Anda di halaman 1dari 88

Electrochemistry Revisited

Reduksi dan Oksidasi


REAKSI OKSIDASI

REAKSI REDUKSI

Penambahan jumlah atom O

Pengurangan jumlah atom O

PbO(s) + H2(g)  Pb(s) + H2O(l)


H2 mengalami oksidasi karena jumlah atom O nya bertambah.
PbO mengalami reduksi karena jumlah atom O nya berkurang.
Pengurangan jumlah atom H

Penambahan jumlah atom H

H2S(g) + Cl2(g)  S(s) + 2HCl(g)


H2S mengalami oksidasi karena jumlah atom H nya berkurang.
Cl2 mengalami reduksi karena jumlah atom H nya bertambah.
Pelepasan elektron

Menerima elektron

Mg(s)  Mg2+ + 2e-

Cl2(g) + 2e-  2Cl-(s)

Kenaikan bilangan oksidasi

Penurunan bilangan oksidasi

Zn(s) + Cu2+(aq)  Zn2+(aq) + Cu(s)


Zn mengalami oksidasi karena bilangan oksidasinya meningkat.
Cu2+ mengalami reduksi karena bilangan oksidasinya menurun.

Reaksi Redoks
Reaksi redoks: reaksi yang melibatkan proses transfer elektron.
Satu zat melepaskan elektron, zat yang lain menerima elektron.
Reaksi redoks terdiri dari: reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.
Contoh:

Fe2+

 Fe3+ + e-

(oksidasi)

Ce4+ + e-  Ce3+

(reduksi)

Fe2+ + Ce4+  Fe3+ + Ce3+

(redoks)

Reduktor Oksidator
Oksidasi

Reduksi

Kedua reaksi ini selalu terjadi bersamaan, tak bisa terpisahkan


satu sama lain  disebut reaksi redoks.

Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi: muatan yang dimiliki atom di dalam suatu
senyawa bila elektron diberikan pada atom yang lebih elektronegatif.
Aturan
1.

2.

Biloks unsur bebas adalah nol,


termasuk unsur dalam bentuk
satuan molekul.

Biloks ion sederhana sama dengan


muatan ion tersebut.

Contoh

Bilangan
Oksidasi

Cu
S
Cl2
P4

0
0
0
0

K+
Zn2+
ClO2-

+1
+2
-1
-2

Bilangan Oksidasi
Aturan

Contoh

Bilangan
Oksidasi

3.

Biloks H dalam senyawa selalu = +1,


kecuali pada hidrida (logam + H) = -1

HNO3
NaH
MgH2

+1
-1
-1

4.

Biloks O dalam senyawa selalu = -2,


kecuali pada peroksida (X2O2) = -1 ,
pada superoksida (XO2) = - ,
dan pada OF2 = +2

CO2
H2O2
KO2
OF2

-2
-1
-
+2

Bilangan Oksidasi
Aturan
5.

Jumlah bilangan oksidasi


unsur-unsur dalam senyawa
adalah nol. Contoh: CaCO3

6. Jumlah biloks unsur-unsur


dalam suatu ion sama
dengan muatan ionnya.
Contoh: SO42-

Contoh

Bilangan
Oksidasi

Ca
C
3O

+2
+4
3 x (-2) = -6

Total = 0

S
4O

+6
4 x (-2) = -8

Total = -2

Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi pada


senyawa berikut.
a.
Fe2O3
b.
H2O2
c.
MnO4Jawab:
a.
Fe2O3
bilangan oksidasi O = 2 (aturan c)
2 biloks Fe + 3 biloks O = 0
2 biloks Fe + 3(2)
=0
c. MnO4
2 biloks Fe 6
=0
biloks O
= 2 (aturan c)
2 biloks Fe
= +6
biloks Mn + 4 biloks O = 1 (aturan h)
biloksFe = +6 /2
biloks Mn + 4(2) = 1
biloks Fe = +3
biloks Mn 8 = 1
biloks Mn = 1 + 8
b.
H2O2
biloks Mn = +7
biloks H = +1 (aturan b)
2 biloks H + 2 biloks O = 0
2(+1) + 2 biloks O = 0
+2 + 2 biloks O = 0
2 biloks O = 2
biloks O = 1
7

CONTOH SOAL
Tentukan bilangan oksidasi atom yang dicetak tebal pada zat/spesi di
bawah ini!
a. Fe2O3
b. Cu(NO3)2
c. S2O32d. Cr2O72Jawab :
a. Fe2O3 : Bilangan oksidasi senyawa netral = 0
bilangan oksidasi (b.o.) atom O = -2
( 2 x b.o. Fe ) + ( 3 x b.o. O ) = 0
( 2 x b.o. Fe ) + ( 3 x -2 ) = 0
( 2 x b.o. Fe ) = +6
( b.o. Fe ) = +3

b. Cu(NO3)2 : terdiri atas ion Cu2+ dan 2 ion NO3-. Biloks ion
mono atomik = muatannya. Muatan ion Cu2+ adalah 2+ jadi biloks
Cu dalam senyawa ini = +2
Untuk ion NO3Jumlah total biloks = -1
bilangan oksidasi (b.o.) atom O = -2
( b.o. N ) + ( 3 x b.o. O ) = -1
( b.o. N ) + ( 3 x -2 ) = -1
( b.o. N ) = +5
c. S2O32- : jumlah total biloks = -2
bilangan oksidasi (b.o.) atom O = -2
( 2 x b.o. S ) + ( 3 x b.o. O ) = -2
( 2 x b.o. S ) + ( 3 x -2 ) = -2
( b.o. S ) = +2
d. Cr2O72- : jumlah total biloks = -2
bilangan oksidasi (b.o.) atom O = -2
( 2 x b.o. Cr ) + ( 7 x b.o. O ) = -2
( 2 x b.o. Cr ) + ( 7 x -2 ) = -2
( b.o. Cr ) = +6
9

Latihan Soal 01
Untuk setiap reaksi di bawah ini:
a) 4 Fe + 3O2  2 Fe2O3
b) 2 KClO3 + 3 C  2 KCl + 3 CO2
c) 3 ZnS + 8 HNO3  3 ZnSO4 + 8 NO + 4 H2O
 Tentukan bilangan oksidasi masing-masing atomnya.
 Tunjukkan reaksi reduksi dan reaksi oksidasinya dengan
tanda panah.
 Tentukan pereaksi mana yang bertindak sebagai oksidator dan
pereaksi mana yang bertindak sebagai reduktor.
10

Metode Setengah Reaksi


Metode setengah reaksi (ion elektron)
Soal: CH3CH2OH + K2Cr2O7 + H2SO4 CH3COOH + Cr2(SO4)3 +
K2SO4 + H2O
Bagi menjadi dua bagian setengah reaksi
CH3CH2OH CH3COOH
K2Cr2O7 + H2SO4 Cr2(SO4)3 + K2SO4 + H2O
Setarakan atom selain O dan H
CH3CH2OH CH3COOH
K2Cr2O7 + 4H2SO4 Cr2(SO4)3 + K2SO4 + H2O
Setarakan atom O dengan menambahkan OH pada ruas yang
kekurangan O dan setarakan H pada ruas yang kekurangan H dengan
menambahkan H+
CH3CH2OH + OH CH3COOH + 3H+
K2Cr2O7 + 4H2SO4 Cr2(SO4)3 + K2SO4 + H2O + 6OH
11

Setarakan atom O dengan menambahkan OH pada ruas yang kekurangan O dan


setarakan H pada ruas yang kekurangan H dengan menambahkan H+
CH3CH2OH + OH CH3COOH + 3H+
K2Cr2O7 + 4H2SO4 Cr2(SO4)3 + K2SO4 + H2O + 6OH
Setarakan muatan dengan menambahkan e pada ruas yang lebih positif dan
menyetarakan jumlah e yang dilepas dengan yang diterima.
|x3| CH3CH2OH + OH CH3COOH + 3H+ + 4e
|x2|K2Cr2O7 + 4H2SO4 + 6e Cr2(SO4)3 + K2SO4 + H2O + 6OH
Jumlahkan kedua bagian reaksi di atas dan selisihkan spesi yang muncul di kedua ruas.
3CH3CH2OH + 3OH 3CH3COOH + 9H+ + 12e
2K2Cr2O7 + 8H2SO4 + 12e 2Cr2(SO4)3 + 2K2SO4 + 2H2O + 12OH
3CH3CH2OH + 3OH + 2K2Cr2O7 + 8H2SO4 3CH3COOH + 9H+ + 2Cr2(SO4)3 +
2K2SO4 + 2H2O + 12OH
3CH3CH2OH + 2K2Cr2O7 + 8H2SO4 3CH3COOH + 2Cr2(SO4)3 + 2K2SO4 + 2H2O +
9H2O
3CH3CH2OH + 2K2Cr2O7 + 8H2SO4 3CH3COOH + 2Cr2(SO4)3 + 2K2SO4 + 11H2O
12

Metode Reaksi
Penyetarakan reaksi redoks yang akan direview disini adalah:
Metode Reaksi (Suasana Asam)


Tuliskan kedua reaksi: reduksi dan oksidasi.

Untuk masing-masing setengah reaksi:

1.

Setarakan jumlah atom semua unsur, kecuali H dan O.

2.

Setarakan jumlah atom O dengan menambahkan H2O.

3.

Setarakan jumlah atom H dengan menambahkan H+.

4.

Setarakan jumlah muatan dengan menambahkan elektron.

Bila diperlukan, samakan jumlah elektron pada kedua reaksi dengan cara mengalikannya
dengan bilangan bulat

Jumlahkan kedua reaksi, hapuslah elektron dan spesies-spesies yang sama.

Periksa lagi jumlah atom dan muatannya, apakah sudah benar-benar setara.
13

Metode Reaksi
Metode Reaksi (Suasana Basa)


Setarakan reaksi seolah-olah mereka terjadi pada suasana asam.

Tambahkan OH- pada kedua sisi reaksi sebanyak jumlah ion H+ yang ada.

Jumlahkan H+ dan OH- menjadi H2O

Bila kedua sisi reaksi mengandung H2O, kurangi jumlahnya di kedua sisi reaksi, sehingga H2O
hanya muncul di salah satu sisi reaksi.

Periksa lagi jumlah atom dan muatannya, apakah sudah benar-benar setara.

14

Example :
Setarakan persamaan reaksi dibawah ini dgn menggunakan metode reaksi
Sn + HNO3  SnO2 + NO2 + H2O
Pisahkan reaksi paro oksidasi dan reduksi
Oksidasi : Sn  SnO2
( kiri kurang 2 O )
Reduksi : NO3-  NO2
( kanan kurang 1 O )
a. Setarakan jumlah O dan H
Oksidasi : Sn + 2H2O  SnO2 + 4 H+
Reduksi : NO3- + 2 H+  NO2 + H2O
b. Setarakan muatan dgn menambahkan elektron
Oksidasi : Sn + 2H2O  SnO2 + 4 H+ + 4e
Reduksi : NO3- + 2 H+ + 1e  NO2 + H2O
c. Samakan jumlah elektron di kiri dan kanan
Oksidasi : Sn + 2H2O  SnO2 + 4 H+ + 4e
( kali 1 )
Reduksi : NO3- + 2 H+ + 1e  NO2 + H2O
( kali 4 )
Hasil yg diperoleh :
Oksidasi : Sn + 2H2O  SnO2 + 4 H+ + 4e
Reduksi : 4NO3- + 8 H+ + 4e  4 NO2 + 4H2O
Redoks : Sn + 4 NO3- + 4 H+  SnO2 + 4 NO2 + 2H2O
Atau
: Sn + 4 HNO3  SnO2 + 4 NO2 + 2H2O
15

LATIHAN SOAL
Setarakan persamaan reaksi berikut :
1. Fe2+ + MnO4-  Fe3+ + Mn2+ ( suasana asam )
2. Al + NO3-  AlO2- + NH3 ( suasana basa )
3. HNO3 + H2S  NO + S + H2O

16

PEMBAHASAN
1. Oksidasi : Fe2+  Fe3+
Reduksi : MnO4-  Mn2+
Penyetaraan jumlah atom dan jumlah muatan
MnO4- + 8H+ + 5e  Mn2+ + H2O
Fe2+
 Fe3+ + e

X1
X5

5 Fe2+ + MnO4- + 8H+  5 Fe3+ + Mn2+ + 4H2O

17

2. Oksidasi : Al  AlO2Reduksi : NO3-  NH3


Penyetaraan jumlah atom dan jumlah muatan
Al + 2H2O
 AlO2- + 4H+ + 3e
Al + 2H2O + 4OH-  AlO2- + 4H2O + 3e
Al + 4OH AlO2- + 2H2O + 3e
NO3- + 9H+ + 8e  NH3 + 3H2O
NO3- + 9H2O + 8e  NH3 + 3H2O + 9OHNO3- + 6H2O + 8e  NH3 + 9OHAl + 4OH AlO2- + 2H2O + 3e
NO3- + 6H2O + 8e  NH3 + 9OH-

X8
X3

8Al + 3NO3- + 5OH- + 2H2O  8Al2 + 3NH3


18

3. Oksidasi : H2S  S
Reduksi : HNO3  NO
Penyetaraan jumlah atom dan jumlah muatan
HNO3 + 3H+ + 3e  NO + 2H2O
H2S
 S + 2H+ + 2e

X2
X3

2HNO3 + 3H2S  2NO + 3S + 4H2O

19

Latihan Soal 02
Setarakan reaksi di bawah ini dengan metode reaksi:
a) SO32- + MnO4-  SO42- + Mn2+

(suasana asam)

b) BrO3- + N2H4  Br- + N2

(suasana asam)

c) VO43- + Fe2+  VO2+ + Fe3+

(suasana asam)

d) MnO2 + ClO3-  MnO4- + Cl-

(suasana basa)

e) Fe(OH)3 + OCl-  FeO42- + Cl-

(suasana basa)

f) CrO42- + S2O42-  Cr(OH)3 + SO32-

(suasana basa)

20

Sel Elektrokimia

Sebuah Sel Elektrokimia umumnya terdiri dari:




Dua pelat logam yang berbeda, yang disebut elektroda.

Dua wadah berisi larutan elektrolit (yang mengandung ion logam yang sama
dengan elektroda). Kedua elektroda dicelupkan ke dalam masing-masing
larutan ini.

Sebuah jembatan garam yang menghubungkan kedua larutan.

Ada dua macam


sel elektrokimia:
 Sel Volta
 Sel elektrolisis

21

Sel Volta (Galvani)

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik, misal: baterai, aki.

Sel Volta menggunakan reaksi redoks yang berlangsung spontan.

Contoh:

Ada dua macam elektroda:


 Katoda: logam tempat terjadinya
reaksi reduksi.
 Anoda: logam tempat terjadinya
reaksi oksidasi.
Katoda: 2 Ag+ + 2 e-  2 Ag
Anoda: Cu  Cu2+ + 2 eTotal:

2 Ag+ + Cu  2 Ag + Cu2+

Potensial yg terukur: 0.46 Volt


 disebut potensial sel (Esel)
22

DERET VOLTA
Pengetahuan tentang Deret Keaktifan Logam sangat penting
untuk menjelaskan apakah suatu reaksi redoks dapat berlangsung atau tidak (tanpa data Eo).
Misal, dapatkah reaksi berikut berlangsung ? :
2Na+(aq) + Cu(s)

Cu2+ (aq) + 2Na(s)

Tidak dapat, karena Cu lebih mudah mengalami reduksi dibandingkan Na

Cu2+(aq)+ 2Na(s)

Cu(s) + 2Na+(aq)

Dapat, karena Cu lebih mudah mengalami reduksi dibanding-kan Na

DERET VOLTA

Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, H2O, Zn, Fe, Co, Ni, Sn, Pb, H, Cu, Hg, Ag, Pt, Au
Dari kiri ke kanan
* Eo semakin positip
* Semakin mudah mengalami reaksi reduksi
* Semakin bersifat oksidator
* Semakin tidak reaktif
* Semakin bersifat kutub positip dalam sel (katoda)
Jadi bila, Cu 2+(aq)+ 2Na(s)

Cu(s) + 2Na+(aq)

Dapatkah reaksi tersebut berlangsung ?


Unsur logam manakah yang lebih bersifat oksidator ?
Unsur logam manakah yang lebih bersifat anoda dalam sel ?

Soal Soal Deret Volta


1. Apakah tembaga dapat larut dalam larutan Asam Klorida ?
atau
Apakah reaksi Cu(s) + 2H+(aq)  Cu2+(aq) + H2(g)
dapat berlangsung spontan ?

2. Apakah larutan FeCl3 dapat melarutkan tembaga ?


atau
Apakah reaksi Fe3+(aq) + Cu(s)  Fe2+(aq) + Cu2+(aq)
dapat berlangsung spontan ?
Dik : Fe3+(aq) + e  Fe2+(aq) Eo = 0,77 V
Cu2+(aq) + 2e  Cu(s)
Eo = 0,34 V

3. Dapatkah reaksi berikut berlangsung pada kondisi standar ?


a. Fe(s) + Cu2+(aq)  Fe2+(aq) + Cu(s)

b. Ni(s) + Zn2+(aq)  Ni2+(aq) + Zn(s)

Notasi Sel

Gambar Sel Volta di atas dapat dituliskan dalam bentuk notasi sel:

Anoda Ion anoda Ion Katoda Katoda

Lambang: | dituliskan setiap kali ada fasa yang berbeda.

Contoh: Cu (s) | Cu2+ (aq 1M) || Zn2+ (aq, 1M) | Zn(s)

atau

Cu (s) | Cu2+ (aq 1M) |KNO3 (saturated)| Zn2+ (aq, 1M) | Zn(s)
Anoda

Jembatan garam

Katoda

Fungsi jembatan garam:




Agar rangkaian listrik membentuk sirkuit yang tertutup.

Agar larutan tetap netral: ion (+) bergerak ke larutan katoda, ion (-)
bergerak ke larutan anoda.

26

Potensial Reduksi Standar

Potensial reduksi standar (E ):


Potensial reaksi reduksi suatu elektroda ketika semua konsentrasi zat terlarut
adalah 1 M dan semua gas berada pada tekanan 1 atm.
Potensial reduksi standar ini diukur
dengan menggunakan elektroda standar
hidrogen

(SHE)

sebagai

referensi.

Potensial elektroda ini ditetapkan = 0.0


Volt.
K : 2H+ + 2e-  H2

E = 0.0 V

A: Zn  Zn2+ + 2e-

E =

Zn + 2H+  Zn2+ + H2

E = 0.76 V

Maka potensial oksidasi Zn = 0.76 V


Dan E = - 0.76 V
27

Potensial Reduksi Standar

28

Potensial Sel
Beda potensial antara katoda dan anoda yang terukur disebut:
potensial sel (E

sel)

atau emf (electromotive force).


Potensial sel dapat dihitung dari
potensial reduksi standar:

Logam yang Enya lebih (+) akan


menjadi katoda, yang lebih (-) anoda.

Potensial sel dapat juga dihitung dengan menjumlahkan reaksi:


Cu2+ + 2e-  Cu
Zn 

Zn2+

2e-

Cu2+ + Zn  Cu + Zn2+

E= 0.34 V
E= 0.76 V

Bila reaksi dibalik, tanda Eberubah


dari (+) ke (-) atau sebaliknya.
Bila koefisien reaksi dikalikan, nilai

E= 1.1 V

Etetap, tidak berubah .

29

Contoh Soal
1. Diketahui : Cu2+ + 2 e Cu E = 0,34 V
Ag+ + e Ag E = + 0,80V
Tentukan Eo sel
dari kedua elektrode!
Jawab:
ECu lebih negatif dari EAg
, maka Cu mengalami oksidasi dan bertindak sebagai anode
Katode : Ag+ + eAg E = + 0,80 V
Anode : Cu Cu2+ + 2 e E = 0,34 V
_____________________________+
2 Ag+ + Cu 2 Ag + Cu 2+ Esel= + 0,46 V
2. Diketahui:
Ag+ + e Ag E = + 0,80 V
A13+ + 3 e Al E = 1,66V
Tentukan E sel dari elektrode Ag dan Al serta tentukan katode dan anode!
Jawab:
Esel= E(+) E()
= EAg EAl
= (+0,80) (1,66)
= +2,46 V
Katode = elektrode positif, cari E yang lebih positif(E(+)), yaitu Ag.
Anode = elektrode negatif, cari E yang lebih negatif (E()), yaitu Al.

30

3. Diketahui: Fe2+ + 2 eFe E = 0,44 V


A13+ + 3 eAl E = 1,66 V
a. Tentukan Esel dari elektrode A1 dan Fe!
b. Tentukan katode dan anode!
c. Bagaimana reaksi sel?
d. Tentukan elektrode yang bertambah dan elektrode yang berkurang!
e. Tentukan larutan ion yang makin pekat dan larutan ion yang makin encer!
Jawab:
E lebih positif/lebih besar (E(+))= EFe
E lebih negatif/lebih kecil (E() )= EAl
a. E sel= E (+) E ()
= EFe EAl
= (0,44) (1,66)
= + 1,22 V
b. Katode = E (+)= besi
Anode = E ()= aluminium
c. Reaksi sel
Reaksi reduksi untuk E(+), yaitu untuk Fe dan reaksi oksidasi untuk E(
),yaitu untuk Al.
Fe2+ + 2 e-Fe 3
AlA13+ + 3 e 2
____________________+
3 Fe2+ + 2 Al 3 Fe + 2 Al3+

31

d. Elektrode yang bertambah pada hasil reaksi, yaitu Fe.


Elektrode yang berkurang pada pereaksi, yaitu Al.
e. Larutan ion yang makin pekat pada hasil reaksi, yaitu ion A13+
.Larutan ion yang makin encer pada pereaksi, yaitu ion Fe2+
4. Diketahui:
E Ag+/Ag = + 0,80 V
E Cu2+/Cu = + 0,34 V
E Pb2+/Pb = 0,13 V
E Fe2+/Fe = 0,44 V
E Zn2+/Zn = 0,76 V
Manakah dari reaksi sel berikut yang mempunyai potensial sel terbesar?
A. Pb2+ /Pb// Zn/Zn2+
B. Cu2+ /Cu// Fe/Fe2+
C. Ag+/Ag// Fe/Fe2+
D. Ag+/Ag// Zn/Zn2+
E. Fe2+/Fe// Zn/Zn2+
Jawab: D
Potensial terbesar terjadi dari potensial reduksi paling positif (EAg) dengan
potensial
reduksi paling negatif (EZn) serta reaksi Ag harus reduksi dan reaksi Zn harus
oksidasi
32

Latihan Soal 03
1. Dua buah sel berikut ini akan disatukan untuk membentuk sel
elektrokimia: Ag+(aq)|Ag(s) dan Sc3+(aq)|Sc(s). Tuliskan reaksi yang
berlangsung pada kedua elektroda serta reaksi totalnya. Tuliskan notasi
sel dan hitung potensial selnya.
2. Untuk setiap sel elektrokimia di bawah ini:
a)

Sn(s)|SnCl2(aq)||AgNO3 (aq)|Ag(s)

b)

In(s)|In(ClO4)3||CdCl2 (aq)|Cd(s)

Tuliskan reaksi yang berlangsung pada kedua elektroda.

Tuliskan pula reaksi sel total yang terjadi.

Gunakan data pada tabel potensial reduksi untuk menghitung nilai


potensial sel tersebut.
33

Hubungan: G, E , dan K

34

Go = - z F Eo
dimana
z = n = jumlah elektron yang terlibat
F = bilangan Faraday
= 96500 C/mol eK = konstanta kesetimbangan reaksi.

35

Spontanitas Reaksi
Spontanitas reaksi dapat dilihat dari nilai G atau E0:
G

E0

Spontanitas Reaksi

()

>1

(+)

Reaksi berjalan spontan

=1

Reaksi berkesetimbangan

(+)

<1

()

Reaksi tidak spontan

36

Persamaan Nernst
Hubungan antara potensial sel (E0) dan konsentrasi larutan yang
digunakan diberikan oleh persamaan Nernst:

Misalnya untuk reaksi:


Fe2+ (aq) + Ag+ (aq)  Fe3+ (aq) + Ag (s)
Esel = E0sel -

0.0592
1

log

[Fe3+]
[Fe2+][Ag+]

37

Latihan Soal 04
1. Untuk reaksi: 2 Al (s) + 3 Br2 (l)  2 Al3+ (aq, 1M) + 6 Br- (aq,1 M)
Data potensial selnya adalah sebagai berikut:
E0 Al3+|Al = -1.66 V
E0 Br2|Br- = +1.09 V
a) Hitunglah nilai G0 dari reaksi di atas.
b) Apakah reaksi tersebut berlangsung spontan?
2. Apakah reaksi dalam sel berikut ini berlangsung spontan?
a) Ag(s) | Ag+ (0.075 M) ||Hg2+ (0.85 M)|Hg (l)
b) Cu(s) | Cu2+ (0.15 M) ||Fe3+ (0.35 M), Fe2+ (0.25 M)|Pt(s)
38

Sel Elektrolisis

Menggunakan energi listrik untuk menghasilkan zat kimia.

Dalam sel ini arus listrik dialirkan untuk mendorong suatu reaksi kimia
yang tidak spontan agar dapat berlangsung.

Massa zat yang terbentuk di elektroda dapat dihitung dengan rumus:

W=

Ar . i . t
Val . 96500

39

Sel Elektrolisis
Perbedaan sel elektrolisis dan sel volta:

40

Titrasi Redoks

Kimia Analitik

SURYA UNIVERSITY
41

Apa itu titrasi redoks?


Reaksi redoks, adalah reaksi yang melibatkan
penangkapan dan pelepasan elektron.
Aoks+ Bred
Ared+ Boks
Ce4++ Fe2+ Ce3++ Fe3+
Titrasi redoks adalah titrasi antara analit dan
titran yang melibatkan reaksi reduksi-oksidasi.

Macam-macam titrasi redoks


1.Permanganometri
2.Dikromatometri
3.Cerimetri
4.Iodimetri, iodometri, iodatometri
5.Bromometri, bromatometri
6.Nitrimetri

Syarat titrasi redoks


Dalam keadaan tertentu hanya satu reaksi
yang terjadi.
Pada titik ekivalensinya reaksi harus
berkesudahan.
Harus ada indikator untuk menunjukkan titik
akhir titrasi.

Persamaan Nernst
Pada titrasi redoks, selama titrasi terjadi perubahan potensial
sel. Harga ini sesuai dengan perhitungan menggunakan
persamaan Nernst.

Eo = potensial elektroda normal (potensial elektroda semua


zat dalam reaksi sel dalam keadaan standar)
n = jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi
oks = menyatakan konsentrasi partikel hasil oksidasi
red = menyatakan konsentrasi partikel hasil reduksi.

Titrasi Redoks

Titrasi yang menggunakan reaksi redoks antara analit & titran.

Misalnya, titrasi Fe2+ dengan larutan standar Ce4+ :


Fe2+ + Ce4+  Fe3+ + Ce3+

Kurva titrasi redoks dapat dibuat sebagai plot antara: pFe2+ terhadap
volume titran (mL), tapi lebih lazim dibuat sebagai plot antara pE
(Fe2+|Fe3+) atau pE (Ce4+|Ce3+) terhadap volume titran.

Metode ini, dimana potensial diukur selama titrasi untuk menentukan


titik ekivalen disebut: titrasi potensiometri.

Metode ini akan dibahas lebih detil pada bab berikutnya.

46

Kurva Titrasi Redoks


Pengukuran pE (Fe2+|Fe3+) selama titrasi dilakukan sbb:
Dalam sistem ini digunakan elektroda:
 Kalomel sebagai elektroda pembanding
 Kawat Pt sebagai elektroda indikator
Di sini terjadi 2 reaksi kesetimbangan
Fe3++ e- Fe2+ E = 0.767 V

Ce4++ e- Ce3+ E = 1.70 V


Kawat Pt ini mengukur potensial
(Fe2+|Fe3+) atau (Ce4+|Ce3+), jadi kawat
Pt berperan sebagai sel volta, nya
lagi adalah elektroda kalomel.

47

Kurva Titrasi Redoks

Ketika melakukan titrasi ini, reaksi: Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+ terjadi
dalam wadah yang sama dan berlangsung cepat sekali mencapai keadaan
setimbang, artinya kedua sistem (Fe3+|Fe2+) dan (Ce4+|Ce3+) memiliki
potensial yg sama di keseluruhan titrasi.

Di setiap titik, larutan hanya mempunyai 1 potensial yang sama, yang


bisa dihitung melalui salah satu dari kedua cara ini:


E = EKatoda EAnoda
E = {E0 Fe 0.059 log(

[Fe2+]
[Fe3+]

)} EKalomel

E = EKatoda EAnoda
E=

{E0

Ce 0.059 log(

[Ce3+]
[Ce4+]

)} Ekalomel
48

Kurva Titrasi Redoks

Ada tiga daerah kurva titrasi yang perlu diperhatikan:




Sebelum titik ekivalen:


Fe2+ yang belum bereaksi terdapat dalam jumlah banyak, [Fe2+] dan [Fe3+]
dapat dengan mudah dihitung, tidak seperti [Ce4+] dan [Ce3+] yang harus
dihitung via kesetimbangan. Karena itu, E akan lebih mudah dihitung via:

Ada 1 titik yang istimewa, yaitu saat: V = Ve  [Fe2+] = [Fe3+]


Saat ini, suku logaritma akan nol, dan EKatoda akan sama dengan E0 (Fe2+|Fe3+)
49

Kurva Titrasi Redoks




Pada titik ekivalen:


Semua Fe2+ telah habis bereaksi dengan Ce4+. Spesies yang dominan adalah
Fe3+ dan Ce3+. Pada keadaan setimbang terdapat sejumlah kecil Fe2+ dan Ce4+
yang berasal dari peruraian kembali Fe3+ dan Ce3+.
Pada titik ini: [Fe2+] = [Ce4+] dan [Fe3+] = [Ce3+]
Di sini nilai E diperoleh dari perhitungan seperti ini:
- 0.241
- 0.241

+
(Suku log = 0 karena: [Fe2+] = [Ce4+] & [Fe3+] = [Ce3+])
(Eekivalen tak bergantung [ ] dan Vtitran.)

2E+ = 2.46  E = 1.23


50

Kurva Titrasi Redoks




Setelah titik ekivalen:


Pada keadaan ini terdapat kelebihan titran Ce4+ dan [Fe3+] = [Ce3+].
Karena [Ce4+] dan [Ce3+] dapat dengan mudah dihitung tanpa kesetimbangan,
maka nilai E dihitung dari persamaan:

Ada 1 titik istimewa, yaitu saat: V = 2Ve  [Ce4+] = [Ce3+]


Saat ini, suku logaritma akan nol, dan EKatoda akan sama dengan E0 (Ce4+|Ce3+)

51

Kurva Titrasi Redoks

52

Soal Titrasi Redoks


 Larutan garam besi (II) sebanyak 50 ml
dilarutkan dalam larutan H2SO4 sehingga
konsentrasi 0,1 M dititrasi dengan serium (IV)
sulfat 0,1 M. Buatlah kurva titrasinya saat
penambahan 10 ml, 20 ml, 45 ml, 50ml, dan
60 ml!
E0 Fe3+
E0 Ce4+

Fe2+ = 0,68 Volt (asam sulfat)


Ce3+ = 1,44 Volt

Ditambahkan 10 mL
Fe2+ + Ce4+
M 5
1
R 1
1
S 4
-

Fe3+ + Ce3+
1
1
1
1

E = 0,68 - 0,059 log [Fe2+]


n
[Fe3+]
= 0,68 - 0,059 log [4/60]
1
[1/60]
= 0,64 Volt

4+
Ce
n Fe2+ = V x M
= 50mL x 0.1M
= 5mmol
n Ce4+ = V x M
= 10mL x 0.1M
= 1mmol

Ditambahkan 20 mL
Fe2+ + Ce4+
M 5
2
R 2
2
S 3
-

Fe3+ + Ce3+
2
2
2
2

E = 0,68 - 0,059 log [Fe2+]


n
[Fe3+]
= 0,68 - 0,059 log [3/70]
1
[2/70]
= 0,67 Volt

4+
Ce
n Fe2+ = V x M
= 50mL x 0.1M
= 5mmol
n Ce4+ = V x M
= 20mL x 0.1M
= 2mmol

Ditambahkan 45 mL
Fe2+ + Ce4+
M 5
4.5
R 4.5 4.5
S 0.5
-

Fe3+ + Ce3+
4.5 4.5
4.5 4.5

E = 0,68 - 0,059 log [Fe2+]


n
[Fe3+]
= 0,68 - 0,059 log [0.5/95]
1
[4.5/95]
= 0.74 Volt

4+
Ce
n Fe2+ = V x M
= 50mL x 0.1M
= 5mmol
n Ce4+ = V x M
= 45mL x 0.1M
= 4.5mmol

Ditambahkan 50 mL
Fe2+ + Ce4+
M 5
5
R 5
5
S -

Fe3+ + Ce3+
5
5
5
5

4+
Ce
n Fe2+ = V x M
= 50mL x 0.1M
= 5mmol
n Ce4+ = V x M
= 50mL x 0.1M
= 5mmol

[Fe3+] = [Ce3+] dan [Fe2+] = [Ce4+]


E = 0,68 - 0,059 log [Fe2+]
[Fe3+]
E = 1,44 - 0,059 log [Ce3+]
[Ce4+]

Jika digabungkan :
2 E = 2,12 - 0,059 log [Fe2+] [Ce3+]
[Fe3+] [Ce4+]
2 E = 2,12 - 0,059 x log 1
2 E = 2,12 - 0
E = 1,06 Volt

Ditambahkan 60 mL
Fe2+ + Ce4+
M 5
6
R 5
5
S 1

Fe3+ + Ce3+
5
5
5
5

E = 1.44 - 0,059 log [Ce3+]


n
[Ce4+]
= 1.44 - 0,059 log [5/160]
1
[1/160]
= 1.40 Volt

4+
Ce
n Fe2+ = V x M
= 50mL x 0.1M
= 5mmol
n Ce4+ = V x M
= 60mL x 0.1M
= 6mmol

Kurva Titrasi
Eo
1.6

1.4

1.2

Titik Ekivalen
pada penambahan 50 mL

0.8

X(V)

Y(E)

0.5

10

0.64

20

0.67

45

0.74

50

1.06

60

1.40

0.6

0.4

0.2

0
0

10

20

30

40

50

60

70

V(mL)

Ditambahkan 1 mL Cu+
Fe3+ + Cu+
M 1.25 0.05
R 0.05 0.05
S 1.2
-

Fe2+ + Cu2+
0.05 0.05
0.05 0.05

n Fe2+ = V x M
= 50mL x 0.025
= 1.25mol
n Cu+ = V x M
= 1mL x 0.1M
= 0.05mmol

E = 0,771 - 0,059 log [Fe2+]


n
[Fe3+]
= 0,771 - 0,059 log [0.05/51]
1
[1.2/51]
= 0,852 Volt

61

Ditambahkan 12.5 mL Cu+


Fe3+ + Cu+
M 1.25 0.625
R 0.625 0.625
S 0.625
-

Fe2+ + Cu2+
0.625 0.625
0.625 0.625

n Fe2+ = V x M
= 50mL x 0.025
= 1.25mol
n Cu+ = V x M
= 12.5mL x 0.1M
= 0.625mmol

E = 0,771 - 0,059 log [Fe2+]


n
[Fe3+]
= 0,771 - 0,059 log [0.625/62.5]
1
[0.625/62.5]
= 0,771 Volt

62

Ditambahkan 24.5 mL Cu+


Fe3+ + Cu+
M 1.25 2.45
R 1.25 1.25
S 0
1.20

Fe2+ + Cu2+
1.25 1.25
1.25 1.25

n Fe2+ = V x M
= 50mL x 0.025
= 1.25mol
n Cu+ = V x M
= 24.5mL x 0.1M
= 2.45 mmol

E = 0,161 - 0,059 log [Cu+]


n
[Cu2+]
= 0,161 - 0,059 log [1.20/74.5]
1
[1.25/74.5]
= 0,161 + 0.001045 = 0.162 Volt

63

Ditambahkan 25 mL Cu+
Fe3+ + Cu+
M 1.25 2.5
R 1.25 1.25
S 0
1.25

Fe2+ + Cu2+
1.25 1.25
1.25 1.25

n Fe2+ = V x M
= 50mL x 0.025
= 1.25mol
n Cu+ = V x M
= 25 mL x 0.1M
= 2.5 mmol

E = 0,161 - 0,059 log [Cu+]


n
[Cu2+]
= 0,161 - 0,059 log [1.25/75]
1
[1.25/75]
= 0,161 Volt

64

Ditambahkan 25.5 mL Cu+


Fe3+ + Cu+
M 1.25 2.55
R 1.25 1.25
S 0
1.30

Fe2+ + Cu2+
1.25 1.25
1.25 1.25

n Fe2+ = V x M
= 50mL x 0.025
= 1.25mol
n Cu+ = V x M
= 25.5 mL x 0.1M
= 2.55 mmol

E = 0,161 - 0,059 log [Cu+]


n
[Cu2+]
= 0,161 - 0,059 log [1.30/75]
1
[1.25/75]
= 0,161 0.001005 = 0.160 Volt

65

Ditambahkan 30 mL Cu+
Fe3+ + Cu+
M 1.25 3.00
R 1.25 1.25
S 0
1.75

Fe2+ + Cu2+
1.25 1.25
1.25 1.25

n Fe2+ = V x M
= 50mL x 0.025
= 1.25mol
n Cu+ = V x M
= 30 mL x 0.1M
= 3.00 mmol

E = 0,161 - 0,059 log [Cu+]


n
[Cu2+]
= 0,161 - 0,059 log [1.75/80]
1
[1.25/80]
= 0,161 0.00862 = 0.152 Volt

66

Kurva Titrasi Redoks

Untuk titrasi Tl+ (Thalium) dengan IO3- dalam larutan HCl 1.00 M:
IO3- + 2 Tl+ + 2 Cl- + 6 H+  ICl2- + 2 Tl3+ + 3 H2O

Kurvanya tidak simetris, hal ini


dikarenakan stoikiometri reaksinya adalah 2 : 1, bukan 1 : 1.

Namun demikian, kurvanya curam


di sekitar titik ekivalen. Jadi galat
yang akan timbul bila titik tengah
kurva diambil sbagai titik ekivalen
sangat kecil dan dapat diabaikan.

67

Indikator Titrasi Redoks

Ada tiga macam indikator yang dapat digunakan untuk titrasi redoks:


Zat yang berwarna dapat menjadi indikator bagi dirinya sendiri.


Misalnya, KMnO4, warnanya sangat gelap  kelebihan titran ini sangat
mudah untuk terdeteksi.

Indikator yang spesifik bagi zat tertentu yang digunakan dalam titrasi
redoks. Misalnya: kanji  warna biru gelap dengan iodin (I3-).
SCN-  warna merah dengan ion besi (III)

Indikator redoks yang sebenarnya, yaitu zat yang akan berubah warna
ketika mengalami reaksi redoks. Misalnya:
1. Difenilaminsulfonat
2. Besi(II) o-phenanthrolin (ferroin)
68

Indikator Titrasi Redoks

Struktur difenilaminesulfonat dapat dilihat di bawah ini:


Natrium difenilaminesulfonat
Perubahan warna:
In (reduced) tak berwarna  In (oxidized) ungu.

a)

b)

Titrasi Cr2O72- menjadi Cr3+.


a)

In (reduced) tak berwarna (warna hijau berasal dari warna ion Cr3+).

b)

In (oxidized) berwarna ungu


69

Indikator Titrasi Redoks

Struktur ferroin dapat dilihat di bawah ini:

70

Indikator Titrasi Redoks

Setiap indikator redoks memiliki nilai E transisi nya masing-masing, yaitu


potensial dimana indikator tersebut berubah warna.

Nilai E ini digunakan sbg dasar pemilihan indikator suatu titrasi redoks.

71

Reaksi Redoks Pendahuluan

Terkadang, analit berada pada tingkat oksidasi yang berbeda-beda.


Misalnya, Fe dalam bijih besi ada sebagai Fe2+ dan Fe3+. Sebelum
dititrasi, mereka harus dikonversi ke satu kondisi oksidasi tunggal.

Hal ini dilakukan melalui: reaksi redoks pendahuluan.

Reagen yang digunakan untuk reaksi ini harus dapat mengkonversi analit
dengan cepat dan sempurna ke tingkat oksidasi yang diinginkan.

Kelebihan reagen ini harus mudah dihilangkan dari sistem, sehingga tidak
bereaksi dengan titran dalam titrasi selanjutnya.

Reagen yang digunakan antara lain:




Oksidator: H2O2, Kalium peroksodisulfat, Natrium bismutat.

Reduktor: SO2, H2S, SnCl2, logam dan alloy.


72

Oksidator

Hidrogen Peroksida (H2O2)


H2O2 + 2 H+ + 2e- 2 H2O

E = 1.77 V

Digunakan untuk mengubah: Fe2+  Fe3+; Cr3+  CrO42-; Mn2+  MnO2


Dihilangkan dari larutan via pendidihan selama beberapa menit:
2H2O2 2 H2O + O2(g)

Kalium Peroksodisulfat (K2S2O8)


S2O82- + 2 e- 2 SO42-

E = 2.01 V

Digunakan untuk mengubah: Cr3+  Cr2O72-; Ce3+  Ce4+; Mn2+  MnO4Dihilangkan dari larutan via pendidihan selama beberapa menit:
2 S2O8 + 2 H2O 4 SO42- + O2(g) + 4 H+
73

Oksidator

Natrium Bismutat (NaBiO3)


BiO3- + 6 H+ + 2 e-  Bi3+ + 3 H2O
Digunakan untuk mengubah: Mn2+  MnO4-; Cr3+  Cr2O72-; Ce3+  Ce4+
Senyawa hanya ini sedikit larut dalam air, maka zat yang akan dioksidasi
dipanaskan dengan padatan senyawa ini (berlebih). Setelah reaksi
selesai, kelebihan bismutat dibuang melalui filtrasi.

74

Reduktor

Timah (II) Klorida (SnCl2)


Hampir selalu digunakan untuk mengubah: Fe3+  Fe2+

Logam: Ag, Zn, Cd, Al, Ni, Cu, Hg


Digunakan dalam bentuk batangan/kawat yang langsung dimasukkan ke
dalam larutan analit. Setelah reaksi selesai, logam dipindahkan.
Alternatif lain, butiran logam dimasukkan ke dalam sebuah kolom reduktor.
Larutan yang direduksi dialirkan melalui kolom itu.

Reduktor Jones (Zn dalam larutan HgCl2 encer)


Logam aktif tidak hanya mereduksi analit, tapi juga H+ dalam larutan asam
menjadi H2. Hal ini dapat dicegah dengan menggunakan alloy.
Zn2+ + Hg2+ Zn2+ + Hg
75

Titrasi KMnO4

KMnO4 merupakan oksidator kuat yang berwarna ungu gelap.

reaksinya adalah sebagai berikut:




MnO4- + 8 H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O

(suasana asam, pH < 1)

MnO4- + 4 H+ + 3 e- MnO2 (s) + 2 H2O

(suasana netral, basa)

MnO4- + e- MnO42-

(suasana sangat basa, NaOH 2 M)

Untuk reaksi dalam suasana


asam, KMnO4 dapat menjadi
auto-indikator, atau indikator
bagi dirinya sendiri. Setetes
KMnO4 berlebih  pink.

76

Pembuatan Larutan KMnO4

KMnO4

tidak

dapat

digunakan

sebagai

standar

primer

karena

biasanya

mengandung sedikit pengotor MnO2. Selain itu air destilasi yang akan digunakan
untuk melarutkan biasanya juga mengandung pengotor berupa materi organik
yang dapat bereaksi dengan KMnO4.

Cara pembuatan larutan KMnO4:


Larutkan KMnO4 dalam air destilasi, didihkan selama 1 jam untuk mempercepat
reaksi KMnO4 dan materi organik. Saring MnO2 dengan sintered glass filter (jangan
gunakan kertas saring  materi organik), simpan dalam botol berwarna gelap.

Larutan KMnO4 dapat terdekomposisi menurut reaksi:


4MnO4- + 4 H+  4 MnO2 (s) + 3 O2 (g) + 2 H2O

Reaksi

dekomposisi

ini

akan

berlangsung

lambat

bila

tidak

ada:

MnO2, Mn2+, panas, cahaya, asam, basa.


77

78

Standarisasi KMnO4

Arsen (III) Oksida: As2O3


Oksida ini dilarutkan dalam NaOH, lalu diasamkan dengan HCl, dan dititrasi
dengan KMnO4:
5 HAsO2 + 2 MnO4- + 6 H+ + 2 H2O  2 Mn2+ + 5 H3AsO4
Reaksi ini berlangsung lambat pada suhu ruang, kecuali ditambahkan katalis:
KI, KIO3, atau ICl.

Natrium Oksalat: Na2C2O4


Reaksinya: 5 C2O42- + 2 MnO4- + 16 H+  2 Mn2+ + 10 CO2 + 8 H2O
Reaksi ini berlangsung lambat, karena itu dipanaskan hingga 60 0C.
Laju reaksi akan meningkat seiring dengan terbentuknya Mn2+ yang akan
berfungsi sebagai auto-katalis untuk reaksi tersebut.
79

Aplikasi Titrasi KMnO4

80

Titrasi Iodin

Iodin (I2) sukar larut dalam air, namun ia dapat membentuk kompleks tri-iodida
(I3-) yang larut baik dalam air bila terdapat iodida (I-) berlebih dalam larutan:
I2 (s) + I-(aq) I3-

Larutan I3- dapat dibuat dengan cara:




Melarutkan padatan I2 dalam larutan KI berlebih.

Melalui reaksi antara standar primer KIO3 dan KI berlebih:


IO3- + 8I- + 6 H+ 3 I3- + 3 H2O

Larutan standar I3-

(H2SO4 digunakan untuk suasana asamnya)

tidak dapat digunakan sebagai standar primer karena ia

teroksidasi perlahan oleh udara:


6I- + O2 + 4 H+  2 I3- + 2 H2O

I3- yang disiapkan harus segera digunakan (sebelum teroksidasi oleh udara).

Larutan I3- distandarisasi dengan: standar primer As2O3 atau Na2S2O3.


81

Larutan Na2S2O3

Larutan ini merupakan titran yang universal untuk iodin (I3-).

Dalam suasana asam, ia bereaksi dengan iodin menurut persamaan reaksi:


I3- + 2 S2O32- 3 I- + S4062Reaksi ini perlu dilakukan pada pH < 9, dalam suasana basa I3- terdisproporsionasi
menjadi I- dan HOI yang selanjutnya mengoksidasi S2O32- menjadi SO42-.

Dalam suasana asam S2O32- terdekomposisi menjadi sulfur:


S2O32- + H+ HSO3- + S (s)
Reaksi ini dipercepat oleh bakteri dan CO2 terlarut  air didihkan selama 10 - 15
menit terlebih dahulu sebelum digunakan untuk membuat larutan S2O32- .
0.1 gram Na2CO2 ditambahkan untuk menciptakan pH yang optimum bagi
stabilitas larutan S2O32- . Larutan perlu disimpan dalam botol gelap.

Adanya ion Cu2+ juga dapat mengkatalisis reaksi oksidasi S2O32- dengan udara.
82

Indikator Kanji

Larutan iodin (I3-) berwarna coklat gelap, karena itu sebenarnya ia dapat
digunakan sebagai auto-indikator bagi reaksinya sendiri.

Namun, ketelitian titrasi akan meningkat bila menggunakan indikator kanji


(pati/amilum/starch) yang sangat peka terhadap keberadaan I3- berlebih.

Iodin dan kanji akan membentuk kompleks yang berwarna biru gelap.

Kanji sendiri adalah amilosa, polimer dari -D-Glukosa yang strukturnya dapat
dilihat di bawah ini. Polimer ini membentuk rantai helix dimana molekul kecil
seperti I6 dapat masuk ke tengah-tengahnya. Kompleks inilah yang berwarna biru.

<< Monomer amilosa

83

Indikator Kanji

84

Indikator Kanji

Ada dua macam titrasi yang melibatkan iodin:




Iodimetri: analit (reduktor) dititrasi langsung dgn I3- menghasilkan I-.

Iodometri: analit (oksidator) direaksikan dengan I- berlebih sehingga


menghasilkan I3- yang kemudian dititrasi dengan Na2S2O3.

Dalam iodimetri, kanji dapat ditambahkan di awal titrasi. Satu tetes I3- berlebih
setelah titik ekivalen akan mengubah larutan menjadi biru. Titrasi dihentikan.

Pada iodometri, I3- ada dalam larutan di sepanjang titrasi sebelum titik ekivalen.
Kanji tidak boleh ditambahkan di awal titrasi, ia ditambahkan menjelang akhir
titrasi yang ditandai dengan pudarnya warna coklat I3- (larutan kuning pucat).
Bila ditambahkan di awal, sejumlah iodin akan tetap terikat pada kanji, bahkan
setelah titik ekivalen terlewati  kita tidak dapat menentukan titik akhir titrasi.

Indikator kanji terbiodegradasi dan juga terhidrolisis di dalam air, karena itu
harus dibuat dalam keadaan segar.

85

Aplikasi Titrasi Iodimetri

86

Aplikasi Titrasi Iodometri

87

Referensi

Underwood, A. L.; Day, R. A., Analisis Kimia Kuantitatif, edisi ke6, Penerbit Erlangga, 2002, halaman 248 307.

Hage, David S.; Carr, James D., Analytical Chemistry and Quantitative
Analysis, Pearson, 2011, halaman 230258; 365 391.

Harris, Daniel C. Quantitative Chemical Analysis, 7th edition, W. H.


Freeman and Company, 2007, halaman 327 347.

Skoog, West, Holler, Crouch, Fundamentals of Analytical Chemistry, 8th


edition, 2004, halaman 490 587.

88

Anda mungkin juga menyukai