Anda di halaman 1dari 6

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokaatuhu

Alhamdulillahirabbil aalamin Wassolatuwassalaamu alaasyrafilanbiyaaiwalmursaliin


Sayyidina muhammadin Wa alaa Alihiasohbihiiajmain ammaabadu

.
Para Alim Ulama, kepala sekolah serta guru-guru yang saya hormati

Dan tidak lupa pula teman-teman sekalian yang saya sayangi

Puji syukur Alhamdulillah, kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wataala, dimana pada
kesempatan ini kita dapat berkumpul ditempat yang sangat mubarokah ini.

Sholawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurah limpahkan keharibaan baginda Nabi
Muhammad SAW. Karena dengan perjuangan beliaulah kita dapat terangkis dari alam
kegelapan menuju alam yang terang benderang.

pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Iman dan Hadis tentang Kebersihan
dalam Kehidupan

Allah adalah pencipta langit dan bumi, termasuk hal-hal eskatologi (tidak tampak) yang
diciptakan, pemberi beberapa nikmat yang tidak mampu direalisasikan dalam hitungan
jumlah, serta Dzat yang wajib disembah. Sudahlah kewajiban bagi makhluk Nya untuk
mensyukuri nikmatnya, yaitu selain mengucapkan dengan lisan juga mesti harus
memanfaatkan nikmat tersebut dengan sebaik-sebaiknya. Seorang Muslim mempunyai
kewajiban menjaga beberapa nikmat yang telah diberikan, seperti menjaga kelestarian,
kebersihan dan keindahan alam agar tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari secara terus
menerus. Allah berfirman dalam Q.S Ar Ruum 41 bahwa sebenarnya kerusakan- kerusakan
baik di daratan maupun di lautan tidak lain hanyalah kesalahan atau campur tangan manusia
itu sendiri.

Penciptaan Allah yang paling mulia di bumi adalah manusia karena dalam diri manusia,
Allah menciptakan hati, di mana hati adalah wadah keimanan seseorang. Hati itu perlu dijaga
dan dirawat melalui kebersihan lahir dan batin, agar mampu terealisasikan dalam bentuk
sifat-sifat yang terpuji, sebagai bentuk salah satu sifat seorang muslim. Oleh karena itu,
petunjuk iman merupakan salah satu nikmat yang paling agung dan paling utama dari
pemberian Allah.
Hadirin sekalian

Kata iman berasal dari madli " - -", sedangkan iman merupakan kebalikan dari
kufr, dan iman bermakna membenarkan kebalikan dari membohongi. Di dalam al-Quran
disebutkan:

Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah
beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah Kami sebagaimana orang-orang yang bodoh
itu telah beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi
mereka tidak tahu.(al-Baqarah: 13)Menurut At Tobari yang dimaksud (
)adalah ketika diucapkan kepada orang-orang yang disifati Allah bahwa mereka
mengucapkan ( ) yaitu mereka membenarkan Nabi Muhammad
dan ajaran yang dibawa dari Allah. Sebagaimana dalam keterangan hadits dari Ibn Abbas

): :

: : (
[ 2]

Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa.
Tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu.

Iman tidak hanya terealisasikan lewat mulut saja, akan tetapi juga harus diringi amal atau
bukti konkretnya. Dan iman juga tidak hanya berupa kepercayaan terhadap surga, akan tetapi
iman adalah akidah yang memenuhi hati dan memunculkan pengaruh. Diantara pengaruh
iman, Allah dan Rasul Nya harus lebih dicintai daripada yang lainnya dan harus dibuktikan
secara konkret, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun pelaksanaan. Jika kegiatan tersebut
tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka akan memungkinkan terjadinya dikotomi
keimanan dan akidah akan goncang. Allah mengindikasikan dalam Q.S At Taubah 24 dengan
pemahaman bahwa siapa saja yang lebih mencintai suatu yang kalian miliki daripada Allah,
Rasul Nya, dan perjuangan di jalan Nya. Maka Allah akan mendatangkan perintah (siksaan)
Nya.

Iman mendapat apresiasi yang sempurna jika iman didasarkan hanya pada cinta hakiki, yaitu
cinta kepada Allah, Rasul Nya, syariat yang telah diwahyukan. Di dalam hadits terdapat
keterangan :








[ 4]

Terdapat tiga orang yang akan memperoleh kenikmatan iman yaitu: Pertama: Allah dan
Rasul Nya lebih dicintai oleh seseorang daripada yang lain. Kedua, orang yang tidak
mencintai orang lain karena hanya Allah. Ketiga, orang yang tidak ingin kembali kepada
kekafiran sebagaiman dia tidak ingin terlempar ke dalam neraka".

Iman merupakan bentuk hubungan yang variabel, ia akan menghubungkan orang-orang


mukmin dengan Allah dilandaskan rasa cinta, ia akan tetap mengatur hubungan orang-orang
mukmin dengan yang lainnya atas dasar kasih saying, ia juga akan mampu menetapkan
orang-orang mukmin dengan para musuh atas dasar kekerasan.

Hadirin sekalian yang berbahagia

Setelah menguraikan iman dengan sedikit pemaparan disini juga dapat dalam kehidupan
sehari-hari, baik hubungan terhadap sesama manusia maupun manusia dengan
lingkungannya.

Dalam hal ini, terdapat keterkaitan yang fundamental mengenai wilayah kebersihan.
Kebersihan merupakan salah satu hal baik sebagai cerminan rasa iman. Akan tetapi dalam
ranah kebersihan, Suci dan bersih itu berbeda. Orang yang bersih belum tentu disebut suci,
dan juga sebaliknya. Misalkan orang yang dalam keadaan hadats, baik hadats besar maupun
hadats kecil belum bisa dikatakan suci sehingga seseorang itu mandi besar jika hadats besar
dan wudhu jika hadats kecil. Orang yang beriman itu harus suci, baik badannya, pakaiannya,
maupun tempatnya, lebih-lebih dalam hal ibadah. Sebagaimana Allah berfirman:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan
kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.(al-Maidah: )6

Di dalam hadits Nabi saw. juga disebutkan:

Nabi mengatakan kebersihan sebagian dari iman, sebagian ahli tafsir memaknai at thohur
di sini meninggalkan dosa. Nabi juga berkata iman ada 2 macam yaitu, mengerjakan perintah
dan meninggalkan larangan, dengan kata lain membersihkan jiwa dengan meninggalkan
masiat.

Pemahaman hadits tersebut, bahwa bersih juga meliputi bersihnya hati melalui cara iffah
yaitu menjaga dari hal-hal yang kurang jelas.
Arti lain dari Nadhif adalah thahir (suci), sebagaimana hadits:















] [7

) : ( , ) ( ,
, ) (
) ( ) ( . :
, : , : .

Allah itu Zat yang suci menyukai kesucian, dan yang Zat yang bersih menyukai kebersihan.
(Allah itu , di sini ialah Yang dimaksud dengan kalimat
suci dari sifat-sifat yang kurang dan bersih dari cacat-cacat). Sedangkan Allah menyukai
kesucian ialah menyukai dan meridhoi amal hamba Nya yang dilakukan dengan suci tingkah
lakunya.[8]

Matan hadits ini dirasa sesuai dengan hadits-hadits yang sepadan dengannya, meski telah
diindikasikan pada hadits tersebut bahwa terdapat banyak perowi yang menentangnya atau
menganggap munkar, matruk, dll. Mungkin perowi-perowi tersebut menganggap demikian
karena Nabi tidak pernah meriwayatkan hadits itu, dan hadits tersebut termasuk Menurut
tinjauan penulis, hadits tersebut tetap dapat dipakai sebagai pedoman karena tidak
bertentangan dengan teks dalam Al Quran, akan tetapi pengamalannya disesuaikan dengan
situasi dan kondisi. Nabi bersabda:

Artinya: Kebersihan adalah separoh dari iman.[9]

Bersih dan suci itu mempunyai banyak bentuk, di antaranya:

Membersihkan tujuan, Seseorang jika ingin mendapat pertolongan Allah, maka harus
membersihkan atau memurnikan niat semata-mata karena Allah. Karena itu, ia tidak berani
jika melakukan suatu perintah kecuali telah mantab terlebih dahulu keikhlasan niatnya karena
Allah SWT.

Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah


untuk Allah, Tuhan semesta alam.

Memurnikan tauhid,- Tauhid mengesakan Allah, tiada lain Dzat yang wajib disembah,
membersihkan dari ketergantunganhati selain kepada Allah. Jika terjadi yang sebaliknya
berarti menjadi bentuk kemusyrikan, yaitu menyekutukan atau menyamakan Allah dengan
yang lainnya.

Memurnikan ittiba (mengikuti sunnah Nabi),- Seseorang dituntut memurnikan tujuan (niat),
maka juga dituntut membersihkan perbuatan. Jadi, ia tidak akan melaksanakan suatu
perbuatan melainkan perbuatan itu sesuai syariat Islam dan benar-benar ittiba kepada
petunjuk Rasulullah.[10]

Dari ketiga term tersebut, penulis memberi contoh seperti sholat. Sholat tersebut harus
didasarkan pada jiwa yang bersih, baik lahir yang meliputi bersih dari kotoran (najis) dan
juga batin yang meliputi bersih dari niat jelek.

Al hasil, bahwa kebersihan itu terbagi menjadi 2 bagian: Kebersihan lahir, yaitu bersih dari
hadats dan kotoran serta Kebersihan batin, yaitu bersih dari sifat tercela, sifat yang menodai
hati, dll.

Dalam penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa


Iman menjadi bagian yang utama dan paling utama dalam pembentukan jiwa yang kuat, dan
merupakan cara awal menuju pendekatan kepada Allah SWT. Seseorang yang iman yaitu
percaya kepada Allah dan Rasul Nya, akan selalu menjalankan segala perintah Nya dan
menjauhi segala larangan Nya, dengan harapan semata-mata mencari ridho Allah SWT.

Kebersihan lahir dan batin menjadi karakter seorang muslim yang beriman. Sesuai dengan
hadits Nabi yang berbunyi bahwa Kebersihan adalah sebagian dari iman. Bentuk
kebersihan diantaranya, yaitu: Membersihkan tujuan, Memurnikan tauhid (Allah),
Memurnikan ittiba kepada Rasulullah (sunnah Nabi)

Iman dan kebersihan dapat memotivasi seseorang untuk melaksanakan ibadah, yakni: Iman
seseorang tidak bergantung kepada yang lainnya, sedangkan kebersihan member dampak
positif terhadap lingkungan sekitar, Iman mempercayai adanya Allah dan kebersihan
sebagian dari iman, Iman dan kebersihan (hati) sebagai pengendali sikap dan ucapan, karena
seorang muslim yang memiliki keduanya akan berpikir sebelum melakukannya.

Dan demikian sambutan dari saya, kurang dan lebihnya saya mohon maaf yang sebenarnya.

Akhirulkalam, Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokaatuhu.

Anda mungkin juga menyukai