Anda di halaman 1dari 33

“PROTEIN”

BIOKIMIA

Aris Wiratama Nasrul Latif


Juni Sihol M.T Rijal Israwanto
Lidia Idesma S Yuliana M.S
M. Ari Setyo
PROTEIN
FUNGSI
1. zat pembangun
dalam tubuh
2. penyokong berbagai
aktifitas organ tubuh
dan metabolisme
3.
Ciri-ciri • Berat molekulnya besar

prote
• Umumnya terdiri atas 20 macam asam amino

• Terdapatnya ikatan kimia lain

in
• Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa factor
• Umumnya reaktif dan sangat spesifik
Klasifikasi protein berdasarkan struktur
Struktur primer
•Struktur primer protein di +H3N Amino

tentukan oleh ikatan kovalen


End

antara residu asam amino


yang berurutan yang
Amino Acid
Untuk menentukan struktur primer suatu protein Sub units

membentuk ikatan peptide.


diperlukan cara penentuan bertingkat, yaitu.
1. Penentuan jumlah rantai polipeptida yang
berdiri sendiri dari protein
2. Memutuskan ikatan antara rantai polipeptida
yang satu dengan yang lain.
3. Pemisahan masing-masing rantai polipeptida
4. Penentuan urutan asam amino dari masing-
masing rantai polipeptida dengan cara Sanger.
Struktur
sekunder
• Struktur ini terjadi karena ikatanhidrogen
antara atom O dari gugus karbonil (C=O)
dengan atom H dari gugus amino (N-H)
dalam satu rantai polipeptida,
memungkinkan terbentuknya konformasi
spiral yang disebut struktur helix.
Struktur Tersier terbentuk karena
adanya pelipatan
membentuk struktur yang Strukture
kompleks. Pelipatan
distabilkan oleh ikatan hidrogen, tersier
ikatan disulfida, interaksi ionik,
ikatan hidrofobik, ikatan
hidrofilik.

Struktur tersier yang


merupakan gabungan
dari aneka ragam dari
Struktur
Struktur Kuartener
kuartener
terbentuk dari
beberapa bentuk
tersier, dengan kata
lain multi sub unit.
Interaksi intermolekul
antar sub unit protein
ini membentuk
Sifat Larutan Protein
• Sifat asam-basa
• Sebagian di tentukan oleh gugur R asam aminonya yang dapat
berionisasi
• Pemisahan protein
• Penentuan berat molekul protein
• Isolasi dan pemurnian protein
Asam amino
macam
asam
amino.
klasifikasi

1. Asam amino dengan


gugus R yang tak
mengutub
2. Asam amino dengan
gugus R yang tak
bermuatan

gugus R
mengutub dapat
membentuk ikatan
hidrogen dengan
molekul air.
3. Asam amino dengan
gugus R bermuatan
negative/asam amino
asam
4. Asam amino dengan gugus R
bermuatan positif/ Asam
amino basa
Sifat asam-basa asam amino
Jika suatu kristal asam
amino, misalnya alanin
dilarutkan dalam air,
molekul ini menjadi ion
dipolar (memiliki 2kutub)
yang dapat berperan
sebagai ASAM,
ataupun dapat berfungsi
sebagai BASA. Asam amino dapat membentuk zwitter
ion yang bersifat asam maupun basa,
sehingga asam amino bersifat
• Semua asam amino
didapatkan dari hasil Stereokimia asam a
hidrolisis protein, kecuali
glisin, mempunyai
sifat optik aktif yang
disebabkan adanya
atom karbon
asimetrik yaitu atom
karbon yang
mengikat
unsur/senyawa/gugu
s yang berbeda pada
Reaksi kimia asam amino

Reaksi ninhidrin

Reaksi sanger
Reaksi khas
asam amino disebabkan
Reaksi desil klorida
oleh adanya gugus α-
karboksil, α-amino dan
Reaksi edman
gugus yang terdapat
pada rantai samping (R).
Reaksi basa Schiff

Reaksi dengan gugus R


a. Reaksi
Ninhidrin
• Reaksi ninhirin dipakai
untuk penentuan
kuantitatif asam amino,
dengan memanaskan
campuran asam amino
dan ninhidrin,
terjadilah larutan
berwarna biru yang
intensitasnya dapat
ditentukan dengan cara
BIRU
spektrofotometri
b. Reaksi sanger

Reaksi di atas digunakan untuk penentuan asam amino N-


ujung dari suatu rantai polipeptida.
c. Reaksi dansil klorida
• Reaksi Dansil klorida
adalah reaksi antara gugus
amino dengan 1-dimetil
amino naftalena 5-sulfonil
klorida. Karena gugus
dansil mempunyai sifat
fluoresensi yang tinggi,
maka derivat dansil asam
amino dapat ditentukan
dengan cara fluorometri
d. Reaksi edman
• Reaksi Edman merupakan reaksi antara α-asam amino dengan
fenilisotiosianat yang menghasilkan derivat asam amino feniltiokarbamil.
Dalam suasana asam pelarut nitrometana yang terakhir ini mengalami
siklisasi membentuk senyawa lingkar feniltuihidantoin.

Reaksi Edman sering dipakai untuk penentuan asam amno N-ujung


suatu rantai polipeptida.
e. Reaksi basa Schiff
• Reaksi basa Schiff ialah reaksi reversible antara gugus α-amino
dengan gugus aldehid. Basa Schiff biasanya terjadi sebagai senyawa
antara dalam reaksi enzyme antara α-asam amino dan substrat.
f. Reaksi dengan gugus R
• Gugus SH pada sistein, hedroksifenol pada terosin, dan guanidine
pada arginin menunjukkan rekasi khas yang biasa terjadi pada
gugus fungsi tersebut.
• Reaksi oksidasi sistein dengan adanya ion besi, memberikan hasil
senyawa sulfide, sistein.
Peptida
molekul yang terbentuk dari
dua atau lebih asam amino
Analisis asam amino pada peptida
O O O O

NH2—CH—C—NH—CH—C—NH—CH—C—NH—CH—C—NH—CH—COOH

CH2 CH2 CH3 CH2

OH CH

(CH3 )2

OH

SerilGlisilTirosilAla
Penentuan asam amino N-ujung
pada peptida

Ada 2 cara :
a.Dengan pereaksi a. Dengan pereaksi
Sanger Edman
Penentuan asam amino C-ujung

Identifikasi asam amino alkohol di


kerjakan dengan cara kromatografi
Menggunakan Enzim
karboksipeptidase
Klasifikasi protein
ENZIM = KATALISATOR REAKSI KIMIA
PROTEIN PEMBANGUNAN = UNSUR PEMBENTUK
STRUKTUR
PROTEIN KONTRAKTIL = PROSES GERAK
PROTEIN PENGANGKUT = MENGIKAT MOLEKUL TERTENTU
DAN MELAKUKAN PENGANGKUTAN ZAT
PROTEIN HORMON = SPESIFIK SESUAI JENIS
PROTEIN BERSIFAT RACUN =
PROTEIN PELINDUNG =
PROTEIN CADANGAN
KEKURANGAN
Protein

2. Kwashiorkor 1. Marasmus
TERIMA
KASIH
.
.

Anda mungkin juga menyukai