I. Pendahuluan
Kesehatan ibu serta anak adalah penentu kualitas sumber daya manusia.
Kesehatan ibu dan status gizi pada masa sebelum hamil, saat pembuahan, selama
hamil, nifas dan menyusui, serta kesehatan bayi/baduta mulai janin, dilahirkan
sampai dengan berusia dua tahun (1000 hari). Periode 1000 hari adalah periode
emas yang dimulai dari 270 hari sejak pembuahan, selama kehamilan dan 730 hari
pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya. Sehingga periode 1000 HPK
(Hari Pertama Kehidupan) merupakan periode yang sangat kritis yang berpotensi
kearah angka kejadian kematian ibu, bayi, balita serta angka kejadian balita gizi
buruk dan balita pendek.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia adalah
pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan
kegiatan penting dalam pemeliharaan anaka dan persiapan generasi penerus di
masa depan.
Pelaksanaan program kegiatan sesuai dengan visi puskesmas Simbur
Naik sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang terdepan dan
bermutu menuju masyarakat diwilayah kerja puskesmas Simbur Naik yang sehat
dan mandiri di tanjung jabung timur sesuai dengan tata nilai Puskesmas Simbur
Naik yang telah ditetapkan yaitu, Masagena ( Mandiri, Santun, Gesit dan
Amanah)
Seorang ibu hamil yang mengalami masalah gizi seperti anemia dan KEK
(Kekurangan Energi Kronis) akan berpotensi menghasilkan bayi BBLR,
keguguran, kelahiran premature dan dapat beresiko terhadap kematian ibu dan
bayi baru lahir. Kondisi anemia dan KEK pada ibu hamil menjadi penyebab
utama terjadinya perdarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang merupkan
faktor kematian utama ibu.
Angka Kematian Ibu menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu yang
sangat mempengaruhi kondisi kesehatan janin yang dikandungnya. Kejadian
lahir mati dan kematian bayi dipengaruhi oleh kondisi kehamilan, komplikasi
pada ibu dan bayi baru lahir, serta pertolongan persalinan disamping kondisi
yang berkaitan dengan perawatan bayi baru lahir. Menjaga kesehatan janin di
dalam kandungan ibu, mencegah penularan penyakit dari ibu ke anak,
menstimulasi perkembangan otaknya (brain booster) dapat meningkatkan
perkembangan dan pertumbuhan janin selama dalam kandungan ibu.
Bayi yang lahir dengan BBLR sejak awal kehidupan akan mengalami
hambatan pertumbuhan, baik pertumbuhan fisik maupun pertumbuhan mental.
Pertumbuhan fisik berkait dengan pertumbuhan otak, BBLR akan membawa
akibat tidak dapat berkembangnya potensi intelegensi anak secara optimal. Oleh
karena itu pemeliharaan gizi anak bukan dimulai setelah anak lahir, melainkan
harus dimulai sejak bayi masih dalam kandungan.
Pemeliharaan gizi ibu semasa hamil bukan saja akan berguna untuk ibu
menghindari kesulitan semasa kehamilan dan waktu melahirkan, akan tetapi juga
membawa manfaat bagi bayi. Bayi yang lahir dari ibu yang gizinya baik, selain
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik juga akan mendapat ASI dalam
jumlah cukup karena produksi ASI oleh ibu juga dipengaruhi oleh keadaan gizi
ibu semasa kehamilan.
Pengawalan bayi tidak hanya perlu diperhatikan saat bayi dalam kandungan,
bayi baru lahir hingga anak usia 2 tahun juga perlu diperhatikan, hal tersebut
sangat mendukung dalam menciptakan generasi yang platinum. Pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal pada anak hingga usia 2 tahun harus didukung
dengan melakukan DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang) pada anak.
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak.
Dengan ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang
anak, maka intervensi apa yang harus diberikan akan lebih mudah dilakukan.
Anak yang sakit dan kurang gizi akan tumbuh lebih pendek dan berpengaruh
terhadap perkembangan kognitif sehingga akan mempengaruhi keberhasilan
pendidikan, serta menurunkan produktivitas pada usia dewasa.
III. Tujuan
a. Tujuan umum
Menurunkan Kematian Ibu, Bayi dan Baduta serta Baduta Pendek (Stunting)
serta para ibu dapat memahami dan menerapkan penggunaan dalam
kehidupan sehari-hari
b. Tujuan khusus.
1. Mempersiapkan kesehatan calon pengantin melalui pemeriksaan
kesehatan dan penyuluhan meliputi kesehatan reproduksi dan status gizi
sebelum masuk ke periode kehamilan
2. Mempersiapkan kesehatan ibu hamil dan status gizi serta tumbuh
kembang janin
3. Mempersiapkan dan mengoptimalkan upaya untuk keselamatan ibu serta
bayi saat proses persalinan
4. Mempersiapkan kesehatan ibu saat saat masa nifas dan menyusui
5. Mengoptimalkan tumbuh kembang dan status gizi saat bayi hingga anak
usia 2 tahun.
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
VI. Sasaran
Kader, Ibu hamil dan ibu bayi yang berumur 0-6 bulan
di wilayah kerja Puskesmas Simbur Naik
VIII. Penutup
Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan jadwal kegiatan yang sudah
disepakati. Pelaporan kegiatan harus sudah dilaporkan ke Dinas Kesehatan
pada bulan berikutnya.
Pencatatan hasil kegiatan dilaporan segera setelah dilaksanakan.
Evaluasi kegiatan dilaksanakan setahun 1 kali. Demikian kerangka acuan ini
kami buat sebagai panduan dan evaluasi bagi kegiatan program gizi di
Puskesmas Simbur Naik.