• Asam amino adalah senyawa penyusun protein. Asam amino
mempunyai satu gugus karboksil dan satu gugus amino. Pada umumnya gugus amino terikat pada posisi dari gugus karboksil.
Penggolongan Asam Amino
• Penggolongan asam amino didasarkan pada sifat dari rantai samping (R). Berdasarkan sifat rantai samping R, asam amino dapat digolongkan menjadi : 1. Asam amino dengan R non polar 2. 2. Asam amino dengan R polar 3. 3.AsamaminodenganRpolarbermuatan
Penggolongan asam amino
Berdasarkan gugus fungsinya: •Asam amino dg gugus NH2 dan COOH •Asam amino dg gugus –OH •Asam amino dg rantai R mengandung –S •Asam amino dg gugus amina sekunder •Asam amino dg cincin aromatis •Asam amino dg 2 gugus COOH •Asam amino dg gugus amida •Asam amino dg 2 gugus bas
PROTEIN – Titik Isoelektrik (pI)
Liliani Labitta (405120026)
Titik isoelektrik atau titik isoionik adalah pH di mana
asam amino tidak berpindah dalam suatu medan listrik (bersifat netral: yaitu ketika zwitter-ion terbentuk)
Titik isoelektrik dicari dengan menghitung rata-
rata pKa yang terlibat dalam pembentukkan zwitter-ion tersebut
pKa1 = α-karboksilat, pKa2 = α-ion ammonium,
pKa3 = gugus R (rantai samping)
Titik isoelektrik tergantung dengan rantai samping/
gugus R dari asam amino. Apabila rantai sampingnya: o Netral/ tidak bermuatan (mis: alifatik) Asam amino dicirikan dengan 2 kosntanta disosiasi asam (pKa) : pKa1 untuk gugus asam karboksilat & pKa2 untuk gugus amine.
Titik isoelektriknya adalah rata-rata dari
jumlah keduapKa tersebut pI = ½ (pKa 1+ pKa 2), karena pada keadaan yang sangat asam (<pKa1) asam amino tersebut akan mempunyai muatan keseluruhan yang positif dan sebaliknya pada keadaan yang sangat basa (>pKa2) akan mempunyai muatan keseluruhan yang negatif. Contoh I:
Pada asam amino Alanine, pKa1 = 2.34 dan pKa2 = 9.60,
maka pI = ½ (2.34 + 9.69) = 6.00
Contoh II:
Pada asam amino Glutamine, pKa1 = 2.17 dan pKa2 = 9.13,
maka pI = ½ (2.34 + 9.69) = 5.65
o Asam/ bermuatan negatif
pI akan berada di pH yang lebih rendah karena rantai samping mempunyai muatan negatif “ekstra” dan membuat bentuk netralnya terbentuk pada kondisi yang lebih asam.
Rantai samping ini memliki gugus lain yang
dapat terionisasi yang dideskripsikan dengan konstanta disosiasi asam yang ke tiga (pKa3). Contoh I:
Pada asam amino Aspartat (skema di bawah),
bentuk netralnya dominan ketika berada di kondisi antara pH 1.88 dan 3.65, pKa1 = 1.88, pKa2 = 9.60, dan pKa3 = 3.65 maka pI = ½ (pKa1 + pKa3)
= ½ (1.88 + 3.65) = 2.77
o Basa/ bermuatan positif
pI akan berada di pH yang lebih tinggi karena rantai samping mempunyai muatan positif “ekstra” dan membuat bentuk netralnya terbentuk pada kondisi yang lebih basa.
Contoh:
Pada asam amino Histidine, bentuk
netralnya dominan ketika berada di kondisi antara pH 6.00 dan 9.17, maka pI = ½ (pKa2 + pKa3)
= ½ (6.00+ 9.17) = 7.59
Tabel nilai pKa dan pI
Nilai pKa dan titik isoelektronik yang
terdapat dalam table adalah untuk 20asam amino pembangun protein.
pKa1 = α-karboksilat, pKa2 = α-ion ammonium,
pKa3 = gugus R (rantai samping) Fungsi pH Isoelektrik (pI) • Untuk mengkristalkan asam amino/protein pengendapan isoeletrik • Dengan mengetahui titik isoelektrik dapat meramalkan proses migrasi protein dalam medan elektrikum Dasar untuk pemisahan asam amino dengan elektroforesi