Anda di halaman 1dari 33

REDUKSI OKSIDASI

Rimadani Pratiwi
REDUKSI OKSIDASI
REDOKS
 Penentuan bilangan oksidasi

 Reaksi Reduksi Oksidasi

 Titrasi Reduksi Oksidasi


REAKSI REDUKSI OKSIDASI
REDOKS
 Reaksi yang terjadi secara simultan
- jika suatu reaktan teroksidasi, maka reaktan
yang lainnya akan tereduksi

 Melibatkan transfer elektron dari satu spesies ke


spesies lainnya.
ISTILAH DALAM REAKSI REDOKS
 Reduksi
- reaksi penangkapan elektron
- penurunan bilangan oksidasi
 Oksidasi
- reaksi pelepasan elektron
- peningkatan bilangan oksidasi
 Bilangan oksidasi
jumlah elektron dalam suatu atom yang dilepaskan
atau diterima atom dalam senyawa
 Reduktor
spesies yang mereduksi zat lain tetapi zat
tersebut mengalami oksidasi
 Oksidator
spesies yang mengoksidasi zat lain tetapi zat
tersebut mengalami reduksi
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
 Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
H2, O2, Cl2, Na, Fe

 Bilangan oksidasi ion monoatom atau poliatom sama


dengan muatan ionnya.
Na+  +1 NH4+  +1
Ca2+  +2 SO42-  -2
Cl- -1 PO43-  -3

 Jumlah bilangan oksidasi untuk semua atom unsur


dalam molekul atau senyawa adalah 0
CaCO3 NaCl NaHSO4
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
 Bilangan oksidasi unsur – unsur logam gol IA, IIA, IIIA sesuai
dengan nomor golongannya
K dalam KNO3, KCl  +1
Ca dalam CaSO4  +2

 Bilangan oksidasi unsur logam bilangan transisi lebih dari satu


Cu  +1 dan +2
Fe  +2 dan +3

 Bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawa adalah +1, kecuali


dalam senyawa hidrida
HCl  +1 NaH  -1

 Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawa adalah -2, kecuali


dalam peroksida
H2O  -2 H2O2  -1
LATIHAN PENENTUAN BILANGAN
OKSIDASI
a) CaCO3 d) CaO

b) NaCl e) N2

c) NaHSO4 f) H2O

a) CaCO3 d) CaO
+2 +4 -2 +2 -2

b) NaCl e) N2
+1 -1 0
c) NaHSO4 f) H2O
+1 +1 +6-2 +1 -2
CONTOH REAKSI REDOKS
 2H2 + O2  2H2O
0 0 +1 -2
H2 (peningkatan biloks, oksidasi)  reduktor
O2 (Penurunan biloks, reduksi)  oksidator

 Cu + 4HNO3 +  Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O


0 +1 +5 -2 +2 +5 -2 +4 -2 +1 -2

Cu (peningkatan biloks, oksidasi)  reduktor


HNO3 (Penurunan biloks, reduksi)  oksidator
PENYETARAAN REAKSI REDOKS
 Pastikan jumlah elektron yang hilang pada reduktor
sama dengan jumlah elektron yang diterima oleh
oksidator

 Dua metode yang dapat digunakan:


1. Metode bilangan oksidasi
2. Metode setengah reaksi (half-reaction)
1. METODE BILANGAN OKSIDASI

1. Tentukan bilangan oksidasi setiap elemen dalam


reaksi
2. Identifikasi spesi mana yang mengalami reduksi
dan oksidasi
3. Hitung jumlah elektron yang hilang pada spesi
yang mengalami oksidasi dan elektron yang
diterima pada spesi yang mengalami reduksi dari
perubahan biloks
4. Kalikan atau sesuaikan jumlah elektron yang
hilang dan yang diterima dan gunakan sebagai
koefisien penyeimbang
5. Lengkapi dan cek persamaan yang diperoleh
1. METODE BILANGAN OKSIDASI
Al(s) + H2SO4 (aq)  Al2(SO4)3 (aq) + H2 (g)

1. Tentukan biloks semua unsur


Al(s) + H2SO4 (aq)  Al2(SO4)3 (aq) + H2 (g)
0 +1+6 -2 +3 +6 -2 0

2. Identifikasi spesi yang mengalami reduksi dan


oksidasi
Al  teroksidasi
H2SO4  tereduksi
1. METODE BILANGAN OKSIDASI
Al(s) + H2SO4 (aq)  Al2(SO4)3 (aq) + H2 (g)
0 +1+6 -2 +3 +6 -2 0
3. Hitung elektron yang hilang dan yang diterima
Al (oksidasi)  kehilangan 3 elektron
H (reduksi)  memperoleh 1 elektron
4. Sesuaikan jumlah elektron, dan gunakan sebagai
koefisien
Al kehilangan 3 e-, 1 e- yang diperoleh H dikalikan 3.

2Al(s) + 3H2SO4 (aq)  Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)

5. Cek kembali
2. METODE SETENGAH REAKSI

1. Bagi reaksi menjadi 2 bagian (setengah reaksi)


bentuk yang tereduksi dan teroksidasi
2. Seimbangkan jumlah atom dan muatan pada setiap
reaksi.
- atom selain O dan H
- atom O dan H
3. Kalikan atau sesuaikan jumlah elektron yang
diterima dan di lepaskan
4. Gabungkan masing-masing reaksi dan sesuaikan
5. Cek dan seimbangkan jumlah atom dan muatan
2. METODE SETENGAH REAKSI
ClO3- (aq) + I-(aq)  l2 (S) + Cl- (aq) (asam)

1. Bagi reakssi menjadi 2 bagian


ClO3- (aq)  Cl- (aq)
I-(aq)  l2 (S)
2. Seimbangkan jumlah atom dan muatan pada setiap
reaksi
- Atom selain O dan H
ClO3- (aq)  Cl- (aq)
2I-(aq)  l2 (S)
2. METODE SETENGAH REAKSI
ClO3- (aq) + I-(aq)  l2 (S) + Cl- (aq) (asam)

- Seimbangkan atom O dengan menambahkan H2O


ClO3- (aq)  Cl- (aq) + 3H2O
2I-(aq)  l2 (S)
- Seimbangkan atom H dengan menambahkan ion H+
ClO3- (aq) + 6 H+  Cl- (aq) + 3H2O
2I-(aq)  l2 (S)
- Seimbangkan muatan dengan menambahkan elektron
ClO3- (aq) + 6 H+ + 6 e-  Cl- (aq) + 3H2O
2I-(aq)  l2 (S) + 2 e-
2. METODE SETENGAH REAKSI
ClO3- (aq) + I-(aq)  l2 (S) + Cl- (aq) (asam)

3. Kalikan atau sesuaikan jumlah elektron


ClO3- (aq) + 6 H+ + 6 e-  Cl- (aq) + 3H2O x1
2I-(aq)  l2 (S) + 2 e- x3
4. Gabungkan reaksi
ClO3- (aq) + 6 H+ + 6 e-  Cl- (aq) + 3H2O
6I-(aq)  3l2 (S) + 6 e-
ClO3- (aq) + 6 H+ + 6 I-  Cl- (aq) + 3H2O + 3l2 (S)
5. Cek jumlah atom dan muatan
Latihan
Manakah yang bukan reaksi redoks pada reaksi
berikut?

1.2Ag + Cl2 2AgCl

2.SnCl2 + I2 +2HCl SnCl4 + 2HI

3.CuO + 2HCl CuCl2 +H2O

4. H2 + Cl2 2HCl
TITRASI REDOKS
 Titrasi berdasarkan reaksi reduksi dan oksidasi
antara titran dan analit
 Titik akhir titrasi : indikator atau secara
elektrokimia (potensiometri)
 Jenis titrasi Redoks

1. Titrasi yang melibatkan Iodium (Iodimetri,


Iodometri)
2. Permanganometri
3. Serimetri
4. Titrasi yang melibatkan Brom
5. Titrasi yang melibatkan Kalium Iodat
6. Titrasi dengan kalium bromat
INDIKATOR TITRASI REDOKS
 Titik akhir titrasi dapat dilakukan dengan atau
tanpa indikator

 Tanpa indikator: jika semua zat pereduksi


teroksidasi dan memberikan perubahan warna yang
bisa teramati dengan jelas

 MnO4- (asam)  ungu lembayung


 MnO4-  Mn2+  kelebihan permanganat  merah
muda
 I2 + 2e-  2I-
Coklat  tak berwarna
 Karena warna iod kurang tajam, indikator amilum
 biru
POTENSIOMETRI
 Pengukuran perubahan potensial dari suatu
elektroda pada suatu larutan
 Pengukuran potensial sel untuk menentukan titik
equivalen/titik akhir titrasi
 Digunakan jika:
 Tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan TAT
 Pengamatan TAT sulit dilakukan jika menggunakan
indikator (Perubahan warna tidak jelas, larutan keruh)
 Daerah TAT nya sangat pendek (sulit menentukan TAT
yang tepat)
PENETAPAN TAT DENGAN POTENSIOMETRI

 Potensial diukur sebagai fungsi dari volume titran


 Potensial diukur setelah penambahan titran

 Dibuat grafik potensial vs volume titran

 TAT dideteksi dengan menetapkan volume dimana


terjadi perubahan potensial yang relative besar
ketika ditambahkan titran.
KURVA TITRASI
TITRASI REDOKS
POTENSIAL REDUKSI
 Harga potensial sel standard dari reaksi setengah sel
yang diukur dengan pembanding potensial standard
reduksi dari hydrogen.
 Keadaan standar diukur pada temperatur 250C,
tekanan 1 atm dan konsentrasi 1M
 Menggambarkan kekuatan zat pengoksidasi dan
pereduksi
TITRASI REDOKS
1. TITRASI YANG MELIBATKAN IODIUM
(IODIMETRI)
 Titrasi langsung
 Titran : larutan I2

 Menggunakan iodium sebagai oksidator

I2 + 2e-  2I-
 Indikator yang digunakan : amilum

 Analit : asam askorbat, metampiron, natrium


tiosulfat
1. TITRASI YANG MELIBATKAN IODIUM
(IODOMETRI)
 Titrasi tidak langsung
 Titran : larutan natrium tiosulfat

 Sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan KI


berlebih dan akan menghasilkan iodium yang akan
di titrasi oleh natrium tiosulfat.
2I-  I2 + 2e
2S2O32- + I2  S4O62- + 2I-
 Indikator yang digunakan : amilum

 Analit : CuSO4.5H2O
2. PERMANGANOMETRI
 Titran : larutan kalium permanganat (larutan baku
sekunder)
 Standarisasi : Arsen (III) oksida, natrium oksalat
 Menggunakan kalium permanganat sebagai oksidator

MnO4- + 8H+ + 5e– —–> Mn2+ + 4H2O (asam)


4MnO4- + 2H2O —–> 4MnO2 + 3O2 + 4OH- (netral)
MnO4- + e– —–> MnO42- (basa)
MnO42- + 2H2O + 2e– —–> MnO2 + 4OH- (basa lemah)

 Indikator yang digunakan : ferroin


jika larutan tidak berwarna  tidak perlu indikator
 Analit : penentuan kadar besi
3. SERIMETRI

 Titran : larutan serium (IV) sulfat Ce(SO4)2


 Menggunakan serium (IV) sulfat sebagai oksidator

Ce4+ + e-  Ce3+
 Indikator yang digunakan : ferroin

 Analit : vitamin K, vitamin E, besi (II) sulfat

 Kelebihan serium (IV) sulfat vs KMnO4

- lebih stabil, tidak perlu terlindung dalam cahaya


- reaksinya memberikan perubahan valensi yang
sederhana
- oksidator yang baik
- larutannya kurang berwarna, penggunaan
indikator membantu pengamatan titik akhir titrasi
4. TITRASI YANG MELIBATKAN BROM

 Titrasi tidak langsung


 Titran : natrium tiosulfat

 Menggunakan brom (Br2) sebagai oksidator

KBrO3 + 5KBr + 6HCl  3Br2 + 6KCl + 3H2O


Br2 + 2KI  I2 + 2KBr
I2 + 2S2O32-  S4O62- + 2I-

 Indikator yang digunakan : amilum  biru


 Analit : fenol, resorsinol
5. TITRASI YANG MELIBATKAN KALIUM BROMAT

 Titrasi langsung
 Titran : kalium bromat KBrO3

 Menggunakan KBrO3 sebagai oksidator

BrO3- + 6H+ + 6e-  Br- + 3H2O


KBrO3 + 5KBr + 6HCl  3Br2 + 6KCl + 3H2O

 Indikator yang digunakan : jingga metil, merah


fuchsin
 Analit : As2O3
6. TITRASI YANG MELIBATKAN KALIUM IODAT

 Titrasi langsung
 Titran : kalium iodat KIO3

 Menggunakan KIO3 sebagai oksidator


IO3- + 5I- + 6H+  3I2 + 3H2O (HCl 1N)
I2  I+ + I- (HCl lebih dari 4N)
KIO3 + 2I2 + 6HCl  KCl + 5ICl + 3H2O

 Indikator yang digunakan : kloroform, CCl4


 Analit : penentuan iodide dalam sampel
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai