Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Asal kata halogen adalah bahasa Yunani yang berarti produksi garam dengan reaksi
langsung dengan logam. Karena kereaktifannya yang sangat tinggi, halogen ditemukan di
alam hanya dalam bentuk senyawa.
Golongan halogen (Golongan 17), F, Cl, Br, I, dan At, adalah kelompok unsure
yang sangat kontras terhadap golongan alkali (Golongan 1). Alkali adalah kelompok
logam yang sangat reaktif, elektropositif sedangkan halogen adalah klompok nonlogam
yang sangat reaktif elektronegatif. Paling reaktif untuk alkali terdapat pada unsure paling
bawah sedangkan halogen terdapat pada unsure paling atas dari golongannya dalam
system periodic unsure.
Penemuan unsur-unsur halogen selalu membawa perbaikan-perbaikan dalam
ilmupengetahuan kimia. Sebagai contoh, penemuan gas hijau klorin dari senyawa
asamnya hidroklorida oleh Scheele pada tahun 1774, membawa konsekuensi pembaruan
definisi asam yang pada mulanya dipahami sebagai senyawa yang mengandung oksigen.
Konsep asam ini akhirnya benar-benar ditinggalkan setelah pada tahun 1810 Davy
berhasil membuktikan bahwa klorin benar-benar unsur baru, bukan senyawa yang
mengandung oksigen. Dengan pengenalan awal ini, tentu akan timbul rasa ingin
mengetahui lebih jauh mengenai golongan ini, dan untuk penjelasannya akan diterangkan
pada bab pembahasan dengan judul “Halogen”.

B. RUMUSAN MASALAH
Setelah membaca hal yang dikemukakan dalam latar belakang, tentunya akan
menimbulkan beberapa pertanyaan diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan Halogen ?
2. Bagaimana sejarah ditemukannya Halogen?
3. Bagaimana karakteristik Halogen?
4. Bagaimana kecenderugan Halogen?
5. Seperti apa kelimpahannya di alam?
6. Apa saja manfaat dan kegunaannya?

1
C. TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini tiada lain untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah guna mengenal lebih jauh tentang halogen,
yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan halogen.
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah ditemukannya.
3. Untuk mengetahui karakteristik halogen.
4. Untuk mengetahui kecenderungan halogen.
5. Untuk mengetahui kelimpahannya di alam.
6. Untuk mengetahui manfaat dan kegunaannya.

D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari makalah ini adalah selain untuk memenuhi salah satu tugas pada mata
kuliah “Kimia Anorganik 1”, juga sebagai sarana pengembangan diri dalam bidang
keterampilan serta pembangkit semangat untuk mempelajari materi-materi yang ada
dalam bidang kimia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. HALOGEN
Pengertian Halogen dan Sejarahnya
Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 17 (VII atau
VIIA pada sistem lama) di tabel periodik. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor
(Cl), brom (Br), yodium (I), astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum
ditemukan. Halogen menandakan unsur-unsur yang
menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam. Istilah ini
berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18
yang diadaptasi dari bahasa Yunani. Halogen juga
merupakan golongan dengan keelektronegatifan tertinggi,
jadi ia juga merupakan golongan paling non-logam.
Ahli kimia Swedia Baron Jöns Jakob Berzelius
mengistilahkan "halogen" yang dibentuk dari kata-kata
Yunani ἅλς (háls), "garam" atau "laut", dan γεν- (gen-), dari γίγνομαι (gígnomai),
"membentuk"m sehingga berarti "unsur yang membentuk garam". Halogen akan
membentuk garam jika direaksikan dengan logam.
Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk molekul diatomik (misalnya Cl2).
Semuanya bereaksi dengan hidrogen membentuk gas, kecuali HF yang merupakan asam
kuat. F2 berupa gas dan bersifat paling reaktif, harus ditangani secara khusus. Mereka
membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga
cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan
garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Titik leleh dan titik didih molekul diatomik halogen naik secara perlahan dan hal
ini berkaitan dengan sifat polarisabilitas molekul-molekul yang bersangkutan. Sifat
polaribilitas (kepolaran) molekul diatomic naik secara perlahan dengan naiknya nomor
atom. Hal ini disebabkan olh naiknya jejari (volume) atom dan jumlah total electron
sehingga posisi electron makin mudah terdistribusi secara tak homogeny di sepanjang
waktunya. Dengan demikian mengakibatkan naiknya gaya disperse atau gaya London,

3
dan pada gilirannyamengakibatkan naiknya titik leleh dan titik didih molekul yang
bersangkutan.
Tingkat oksidasi fluorin selalu -1, sedangkan yang lain (Cl, Br, dan I) bervariasi
yaitu -1, +1, +3, +5, dan +7. Oleh karena itu senyawa halogen dengan tingkat oksidasi
meengah dapat mengalami disproporsionasi, yaitu mengalami proses redoks oleh dirinya
sendiri.

B. KARAKTERISTIK HALOGEN
1. Sifat Fisis
Pada tabel dibawah ini merupakan beberapa sifat fisis unsur-unsur yang termasuk
halogen. Dari tabel dibawah ini dapat diketahui kecendrungan-kecendrungannya baik
mengenai keelektronegatifannya, energi ionisasinya, afinitasnya dan yang sebagainya:
Unsur
Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin
Sifat-sifat
Nomor atom 9 17 35 53 85
Massa Atom 18,9984 35,4257 79,9040 126,9045 210
Titik Leleh (0C) -219,62 -100,98 -7,25 113,50 302
Titik didih (0C) -188,14 -34,60 58,78 184,35 337
Massa jenis 250C 1,108(- 1,637(- 3,119 4,930 -
(gcm-3) 1890C) 34,60C)
Warna Kuning Kuning-hijau Merah tua Ungu-hitam -
Konfigurasi [He]2S22P5 [Ne]3S23P5 [Ar]4S24P5 [Kr]4d105s25p5 [Xe]4f145d10
elektron 6s26p5
Energy 1.681,0 1.251,0 1.139,9 1.008,4
ionisasi(kJ/mol) 930
Afinitaselektron*) -328,0 -349,0 -324,7 -295,2
(kJ/mol) -270
Keelektroneganifan 4 3,61 2,96 2,66
Jari-jari ion (Å) 1,33 1,81 1,96 2,20 2,20

Jari-jari atom (Å) 0,64 0,99 1,44 1,33 2,27

Kalor lebur 0,511 6,410 10,55 15,74 1,40

(kJ/mol) 23,9

Kalor uap (kJ/mol) 6,531 20,347 29,56 41,950

4
Potensial reduksi 2,87 1,36 1,07 0,54 -
Standar (volt) F2/F- Cl2/Cl- Br2/Br- I2/I- -0,2
At2/At-

Ket : *) Afinitas elektron adalah energi yang menyertai penyerapan satu elektron oleh
suatu atom netraldalam wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan -1. Jika penyerapan
elektron oleh suatu unsure disertai pembebasan energi maka afinitas elektonnya diberi
tanda negatif. Sebaliknya, jika penyerapan elektron itu di sertai penyerapan energi, maka
afinitas elektronnya diberi tanda positif.
Penjelasan :
a) Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin,demikian juga
dengan jari-jari ion negatifnya. Semakin ke bawah kulit elektron semakin banyak
sehingga dalam sistem periodik semakin ke bawah maka jari-jari atom tambah besar.
b) Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodin bertambah besar,karena ikatan
antar molekulnya juga makin besar. Kenaikan titik didih dn titik lebur halogen
sebanding dengan naiknya nomor atom. Hal ini berhubungan dengan banyaknya
energy yang harus dipakai untuk mengatasi gaya tarik-menarik antara molekul-
molekul zat, contohnya gaya van der waals yang menarik molekul-molekul
berdekatan satu sama lain. Gaya ini makin tinggi untuk molekul-molekul kompleks
yang memiliki banyak elektron.
c) Wujud fluorin dan klorin pada temperatur kamar adalah gas,bromin berwujud cair
dan mudah menguap,dan iodin berwujud padat dan mudah menyublim.
d) Warna gas fluorin adalah kuning muda,gas klorin berwarna kuning hijau. Cairan
bromin berwarna merah coklat,dan zat padat iodin berwarna hitam,sedangkan uap
iodin berwarna ungu.
e) Kelarutan fluorin, klorin, dan bromin dalam air besar atau mudah sekali
larut,sedangkan kelarutan iodin dalam air sangat kecil (sukar larut).
2. Sifat Kimia
Beberapa sifat kimia unsur-unsur halogen adalah sebagai berikut:
a) Halogen mudah membebtuk ion negative, karena halogen mempunyai 7 elektro
valensi pada kulit terluarnya (ns2 np5). Unsur -unsur halogen cenderung akan
menarik (1e-) dan menjadi ion negatif dalam rangka membentuk susunan elektron
yang stabil seperti gas mulia(ns2 np6). Oleh karena itu, halogen disebut unsur
yang sangat elektronegatif.
5
b) Kereaktifan halogen sangat besar. Hal ini disebabkan jari-jari atom halogen
sangat kecil sehingga mudah menarik elektron. Dari Florin ke iodin sifat
kereaktifan semakin berkurang, karena jari-jari atom semakin besar.
c) Halogen merupakan oksidator (pengoksidasi) kuat. Unsur -unsur halogen mudah
mengikat elektron, karena itu halogen mudah tereduksi.
F2(g) + 2 e- → 2F-(aq) E0 = +2,87
Cl2(g) + 2 e-→ 2Cl-(aq) E0 = +1,36
Br2(g) + 2 e- → 2Br-(aq) E0 = +1,07
I2(s) + 2 e- → 2I-(aq) E0 = +0.51

C. KECENDERUNGAN UNSUR HALOGEN


1. Unsur-Unsur Dalam Halogen
a) Fluor
Fluor merupakan unsur paling elektronegatif dan reaktif. Pertama kali
diisolasi pada tahun 1886 oleh Maisson. Ditemukan dalam mineral fluorspar atau
fluorit CaF2, Kristal transparan : yang tidak berwarna, akan berwarna kebiruan
jika terkena sinar, sifat ini juga disebut “fluoresen”. Fluospar digambarkan
sebagai fluor ( yang berati mengalir ), karena zat ini melebur dan bergerak pada
suhu 1330°c. mineral lain yang mengandung fluor ndalam klorit Na3AlF6 dan
apatit 3Ca3(PO4)2.CaF2.
 Anomali Fluorin
Flourin menunjukkan beberapa kekecualian sifat-sifat alamiah yang cukup
tegas dibandingkan dengan unsur-unsur lain bahkan yang segolongan sekalipun,
misalnya dalam hal lemahnya energi ikatan F-F, tingginya elektronegatifitas, dan
sifat ionik spesies metal-flourida. Energi ikatan dari klorin hingga iodin menurun
terus secara perlahan tetapi energi ikatan flourin tidak mengikuti pola
kecenderungan. Untuk mengikuti pola energi ikatan florin diharapkan sebesar 300
kJ mol -1 , namun kenyataannya harganya sangat lemah, hanya sekitar
setengahnya saja, yaitu 155 kJ mol -1+. Walaupun banyak alasan telah
disarankan, sebagian besar para ahli kimia percaya bahwa lemahnya energi ikatan
ini sebagai akibat tolakan antara elektron-elektron non-ikatan dari masing-masing
atomnya dalam molekul, tolekan ini begitu besar karena reaktif kecilnya ukuran

6
atom flourin, dan ini juga berkaitan dengan sifat reaktifitas gas flourin yang
begitu tinggi.
Fluorin molekular memiliki titik didih yang sangat rendah. Hal ini karena
kesukaran polarisasinya akibat elektronnya ditarik dengan kuat ke inti atom
fluorin, karena keelektronegatifan fluorin sangat besar (χ=3.98) dan elektron
bergeser ke F, keasaman yang tinggi akan dihasilkan pada atom yang terikat pada
F, karena jari-jari ionik F- yang kecil, bilangan oksidasi yang tinggi distabilkan,
dan oleh karena itu senyawa dengan bilangan oksidasi rendah seperti CuF tidak
dikenal, tidak seperti senyawa seperti IF7 dan PtF6.
Fluorin merupakan oksidator kuat, sering mengakibatkan tingkat oksidasi
lebih tinggi pada logam dalam senyawa fluoridanya dari pada senyawa halide
yang lain. Sebagai contoh Vanadium dapat membentuk senyawa dengan tingkat
oksidasi tertinggi +5 dalam VF5, tetapi dengan klorin tingkat oksidasi tertinggi
yang dicapai yaitu +4 dalam VCl4.
Kelarutan senyawa fluorida berbeda dengan halide yang lain, hal ini
berkaitan dengan terlalu kecilnya ion fluoride relativ terhadap ion halide yang
lain. Misalnya AgF mudah larut dalam air, tetapi perak halide yang lain tidak
larut. Sebaliknya CaF2 tidak larut dalam air sedangkan kalsium halide yang
lainnya larut. Hal ini dikaitkan dengan perbedaan energy kisi antara metal
fluoride dengan metal halide yang lain.
 Hidrogen Fluorida dan Asam Hidrofluorida
Hidrogen fluorida berupa cairan berasap, tak berwarna, dengan titik didik
20ºC. Tingginya titik didih hydrogen fluorida sebagai akibat kuatnya ikatan
hydrogen antara molekul-molekul hydrogen fluorida tetangga. Fluorin merupakan
unsur yang paling elektronegatif, oleh karena itu ikatan hydrogen yang
dibentuknya adalah yang paling kuat di antara ikatan hydrogen manapun. Ikatan
hydrogen yag dibentuk berupa garis lurus relatif terhadap atom-atom hydrogen,
tetapi membentuk sudut 120ºC relatif terhadap atom-atom fluorin. Dengan
demikian, molekul hidrogen fluorida mengadopsi bentuk rangkaian zig-zag.

7
Hidrogen fluorida dapat bercampur dengan air membentuk asam (hidro)fluorida
menurut persamaan reaksi;
HF(aq) + H2O(l)H3O+(aq) + F-(aq)
Asam fluorida adalah asam lemah dengan pKa = 3,2, tidak seperti asam
halida lain yang mempunyai nilai pKa negatif. Dalam larutan yang lebih pekat,
asam fluorida justru makin besar tingkat ionisasinya, suatu hal yang berlawanan
dengan asam-asam lainnya. Hal ini dapat dimengerti dengan adanya
keseimbangan tahap kedua yaitu reaksi ion fluorida dengan asam hidrofluorida
membentuk spesies linear anion hidrogen difuorida menurut persamaan reaksi :
HF(aq) + F-(aq)HF2-(aq)
Ion hidrogen cukup stabil sehingga garam alkali seperti kalium hidrogen
difluorifda dapat dikristalkan dari larutannya.

b) Klor
Klor ditemukan oleh Schecle pada tahun 1774 sebagai senyawa asam klorida
dan dinamai oleh Davi pada tahun 1810 sesuai dengan warnanya ( cloros:kuning
hijau ) yang menyatakan bahwa klorin benar-benar unsur baru, bukan senyawa
asam yang mengandung oksigen. Klor ditemukan dalam kerak bumi sebagai
mineral ion-ion klorida seperti batu garam NaCl, karnalit KCl.MgCl2.6H2O, dan
kloroargirit AgCl, juga terdapat dalam air laut.
 Diklorin
Diklorin bereaksi dengan banyak unsur, biasanya membentuk senyawa dengan
tingkat oksidasi tinggi bagi unsur yang bersangkutan. Sebagai contoh fosfor yang
terbakar dalam diklorin berlebihan menghasilkan fosfor pentaklorida menurut
persamaan reaksi : P4(s) + 10Cl2(g)4PCl5(s)
Namun demikian dengan unsur non-logam tertentu seperti belerang, diklorin
menghasilkan senyawa belerang dengan tingkat oksidasi rendah (+2), SCl2; jadi,
daya oksidasi klorin nyata lebih rendah daripada fluorin. Gas diklorin dipreparasi

8
dari elektrolisis larutan natrium klorida, dengan hasil samping natrium
hidroksida.

c) Brom
Brom ditemukan oleh Ballard pada tahun 1826 ( bromos : berbau busuk ).
Brom terdapat sebagai bromide, sebagai garam magnesium dan garam logam
alkali dalam air laut. Dalam kerak bumi, brom sebagai mineral bromoargirit
AgBr.

d) Iodium
Iodium diemukan oleh Courtois pada tahun 1812. Di alam ditemukan sebagai
iodide dalam air laut ( air asin ), ganggang laut, dan 23 isotop dan hanya satu
yang stabil yaitu 127I yang ditemukan dialam. Padatan mengkilap berwarna
hitam kebiruan.Dapat menguap pada temperature biasa membentuk gas berwarna
ungu-biru berbau tidak enak (perih). Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3,
CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam air.Kristal iodin dapat melukai
kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.

e) Senyawa-Senyawa Halogen
 Halida
Halida Ionik
Sebagian besar klorida, bromida, dan iodida ionik sangat larut dalam air
dengan memberikan ion logam dan ion halida. Ada dua cara pembentukan
senyawa halida yaitu, pertama interaksi langsung antara logam dan halogen
menghasilkan ion logam dengan tingkat oksidasi tinggi, dan kedua interaksi
antara logam dengan asam halida menghasilkan ion logam dengan tingkat
oksidasi lebih rendah. Sebagai contoh yaitu preparasi besi (III) dan besi (II)
klorida mennurut persamaan reaksi berikut :
2Fe(s)+3Cl2(g) →2FeCl3(s)
Fe(s) +2HCl(g) →FeCl(s) +H2(g)
Pada kasus pertama klorin bertindak sebagai oksidator kuat sehingga
menghasilkan ion logam dengan tingkat oksidasi tinggi, sedangkan pada kasus
kedua ion hidrogen bertindak sebagai oksidator lemah hingga
menghasilkanion logam dengan tingkat oksidasi rendah.
9
Tidak semua garam iodida dengan tingkat oksidasi tinggi dari logam
yang bersangkutan dapat dipreparasi, karena ion iodida sendiri bersifat
reduktor :
Contoh, ion iodida akan mereduksi tembaga(II) menjadi tembaga (I)
menurut persamaan reaksi :
2Cu2+(aq) + 4 I¯(aq) → 2CuI(s) + I2(s)
Akibatnya tembaga(II) iodida, CuI2, tidak pernah ditemui. Cara yang
umum untuk membedakan ion klorida, bromida, dan iodida yaitu melibatkan
penambahan larutan perak nitrat untuk memperoleh endapan tertentu, menurut
persamaan reaksi umum :
X¯(aq) + Ag+(aq) →AgX(s)
Endapan perak klorida berwarna putih, perak bromida berwarna krem,
dan perak iodida berwarna kuning. Untuk meyakinkan identitas halida ini,
larutan amonia ditambahkan kedalam perak halida. Perak klorida larut
(sedangkan kedua lainnya tidak) membentuk ion kompleks menurut
persamaan reaksi berikut :
AgCl(s)+NH3(aq) →[Ag(NH3]+(aq) Cl¯(aq)
Uji khusus yang lain terhadap ion klorida yaitu melibatkan reaksi dengan
kalium dikromat dan asam sulfat pekat yang cukup berbahaya. Pada
pemanasan campuran akan diperoleh senyawa merah yang mudah menguap
dan beracun yaitu kromil klorida,CrO2Cl2menurut persamaan reaksi :
K2Cr2O7(s)+6H2SO4(l)+4NaCl(s)→2CrO2Cl2(l)+2KHSO4(s)+4NaHSO4(s)+3H2O(l)
Pada pemanasan, uap merah ini dapat ditampung dalam air dan menghasilkan
larutan kuning asam kromat, H2CrO4, menurut persamaan reaksi :
CrO2Cl2(g)+ 2H2O(l) → H2CrO4(aq)+2 HCl(aq)
Untuk menguji ion bromida dan ion iodida dapat ditambahkan larutan
diklorin dalam air. Terjadinya warna kuning hingga coklat menyarankan
adanya reaksi berikut:
Cl2(aq) + 2Br¯(aq) →Br2(aq) + 2Cl¯(aq)
Cl2(aq) + 2 I¯(aq) →I2(aq) + 2Cl¯(aq)
Karena kedua halogen ini, Br2 dan I2, bersifat non-polar, maka untuk
membedakan antara keduanya dipakai (penambahan) pelarut non-polar(atau
yang mempunyai sifat polaritas rendah) seperti karbon tetraklorida, CCl4.
Larutan kuning-coklat dikocok dengan pelarut organik tersebut, maka halogen
10
akan berpindah masuk kedalamnya : unutk bromin akan diperoleh warna
coklat sedangkan untuk iodin diperoleh warna violet-ungu.
Uji lain yang sangat sensitif dan sfesifik terhadap iodin yaitu dengan
larutan amilum (kanji) yang menghasilkan warna biru atau biru kehitaman jika
dipakai larutan pekat.
Telah disebutkan di atas bahwa iodin adalah molekul non-polar, oleh
karena itu kelarutannya dalam air sangat rendah. Tetapi iodin sangat larut
dalam larutan iodida(dalam air).

 Halide Kovalen
Sebagai akibat gaya intermolekular yang lemah, sebagian besar senyawa
kovalen halida berupa gas atau cair dengan titik didih rendah. Titik didih
molekul non-polar berkaitan langsung dengan kekuatan gaya intermolekular,
dalam gaya ini gaya dispersi (London) yang berkaitan pula dengan jumlah
elektron sebagaimana ditunjukkan oleh seri boron halida berikut :
Boron Halida BF3 BCl3 BBr3 BI3
Titik Didih (°C) -100 +12 +91 +210
Jumlah elektron 32 56 110 164
Banyak senyawa halida kovalen dapat dipreparasi melalui interaksi
langsung unsur yang bersangkutan dengan halogen. Apabila dua macam
senyawa dapat dibentuk, rasio mol antara kedua unsur yang bereaksi
menentukan hasil yang satu lebih dominan daripada yang lain. Sebagai contoh,
reaksi antara klorin dengan fosfor. Pada reaksi ini, kelebihan klorin akan
terbentuk fosfor pentaklorida, dan sebaliknya kelebihan fosfor akan terbentuk
fosfor triklorida menurut persamaan reaksi :
P4 (s) + 10 Cl2(g) → 4 PCl5(s)
P4 (s) + 6 Cl2(g) → 4 PCl3(l)
Bagi unsur yang bersifat inert seperti nitrogen, metode alternatif yang dapat
ditempuh yaitu dengan memakai gas amonia menurut persamaan reaksi :
NH3(g) + 3Cl2(g) →NCl3(l) + 3 HCl (g)
Sebagian besar senyawa halida kovalen bereaksi hebat dengan air,
misalnya fosfor triklorida bereaksi dengan air membentuk asam fosfit menurut
persamaan reaksi :

11
PCl3(l) + 3 H2O(l) → H3PO3(l) + 3 HCl(g)
Perlu diingat bahwa beberapa metal-halida dapat pula mengandung
ikatan kovalen bahwa ketika logam yang bersangkutan dalam tingkat oksidasi
yang tinggi.

f) Oksida Halogen
Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya
memiliki bilangan oksidasi ( +1,+3, dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena oksigen
lebih elektronegatifan.
Selain membentuk oksida dan halide, halogen dapat membentuk
senyawa-senyawa oksihalida. Garam oksihalogen lebih stabil daripada
asamnya. Asam oksihalogen sedikit larut dalam air. Asam oksi mempunyai
struktur umum: H-O-X
Kekuatan asam oksi halogen ditentukan oleh kekuatan ikatan H-O dan
ikatan O-X. jika ikatan O-X kuat maka ikatan H-O lemah. Semakin lemah
ikatan H-O semakin mudah asam tersebut terionisasi,dan berarti semakin kuat
asamnya.
Kekuatan ikatan X-O dipengaruhi oleh dua factor, pertama
keelektronegatifan dari X dan banyak sedikitnya atom oksigen yang
mengelilingi X.Semua halogen dapat membentuk senyawa oksihalogenida,
kecuali fluorin.
Satu-satunya senyawa fluorin-oksigen yang dikenal stabil yaitu diflourin
oksida, F2O, gas kuning pucat (titik leleh -224°C, titik didih -145°C), beracun,
dan mempunyai bentuk molekul V (dengan sudut F-O-F, 103°18’,dan panjang
ikatan F-O, 140,9 pm). Senyawa ini merupakan satu-satunya senyawa dimana
oksigen mepunyai tingkat oksidasi positif, +2(ingat bahwa fluorin adalah
unsur yang paling elektronegatif) dan oleh karena itu sesungguhnya lebih tepat
diberi namaoksigen difluorida. Oksigen difluorida relatif tidak reaktif, dapat
bercampur dengan gas H2 ,CH4 ,dan CO tanpa menimbulkan reaksi. Gas yang
potensial sebagai oksidator bahan bakar roket ini dapat dipreparasi dengan
mengalirkan secara cepat gas fluorin melalui larutan 2% NaOH, dengan
elektrolisislarutan HF-KF, atau dengan mengalirkan gas fluorin ke dalam KF
lembab.

12
Klorin membentuk beberapa oksida,Cl2O (gas kuning-coklat), ClO2(gas
kuning), ClO3 (cairan merah gelap), dan Cl2O7 (cairan tak berwarna), masing-
masing dengan tingkat oksidasi klorin +1, +4, +6, dan +7 ; umunya sangat
tidak stabil dan mempunyai kecenderungan meledak.
Diklorin heptoksida, Cl2O7, adalah oksida klorin yang paling stabil,
berupa cairan minyak yang diperoleh dari dehidrasi asam perklorat dengan
P2O5 pada temperatur -10°C kemudian diikuti penyulingan hampa. Oksida ini
bereaksi dengan air dan basa menghasilkan kembali ion perklorat.

Oksida- oksida bromin yang dikenal, mempunyai kestabilan termal


sangat rendah hingga tidak banyak menarik perhatian untuk dikembangkan.
Oksida-oksida iodin salah satunya yang terpenting ialah iodin pentoksida
I2O5,yang dapat dibuat dari pemansan hidrogen iodat pada 240°C menurut
persamaan reaksi :
2HIO3(s)⇌ I2O5(s) + H2O(l)
Oksida ini mempunyai bentuk (dua)piramid IO3 yang bersekutu pada
salah satu atom oksigen memberikan unit O2IOIO2. Oksida ini stabil hingga
300°C, dapat dipandang sebagai anhidrida asam iodat, oleh karena itu bereaksi
segera dengan air. Iodin pentoksida bertindak sebagai oksidator.

g) Asam Oksihalogen dan Anion Oksihalogen


Kimia asam oksihalogen cukup rumit, larutan asam dan beberapa anion
dapat diperoleh melalui interaksi antara halogen dengan air atau larutan basa.
Setiap halogen larut dalam air dengan tingkat kelarutan tertentu, tetapi dalam
larutan ada sepies lain selain molekul halogen yang tersolvasi, karena reaksi
disproporsionasi terjadi dengan sangat cepatmenurut persamaan reaksi:
X2 (g,l,s) X2 (aq)
X2 (aq) + 2 H2O (l) H3O (aq) + X (aq) + HXO (aq)

13
Klorin membentuk sederet asam-asam oksi dan anionoksi bagi setiap
tingkat oksidasi positif gasal +1 hingga +7. Bentuk geometri anion dan asam
yang bersangkutan didasarkan pada tatanan tetrahedral dengan atom pusat
klorin.

Kekuatan asam-asam oksi sangat sistematik berkaitan dengan rasio


jumlah atom oksigen (a) dengan jumlah atom gugus OH (b) pada atom pusat,
yaitu makin besar rasio tersebut makin kuat asam yang bersangkutan menurut
urutan sebagai berikut:

Asam a/b Kekuatan pKa


HOCL 0 Sangat Lemah 7,53
HOCLO 1 Lemah 2,00
HOCLO2 2 Kuat -1,2
HOCLO3 3 Sangat Kuat -10

 Asam Hipoklorit dan ion Hipoklorit


Asam hipoklorit adalah asam yang sangat lemah. Jadi larutan
hipoklorit sangat bersifat basa sebagai akibat proses hidrolisis menurut
persamaan reaksi : CLO- (aq) + H2O (l) HCLO (aq) + OH- (aq)
Asam hipoklorit adalah oksidator kuat, dan dalam proses tereduksi
menjadi klorin menurut persamaan setengah reaksi:
2 HCLO (aq) + 2 H3O (aq) + 2e CL2 (g) + 3 H2O (l)E0 = +1,64 V
Tetapi ion hipoklorit adalah agen pengoksidasi yang lemah, yang
biasanya tereduksi menjadi ion klorida menurut persamaan ion setengah
reaksi:
CLO- (aq) + H2O (l) + 2e CL- (aq) + 2 OH- (aq) E0 = + 0.89 V
Sifat pengoksidasi inilah yang membuat ion hipoklorit bermanfaat
sebagai pemutih atau pembersih maupun pembunuh bakteri .

14
Apabila gas diklorin dilarutkan dalam air dingin maka akan
menghasilkan asam hipoklorit dan asam hidroklorida menurut persamaan
reaksi:

CL2 (g) + 2 H2O (l) H3O (aq) + CL- (aq) + HCLO (aq)

Senyawa hipoklorit yang penting yaitu natrium hipoklorit dan


kalsium hipoklorit. Natrium hipoklorit dibuat dengan cara elektrolisis
garam dapur, NaCl, dimana kedua elektroda berada dalam satu bilik tanpa
pemisah dan terus diaduk agar diperoleh campuran yang merata antara
natrium hidroksida yang dihasilkan oleh katoda dengan diklorin yang
dihasilkan oleh anoda. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu:
Anoda : 2 Cl- (aq) Cl2 (g) + 2e
Katoda : 2 H2O (l) + 2e H2 (g) + 2 OH- (aq)
Pencampuran : Cl2 (g) + 2 OH- (aq) Cl- (aq) + ClO- (aq)
+ H2O (g)
Natrium hipoklorit tidak setabil dalam fase padatan, oleh karena itu
kalsium hipoklorit digunakan sebagai sumber bahan pada ion hipoklorit.
Natrium dan kalsium hipoklorit keduanya dipakai pula sebagai
disinfektan. Larutan hipoklorit yang diperdagangkan seperti “Clorox” atau
“Javex”
 Ion Klorat
Ion klorat lebih banyak dibicarakan dari pada ion klorit karena
beberapa manfaatnya antara lain kalium klorat banyak digunakan sebagai
bahan korek api maupun petasan. Natrium klorat dapat di preparasi dengan
mengalirkan gas diklorin ke dalam larutan panas natrium hidroksida.
Natrium klorida yang lebih sukar larut dalam keadaan panas dapat
dipisahkan. Jadi cara pembuatan ini mirip dengan cara pembuatan natrium
hipoklorit, berbedanya hanya terdapat pada kondisi temperatur reaksi.
Pemanasan terlalu tinggi hingga dibawah 370 0C untuk kalium perklorat,
akan mengakibatkan diproporsionasi menjadi klorida dan perklorat menurut
persamaan reaksi :
4 KClO3 (l) KCl (s) + KclO4 (s)
Tetapi pada pemanasan diatas 370 0C, perklorat hasil reaksi menjadi terurai
sebagai berikut :

15
KClO4 (s) KCl (s) + 2 O2 (g)
Reaksi yang relatif lamban tanpa katalisator tersebut jelas berbeda dari
reasi yang lebih cepat dengan menggunakan katalisator MnO2. Dengan
katalisator ini tahapan reaksi melibatkan peran katalisator dengan terjadinya
KMnO4 (yang berwarna ungu) dan K2MnO4, menurut mekanisme persamaan
reaksi berikut :
2 KclO3 (s) + 2 MnO2 (s) 2 KMnO4 (s) + Cl2 (g) + O2 (g)
2 KMnO4 (s) K2MnO4 (s) + MnO2 (s) + O2 (g)

K2MnO4 (s) + Cl2 (g) 2 KCl (s) + MnO2 (s) + O2 (g)

2 KClO3 (s) 2 KCl (s) + 3 O2 (g)

Bukti tahapan mikanisme tersebut selain terjadinya warna ungu yaitu


timbulnya bau yang khas bagi gas diklorin pada tahap pertama.
 Asam Perklorat dan Ion Perklorat
Asam perklorat HClO4, adalah asam sederhana yang paling kuat, berupa
cairan tak berwarna. Sifat sebagai oksidator yang kuat dan kandungan atom
oksigen yang besar, asam ini mengakibatkan mudah terjadinya kebakaran
apabila terjadi kontak dengan material organik seperti kertas dan kayu.
Amonium perklorat bersama-sama dengan aluminium merupakan bahan bakar
padat untuk pendorong roket. Karena besarnya energi yang dibebaskan pada
pembentukan Al2O3 (∆H f = -1670 kj mol-1), mengakibatkan gas-gas hasil
reaksi mengalami ekspansi secara kuat (ledakan) hingga mampu mengangkat
roket. Adapun persamaan reaksi redoks bahan bakar tersebut yaitu :

6 NH4ClO4 (s) + 8 Al (s) 4 Al2O3 (s) + 3 N2 (g) + 12 H2O (g)

Reaksi tersebut berlangsung karena dipacu oleh sifat dekomposisi


amonium perklorat pada pemanasan di atas 200 0C menurut persamaan reaksi :

2NH4ClO4 (s) N2 (g) + Cl2 (g) + 2 O2 (g) + 4 H2O (g)

16
h) Senyawa Interhalogen dan Ion Polihalida
Terdapat banyak kombinasi pasangan halogen yang membentuk
senyawa interhalogen dan ion polihalida. Senyawa netral mengikuti formula
XY, XY3, XY5, XY7, dimana X adalah unsur halogen dengan nomor massa
lebih tinggi daripada nomor massa unsur halogenY. Semua permutasi dikenal
bagi XY dan XY3, tetapi XY5 hanya dikenal untuk Y adalah flourin. Formula
XY7 dimana X mempunyai tingkat oksidasi +7 hanya terdapat pada IF7.
Alasan umum tidak ditemukannya senyawa klorin dan bromin analog yaitu
berkenaan dengan ukuran atom, bahwa hanya atom iodin yang cukup besar
dapat mengakomodasi tujuh atom klorin.
Semua senyawa interhalogen dapat dipreparasi dengan reaksi kombinasi
unsur – unsur penyusunnya. Sebagai contoh, pecampuran klorin dan flourin
dengan rasio 1 : 3 akan menghasilkan flourin triflourida,ClF3, menurut
persamaan reaksi berikut :
Cl2 (g) + 3 F2 (g) 2 ClF3 (g)
Titik leleh dan titik didih senyawa intterhalogen sdikit lebih tinggi dari
rerata unsur – unsur penyusunnya, karena molekul – molekul interhalogen
bersifat polar.
Untuk mengklorinasi suatu unsure atau senyawa sering lebih baik
menggunakan padatan iodine monoklorida daripada menggunkan gas klorin
walaupun kadang – kadang atom nonhalogen dalam kedua produk
mempunyai tingkat oksidasi berbeda. Hal ini dapat diilustrasikn oleh klorinasi
vanadium menurut persamaan reaksi :
V (s) + 2 Cl2 (g) VCl4 (ℓ)
V (s) + 3 ICl (s) VCl3 (s) + 1,5 I2(s)

Klorin triflourida adalah satu-satunya senyawa interhalogen yang


diproduksi dalam skala industry. Cairan dengan titik didih 11°C ini merupakan
agen flourinasi yang sangat baik sebagai akibat kandungan flourin dan
kepolaran ikatan yang tinggi. Secara khusus senyawa ini digunakan untuk
pemisahan uranium dari sebagian besar produk fisi untuk keperluan bahan
bakar nuklir. Pada temperatur reaksi 70°C, uranium membentk cairan uranium

17
(VI) flourida, tetapi sebagian besar produk reactor, seperti ploutinium padatan
flourida menurut persamaan reaksi :
U (s) + 3 ClF3 (ℓ) UF6 (ℓ) + 3 ClF (g)
Pu (s) + 2 ClF3 (ℓ) PuF4 (s) + 2 ClF (g)
Halogen juga membentuk ion poliatomik, dan iodin merupakan satu-
satunya halogen yang membentuk ion poliatomik oleh dirinya sendiri. Ion
triiodiida, I3-, sangat penting karena pembentukannya merupakan sarana
pelarutan molekul iodine dalam air yang mengandung ion iodide menurut
persamaan reaksi :
I2 (s) + I- (aq) ↔ I3- (aq)

i) Pseudohalogen
Seperti halnya ion ammonium (NH4+) menyamai dalam banyak aspek
ion logam alkali, demikian juga beberapa anion poliatomik menyamai ion
halida ; ion – ion ini juga paling umum yaitu ion sianida, CN, dan ion
tiosianat, SCN-. Ion sianida mirip dengan ion halide dalam banyak hal yaitu :
1. Membentuk asam lemah hidrosianida, HCN.
2. Dapat dioksidasi membentuk gas beracun tak berwarna sianogen, (CN2).
3. Seperti halnya klorida perak, timbale (II), dan raksa (II), garam sianida
analog juga sukar larut dalam air.
4. Dapat membentuk senyawa pseudointerhalogen, misalnya BrCN.
5. Seperti halnya perak klorida, perak sianida bereaksi dengan ammonia
embentyk kation diaminperak (I).
6. Dapat membentuk berbagai ion kompleks [Cu(CN)4]2- yang mirip dengan
[CuCl4]2-.

Ion sianida paling mirip dengan ion iodide, misalbya ion iodide
teroksidasi oleh tembaga (II) menjadi iodin, I2, demikian juga sianida
teroksidasi menjadi sianogen, (CN)2 menurut persamaan reaksi :

2 Cu2+ (aq) + 4 I- (aq) 2 Cul (s) + I2 (aq)

2 Cu2+ (aq) + 4 CN- (aq) 2 CuCN (s) + (CN)2 (aq)

18
j) Reaksi-Reaksi Halogen
 Reaksi Pendesakan Pada Senyawa Halogen
Dalam halogen terdapat istilah reaksi pendesakan, reaksi pendesakkan
ini terjadi jika halogen yang terletak lebih atas dalam golongan VII A dalam
keadaan diatomik mampu mendesak ion halogen dari garamnya yang
terletak dibawahnya. Halogen yang kereaktifannya lebih kuat dapat
mengusir atau mendesak halida yang lebih lemah dari senyawanya.
kereaktifan F2> Cl2> Br2> I2 sehingga :
F2 dapat mengusir X (Cl2, Br2, I2)
F2 + 2KX → 2KF + X2
Cl2 dapat mengusir X (Br2, I2)
Cl2 + 2KX → 2KCl + X2
Br2 dapat mengusir X (I2)
Br- + Cl2 → Br2 + Cl‑
Br2 + 2I- → Br- + I2
Br2 + KX → 2KBr + X2
I2 + Br- → (tidak bereaksi)
I2 tidak dapat mengusir F2, Cl2 dan Br2
ket : unsur K dapat diganti unsur logam yang lainnya (Na, Ca, Mg dll)
F2 + 2KCl → 2KF + Cl2
Br2 + Cl- → (tidak bereaksi)
Pada reaksi pertama di atas terlihat biloksnya F turun dari 0 menjadi -
1 (reduksi ) sedangkan Cl naik dari -1 menjadi 0 (oksidasi) sehingga F
disebut oksidator (penyebab zat lain mengalami oksidasi). sehingga
kereaktifan senyawa halogen sebanding dengan kekuatan oksidatornya
yaitu F2> Cl2> Br2> I2
 Reaksi dengan Logam
Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam akan menghasilkan
senyawa garam/halida logam.
Contoh :
2Na + Cl2 → NaCl

19
2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3
Sn + 2Cl2 → SnCl4
Mg + Cl2 → MgCl2
2Al + 3Cl2 → 2AlCl3
Halida logam yang terbentuk bersifat ionik jika energi ionisasinya
rendah dan logamnya memiliki biloks rendah. Hampir semua halida bersifat
ionik. Contoh Na+, Mg2+, Al3+. Sedangkan yang bersifat semi ionik
adalah AlCl3.
 Reaksi dengan Nonlogam
Halogen bereaksi dengan non-logam akan membentuk asam
halida/senyawa halide. Halogen dapat bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan
beberapa unsur lain.
Contoh :
Xe + F2 → XeF2
2Kr + 2F2 → KrF4
2P + 3Cl2 → 2PCl3
 Reaksi dengan Metaloid
Halogen bereaksi dengan metaloid
Contoh:
2B +3Cl2 → 2BCl3
2Si + 2Cl2 → SiCl4
 Reaksi dengan air
Flourien bereaksi dengan air akan membentuk larutan asam dan oksigen.
2F2 + 2H2O à 4HF +O2 (dalam tempat gelap)
Klorin dan bromin bereaksi dengan air membentuk larutan asam halida dan
asam oksilhalida.
Cl2 + H2O HClO + HCl ;Br2 + H2O  HBrO + HBr
Iodine tidak dapat larut dalam air sehingga tidak bereaksi. I2 + H2O ≠tetapi
I2 larut dalam larutan KI : I2 + KI à KI3
 Reaksi dengan hydrogen
Semua halogen bereaksi dengan hidrogen membentuk hydrogen halida
(HX) serta bereaksi menurun dari F2 ke I2.
Contoh :
F2 + H22HF ( bereaksi kuat di tempat gelap )
20
Cl2 + H22HCl ( bereaksi di tempat terang )
Br2 + H22HBr ( bereaksi pada suhu 500oC )
I2 + H2 2HI (bereaksi dengan pemanasan katalis Pt )
Pada temperatur kamar asam halida berupa gas, tidak berwarna dan
sangat mudah larut air. Sifat asam halida semakin kuat dengan
bertambahnya massa atom relatif dengan urutan seperti dalam tabel di atas.
jadi asam yang paling lemah adalah HF dan yang paling kuat adalah HI.
Urutan titik didih asam halida : HF > HI > HBr > HCl
Titik didih asam halida bertambah sesuai dengan kenaikan massa
atom relatifnya dengan pengecualian titik didih HF, karena dalam senyawa
HF terdapat ikatan hidrogen.
 Reaksi antar unsur Halogen
Antar halogen yang satu dengan halogen dapat membentuk senyawa
kovalen dengan rumus umum XYn, dengan Y lebih elektronegatif dari X
dan n adalah bilangan ganjil 1,3,5,7.
Unsur-unsur halogen memiliki harga elektronegativitas yang berbeda
sehingga akan terbentuk senyawa kovalen. Senyawa yang terbentuk
memiliki 4 kategori : XY, XY3, XY5, XY7 (X adalah halogen yang lebih
elektronegatif).
Contoh :
F2 + Cl2 2FCl
Cl2 + 3I22ClI3
 Reaksi dengan Basa
Reaksi halogen dengan basa enser dingin menghasilkan halida ( X- )
dan hipohalida ( XO- ), sedangkan reaksi halogen dengan basa pekat panas
menghasilkan halida ( X- ) dan halat ( XO3- ).
Contoh :
X2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
X2 + 2NaOH ( pekat, dingin ) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
2F2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → 2NaF + OF2 + H2O
2F2 + 2NaOH ( pekat, panas ) → NaX + O2 + H2O

21
D. KELIMPAHAN UNSUR HALOGEN DI ALAM
1. Fluorin
Terdapat dalam senyawa fluorspar CaF2, kriolit Na3AlF6, dan fluorapatit Ca(PO4)3F.
dengan penambahan asam sulfat ke dalam fluorspar maka akan diperoleh HF dan
garam Calsium sulfat. Selanjutnya lelehan asam florida di elektrolisis untuk
menghasilkan gas F2. CaF2 + H2SO4 CaSO4 + 2HF
2. Klorin
Terdapat dalam senyawa NaCl, KCl, MgCl2, dan CaCl2. Senyawa klorida ditemukan
di air laut dan garam batu/endapan garam yang terbentuk akibat penguapan air laut
di masa lalu.
3. Bromin
Terdapat dalam senyawa logam bromide. Senyawa ini juga ditemukan di air laut,
endapan garam, dan air mineral. Ditemukan di perairan laut Mati dengan kadar 4500
- 5000 ppm. Garam-garam bromine juga diperoleh dari Arkansas.
4. Iodine
Terdapat dalam senyawa natrium iodat NaIO3, yang ditemukan dalam jumlah kecil
pada deposit NaNO3 di Chili. Juga dalam larutan bawah tanah di Jepang dan
Amerika dengan kadar sampai 100 ppm. Untuk memperoleh iodine dari natrium
iodat, dilakukan penambahan zat pereduksi natrium bisulfit NaHSO3 dengan reaksi
sebagai berikut : 2IO3- + 5HSO3- I2 + 3HSO4- + 2SO42- + H2O
5. Astatine
Jumlah astatine di kerak bumi sangat sedikit kurang dari 30 gram.

E. MANFAAT UNSUR HALOGEN


1. Fluorin (F)
a) Digunakan untuk membuat senyawa CFC atau Freon digunakan sebagai cairan
pendingin pada mesin pendingin, seperti kulkas dan AC. Juga digunakan sebagai
propalena aerosol pada bahan-bahan semprot.
b) Sebagai salah satu bahan pembuat Teflon (politetrafluoroetilena) monomernya
yaitu CF2-CF2, yaitu sejenis plastik tahan panas, anti lengket, serta tahan bahan

22
kimia, digunakan untuk melapisi panci atau alat rumah tangga yang tahan panas
dan anti lengket.
c) Asam fluorida (HF) dapat melarutkan kaca, karena itu dapat digunakan untuk
membuat tulisan, lukisan atau sketsa di atas kaca.
d) Garam fluorida ditambahkan pada pasta gigi atau air minum untuk mencegah
kerusakan gigi.
Fluorida adalah unsur yang berguna bagi pembentukan gigi, bersama-sama
kalsium saling memperkuat gigi, terutama pada masa pertumbuhan. Fluorida bisa
ditemukan pada pasta gigi dan dalam bentuk suplemen pangan (food supplement).
Fluorida memegang peran penting dalam mineralisasi tulang dan pengerasan
enamel gigi. Asupan fluorida rendah akan menyebabkan karies gigi.
2. Klorin (Cl2)
a) NaCl digunakan sebagai garam dapur, pembuatan klorin dan NaOH,
mengawetkan berbagai makanan, dan mencairkan salju di daerah beriklim
subtropis.
b) NaHCO3 sebagai bahan pengembang kue. NaHCO3 (soda kue) akan terurai oleh
panas yang menghasilkan gas CO2 yang menyebabkan kue mengembang.
c) Klor dipakai juga sebagai disinfektan dalam air minum dan kolam renang,
pemutih pada industri kertas (pulp) dan tekstil. Jika Cl2 dilarutkan dilarutkan
dalam basa encer dingin, maka akan menghasilkan ion ClO dan Cl yang mampu
memutihkan (menghilangkan warna/noda) kertas atau tekstil. Ion ClO bertindak
sebagai pemutih dengan mengoksidasi senyawaan berwarna menjadi senyawaan
tak berwarna. Sedangkan klor merupakan zat pengoksid yang kuat. Daya
memutihkan klor yang dilarutkan dalam basa encer dingin seperti NaOH encer
dapat dijelaskan dengan menganggap bahwa klor mula- mula bereaksi
membentuk HClO, yang lalu diubah menjadi ion ClO:
Cl 2 + OH →HClO + Cl-
HClO+OH- → ClO + H2O
Cl2 + OH-→ ClO + Cl- + H2O
Senyawa yang mengandung ClO dan Cl- ini dikenal sebagai kaporit.
d) Pembuatan CHCl 3 sebagai obat bius serta pelarut dan CCl 4 sebagai pelarut
e) PVC (Poly Vinyl Chloride) digunakan sebagai bahan untuk membuat untuk
membuat paralon. PVC merupakan senyawa polimer dari vinil kloroda yang

23
bergabung (berpolimerisasi) membentuk molekul raksasa melalui reaksi
adisi.Polimerisasi ini terjadi karena adanya pengaruh katalisator. Mula-mula
ikatan rangkap pada setiap molekul vinil klorida akan terputus, kemudian masing-
masing akan membentuk ikatan tunggal dengan molekul vinil klorida yang lain.
nCH 2=CH 2+nCH 2=CH 2  -CH2-CH2-CH2-CH2-n
Cl Cl Cl Cl
(2n) vinil klorida polivinil klorida (PVC)
Pembuatan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan sebgai bahan baku pembuatan
TEL (Tetra etil Lead/(C2H5)4Pb) yaitu zat ‘anti knocking’ yang ditambahkan
pada bensin premium.
3. Bromin (Br2)
a) Etil bromida (C2H4Br2) suatu zat aditif yang ditambahkan ke dalam bensin
bertimbal (TEL) untuk mengikat timbal, sehingga tidak mengikat pada silinder
atau piston. Timbal tersebut akan membentuk PbBr2 yang mudah menguap dan
keluar bersama- sama dengan gas buangan.C2H4Br2 tidak lagi digunakan karena
menghasilkan PbBr2 yang mudah menguap dan keluar sebagai gas buangan
penyebab pencemaran berbahaya karena jika terlalu banyak berada dalam darah
dapat menyebabkan kebodohan.
b) Bahan pembuat AgBr (bahan yang sensitif terhadap cahaya, digunakan dalam
film fotografi). AgBr dapat terurai pada penyinaran menjadi perak yang
menghitamkan film dan membebaskan bromin.
AgBr(s) Ag(s) + ½ Br2 (g)
c) Pembuatan NaBr sebagai obat penenang saraf. Saat ini, penggunaan NaBr sebagai
obat penenang saraf dihentikan dan diganti oleh obat lain yang lebih efektif dan
memiliki kandungan toksik (racun) yang sedikit. Hal ini dikarenakan efek
samping dari penggunaan NaBr sangatlah besar, diantara lain; mual dan muntah,
gagap, kerusakan memori, mengantuk, iritasi, kehilangan keseimbangan,
gemetaran, kecanduan, gila, pingsan, koma, dan lain-lain. Dan bila pemakain
melebihi dosis akan terjadi keracunan akut yang dapat menyebabkan kematian
disertai munculnya busa dari mulut.
d) Metil bromida ( CH3Br ) digunakan sebagai zat pemadam kebakaran.
4. Iodin (I2)

24
a) Bahan pembuat obat-obatan seperti; KI sebagai obat anti jamur dan CHI3 sebagai
zat antiseptik, serta mencegah penyakit gondok dengan menambahkan NaI
dengan NaIO3 atau KIO3 pada NaCl. Iodium diperlukan tubuh untuk sistesis
hormon tiroksin, yaitu suatu homon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang
sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, dan kecerdasan.
Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dalam waktu lama, kelenjar tiroid akan
membesar untuk manangkap iodium, yang lebih banyak dari darah. Pembesaran
kelenjar tiroid tersebutlah yang sehari-hari kita kenal sebagai penyakit gondok.
Manusia tidak dapat membuat unsur iodium dalam tubuhnya seperti ia membuat
protein atau gula. Manusia harus mendapatkan iodium dari luar tubuhnya yakni
melalui serapan dari iodium pada makanan/minumam. Kebutuhan tubuh akan
iodium rata-rata mencapai 1-2 mikrogram per kilogram berat badan perhari.
Jumlah ini sangatlah kecil, pada orang dewasa saja hanya dibutuhkan 150
mikrogram.
b) Bahan pembuat AgI yang digunakan sebagaimana halnya AgBr dalam film
fotografi.
c) Untuk mengidentifikasi amilum.

25
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Halogen adalah unsur-unsur yang terletak pada golongan VIIA pada sistem periodik
unsur, yang terdiri dari Flourin (F2), Klorin (Cl2), Bromin (Br2), Iodin (I2), dan Astatin
(At2).
Unsur-unsur golongan VII A umumnya tidak ditemukan di alam dalam keadaan
bebas, melainkan dalam bentuk garamnya karena sifatnya yang sangat reaktif. Oleh karena
itu unsur-unsur nonlogam ini disebut halogen, yang berasal dari kata halo genes yang
artinya pembentuk garam. Unsur astatine adalah unsure buatan yang tidak stabil karena
bersifat radioaktif. Unsur-unsur halogen dalam keadaan bebas terdapat sebagai molekul
diatomic. Sifat-sifat unsur halogen dapat dilihat dari sifat fisis dan sifat kimianya. Sifat
fisis antara lain titik leleh, titik didih, dan warna. Sedangkan sifat kimianya dapat dilihat
dari kereaktifan unsure halogen tersebut.
Kelimpahannya di alam yaitu fluorin terutama terdapat dalam kulit bumi sebagai
Fluorspar (CaF2), Kriolit (Na3Al6) dll, klorin terdapat sebagai mineral Halit (NaCl),
Bromin melimpah dalam air asin atau larutan garam pekat (brine), Iodin tertdapat dalam
air laut dengan konsentrasi yang sangat tinggi. Sintesis halogen dapat di buat dalam skala
laboratorium dan skala industri. Senyawa- senyawa halogen yaitu senyawa halida, asam
oksihalogen dan senyawa antar halogen.
Sedangkan kegunaan halogen yaitu fluorin digunakan untuk membuat senyawa
CFC atau Freon, klorin seperti NaCl digunakan sebagai garam dapur, bromin yaitu Etil
bromida (C2H4Br2) suatu zat aditif yang ditambahkan ke dalam bensin bertimbal (TEL)
untuk mengikat timbal, dan iodine digunakan bahan pembuat obat-obatan seperti; KI
sebagai obat anti jamur, CHI3 sebagai obat antiseptik, dan lain-lain.

B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Arulgroup. 2013. Unsur dan Senyawa Halogen.


http://arulgroup.blogspot.com/2013/10/unsur-dan-senyawa-halogen.html (di akses 4
oktober 2014)
Daintith, Johm. 1994. Kamus Lengkap Kimia.(Edisi Baru). Jakarta : Erlangga.
Handoyo, Kristian S. 2000. Kimia Anorganik I. Yogyakarta : Universits Negeri Yogyakarta.
Petrucci, Ralph, H. Suminar. 1992. Kimia DasarPrinsip dan Terapan Modern. Ed-4 Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Sutresna, Nana. 2008. Kimia. Banding : Grafindo Media Pratama.
Safrizal, Rino. 2011. Kelimpahan Halogen di Alam.
http://www.jejaringkimia.web.id/2011/01/kelimpahan-halogen-di-alam.html (di akses
tanggal 4 oktober 2014)
Sridianti. 2014. Struktur Penggunaan Hidrogen Fluorida.
http://www.sridianti.com/struktur-penggunaan -hidrogen-fluorida-2html (diakses
tanggal 4 oktober 2014)
Yasminto, Bambang. 2012. Sejarah Halogen. http://bkv315a.blogspot.com/2012/08/sejarah-
halogen.html (di akses 2 oktober 2014)
Yayan, Vice. 2013. Contoh Makalah Kimia Halogen.
http://dedrosa13.blogspot.com/2013/04/contoh-makalah-kimia-halogen.html (di akses
3 oktober 2014)

27

Anda mungkin juga menyukai