Anda di halaman 1dari 4

Nama: Diah Maulida

NIM: 230101080
Kelas: PAI 1C
Mata Kuliah: Hadist

1. Hadis yang relevan mengenai keimanan seseorang yang dapat bertambah dan
berkurang adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. yang berbunyi:

‫ب‬ َ ِ‫علَى ح‬
ِ ‫س‬ ْ َ‫ "إِ َذا أ‬:‫س هل َم‬
َ ُ‫صبَ َح ا ْلعَ ْب ُد كَا َنتْ نَ ْفسُه‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫صلهى ه‬
َ ‫َّللا‬ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل ه‬:َ‫ع ْنهُ قَال‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫عنْ أَ ِبي ه َُري َْرةَ َر ِض َي ه‬
َ ‫َّللا‬
)‫ور" (صحيح البخاري‬ ٍ ‫ب َوا ْلفُ ُج‬ ِ ‫ َويُ ْنقِصُ بِا ْل ِكب ِْر َوا ْل ِك ِذ‬،ِ‫ص ْدقَة‬
‫ فَيُ ْرفَ ُع ا ْلقَد َُر بِالته ْعبُ ِد َوالص َهَل ِة وال ه‬،ِ‫قَد ٍْر إِي َمانِه‬

Artinya:
“Dari Abu Hurairah ra. dia berkata: Rasulullah saw. bersabda, 'Ketika seorang hamba
bangun di pagi hari, keadaannya tergantung pada sejauh mana tingkat keimanan dalam
dirinya. Keimanan dapat meningkat melalui ibadah, shalat, dan sedekah, sedangkan
keimanan berkurang oleh sikap sombong, berbohong, dan perbuatan dosa”.
Dalam hadis ini, Rasulullah saw. menjelaskan bahwa tingkat keimanan seseorang dapat
berubah tergantung pada tindakan dan perilaku mereka. Melalui amal ibadah yang
besifat positif seperti shalat dan sedekah, keimanan kita dapat meningkat, sementara
dengan kita melalukan perilaku negatif seperti kesombongan, kebohongan, dan dosa
lainnya dapat mengurangi keimanan. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga amal
ibadah dan tingkah laku yang baik untuk menjaga dan meningkatkan keimanan
seseorang.
• Proses keimanan seseorang dapat bertambah jika seseorang selalu melaksanakan
ibadah seperti shalat, puasa, membaca Al-Qur'an, berdzikir kepada Allah,
mengamalkan sunnah rasulullah, Mempelajari dan memahami ajaran Islam juga dapat
meningkatkan keimanan. Semakin seseorang memahami agama, semakin kokoh
keyakinannya. Hal ini dikarenakanibadah memperkuat ikatan spiritual dengan Allah.
Faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi keimanan kita, oleh karena itu, jika kita
ingin iman kita terjaga maka kita harus selalu bersama orang-orang yang selalu
melakukan amal kebaikan.
• Proses keimanan seseorang dapat berkurang jika seseorang mengerjakan perbuatan
dosa, lalai dalam beribadah, terlalu mengutamakn kepentingan dunia seperti,
meninggalkan shalat, puasa, tidak membaca Al-Qur'an. Ketika seseorang menjadi
sombong dan cenderung menjalani kehidupan yang hanya berorientasi pada
kenikmatan dunia, fokus pada aspek spiritual bisa terkikis.
Jadi, proses bertambahnya atau berkurangnya keimanan adalah hasil dari tindakan, niat,
dan perilaku individu. Memelihara amal ibadah, berusaha menjauhi dosa, dan
memperdalam pemahaman agama adalah cara-cara untuk menjaga dan meningkatkan
keimanan, sementara perilaku buruk dan kesalahan dapat mengakibatkan penurunan
keimanan. Keimanan adalah dinamis dan memerlukan perhatian konstan untuk
memeliharanya.

2. Pemahaman saya mengenai hadis ini adalah bahwa dalam Islam, setiap orang yang
beriman kepada Allah dan hari akhir diwajibkan untuk menghormati dan memuliakan
tamu,. Ini mencerminkan prinsip-prinsip keramahan, kasih sayang, dan kedamaian
yang dalam agama Islam.. Agama Islam menekankan pentingnya menyambut tamu
dengan baik, menyuguhkan mereka makanan dan minuman, serta memberikan
perhatian dan keramahan sebagai tindakan yang sangat baik.
Hadis yang terkait mengenai kewajiban melayani dan menghormati tamu:

، ُ‫ ي َْو ٌم َولَ ْيلَة‬: ‫ يَا َرسُ ْو َل للاِ ؟ قَا َل‬، ‫ َو َما جَائِزَ ت ُ ُه‬: ‫ َقا َل‬.ُ‫ض ْيفَهُ جَائِزَ تَه‬
َ ‫هلل َوا ْلي َْو ِم اآلخِ ِر فَ ْليُك ِْر ْم‬
ِ ‫َمنْ كَانَ يُؤْ مِ ُن ِبا‬
َ
‫عل ْي ِه‬ ٌ َ
َ ‫ص َدقة‬ َ َ َ ُ َ َ ُ َ
َ ‫ َو َما كَانَ َو َرا َء ذ ِلكَ فه َُو‬، ‫ضيَافة ث ََلثة أي ٍهام‬ ‫َوال ه‬

Artinya:
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya
dengan memberikannya hadiah". Sahabat bertanya, "Apa hadiahnya itu, wahai
Rasulullah?" Beliau menjawab: "(Menjamunya) sehari semalam. Jamuan untuk tamu
adalah tiga hari dan selebihnya adalah sedekah." (HR Al-Bukhari No. 6019)

3. • Makna Niat
Hadisini mengandung makna bahwa niat atau tujuan seseorang dalam menjalankan
suatu amal sangat penting. Amal perbuatan hanya akan mendapatkan nilai atau pahala
yang sesuai dengan niatnya. Jadi, jika seseorang melakukan suatu amal kebaikan
dengan niat ikhlas karena Allah, dia akan mendapat balasan pahala dari Allah swt..
Namun, jika seseorang melakukan hal yang sama dengan niat yang kurang baik, seperti
mencari keuntungan dunia atau mencari pasangan, maka seseorang itu hanya akan
mendapatkan apa yang dia niatkan.
Hadis ini menekankan pentingnya menjaga dan melusruskan niat dalam berbagai
tindakan dan amal yang dilakukan dalam agama Islam.
Jadi, niat dalam melakukan sesuatu itu adalah faktor penentu utama di mata Allah.
Dengan kata lain, tujuan dan niat di dalam hati kita saat melaksanakan suatu amal
ibadah lebih penting daripada tindakan fisik itu sendiri.
• Kedudukan Niat
Niat merupakan dasar dari semua tindakan ibadah dalam Islam dan memiliki peran
penting dalam praktik keagamaan. Perbuatan baik yang tidak dilandasi oleh niat yang
tulus tidak akan mendatangkan pahala di hadapan Allah. Sebaliknya, niat yang tulus
dan murni kerena Allah akan memberikan makna yang sejati pada setiap perbuatan
baik yang kita lakukan.

4. Pendapat saya mengenai apakah mukmin yang kuat lebih dicintai daripada mukmin
yang lemah, semua itu tergantung pada konteks budaya, agama, atau keyakinan
individu. Beberapa orang mungkin percaya bahwa mukmin yang memiliki keyakinan
yang kuat dan amal ibadah yang konsisten lebih dihargai dalam agama mereka. Namun,
pemahaman lainnya mungkin mengutamakan kasih sayang, empati, dan pengertian
terhadap semua individu tanpa memandang sejauh mana keyakinan mereka. Agama
dan filsafat seringkali mengajarkan nilai-nilai seperti kerendahan hati, kedermawanan,
dan toleransi terhadap perbedaan.
Perlu diingat bahwa setiap seseirang itu memiliki perjalanan spiritualnya sendiri, dan
penghargaan atau cinta dalam konteks agama sering kali berkaitan dengan hubungan
pribadi antara individu dan Tuhan mereka.

Hadis yang berkaitan dengan mukmin yang kuat lebig dicintai daripada mukmin yang
lemah:
ِ ‫ ا ْل ُمؤْ مِ ُن ا ْلقَ ِوي َخي ٌْر َوأَحَب ِإلَى‬: ‫سله َم‬
َ‫للا مِ ن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫صلهى‬
َ ‫للا‬ َ ‫للا‬ِ ‫سو ُل‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ع ْنهُ قَال‬ ُ ‫عَنْ أَ ِبي ه َُري َْرةَ َر ِض َي‬
َ ‫للا‬
َ‫ ل ْو‬:ْ‫ َوإِنْ أَصَابَكَ ش َْي ٌء فَ ََل تَقُل‬، َ‫ستَ ِعنْ بِاهللِ َو ََل تَ ْع َجز‬ َ ْ
ْ ‫على َما يَنفعُكَ َوا‬ َ َ ‫ص‬ ْ ‫ إِحْ ِر‬، ‫ َوفِي ك ُِل َخي ٌْر‬،‫ِيف‬
ِ ‫صع‬ ‫ا ْل ُمؤْ مِ ِن ال ه‬
‫طان‬ َ ‫ش ْي‬
‫ع َم َل ال ه‬َ ‫ فَ ِإنه لَ ْو تَ ْفتَ ُح‬،َ‫ قَد َُر للاِ َو َما شَا َء فَعَل‬:ْ‫ َولَ ِكنْ قُل‬، ‫أتِي فَعَ ْلتُ كَانَ َكذَا َو َكذَا‬

“ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata, Rasûlullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh Azza wa
Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-
sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan
kepada Allah (dalam segala urusanmu) serta jinganlah sekali-kali engkau merasa
lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, Seandainya aku
berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu, tetapi katakanlah, Ini telah
ditakdirkan Allah, dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki, karena ucapan
seandainya akan membuka (pintu) perbuatan syaitan”.

5.
ِ ‫َّللا بِ َك ِل َم ٍة سَمِ ْعتُهَا مِ نْ َرسُو ِل ه‬
- - ‫َّللا‬ ُ ‫س ِن عَنْ أَبِي بَك َْرةَ قَا َل لَقَ ْد نَفَعَنِي ه‬ َ ‫ف ع َِن ا ْل َح‬ ٌ ‫َح هدثَنَا عُثْ َما ُن ْب ُن ا ْل َه ْيثَ َم َح هدثَنَا ع َْو‬
‫س قَ ْد َمتهكُوا‬ َ َ
َ ‫َّللا ﷺ أنه أ ْه َل فَ ِار‬ ُ
ِ ‫ب ا ْل َج َم ِل فَأقَاتِ َل َمعَ ُه ْم قَا َل لَ هما بَلَ َغ َرسُو َل ه‬
ِ ‫صحَا‬ َ
ْ ‫ق ِبأ‬َ ‫ بَ ْع َد َما ِكدْتُ أَنْ أَ ْل َح‬، ‫أَيها َم ا ْل َج َم ِل‬
‫ام َرأَة‬
ْ ‫علَ ْي ِه ْم ِب ْنتَ ِكس َْرى قَا َل « لَنْ ُي ْف ِل َح قَ ْو ُم َوله ْوا أَ ْم َرهُ ُم‬ َ

Artinya, "Dari Utsman bin Haitsam dari Auf dari Hasan dari Abi Bakrah berkata: 'Allah
memberikan manfaat kepadaku dengan sebuah kalimat yang kudengar dari Rasulullah
SAW pada hari menjelang Perang Jamal, setelah aku hampir membenarkan mereka
(Ashabul Jamal) dan berperang bersama mereka. Ketika sampai kabar kepada
Rasulullah SAW bahwa bangsa Persia mengangkat putri Kisra sebagai pemimpin,
beliau bersabda Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka
kepada wanita."(HR Al-Bukhari).

Hadis ini mengandung pesan yang diterima oleh Abi Bakrah setelah peristiwa yang
hampir membuatnya mendukung pihak yang terlibat dalam Perang Jamal. Dalam hadis
ini, Abi Bakrah menyampaikan bahwa Rasulullah SAW pernah memberikan nasihat
yang menyoroti bahwa suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada wanita
tidak akan berhasil. Pesan ini muncul setelah Rasulullah SAW mendengar kabar bahwa
bangsa Persia mengangkat seorang putri Kisra sebagai pemimpin.
Dalam konteks ini, Rasulullah SAW menyiratkan bahwa kepemimpinan wanita dalam
pemerintahan mungkin tidak dianggap beruntung atau berhasil dalam suatu masyarakat.

Kepemimpinan wanita dalam Islam memang ada perbedaan pandangan di kalangan


ulama dan masyarakat Muslim. Beberapa ulama menunjukkan bahwa wanita dapat
memimpin dalam konteks tertentu, seperti dalam masalah agama, seperti yang
diperlihatkan oleh peran Aisyah dan Umm Waraqah. Namun, sebagian ulama lainnya
merujuk pada hadis Ibn Umar yang melarang wanita memimpin dalam pemerintahan
negara atau militer. Namun, penting untuk diingat bahwa interpretasi hadis ini bisa
bervariasi diantara ulama dan masyarakat Muslim, dan tidak semua orang akan sepakat
dengan pandangan yang sama tentang peran wanita dalam kepemimpinan politik.
Dengan begitu banyak sudut pandang dan variasi dalam interpretas hadis, kontroversi
ini mencerminkan keragaman dalam komunitas Muslim, dan solusinya mungkin
tergantung pada konteks dan interpretasi yang diberikan oleh para ulama.

Anda mungkin juga menyukai