaksanaan
3. Mempersiapkan materi dan peralatan (konseling kit)
4. Pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal yang telah ditentukan
5. Hasil dari konseling ASI luar gedung dicatat dalam buku kegiatan harian, dan laporan
kegiatan.

F. Sasaran
Ibu menyusui yang kesulitan / mempunyai masalah menyusui.

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Jika ada kasus

H. Rencana Pembiayaan
Di biayai dengan dana BOK untuk kegiatan konseling luar gedung.

I. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dilaksanakan Setahun Sekali.


1. Pelaksanaan kegiatan adalah pelaksana upaya
2. Pelaporan dibuat setelah kegiatan selasai dilaksanakan dan laporan ditunjukkan kepada
kepala puskesmas
J. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan dibuat dalam bentuk laporan tertulis dan harus diserahkan dalam kurun waktu 1
bulan setelah kegiatan selesai.

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo Pelaksana Kegiatan,

Hendarto, SKM. M.Kes Yunita Wahyu Anissa


NIP. 19770114 199602 1 001 NIP. 19860618 200804 2 002

Anda mungkin juga menyukai