II.
III.
Judul Percobaan
Mulai
Selesai
Tujuan Percobaan :
-
Mempelajari perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan ammonium dan air
Ion kompleks positif : terbentuk apabila ion logam transisi (atom pusat)
berikatan dengan ligan yang merupakan molekul netral, sehingga ion
kompleks yang terbentuk bermuatan positif.
2.
Ion kompleks negatif : terbentuk apabila ion logam transisi (atom pusat)
berikatan dengan ligan yang merupakan ion negatif.
Teori medan kristal (Bahasa Inggris: Crystal Field Theory), disingkat CFT,
adalah sebuah model yang menjelaskan struktur elektronik dari senyawa logam
transisi yang semuanya dikategorikan sebagai kompleks koordinasi. CFT berhasil
menjelaskan beberapa sifat-sifat magnetik, warna, entalpi hidrasi, dan struktur spinel
senyawa kompleks dari logam transisi, namun ia tidak ditujukan untuk menjelaskan
ikatan kimia. CFT dikembangkan oleh fisikawan yang bernama Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada tahun 1930-an. CFT pada akhirnya digabungkan dengan
teori orbital molekul, membentuk teori medan ligan yang lebih akurat dan
menjelaskan proses ikatan kimia pada senyawa kompleks logam transisi (Utama,
2009).
Bentuk koordinasi ikatan yang lain adalah ikatan ligan ke logam. Hal ini
terjadi apabila orbital simetri- p atau orbital pada ligan terisi. Ia bergabung
dengan orbital dxy, dxz dan dyz logam, dan mendonasikan elektron-elektronnya,
sehingga menghasilkan ikatan simetri- antara ligan dengan logam. Ikatan logam-
ligan menguat oleh interaksi ini, namun orbital molekul anti-ikatan dari ikatan ligan
ke logam tidak setinggi orbital molekul anti-ikatan dari ikatan . Ia terisi dengan
elektron yang berasal dari orbital d logam dan menjadi Homo kompleks tersebut.
Oleh karena itu, O menurun ketika ikatan ligan ke logam terjadi (Admin, 2009).
Didalam ion bebas kelima orbital d bersifat degenerate artinya mempunyai
energi yang sama dan elektron dalam orbital ini selalu memenuhi hukum multiplicity
yang maksimal. Teori medan kristal terutama membicarakan pengaruh dari ligand
yang tersusun secara berbeda-beda disekitar ion pusat terhadap energi dari orbital d.
Pembagian orbital d menjadi dua golongan yaitu orbital eg (dj) dan orbital t2g (de)
mempunyai arti penting dalam hal pengaruh ligand terhadap orbital-orbital tersebut
Pemisahan energy orbital d, dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
-
Sifat-sifat ion logam: Keadaaan oksidasi logam. Keadaan oksidasi yang lebih besar
menyebabkan pemisahan yang lebih besar
Susunan ligan disekitar ion logam: Sifat-sifat ligan yang mengelilingi ion logam.
Efek ligan yang lebih kuat akan menyebabkan perbedaan energi yang lebih besar
antara orbital 3d yang berenergi tinggi dengan yang berenergi rendah. (Rian, S.,
2008)
Kelima orbital d (dx2-y2, dz2, dxy, dyz dan dxz) dalam ion logam bentuk gas
mempunyai tingkat energi yang sama, karenanya mempunyai kesamaan
kemungkinan yang sama untuk mendapatkan elektron dalam kelima orbital
tersebut.. Gambar 1 menunjukkan pendekatan teori medan kristal tentang
perubahan yang terjadi pada ion logam karena suatu ligan mendekati ion logam
untuk membentuk suatu ion kompleks.
Energi
Gambar 1. Pemisahan tingkat energi elektron orbital d oleh medan kristal oktahedral
Ini sesuai dengan radiasi sebesar 6,1 x 1014 Hz atau panjang gelombang 490
nm. Besarnya 10 Dq tersebut dipengaruhi oleh jenis ion logam, bilangan oksidasi
dan ligan yang terlibat. Transisi elektrinik dari tingkat energi pertama ke tingkat
energi yang lain jatuh pada daerah sinar tampak atau spektrum elektromagnetik.
Warna yang nampak adalah komplemen warna cahaya yang diserap, sebagai contoh
kompleks [Ti(H2O)6]3+ berwarna violet berarti warna yang diserap adalah
komplemen warna violet yaitu hijau kekuningan. Hubungan antara daerah panjang
gelombang yang diabsorbsi dan warna yang nampak
Ligan yang berbeda berinteraksi secara berbeda dengan orbital-orbital d ion
logam pusat. o , merupakan ukuran interaksi yang dapat membedakan komplekkomplek yang berbeda dari ion logam. Sebagai contoh, telah diteliti bahwa o
umumnya bertambah menurut urutan Cl- < H2O < NH3 < CN- , ini merupakan
ukuran spektrokimia sejumlah ligan. Jika o bertambah, absorpsi maksimum akan
memiliki panjang gelombang yang lebih pendek. sesuai dengan bertambahnya
energi orbital dxy, dyz atau dxz untuk menaikkannya ke orbital dx2-y2 atau dz2.
Makin pendek absorpsi maksimum panjang gelombang, makin besar perbedaan
energi antara tingkat energi awal dan akhir.
Ligan Monodentat yaitu ligan yang hanya mampu memberikan satu pasang
elektron kepada satu ion logam pusat dalam senyawa koordinasi. Misalnya : ion
halida, H2O dan NH3.
b.
Ligan Bidentat yaitu ligan yang mempunyai dua atom donor sehingga mampu
memberikan dua pasang elektron. Dalam pembentukan ikatan koordinasi, ligan
bidentat akan menghasilkan struktur cincin dengan ion logamnya (sering disebut
cincin kelat). Ligan bidentat dapat berupa molekul netral (seperti diamin, difosfin,
disulfit) atau anion (C2O42-, SO42-, O22-).
c.
Ligan Polidentat yaitu ligan-ligan yang memiliki lebih dari dua atom donor. Ligan
ini dapat disebut tri, tetra, penta, atau heksadentat, bergantung pada jumlah atom
donor yang ada. Ligan polidentat tidak selalu menggunakan semua atom donornya
untuk membentuk ikatan koordinasi. Misalnya : EDTA sebagai heksadentat
mungkin hanya menggunakan 4 atau 5 atom donornya bergantung pada ukuran dan
stereokimia kompleks.
Teori medan kristal ini hampir selama 20 tahun semenjak ditemukan hanya
digunakan dalam bidang fisika zat padat. Teori medan kristal digunakan pada pakar
fisika zat padat untuk menjelaskan warna dan sifat magnetik garam-garam logam
transisi terhidrat,khususnya yang memiliki atom pusat ion logam transisi dengan
orbital d yang belum sepenuhnya terisi elektro seperti CuSO4.5H2O. Baru pada
tahun 1950an. Pada awal tahun 1950an barulah pakar kimia koordinasi menerapkan
teori medan Kristal (Sukardjo, 1992).
Kebanyakan senyawaan CuI cukup mudah teroksidasi menjadi CuII, namun
oksidasi selanjutnya menjadi CuIII adalah sulit. Terdapat kimiawi larutan Cu2+ yang
dikenal baik, dan sejumlah besar garam berbagai anion didapatkan, banyak
diantaranya larut dalam air, menambah perbendaharaan kompleks (Syabatini,
2009).
Reaksi pembentukan senyawa kompleks dapat dirumuskan sebagai berikut :
M + nL MLn
dimana,
M = ion logam
L = ligan yang mempunyai pasangan elektron bebas
n = bilangan koordinasi senyawa kompleks yang terbentuk (biasanya 2, 4, dan
6).
Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu teknik analisis spektroskopi yang
memakai sumber radiasi eleltromagnetik ultraviolet dekat (190-380) dan sinar tampak
(380-780) dengan memakai instrumen spektrofotometer (Mulja dan Suharman dalam
Fitriani, 2012 ). Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah spektrum ultraviolet dan
visibel tergantung pada struktur elektronik dari molekul. Serapan ultraviolet dan visibel
dari senyawa-senyawa organik berkaitan erat transisi-transisi diantara tingkatan-tingkatan
tenaga elektronik. Disebabkan karena hal ini, maka serapan radiasi ultraviolet atau terlihat
sering dikenal sebagai spektroskopi elektronik. Transisi-transisi tersebut biasanya antara
orbital ikatan antara orbital ikatan atau orbital pasangan bebas dan orbital non ikatan tak
jenuh atau orbital anti ikatan. Panjang gelombang serapan merupakan ukuran dari
pemisahan tingkatan-tingkatan tenaga dari orbital yang bersangkutan. Spektrum ultraviolet
adalah gambar antara panjang gelombang atau frekuensi serapan lawan intensitas serapan
(transmitasi atau absorbansi). Sering juga data ditunjukkan sebagai gambar grafik atau
tabel yang menyatakan panjang gelombang lawan serapan molar atau log dari serapan
molar, Emax atau log Emax (Sastrohamidjojo dalam Fitriani, 2012).
Penyerapan dalam rentang yang terlihat secara langsung mempengaruhi warna bahan kimia
yang terlibat. Di wilayah ini dari spektrum elektromagnetik, molekul mengalami transisi
elektronik. Teknik ini melengkapi fluoresensi spektroskopi, di fluoresensi berkaitan
dengan transisi dari ground state ke eksited state. Penyerapan sinar uv dan sinar tampak
oleh molekul, melalui 3 proses yaitu :
a) Penyerapan oleh transisi elektron ikatan dan electron anti ikatan
b) Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks.
c) Penyerapan oleh perpindahan muatan.
Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan
oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang
berbeda.Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu :
A = log ( Io / It ) = a b c
Keterangan :
Io = Intensitas sinar datang
It = Intensitas sinar yang diteruskan
a = Absorptivitas
b = Panjang sel/kuvet
c = konsentrasi (g/l)
A = Absorban
Gambar 1. Pasangan warna komplementer dari warna yang tampak dilihat oleh mata.
V.
1. Alat-alat
-
Labu ukur 10 mL
Pipet gondok 5 mL
Pipet gondok 2 mL
Gelas ukur 5 mL
Spektrofotometer UV-VIS
2. Bahan-bahan
-
Larutan Ammonium 1 M
1.
Aquadest/blanko
10 mL
- Diamati serapannya pada 400-600
nm menggunakan spektrofotometer
UV-VIS
- Dicatat absorbansi maksimum
Absorbansi Maksimum
2.
Labu ukur 10 mL I
(2 mL larutan Cu2+
0,1 M)
- Diencerkan aquadest sampai tanda
batas
Larutan Cu2+ 0,02 M
- Diamati serapannya pada 600-900
nm
- Jika, absorbansi > 1 dilakukan
pengenceran hingga absorbansi
maksimum 1
Absorbansi maksimum
3.
Labu ukur 10 mL II
(2 mL larutan Cu2+
0,1 M)
- Diencerkan dengan 5 mL larutan
ammonium 1 M
- Ditambahkan aquadest sampai tanda
batas
Larutan Cu2+ 0,02 M
- Diamati serapannya pada 350-700
nm
- Jika, absorbansi > 1 dilakukan
pengenceran hingga absorbansi
maksimum 1
Absorbansi maksimum
4.
Labu ukur 10 mL
III (2 mL larutan
Cu2+ 0,1 M)
- Diencerkan dengan 2,5 mL larutan
ammonium 1 M
- Ditambahkan aquadest sampai tanda
batas
Larutan Cu2+ 0,02
M
- Diamati serapannya pada 350-700
nm
- Jika, absorbansi > 1 dilakukan
pengenceran hingga absorbansi
maksimum 1
Absorbansi maksimum
5.
Abs. I
Abs. II
Abs. III
VII.
Hasil Pengamatan
No.
1
Prosedur Percobaan
Aquadest/blanko
10 mL
Hasil Pengamatan
Dugaan/Reaksi
Kesimpulan
- Absorbansi = 0
adalah 0
biru
- Setelah diencerkan berwarna biru
muda (+)
- maks = 813,4 nm
- Absorbansi = 0,207
Cu2+(aq) + 6H2O(aq)
[Cu(H2O)6]2+ (aq)
adalah 813,4 nm
Dq =
3.
Labu ukur 10 mL II
(2 mL larutan Cu2+
0,1 M)
- Diencerkan dengan 5 mL larutan
ammonium 1 M
- Ditambahkan aquadest sampai tanda
batas
Larutan Cu2+ 0,02 M
nm
- Jika, absorbansi > 1 dilakukan
pengenceran hingga absorbansi
maksimum 1
Absorbansi maksimum
2+
[Cu(H2O)6]
(aq)
[Cu(H2O)6]2+(aq)+ 3NH3(aq)
biru (++)
- Diencerkan dengan dengan
aquadest berwarna biru (+)
- maks = 608,8 nm
- Absorbansi = 0,959
Cu2+(aq) + 6H2O(aq)
Labu ukur 10 mL
III (2 mL larutan
Cu2+ 0,1 M)
2+
biru
Cu2+(aq) + 6H2O(aq)
[Cu(H2O)6]
(aq)
[Cu(H2O)6]2+(aq)+ 2NH3(aq)
Dq =
biru (++)
- maks = 612,4 nm
- Absorbansi = 0,912
nm
- Jika, absorbansi > 1 dilakukan
pengenceran hingga absorbansi
maksimum 1
Absorbansi maksimum
Abs. I
Abs. II
No.
Abs. III
tabung
- Dibuat grafik masing-masing larutan
- Ditentukan panjang gelombang pada
absorbansi maksimum
Hasil
maks
813,4 nm
0,207
608,8 nm
0,959
612,4 nm
0,912
Menurut teori medan kristal, orbital d yang terurai oleh ligan disebut splitting.
Dengan perbedaan tingkat energi sebesar 10 Dq. Adanya perbedaan tingkat energi yang
menyebabkan terjadinya perbedaan warna kompleks.
Semakin kuat ligannya maka 10 Dq juga akan semakin besar. Ligan yang kuat
dapat mnggantikan ligan yang lemah. Kekuatan ligan digambarkan dalam deret
spektrokimia dimana ammonium lebih kuat dibanding air, sehinggan akan diperoleh 10 Dq
yang lebih besar.
Larutan blanko yaitu akuades yang diukur absorbansinya pada panjang gelombang
400-600 nm. Didapatkan absorbansi maksimumnya adalah 0 karena merupakan larutan
pembanding.
Larutan pertama yang digunakan adalah larutan Cu2+ 0,02 M. Sebanyak 2 ml
larutan Cu2+ berwarna biru dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml kemudian ditambahkan
akuades sampai tanda batas menjadi larutan berwarna biru. Volume akuades yang
digunakan dalam proses pengnceran berkaitan dengan banyaknya ligan yang akan
disubtitusi oleh logam Cu. Larutan yang terbentuk adalah senyawa kompleks [Cu(H2O)6]2+
sesuai persamaan reaksi berikut:
Cu2+(aq) + 6H2O(aq) [Cu(H2O)6]2+(aq)
Logam Cu bertindak sebagai atom pusat dan air sebagai ligan. Hibridaisasi senyawa
kompleks tersebut menurut VBT (Valence Bond Theory) dengan 6 ligan H2O adalah sp3d2.
. Dalam deret
spektokimia H2O termasuk ligan yang lebih lemah dibanding NH3 sehingga menghasilkan
10 Dq yang kecil.
Larutan kedua berisi 2 ml larutan Cu2+ ditambahkan 5 ml larutan ammonium 1M
berwarna biru (++) kemudian ditambahkan air sampai tanda batas pada labu ukur 100 ml
menjadi berwarna biru (+). Perbandingan volume ini berkaitan dengan banyaknya ligan
yang disubtitusi oleh logam Cu. Larutan yang terbentuk larutan [Cu(H2O)3 (NH3)2]2+.
Dimana Cu bertindak sebagai atom pusat sedangkan NH3 dan H2O bertindak sebagai ligan.
Persamaan reaksi yang terjadi:
[Cu(H2O)6]2+(aq)+ 3NH3(aq) [Cu(H2O)3 (NH3)3]2+ (aq)
Hibridaisasi senyawa kompleks tersebut menurut VBT (Valence Bond Theory) dengan 6
ligan H2O adalah sp3d2.
. Harga 10 Dq yang
didapatkan lebih besar dibandingkan larutan pertama karena adanya penambahan NH3.
Dimana NH3 adalah ligan yang lebih kuat dibandingkan air sehingga ia mampu
menggantikan H2O. Splitting yang terjadi akan lebih lebar karena pengaruh NH3.
Larutan ketiga berisi 2 ml larutan Cu2+ ditambahkan 2,5 ml larutan ammonium 1M
berwarna biru (++) kemudian ditambahkan air sampai tanda batas pada labu ukur 100 ml
menjadi berwarna biru (+). Perbandingan volume ini berkaitan dengan banyaknya ligan
yang disubtitusi oleh logam Cu. Larutan yang terbentuk larutan [Cu(H2O)3 (NH3)2]2+.
Dimana Cu bertindak sebagai atom pusat sedangkan NH3 dan H2O bertindak sebagai ligan.
Persamaan reaksi yang terjadi:
[Cu(H2O)6]2+(aq)+ 2NH3(aq) [Cu(H2O)4 (NH3)2]2+ (aq)
Hibridaisasi senyawa kompleks tersebut menurut VBT (Valence Bond Theory) dengan 6
ligan H2O adalah sp3d2.
. Harga 10 Dq yang
didapatkan lebih besar dibandingkan larutan kedua karena adanya perbedaan penambahan
NH3.
Dimana semakin banyak NH3 yang ditambahkan maka panjang gelombangnya
semakin kecil. Karena panjang gelombang berbanding terbalik dengan frekuensi.
Penambahan NH3 menyebabkan larutan berwarna biru (++) sehingga frekuensinya
semakin besar yang akan mempengaruhi harga Dq. Harga Dq pada larutan ketiga juga
lebih kecil karena penambahan NH3 yang lebih sedikit sehingga banyaknya NH3 yang
menggantikan posisi ligan air lebih sedikit dibanding larutan 2.
Pada percobaan diatas harga Dq paling besar adalah pada larutan 2 > larutan 3 >
larutan 1. Perbedaan harga Dq ini berkaitan dengan penambahan NH3. Penambahan NH3
menyebabkan larutan berwarna biru yang berarti penyerapan panjang gelombangnya
berada pada panjang gelombang lebih rendah. Karena menyerap warna komplemennya.
NH3 merupakan ligan yang lebih kuat dibandingkan H2O.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan prcobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
Kekuatan medan ligan yang ditimbulkan ligan NH3 lebih kuat dibandingkan H2O.
Hal ini dibuktikan dengan harga Dq yang lebih besar pada larutan 2 dan 3
dibandingkan larutan 1 yang hanya mengandung ligan H2O.
Panjang gelombang maksimum pada larutan 1 sebesar 813,4, larutan 2 sebesar
608,8, larutan 3 sebesar 612,4.
Panjang gelombang maksimum yang didapatkan pada larutan 1, 2, dan 3
dipengaruhi oleh kekuatan ligan dan banyaknya ligan yang disubstitusikan.
X.
Daftar Pustaka
Anas, dkk. 2013. Spektrofotometer Ultraviolet-Visible.
https://www.academia.edu/5501159/UV-Vis. (diakses pada 9 november 2014)
Anonim. Tanpa Tahun. CHM401.
http://bilbo.chm.uri.edu/CHM401/CrystalFieldTheory.html. (diakses pada 9
november 2014)
Fitriana. 2012. Bab II Tinjauan Pustaka.
http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-fitriyani-662-2-babii.pdf.
(diakses pada 9 november 2014)
Hanif. 2012. Kekuatan Ligan Amonia dan Air pada Kompleks Ni(II) dan Cu(II).
http://hanifkimia.files.wordpress.com/2012/04/modul-p-anor.pdf. (diakses pada
7 november 2014).
Wahyuni, Endang Tri, 2007, Handout Analisis Instrumental I, Spectrophotometer
UV-Vis.
Tim Dosen Kimia Anorganik.2012.Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II.
Surabaya : Jurusan Kimia Unesa.
Vogel, 1990, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Jilid 2, Cetakan
ke 2. Jakarta: Kalman Media Pusaka.
sama
dengan
energi
eksitasi),
senyawa-senyawa
tersebut
akan
absorbansi
y = -0.0036x + 3.1304
R = 0.9984
0
200
400
600
panjang gelombang
800
1000
XII. Perhitungan
Besarnya energy 10Dq:
4. Labu ukur I larutan Cu2+ 0,02 M