Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN MATERI AHLAK 4-6

Qona’ah artinya kemampuan diri dalam menerima dan mensyukuri, serta merasa cukup terhadap
setiap anugerah dan nikmat AllahQona’ah adalah sifat terpuji yang harus dimiliki oleh kita. Nabi SAW
bersabda:

َ ‫ َفِإنَّ ْال َق َن‬،ِ‫اعة‬


‫اع َة َما ٌل الَ َي ْن َف ُد‬ َ ‫ « َع َل ْي ُك ْم ِب ْال َق َن‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫عن جابر قال‬
‫» رواه الطبراني‬
Artinya: Hendaklah kamu bersikap qona’ah, karena qona’ah itu harta kekayaan yang tidak akan musnah (HR.
Thabrani)

Tawadlu atau rendah hati adalah tidak suka menonjolkan diri atas kelebihan yang ada pada dirinya.
Walaupun dia pandai, tampan, kaya,

Islam mengajarkan kepada kita agar bersikap rendah hati kepada siapapun. Nabi SAW bersabda:

َ ‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم ِإنَّ هَّللا َ َأ ْو َحى ِإ َليَّ َأنْ َت َوا‬


‫ضعُوا‬ َ ِ ‫ار َأ َّن ُه َقا َل َقا َل َرسُو ُل هَّللا‬
ٍ ‫ْن ِح َم‬
ِ ‫اض ب‬ ِ ‫َعنْ عِ َي‬
‫ رواه أبو داود‬.ٍ‫ِي َأ َح ٌد َع َلى َأ َح ٍد َواَل َي ْف َخ َر َأ َح ٌد َع َلى َأ َحد‬ َ ‫َح َّتى اَل َي ْبغ‬
Artinya: Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar bertawadlu (rendah hati) sehingga tidak ada
seorangpun yang menganiaya kepada yang lainnya dan tidak ada seorangpun yang menyombongkan dirinya
kepada orang lain (HR. Abu Dawud)

Syaja’ah adalah kebalikan dari jubun. Syaja’ah artinya berani, yakni sikap berani karena benar dan berani
membela kebenaran

ْ ‫ك َأ‬
ُ‫ض \ َعف‬ َ ِ‫َمنْ َرَأى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َك\\رً ا َف ْلي َُغيِّرْ هُ ِب َي\ ِد ِه َف\ِإنْ َل ْم َي ْس \ َتطِ عْ َف ِبل َِس \ا ِن ِه َف\ِإنْ َل ْم َي ْس \ َتطِ عْ َف ِب َق ْلبِ ِه َو َذل‬
‫ رواه مسلم‬.‫ان‬ ِ ‫اِإْلي َم‬
Artinya: barangsiapa melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangan (kekuasaan), jika tidak memiliki
kemampuan itu, maka ubahlah dengan kata-kata, dan jika tidak memiliki kemampuan itu, maka ubahlah
dengan hati, tapi yang terakhir ini adalah termasuk selemah-lemah iman

Toleransi dalam bahasa Arab disebut tasamuh yang berarti tentang rasa. Toleransi dapat diartikan sikap
saling menghargai antar sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari

Dalil Ghodhob/marah

َ ِ ‫َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َأنَّ َرسُو َل هَّللا‬


َ ‫ َلي‬:‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل‬
‫ْس ال َّشدِي ُد ِبالص َُّر َع ِة ِإ َّن َما‬
‫ رواه البخاري‬.ِ‫ضب‬ َ ‫ك َن ْف َس ُه عِ ْندَ ْال َغ‬
ُ ِ‫ال َّشدِي ُد الَّذِي َي ْمل‬
Artinya: Bukanlah orang yang disebut gagah perkasa itu orang yang ahli gulat dan lekas marah, tetapi orang
gagah itu adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah (HR. Bukhari)
Cara mengendalikan marah adalah sebagai berikut:

1. Bila marah, segeralah mengambil air wudlu


2. Bila marah sedang berdiri segeralah duduk, bila sedang duduk segeralah berbaring
3. Bila marah, segeralah membaca ta’awudz:
Dusta atau bohong adalah mengatakan sesuatu yang tidak benar. Maksudnya apa yang dikatakan tidak
sesuai dengan kenyataan
٢٨ :‫ ِإنَّ هَّللا َ ال َي ْهدِي َمنْ ه َُو مُسْ ِرفٌ َك َّذابٌ (المؤمن‬.B
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta. (QS. Al
Mukmin [40]: 28)

Cara menghindari sifat dusta antara lain:

1. Sebelum berbicara harus dipikirkan terlebih dahulu


2. Jika ada orang lain yang berdusta, segera diperingatkan
3. Bertemanlah dengan orang baik dan jujur
4. Hendaknya selalu ingat bahwa bohong itu dosa, dapat merugikan.
Namimah artinya mengadu domba orang. Maksudnya seseorang memindahkan kejelekan orang ke
tengah-tengah orang banyak, dengan tujuan agar mereka membenci atau memusuhinya.
Namimah ini termasuk sifat tercela yang dilarang dalam ajaran Islam, bahkan termasuk dosa besar. Allah
berfirman dalam surat al Qalam [68]: 10-11 sebagai berikut:

ٍ ‫َّاز َم َّشا ٍء ِب َنم‬


)١١-10 :‫ِيم (القلم‬ ٍ ‫ َهم‬. ‫ين‬ ٍ ‫َوال ُتطِ عْ ُك َّل َحال‬
ٍ ‫ف َم ِه‬
Artinya: Dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang
kian ke mari menghambur fitnah, (QS. Al Qalam [68]: 10-11)

Khianat terbagi menjadi 3 macam:

1. Khianat kepada allah SWT. Yaitu mendustakan hukum-hukum atau ketentuan yang terdapat dalam
kitab suci alquran. misalnya: mengakui keberadaan Allah tapi dia mendustakan Allah termasuk
menduakan Allah;
2. Khianat kepada Rasululaah SAW. Yaitu orang yang tidak mengikuti contoh-contoh ibadah Rasululaah
SAW yang telah dijelaskan dalam sunnahnya. Misalnya: melaksanakan shalat tidak seperti yang
dicontohkan roleh Rasululaah SAW atau melebih-lebihkan suatu perkara ibadah yang tidak dicontohkan
oleh Rasululaah SAW;
3. Khianat kepada sesama manusia. Artinya mengingkari kepercayaan yang telah dipercayakan kepadanya
seperti siswa dipercaya menyampaikan surat kepada orang tuanya tapi tidak disampaikan.
Dalam pengertian umum, zhalim adalah menempatkan sesuatu bukan pada tempat yang semestinya

Conto Hasud: susah melihat orang lain senang, senang melihat orang lain susah
Lingkungan dalam Bahasa Arab disebut bi’ah, dan sekarang di Indonesia disebut dengan lingkungan
hidup. Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup disebut Ekologi
Dalil larangan merusak lingkungan

‫ِين‬ ِ \‫ص\ال ِح َها\ َو ْاد ُع\\وهُ َخ ْو ًف\\ا َو َط َم ًع\\ا ِإنَّ َرحْ َم\ َة هَّللا ِ َق‬
َ ‫\ريبٌ م َِن ْالمُحْ ِس\ن‬ ِ ْ‫َوال ُت ْفسِ ُدوا فِي األر‬
ْ ‫ض َبعْ دَ ِإ‬
)٥٦ :‫(األعراف‬
Artinya: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan
Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al A’raf [7]: 56)

Kita harus mencintai dan memelihara kebersihan, baik kebersihan jasmani maupun kebersihan rohani.
Kebersihan jasmani yaitu bersih dari hadats, dari kotoran, dan dari najis. Sedangkan kebersihan rohani
adalah bersih hati dan pikiran dari sifat-sifat tercela dan bersih anggota badan dari segala dosa

Dalil Cinta Kebersihan

َ ‫ِإنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ال َّتوَّ ِاب‬


َ ‫ين َو ُيحِبُّ ْال ُم َت َطه ِِّر‬
)222 :‫ين (البقرة‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri. (QS. Al Baqarah [2]: 222)

memanfaatkan binatang sebagai lahan untuk peternakan. Allah berfirman:

ٍ ‫ُكلُوا َوارْ َع ْوا َأ ْن َعا َم ُك ْم ِإنَّ فِي َذل َِك آل َيا‬


)54 :‫ت ألولِي ال ُّن َهى (طه‬
Artinya: Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal. (QS. Thaha [20]: 54)

Bahkan kalau kita menengok sejarah para nabi dan rasul, ternyata pada umumnya mereka adalah
penggembala ternak, sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits:

‫ث هَّللا ُ َن ِب ًّي\\ا ِإاَّل َر َعى ْال َغ َن َم‬ َ ِّ‫َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َعنْ ال َّن ِبي‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل َم\\ا َب َع‬
)‫يط َأِلهْ ِل َم َّك َة (رواه البخاري‬ َ ‫ار‬ ِ ‫ت رْ َعا َها َع َلى َق َر‬
‫ت َف َقا َل َن َع ْم ُك ْن ُ َأ‬
َ ‫َف َقا َل َأصْ َحا ُب ُه َوَأ ْن‬
Artinya: Allah tidak mengutus seorang nabi pun melainkan ia pernah menggembala kambing. Lalu para
sahabat bertanya: Bagaimana engkau ya rasulallah ? Nabi bersabda: Aku pun pernah mengembala kambing
milik orang-orang Makkah dengan mendapatkan upah beberapa qirath. (HR. Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai