Anda di halaman 1dari 11

TAFSIR SURAT ASS SHAFF

1. Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 61:1)

Terjemahan Tafsir Asbabun Nuzul

َ‫س َّب َح‬ ََّ ّ ‫ت فّي َما‬


َ ّ‫لِل‬ َّ ‫س َم َاوا‬
َّ ‫ض فّي َو َما ال‬ َُ ‫( أال َحكّي َُم أالعَ ّز‬1)
َ ّ ‫يز َوه ََُو أاْل َ أر‬

Segala apa yang di langit dan bumi mengakui bahwa hanyalah Allah yang berhak disembah tidak ada
yang lain, Dialah yang menciptakan, menguasai, menjaga kelangsungan hidup, serta menentukan
segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.

Dia mempunyai sifat-sifat yang sempurna, semua makhluk tunduk di bawah kehendak Nya dan Dia
menciptakan segala sesuatu sesuai dengan maksud, tujuan yang Dia kehendaki dan sesuai pula dengan
kegunaannya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaff 1

َ‫س َّب َح‬ ََّ ّ ‫ت فّي َما‬


َ ّ‫لِل‬ َّ ‫س َم َاوا‬
َّ ‫ض فّي َو َما ال‬ َُ ‫( أال َحكّي َُم أالعَ ّز‬1)
َ ّ ‫يز َوه ََُو أاْل َ أر‬

(Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi) yakni
semuanya memahasucikan-Nya. Huruf lam yang terdapat pada lafal lillaah adalah huruf zaidah; dan
di sini dipakai lafal maa, karena lebih memprioritaskan yang mayoritas (dan Dialah Yang Maha
Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya.

2. Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu
perbuat?(QS. 61:2)

Terjemahan Tafsir Asbabun Nuzul

‫ل َما تَقُولُونََ ل ََّم آ َمنُوا الَّذّينََ أَيُّ َها َيا‬


َ َ ََ‫( ت َ أف َعلُون‬2)

Setelah Allah SWT menerangkan sifat-sifat kesempurnaan-Nya ia memperingatkan manusia akan


kekurangan-kekurangan yang ada padanya, yaitu mereka mengatakan suatu perkataan, tetapi mereka
tidak mengerjakannya. Seperti mereka mengatakan: "Kami ingin mengerjakan kebaikan-kebaikan
yang diperintahkan Allah", tetapi jika datang perintah Allah mereka tidak mengerjakannya.

Ada dua macam kelemahan manusia yang dikemukakan ayat ini, yaitu:

1. Perkataan mereka tidak sesuai dengan perbuatan mereka. Kelemahan ini kelihatannya mudah
diperbaiki, tetapi sukar melaksanakannya. Amatlah banyak manusia pandai berbicara, suka
menganjurkan suatu perbuatan baik dan memperingatkan agar orang lain menjauhi larangan-larangan
Allah, tetapi ia sendiri tidak melaksanakannya. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Abdullah bin
Rahawah berkata: "Para mukmin di masa Rasulullah, sebelum jihad diwajibkan, berkata: Seandainya
kami mengetahui perbuatan-perbuatan yang disukai Allah tentu kami akan memperbuatnya. Maka
Rasulullah menyampaikan bahwa perbuatan yang paling disukai Allah, ialah beriman kepada-Nya,
berjihad menghapuskan kemaksiatan yang dapat merusak iman, mengakui kebenaran risalah yang
disampaikan Nabi-Nya: Setelah datang perintah jihad, sebagian orang-orang yang beriman merasa
berat melakukannya. Maka turunlah ayat ini sebagai celaan akan sikap mereka yang tidak baik itu.

2. Tidak menepati janji yang telah mereka buat. Suka menepati janji Yang telah ditetapkan
merupakan salah satu ciri dari ciri-ciri orang-orang yang beriman. Jika ciri itu tidak dipunyai oleh
seorang yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, berarti ia telah menjadi orang munafik.

Rasulullah SAW. bersabda:


‫ثالث المنافقين آية‬: ‫خان أئتمن وإذا أخلف وعد وإذا كذب حدث إذا‬

Artinya:

Tanda-tanda orang-orang munafik itu ada tiga macam. Yaitu apabila ia berjanji ia menyalahi janjinya,
apabila ia berkata ia berdusta dan apabila ia dipercaya ia khianati. (H.R Bukhari dan Muslim)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaff 2

‫ل َما تَقُولُونََ ل ََّم آ َمنُوا الَّذّينََ أَيَُّ َها يَا‬


َ َ ََ‫( ت َ أف َعلُون‬2)

(Hai orang-orang yang beriman mengapa kalian mengatakan) sewaktu kalian meminta berjihad (apa
yang tidak kalian perbuat) karena ternyata kalian mengalami kekalahan atau mundur dalam perang
Uhud.

3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu
kerjakan.(QS. 61:3)

Terjemahan Tafsir Asbabun Nuzul

َ‫ّللاّ ّع أن َدَ َم أقتًا َكب َُر‬


ََّ ‫ن‬َ‫ل َما تَقُولُوا أ َ أ‬
َ َ ََ‫( ت َ أف َعلُون‬3)

Allah SWT memperingatkan amatlah besar dosanya mengatakan atau menyanggupi sesuatu, tetapi ia
sendiri tidak melaksanakannya, baik dalam pandangan Allah maupun dalam pandangan masyarakat.

Menepati janji merupakan perwujudan iman yang kuat budi pekerti yang agung, sikap yang
berprikemanusiaan pada seseorang, menimbulkan kepercayaan dan penghormatan masyarakat.
Sebaliknya perbuatan menyalahi janji merupakan perwujudan iman yang lemah, perangai yang jelek
dan sikap yang tidak berprikemanusiaan, akan timbul saling mencurigai dan dendam kesumat di
dalam masyarakat. Karena itulah agama Islam sangat mencela orang yang suka berdusta dan
menyalahi janji itu.

Agar sifat tercela itu tidak dipunyai oleh orang-orang beriman alangkah baiknya, menepati janji dan
berkata benar itu dijadikan tujuan pendidikan yang utama diberikan kepada anak-anak di samping
beriman kepada Allah dan Rasul Nya dan melatih diri mengerjakan bentuk-bentuk ibadat yang
diwajibkan.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaff 3

َ‫ّللاّ ّع أن َدَ َم أقتًا َكب َُر‬


ََّ ‫ن‬َ‫ل َما تَقُولُوا أ َ أ‬
َ َ ََ‫( ت َ أفعَلُون‬3)

(Amat besar) yakni besar sekali (kebencian) lafal maqtan berfungsi menjadi tamyiz (di sisi Allah
bahwa kalian mengatakan) lafal an taquuluu menjadi fa'il dari lafal kabura (apa-apa yang tiada kalian
kerjakan).

4. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan


yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.(QS. 61:4)

Terjemahan Tafsir Asbabun Nuzul

ََّ َُّ‫سبّي ّل َّه فّي يُقَاتَّلُونََ الَّذّينََ يُحّ ب‬


َ‫ّللاَ ّإ َّن‬ َ ‫صوصَ بُ أنيَانَ َكأَنَّ ُه أَم‬
َ ‫صفًّا‬ ُ ‫( َم أر‬4)
Dalam ayat ini Allah SWT memuji orang-orang yang berperang di jalan Allah dengan barisan yang
teratur dan dengan persatuan yang kokoh. Dia menyatakan: "Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya Allah menyukai kaum muslimin yang berperang di jalan Allah dengan barisan yang
teratur dengan kesatuan dan persatuan yang kuat, tidak ada dicelah-celah perpecahan, walaupun
perpecahan yang kecil sekalipun, seperti tembok yang kokoh yang tersusun rapat dari batu-batu beton.

Ayat ini mengisyaratkan kepada kaum muslimin agar mereka menjaga persatuan yang kuat dan
kesatuan yang kokoh, memberi semangat yang tinggi, suka berjuang dan berkorban di dalam kalangan
kaum muslimin.

Membentuk dan menjaga persatuan serta kesatuan di kalangan kaum muslimin berarti menyingkirkan
segala sesuatu yang mungkin menimbulkan perpecahan. seperti perbedaan pendapat tentang sesuatu
yang sepele dan tidak penting, sifat mementingkan diri sendiri, sifat membangga-banggakan suku dan
keturunan, sifat mementingkan golongan, sifat yang tidak berprikemanusiaan dan sebagainya.
Cukuplah kaum muslimin merasakan penderitaan yang berat pada masa yang lalu, karena pendapat
yang menyatakan bahwa orang-orang keturunan Arab itu lebih mulia dari orang-orang yang bukan
keturunan Arab, mengakibatkan terjadinya pertentangan dan peperangan di kalangan kaum muslimin
yang berbeda keturunan, yang pada hakikatnya bersumber dari semboyan itu.

Padahal Rasulullah bersabda:

‫بالتقوى إل أعجمي على لعربي فضل ل‬

Artinya:

Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas seorang Ajam (bukan Arab) kecuali dengan takwa. (Lihat
Al Mu'jamul Mufahras Li Alfazil Hadisin Nabawi, halaman 162, jilid V)

Karena itulah dalam membina persatuan dan kesatuan, Allah memperingatkan dan memerintahkan
kaum-muslimin menjaga dan mengatur saf dalam salat dengan rapi, bahu membahu, tidak ada satu
pun tempat yang terluang, karena tempat yang terluang itu akan diisi oleh setan, sedangkan setan
adalah musuh manusia Tidaklah baik seseorang salat sendirian di belakang saf, kecuali dengan
menarik ke belakang seorang yang berada dalam saf yang di depannya. Mengatur barisan dalam salat
merupakan latihan mengatur barisan dalam berjihad di jalan Allah.

5. Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya:` Hai kaumku, mengapa kamu
menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu? `Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati
mereka; dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.(QS. 61:5)

Terjemahan Tafsir Asbabun Nuzul

َ‫ل َو ّإ أذ‬ َ ‫ل أَنّي ت َ أعلَ ُمونََ َوقَ أَد تُؤأ ذُونَنّي ل ََّم قَ أو َّم يَا ّلقَ أومّ َّه ُمو‬
ََ ‫سى قَا‬ َُ ‫سو‬ ََّ ‫غوا فَلَ َّما إّلَ أي ُك أَم‬
ُ ‫ّللاّ َر‬ ََ ‫ّللاُ أَزَ ا‬
ُ ‫غ زَ ا‬ ََّ ‫ّللاُ قُلُوبَ ُه أَم‬ َ َ ‫أالفَا ّسقّينََ أالقَ أو ََم يَ أهدّي‬
ََّ ‫ل َو‬
(5)

Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar menyampaikan kepada kaum
muslimin tentang Nabi Musa A.S. di waktu ia berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, kenapa kamu
sekalian menentang dan menyakitiku', sehingga kamu tidak mau berperang di jalan Allah, padahal
kamu mempercayaiku sebagai seorang Rasul yang diutus Allah kepadamu".
Dalam ayat yang lain diterangkan bahwa Musa A.S. memerintahkan kaumnya memasuki kota
Baitulmakdis, tetapi kaumnya mengingkarinya. Allah SWT berfirman:

‫لن وإنا جبارين قوما فيها إن موسى يا قالوا خاسرين فتنقلبوا أدباركم على ترتدوا ول لكم هللا كتب التي المقدسة اْلرض ادخلوا قوم يا‬
‫داخلون فإنا منها يخرجوا فإن منها يخرجوا حتى ندخلها‬

Artinya:

Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah
kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.
Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa,
sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar daripadanya, jika
mereka keluar daripadanya pasti kami akan memasukinya". (Q.S Al Ma'idah: 21-22)

Ayat ini merupakan penawar hati Nabi Muhammad SAW. dan kaum muslimin agar selalu bersabar
menghadapi sikap orang-orang munafik, yang mengaku dirinya muslim, tetapi di belakang Rasulullah
SAW. mereka mengingkarinya. Sehubungan dengan itu Rasulullah pernah bersabda "Mudah-
mudahan Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Musa yang disakiti kaumnya lebih berat dari yang
terjadi pada diriku ini, tetapi ia tetap sabar".

Allah SWT melarang kaum muslimin menyakiti hati Rasulullah SAW., seperti yang telah dialami
oleh Nabi Musa A.S. Dia berfirman:

‫وجيها اله عند وكان قالوا مما هللا فبرأه موسى أذوا كالذين تكونوا ل آمنوا الذين أيها يا‬

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa,
maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang
yang mempunyai kedudukan yang terhormat di sisi Allah. (Q.S Al Ahzab: 69)

Setelah orang-orang yang mendurhakai Rasul itu berpaling dan mengingkari kebenaran, sedangkan
mereka mengetahui kebenaran itu, Allah pun memalingkan hati mereka dari petunjuk-Nya, sehingga
mereka tidak mungkin lagi mendapat petunjuk.

Allah SWT berfirman:

‫يعمهون طغيانهم في ونذرهم مرة أول به يؤمنوا لم كما وأبصارهم أفئدتهم ونقلب‬

Artinya:

Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah
beriman kepadanya (Alquran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam
kesesatan yang sangat. (Q.S Al An'am: 110)

Yang dimaksud dengan Allah memalingkan hati orang-orang kafir dalam ayat ini, ialah membiarkan
dalam keadaan kesesatan. Semakin banyak kesesatan dan kemaksiatan yang telah diperbuatnya,
semakin jauh pula mereka dari petunjuk Allah, sehingga bagi mereka sulit kembali ke jalan yang
benar.

Pada akhir ayat ini Allah SWT menegaskan pernyataan-Nya di atas bahwa orang yang telah jauh dari
jalan yang benar itu, tidak mungkin lagi memperoleh taufik dan hidayah dari pada-N. Mereka adalah
orang-orang yang fasik, sedangkan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang
fasik.

6. Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata:` Hai Bani Israil, sesungguhnya aku
adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat
dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang
sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad) `. Maka tatkala rasul itu datang kepada
mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata:` Ini adalah sihir yang
nyata `.(QS. 61:6)

Terjemahan Tafsir Asbabun Nuzul

َ‫ل َو ّإَ أذ‬


ََ ‫سى قَا‬ َ ‫ل بَنّي يَا َم أريَ ََم ابأنَُ عّي‬ َُ ‫سو‬
ََ ‫ل إّنّي إّس َأرائّي‬ ََّ ‫ص ّدقًا إّلَ أي ُك أَم‬
ُ ‫ّللاّ َر‬ َ ‫ي بَيأنََ ّل َما ُم‬ ُ ‫ن يَأأتّي بّ َر‬
ََّ َ‫سولَ َو ُمبَش ًّرا الت َّ أو َراةَّ مّ نََ يَد‬ َ‫ا أس ُم َهُ بَ أعدّي مّ أ‬
َّ ‫( َُم ّبينَ سّحأ رَ َهذَا قَالُوا ّب أالبَ ّينَا‬6)
ُ‫ت َجا َء ُه أَم فَلَ َّما أَحأ َم َد‬

Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad menyampaikan kepada kaum muslimin, kisah
keingkaran kaum Isa, ketika Isa A.S. berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku, sesungguhnya aku
adalah utusan Allah yang diutus kepada kamu sekalian, aku membenarkan kitab Taurat yang dibawa
Nabi Musa A.S. demikian pula kitab-kitab Allah yang telah diturunkan kepada para nabi, baik yang
datang sebelumku, maupun yang datang sesudahku. Dan aku menyeru kamu agar beriman pula
kepada Rasul yang datang kemudian yang bernama Ahmad".

Dalam ayat yang lain ditegaskan pula bahwa isyarat kedatangan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul
Allah terakhir terdapat pula dalam Taurat dan Injil. Allah SWT berfirman:

‫واإلنجيل التوراة في عندهم مكتوبا يجدونه الذي اْلمي النبي الرسول يتبعون الذين‬

Artinya:

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis
dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka. (Q.S Al A'raf: 157)

Dalam kitab Taurat banyak disebutkan isyarat-isyarat kedatangan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan
Rasul terakhir, seperti Kitab Kejadian 21:13

"Maka anak sahayamu itupun akan terjadikan suatu bangsa, karena itu ia dari benihmu".

Maksudnya ialah keturunan Siti Hajar, ibu dari Ismail yang kemudian menjadi orang-orang Arab yang
mendiami semenanjung Arabia. Waktu Nabi Ibrahim pergi ke Mesir bersama istrinya Sarah, beliau
dianugerahi oleh raja Mesir seorang hamba sahaya perempuan yang kemudian dijadikan sebagai istri,
yang bernama Hajar. Sewaktu Hajar telah melahirkan putranya Ismail, ia di antarkan Ibrahim A.S. ke
Mekah atas perintah Allah. Di Mekahlah Ismail A.S. menjadi besar dan berketurunan. Di antara
keturunannya itu bernama Muhammad yan kemudian menjadi Nabi dan Rasul terakhir.

Kitab Kejadian 21:18 memerintahkan agar Bani Israel mengikuti dan menyokong Nabi Muhammad,
yang akan datang kemudian.

"Bangunlah engkau, angkatlah budak itu, sokonglah dia, karena Aku hendak menjadikan dia suatu
bangsa yang besar"

Demikian pula dengan Kitab Kejadian 17:20 menyebutkan:

"Maka akan hal Ismail itu pun telah Kululuskan permintaanmu, bahwa sesungguhnya Aku telah
memberkahi akan dia dan memberikan dia dan memperbanyak dia amat sangat dua belas orang raja-
raja akan berpencar dari padanya dan Aku akan menjadikan dia suatu bangsa yang besar"
kitab Habakuk 3:3 menyebutkan:

"Bahwa Allah datang dari teman dan Yang Mahasuci dari pegunungan Paran -Selah. Maka
kemuliaan-Nya menudungilah segala langit dan bumipun adalah penuh dengan pujinya"

Di sini diterangkan tentang teman dan orang-orang suci dari pegunungan Paran (Arab = Peron/
Panam), dan yang dimaksud di sini adalah Nabi Muhammad SAW. itu.

Demikian pula Nabi Musa A.S. dalam Kitab Ulangan 18:17-22 telah menyatakan kedatangan Nabi
Muhammad SAW. itu.

"Maka pada masa itu berfirmanlah Tuhan kepadaku (Musa): "Benarlah kata mereka itu (Bani Israel)".
Bahwa Aku (Allah) akan menjadikan bagi mereka itu seorang Nabi dari antara segala saudaranya
(yaitu Nabi dan Bani Israel) yang seperti engkau (Nabi Musa) dan Aku akan memberi segala firman-
Ku dalam mulutnya dan dia pun akan mengatakan kepadanya segala yang Kusuruh akan dia.

Bahwa sesungguhnya barang siapa yang tiada mau dengan segala firman Ku yang akan dikatakan
olehnya dengan nama-Ku, niscaya Aku menuntutnya kelak pada orang itu. Tetapi adanya Nabi yang
melakukan dirinya dengan sombong dan mengatakan firman dengan nama-Ku, yang tiada Ku-suruh
katakan, atau yang berkata dengan nama dewa-dewa, niscaya orang Nabi itu akan mati dibunuh
hukumnya. Maka jikalau kiranya kamu berkata dalam hatimu demikian, "Dengan apakah boleh kami
ketahui akan perkataan itu bukannya firman Tuhan adanya?". Bahwa jikalau Nabi itu berkata demi
nama Tuhan, lalu barang yang dikatakannya tidak jadi atau tidak datang, yaitu perkataan yang bukan
firman Tuhan adanya maka Nabi itu pun berkata dengan sembarangan, janganlah kamu takut akan
dia".

Dalam ayat-ayat Taurat di atas ada beberapa isyarat yang menjadi dalil untuk menyatakan tentang
nubuwat Nabi Muhammad SAW.

"Seorang Nabi di antara segala saudaranya".

Hal ini menunjukkan bahwa yang akan menjadi Nabi itu akan timbul dari saudara-saudara Bani Israel,
tetapi bukan dari Bani Israel sendiri, karena Bani Israel itu keturunan Yakub dan Yakub anak dari
Ishak A.S. Dan Ishak A.S. adalah saudara dari Ismail A.S. Saudara-saudara Bani Israel itu ialah Bani
Ismail Dan Nabi Muhammad SAW. sudah jelas adalah keturunan Bani Ismail.

Kemudian kalimat "Yang seperti engkau" memberi pengertian bahwa Nabi yang akan datang itu
haruslah seperti Nabi Musa A.S., maksudnya Nabi yang membawa agama bani seperti yang dibawa
Nabi Musa A.S. Dan seperti dituliskan bahwa Nabi Muhammad itulah satu-satunya Nabi yang
membawa syariat bani (agama Islam) yang berlaku juga bagi Bani Israel.

Kemudian dikatakan bahwa Nabi itu "tidak sombong", tidak akan mati dibunuh". Muhammad SAW.
seperti dimaklumi bukanlah orang yang sombong, baik sebelum menjadi Nabi apa lagi setelah
menjadi Nabi. Sebelum menjadi Nabi ternyata beliau telah disenangi oleh umum, dan dipercaya oleh
orang-orang Quraisy, terbukti dengan panggilan beliau "Al Amin" (kepercayaan). Kalau beliau
sombong tentulah beliau tidak diberi gelar yang sangat terpuji itu.

Umat Nasrani menyesuaikan kenabian itu kepada Isa A.S. di samping mereka mengakui pula bahwa
Isa A.S. sungguh mati terbunuh (karena disalib). Hal ini jelas bertentangan dengan ayat kenabian itu
sendiri. Sebab Nabi itu haruslah tidak mati dibunuh (disalib dan sebagainya).

Banyak lagi isyarat-isyarat yang terdapat di dalam Taurat yang menerangkan kenabian Muhammad
SAW. seperti yang diberikan Nabi Yesaya 42:1-4; Nabi Yermin 31:31-32, Nabi Daniel 2:38-45 dan
banyak lagi yang tidak perlu disebutkan di sini.

Demikian pula dalam kitab Injil yang banyak disebut dalam kitab Yahya.
Kemudian diterangkan bahwa Nabi dan Rasul yang bernama Ahmad itu lahir. dengan membawa dalil-
dalil yang kuat serta mukjizat-mukjizat yang diberikan Allah, dan mereka pun mengingkarinya dan
mengatakan Muhammad adalah seorang ahli sihir.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaff 6

‫ل َو ّإ أَذ‬
ََ ‫سى قَا‬ َ ‫ل َبنّي َيا َم أر َي ََم ابأنَُ عّي‬ َُ ‫سو‬
ََ ‫ل ّإنّي ّإس َأرائّي‬ ََّ ‫ص ّدقًا ّإلَ أي ُك أَم‬
ُ ‫ّللاّ َر‬ َ ‫ي بَيأنََ ّل َما ُم‬ ُ ‫ن َيأأتّي ّب َر‬
ََّ َ‫سولَ َو ُم َبش ًّرا الت َّ أو َراةَّ مّ نََ َيد‬ َ‫َب أعدّي مّ أ‬
َّ ‫( ُم ّبينَ سّحأ رَ َهذَا قَالُوا ّب أال َب ّينَا‬6)
ُ‫ت َجا َء ُه أَم فَلَ َّما أَحأ َم َدُ ا أس ُم َه‬

(Dan) ingatlah (ketika Isa putra Maryam berkata, "Hai Bani Israel!) di sini Nabi Isa tidak mengatakan
hai kaumku, karena sesungguhnya dia tidak mempunyai kerabat di kalangan mereka (Sesungguhnya
aku adalah utusan Allah kepada kalian, membenarkan kitab sebelumku) kitab yang diturunkan
sebelumku (yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan datangnya seorang rasul yang akan
datang sesudahku, namanya Ahmad.") Allah berfirman: (Maka tatkala rasul itu datang kepada
mereka) yakni Ahmad alias Muhammad kepada orang-orang kafir (dengan membawa bukti-bukti
yang nyata) yakni ayat-ayat dan tanda-tanda (mereka berkata, "Ini) maksudnya, apa yang
didatangkannya itu (adalah sihir) menurut suatu qiraat lafal sihrun dibaca saahirun artinya orang yang
datang ini adalah penyihir (yang nyata") yang jelas.

7. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah
sedang dia diajak kepada agama Islam? Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-
orang yang zalim.(QS. 61:7)

Terjemahan Tafsir Asbabun Nuzul


‫ن أَ أ‬
َ‫ظلَ َُم َو َم أن‬ َّ ‫علَى ا أفت ََرى مّ َّم‬ ََ ‫عى َوه ََُو أال َكذ‬
ََّ ‫ّب‬
َ ّ‫ّللا‬ ّ ‫ّللاُ أ‬
َ ‫اإلس َأال َّم إّلَى يُ أد‬ َ َ ‫الظالّمّ ينََ أالقَ أو ََم يَ أهدّي‬
ََّ ‫ل َو‬ َّ (7)

(Dan siapakah) artinya tiada seseorang pun (yang lebih zalim) maksudnya lebih besar kezalimannya
(daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah) yakni dengan cara menisbatkan adanya
sekutu bagi-Nya, menyebutkan-Nya bahwa Dia mempunyai anak dan mengatakan ayat-ayat-Nya
sebagai sihir (sedangkan dia diajak kepada agama Islam? Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim) kepada orang-orang yang kafir.

8. Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan)
mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir
benci.(QS. 61:8)

Terjemahan Tafsir Asbabun Nuzul


‫ور ّلي أ‬
ََ‫ُط ّفئُوا ي ُّريدُون‬ ََّ ‫ّللاُ ّبأ َ أف َوا ّه ّه أَم‬
ََ ُ‫ّللاّ ن‬ ّ ُ‫( أالكَاف ُّرونََ ك َّرَهَ َولَ أَو ن‬8)
ََّ ‫ور َّه ُمتّ َُّم َو‬

Pada ayat ini diterangkan alasan-alasan mereka yang demikian itu. Mereka bermaksud dengan
perbuatan dosa dan ucapan mengada-ada itu untuk memadamkan sinar agama Islam yang menerangi
manusia yang sedang berada dalam kegelapan. Perbuatan mereka itu tak ubahnya seperti orang yang
ingin memadamkan cahaya matahari yang menyilaukan pemandangan dengan hembusan mulutnya
yang tidak berarti itu. Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa Allah SWT akan tetap memancarkan sinar
agama-Nya ke seluruh penjuru dunia dengan menolong Nabi Muhammad dan orang-orang yang
beriman walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwa pernah wahyu tidak turun kepada Nabi Muhammad SAW.
selama empat puluh hari. Maka berkatalah seorang pembesar Yahudi yaitu Kaab bin Asyraf "Hai
sekalian orang-orang Yahudi, bergembiralah kamu semuanya, Allah telah memadamkan cahaya
Muhammad dengan tidak lagi menurunkan wahyu kepadanya dan Dia tidak akan menyempurnakan
cahaya itu". Mendengar ucapan Kaab itu Rasulullah merasa sedih berhiba hati. Berkenaan dengan itu
turunlah ayat ini.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaff 8
‫ور ّلي أ‬
ََ‫ُطَّفئُوا ي ُّريدُون‬ ََّ ‫ّللاُ ّبأ َ أف َوا ّه ّه أَم‬
ََ ُ‫ّللاّ ن‬ ّ ُ‫( أالكَاف ُّرونََ ك َّرَهَ َولَ أَو ن‬8)
ََّ ‫ور َّه ُمتّ َُّم َو‬

(Mereka hendak memadamkan) lafal liyuthfi'uu dinashabkan oleh an yang keberadaannya


diperkirakan, sedangkan huruf lam-nya adalah zaidah (cahaya Allah) yakni syariat dan bukti-bukti-
Nya (dengan mulut mereka) melalui ucapan-ucapan mereka bahwa Alquran itu adalah sihir, syair dan
ramalan atau tenungan (dan Allah tetap menyempurnakan) artinya memenangkan atau menampakkan
(cahaya-Nya) menurut suatu qiraat dibaca mutimmu nuurihi dengan dimudhafkan (meskipun orang-
orang kafir benci) akan hal tersebut.

9. Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar
Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik
benci.(QS. 61:9)

Terjemahan Tafsir Asbabun Nuzul

َ‫ل الَّذّي ه َُو‬ ُ ‫ين ّب أال ُهدَى َر‬


َ ‫سولَ َهُ أ َ أر‬
ََ ‫س‬ َّ ‫ق َو َّد‬ ‫علَى ّلي أ‬
َّ ‫ُظ ّه َر َهُ أال َح‬ َّ ‫( أال ُم أش ّر ُكونََ ك َّر ََه َولَ أَو ُك ّل َّه الد‬9)
َ ‫ّين‬
(Dialah Yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia
memenangkannya) maksudnya menjadikannya berada di (atas segala agama-agama) yakni di atas
semua agama yang bertentangan dengannya (meskipun orang-orang musyrik benci) akan hal tersebut.

10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?,(QS. 61:10)

Terjemahan Tafsir Asbabun Nuzul

‫َل آ َمنُوا الَّذّينََ أَيُّ َها َيا‬


َ‫علَى أَدُلُّ ُك أَم ه أ‬ َ ‫ن ت ُ أن ّجي ُك أَم تّ َج‬
َ َ‫ارة‬ َ َ‫( أَلّيم‬10)
َ‫عذَابَ مّ أ‬

(Hai orang-orang yang beriman, sukakah kalian Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat
menyelamatkan kalian) dapat dibaca tunjiikum dan tunajjiikum, yakni tanpa memakai tasydid dan
dengan memakainya (dari azab yang pedih) yang menyakitkan; mereka seolah-olah menjawab,
mengiyakan. Lalu Allah melanjutkan firman-Nya:

11. (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan
harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya,(QS. 61:11)

Terjemahan Tafsir Asbabun Nuzul

‫َل آ َمنُوا الَّذّينََ أَيُّ َها َيا‬ َ‫علَى أَدُلُّ ُك أَم ه أ‬ َ ‫ن ت ُ أن ّجي ُك أَم تّ َج‬
َ َ‫ارة‬ َ َ‫( أَلّيم‬10) ََ‫الِلّ تُؤأ ّمنُون‬
َ‫عذَابَ مّ أ‬ ُ ‫ل فّي َوت ُ َجا ّهدُونََ َو َر‬
ََّ ّ‫سو ّل َّه ب‬ َّ ‫سبّي‬ ََّ ‫َوأ َ أنفُ ّس ُك أَم بّأ َ أم َوا ّل ُك أَم‬
َ ّ‫ّللا‬
ُ‫ن لَ ُك أَم َخيأرَ ذَ ّلك أَم‬ ُ ‫أ‬ ُ َ
َ‫( ت َ أعل ُمونََ كنت أَم إّ أ‬11)

Dalam ayat ini Allah mendorong kaum muslimin agar melakukan amal saleh dengan mengatakan.
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allan dan Rasul yang diutus-Nya, apakah kamu sekalian
mau Aku tunjukkan suatu pandangan yang bermanfaat dan pasti mendatangkan keuntungan yang
berlipat ganda dan keberuntungan yang kekal atau melepaskan kamu dari api neraka.

Ungkapan ayat di atas memberikan pengertian kepada kaum muslimin agar mereka suka
memperhatikan dan melaksanakan perdagangan yang dimaksud Allah itu, jika mereka benar-benar
menginginkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nanti.

Kemudian disebutkan bentuk-bentuk perdagangan yang memberikan keuntungan yang besar itu,
yaitu:
1. Memperkuat iman di dada benar-benar percaya kepada yang wajib diimani, yaitu iman kepada
Allah, kepada para malaikat, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada adanya Hari
Kiamat serta kepada kada dan kadar Allah.

2. Mengerjakan amal saleh semata-mata karena Allah bukan karena riya. Mengerjakan amal saleh
adalah perwujudan iman seseorang, karena ingin melakukan segala sesuatu yang dituntut imannya itu.

3. Berjihad di jalan Allah. Berjihad ialah segala macam upaya dan usaha yang dilakukan untuk
menegakkan agama Allah. Ada dua macam jihad yang disebut dalam ayat ini yaitu berjihad dengan
jiwa raga dan berjihad dengan harta. Berjihad dengan jiwa dan raga ialah berperang melawan musuh-
musuh agama yang menginginkan kehancuran Islam dan kaum muslimin. Berjihad dengan harta yaitu
membelanjakan harta benda untuk menegakkan kalimat Allah, seperti untuk biaya berperang,
mendirikan mesjid, rumah sekolah, rumah sakit dan kepentingan umum yang lain.

Di samping itu ada bentuk-bentuk jihad yang lain, yaitu berjihad menentang hawa nafsu,
mengendalikan diri, berusaha membentuk budi pekerti yang baik pada diri sendiri, menghilangkan
rasa iri dan sebagainya. Jihad-jihad yang terakhir inilah yang paling berat.

Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa iman dan jihad itu adalah perbuatan yang paling baik akibatnya,
baik untuk diri sendiri, anak-anak, keluarga, harta benda dan masyarakat, jika manusia itu memahami
dengan sebenar-benarnya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaff 11

ََ‫الِلّ تُؤأ مّ نُون‬ ُ ‫ل فّي َوت ُ َجا ّهدُونََ َو َر‬


ََّ ّ‫سو ّل َّه ب‬ َّ ‫سبّي‬ ََّ ‫ن لَ ُك أَم َخيأرَ ذَ ّل َُك أَم َوأ َ أنفُ ّس ُك أَم بّأ َ أم َوا ّل ُك أَم‬
َ ّ‫ّللا‬ َ‫( ت َ أعلَ ُمونََ ُك أنت ُ أَم إّ أ‬11)

( Yaitu kalian beriman) artinya kalian tetap beriman (kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di
jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian. Itulah yang lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui)
bahwasanya hal ini lebih baik bagi kalian, maka kerjakanlah.

12. niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam syurga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal
yang baik di dalam syurga Adn. Itulah keberuntungan yang besar.(QS. 61:12)

Terjemahan Tafsir Asbabun Nuzul

َ‫ن تَج ّأري َجنَّاتَ َويُ أدخّ أل ُك أَم ذُنُوبَ ُك أَم لَ ُك أَم يَ أغف أّر‬ َُ ‫ساكّنََ أاْل َ أن َه‬
َ‫ار تَحأ تّ َها مّ أ‬ َ ‫طيّبَ َةً َو َم‬
َ ‫ت فّي‬ َ ََ‫( أالعَظّ ي َُم أالف أَو َُز ذَلّك‬12)
َّ ‫عدأنَ َجنَّا‬

Jika manusia beriman, mengakui kebenaran Rasulullah SAW. dan berjihad di jalan Allah, Allah SWT
akan mengampuni dosa-dosanya, seakan-akan dosa itu tidak pernah diperbuatnya atau
menjauhkannya dari perbuatan dosa itu, menyediakan tempat bagi mereka di dalam surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tempat di dalam surga adalah tempat yang paling indah, paling
menyenangkan hati orang yang berada di dalamnya.

Diriwayatkan oleh At Tirmizi dan Al Hakim dan dinyatakan sahih dari Abdullah bin Salam bahwa
ketika para sahabat Rasulullah duduk-duduk santai sambil berbincang-bincang, di antara mereka ada
yang berkata: "Sekiranya kami mengetahui amal yang lebih dicintai Allah pasti kami akan
mengerjakannya". Maka turunlah ayat ini yang menerangkan amal yang paling baik itu.

Pada riwayat lbnu Abu Hatim dari Said bin Jubair dikemukakan bahwa ketika turun ayat 10 surah ini
(Ya ayyuhal lazina......) kaum muslimin berkata: "Sekiranya kami mengetahui yang dimaksud tijarah
(perdagangan) itu pasti kami akan ikut serta memberikan harta benda dan keluarga kami". Maka Allah
menurunkannya ayat ke 11 di atas.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaff 12

َ‫َجأري َجنَّاتَ َويُ أدخّ أل ُك أَم ذُنُوبَ ُك أَم لَ ُك أَم يَ أغف أّر‬
ّ ‫نت‬ َُ ‫ساكّنََ أاْل َ أن َه‬
َ‫ار تَحأ تّ َها مّ أ‬ َ ‫طيّبَ َةً َو َم‬
َ ‫ت فّي‬ َ ََ‫( أالعَظّ ي َُم أالف أَو َُز ذَلّك‬12)
َّ ‫عدأنَ َجَنَّا‬

(Niscaya Allah akan mengampuni) menjadi jawab dari syarat yang diperkirakan keberadaannya;
lengkapnya, jika kalian mengerjakannya, niscaya Dia akan mengampuni (dosa-dosa kalian dan
memasukkan kalian ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan memasukkan
kalian ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn) sebagai tempat menetap. (Itulah
keberuntungan yang besar).

13. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan
kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-
orang yang beriman.(QS. 61:13)

Terjemahan Tafsir Asbabun Nuzul

‫صرَ تُحّ بُّونَ َها َوأ ُ أخ َرى‬ َّ ‫( أال ُمؤأ مّ نّينََ َوبَش‬13)
ََّ َ‫ّر قَ ّريبَ َوفَتأح‬
‫ّللاّ مّ نََ نَ أ‬

Dalam ayat ini diterangkan kemenangan yang lain yang akan segera diperoleh oleh Rasulullah SAW.
dan kaum muslimin di dunia ini, yaitu mereka akan dapat mengalahkan musuh-musuh mereka,
menaklukkan beberapa negeri dalam waktu yang dekat, memberikan kedudukan yang baik bagi kaum
muslimin beserta kekuatan iman dan fisik, sehingga berkuasa di timur dan barat, dan agama Islam
tersebar di seluruh dunia.

Ayat ini termasuk ayat yang menerangkan kemukjizatan yaitu menerangkan sesuatu. yang akan terjadi
pada masa yang akan datang. Hal ini dipercayai betul oleh Rasulullah dan sahabat-sahabatnya,
sehingga menumbuhkan kekuatan dan semangat yang hebat di kalangan kaum muslimin. Maka dalam
sejarah terlihat dan terbukti bahwa dalam waktu yang sangat singkat agama Islam telah dianut oleh
sebahagian penduduk dunia waktu itu, sejak dari ujung barat Afrika sampai ujung timur Indonesia
dari Maroko ke Merauke dan dari Asia Tengah di utara sampai ke Afrika selatan.

Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk menyampaikan kepada
kaumnya (muslim) mengenai keuntungan yang akan mereka peroleh dari perdagangan itu dan
kemenangan-kemenangan yang akan dicapai dalam waktu yang dekat.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ash Shaff 13

‫صرَ تُحّ بُّونَ َها َوأ ُ أخ َرى‬ َّ ‫( أال ُمؤأ مّ نّينََ َوبَش‬13)
ََّ َ‫ّر قَ ّريبَ َوفَتأح‬
‫ّللاّ مّ نََ نَ أ‬
(Dan) Dia memberikan kepada kalian nikmat (yang lain yang kalian sukai, yaitu pertolongan dari
Allah dan kemenangan yang dekat waktunya. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang beriman) yaitu berita tentang mendapat pertolongan dan kemenangan.

14. Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah
sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia:`
Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?
`Pengikut-pengikut yang setia itu berkata:` Kamilah penolong-penolong agama Allah `, lalu
segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka Kami berikan
kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka
menjadi orang-orang yang menang.(QS. 61:14)

Terjemahan Tafsir Asbabun Nuzul


‫ار ُكونُوا آ َمنُوا الَّذّينََ أَيُّ َها َيا‬ ََ ‫ص‬َ ‫ّللاّ أ َ أن‬
ََّ ‫ل َك َما‬ََ ‫سى قَا‬ َ ‫ن ل أّل َح َو ّاريّينََ َم أريَ ََم ابأنَُ عّي‬
َ‫اري َم أ‬ ّ ‫ص‬َ ‫ّللاّ إّلَى أ َ أن‬
ََّ ‫ل‬ََ ‫ار نَحأ نَُ أال َح َو ّاريُّونََ قَا‬ َ ‫ّللاّ أ َ أن‬
َُ ‫ص‬ ََّ َ‫فَآ َمنَتأ‬
َ ‫ن‬
َ‫طائّفَة‬ َ‫ل بَنّي مّ أ‬ََ ‫طائّفَةَ َو َكف ََرتأَ ّإس َأرائّي‬َ ‫علَى آ َمنُوا الَّذّينََ فَأَيَّ أدنَا‬ َ ‫عد ُّو ّه أَم‬
َ ‫صبَ ُحوا‬ ‫ظاه ّّرينََ فَأ َ أ‬ َ (14)

Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kaum muslimin agar menjadi penolong-penolong agama
Allah, menyebar luaskan agama-Nya meninggikan kalimat-Nya sehingga tidak ada yang
mengatasinya, dengan beriman dan berjihad itu, sebagaimana yang dilakukan sahabat-sahabat
terdekat Nabi Isa A.S., ketika Isa A.S. berkata kepada mereka: "Siapakah penolong agama Allah?"
Mereka menjawab: "Kamilah penolong-penolong agama Allah".

Tatkala Nabi Isa A.S. menyampaikan risalahnya kepada Bani Israel dengan bantuan sahabat-sahabat
setianya, sebagian Bani Israel itu ada yang memperkenankan seruan Nabi Isa A.S. itu, sedang
sebahagian yang lain ada yang mengingkari dan menolak seruan itu, dengan menuduh Isa sebagai
seorang anak zina. yang dilahirkan karena perzinaan ibunya Maryam dengan seorang laki-laki, dan
ada pula yang mengatakan bahwa Isa itu putra Allah dan kekasih-Nya ^ dan sebagainya.

Dalam menghadapi orang-orang yang mengingkari seruan Nabi Isa itu serta mengada-adakan
kebohongan tentangnya, maka Allah SWT menguatkan hati orang-orang yang beriman, sehingga
mereka berhasil mengalahkan musuh-musuh itu, sebagaimana firman Allah SWT:

‫اإلشهاد يقوم ويوم الدنيا الحياة في آمنوا والذين رسلنا لننصر إنا‬

Artinya:

Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan
dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (Hari Kiamat). (Q.S Al Mu'min: 51)

Anda mungkin juga menyukai