TITRASI REDUKSI-OKSIDASI
(REDOKS)
TITRASI REDOKS
Metode analisa kuantitatif berdasarka pada
reaksi reduksi – oksidasi (redoks)
Serimetri : Ce(SO4)2,
Ce4+ + e- Ce3+
Iodimetri / Iodometri :I2
I2 + 2e- 2I-
PENENTUAN TITIK EKIVALEN
Ingat: oksidasi dan reduksi terjadi bersama – sama
selama titrasi TE didasarkan pada konsentrasi
bentuk teroksidasi dan bentuk tereduksi zat – zat
Yang terlibat.
Contoh :
Ce4+ + Fe2+ Ce3+ + Fe3+
PENENTUAN TITIK EKIVALEN
Jadi TE titrasi redoks ditentukan saat
Ereduksi = Eoksidasi ; Esell = 0
𝑅𝑇 [𝑟𝑒𝑑]
E= E o -
𝑛𝐹
ln [𝑜𝑘𝑠]
NILAI POTENSIAL PADA SAAT TE
Jika pada titrasi redoks persamaan reaksi yang
terjadi sebagai berikut.
aA + bB’ aA’ + bB
“
INDIKATOR REDOKS
I N D I K AT O R R E D O K S A D A L A H S E N Y A W A
ORGANIK DIMANA WARNA TEREDUKSI
BERBEDA DENGAN WARNA TEROKSIDASI.
S A L A H S A T U C O N T O H I N D I K AT O R R E D O K S
YA I T U F E R O I N
TABEL INDIKATOR REDOKS
Warna
Indikator Eo(Volt)
Teroksidasi Tereduksi
Nitroferroin Biru muda Merah 1,25
Ferroin Biru muda Merah 1,06
Diphenylamine
Ungu merah Tak Berwarna 0,85
Sulfonat
Diphenylamine Ungu Tak Berwarna 0,76
Methylene Blue Biru Tak Berwarna 0,52
Perhitungan
BE oksalat = ½ Mr
Mek KMnO4= Mek H2C2O4. 2H2O
N KMnO4 = (Volume oksalat x Noksalat)
(volume KMnO4)
CONTOH ANALISIS SAMPEL
Penentuan % Fe2+
Prinsip kerja :
Sejumlah tertentu larutan sampel garam Ferro
dititrasi dengan KMnO4 standar pada suasana
asam dan panas, hingga terjadi perubahan
warna dari – tidak berwarna menjadi merah
muda.
Dasar Perhitungan :
mek Fe2+ = mek KMnO4
= N KMnO4 x V KMnO4
LATIHAN SOAL
Penentuan % H2O2
Prinsip kerja:
Sejumlah tertentu larutan garam mohr
(ferro ammonium sulfat, FAS) standar
dititrasi dengan larutan Ce(SO4)2 pada
suasana asam dengan menggunakan
indikator ferroin. Titrasi dilakukan sampai
terjadi perubahan warna dari kuning
menjadi biru hijau.
Contoh analisa : Penentuan NO2-
Prinsip Kerja :
Perhitungan
mek NO2- = mek Ce(SO4)2 - mek Fe2+
berat total NO2- = mek NO2- x BE NO2- x (Vlabu/Vpipet)
ppm NO2- = [ mg NO2- )/Volume nitrit (L)
PENGERTIAN
Iodometri dan iodimetri adalah metoda
analisa volumetri yang prinsip analisanya
berdasarkan jumlah I2 yang bereaksi
dengancuplikan atau terbentuk oleh cuplikan
apabila direaksikan dengan ion I-.
DASAR REAKSI
I2 + 2e 2I-
I2 adalah zat padat yang mudah menguap dan sukar
larut dalam air. Larutan baku I2 adalah larutan dari I2
dalam larutan KI dengan pelarut air .
Pada pembuatan larutan I2 dalam KI terjadi reaksi
pembentukan kompleks :
I2 (s) + I- (aq) I3-(aq)
Analit Reaksi
Arsen (V) H3AsO4 + 2H+ + 2I- HAsO2 + I2 + H2O
I2 + amilum → I2Amilum
Biru tua
Pembuatan Larutan [Na2S2O3]
Pembuatan larutan Na2S2O3
1. Timbang x gram Na2S2O3.5H2O, larutkan dan
encerkan dengan air bebas O2 untuk mengurangi
reaksi oksidasi.
2. Tambahkan x gram Na2CO3 berfungsi sebagai
pengawet karena dapat mempertahankan pH,
dan biarkan selama 1 hari untuk menghindari
bakteri pemakan belerang .
3. Saring dengan menggunakan kertas saring,
kemudian tentukan konsentrasinya.
Standarisasi [Na2S2O3]
Prinsip Kerja
Sejumlah tertentu larutan K2Cr2O7 standar dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 yang akan ditentukan
konsentrasinya dengan menggunakan indikator
amilum. Titrasi dilakukan sampai terjadi
perubahan warna menjadi warna biru tepat hilang.
Pada TE : mek K2Cr2O7 = mek Na2S2O3.
Reaksi :
Cr2O72- + 6 I- + 14 H+ 3 I2 + 2 Cr3+ + 7 H2O
I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6
I2 amilum + 2 Na2SO3 2 NaI + amilum + S4O62- + 2Na+
Penentuan kadar Cl2 bebas dari kaporit
Prinsip kerja