Anda di halaman 1dari 6

Sifat-Sifat Wali Allah

khotbahjumat.com/5903-sifat-sifat-wali-allah.html

September 6, 2021

Khutbah Pertama:

‫ﱠ‬
‫ ﻣﻦ‬، ‫ وﻧﻌﻮذ ﺑﺎﷲ ﻣﻦ ﺷﺮور أﻧﻔﺴﻨﺎ وﺳﯿﺌﺎت أﻋﻤﺎﻟﻨﺎ‬، ‫إن اﻟﺤﻤﺪ ﷲ ﻧﺤﻤﺪه وﻧﺴﺘﻌﯿﻨﻪ وﻧﺴﺘﻐﻔﺮه وﻧﺘﻮب إﻟﯿﻪ‬

‫ وأﺷﻬﺪ‬، ‫ وأﺷﻬﺪ أن ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲُ وﺣﺪه ﻻ ﺷﺮﯾﻚ ﻟﻪ‬، ‫ وﻣﻦ ﯾﻀﻠﻞ ﻓﻼ ﻫﺎدي ﻟﻪ‬، ‫ﯾﻬﺪه اﷲ ﻓﻼ ﻣﻀﻞ ﻟﻪ‬

‫ ﻣﺎ ﺗﺮك ﺧﯿﺮاً إﻻ‬، ‫ وﻣﺒﻠﱢ ُﻎ اﻟﻨﺎس ﺷﺮﻋﻪ‬، ‫ وأﻣﯿﻨﻪ ﻋﻠﻰ وﺣﯿﻪ‬، ‫ وﺻﻔﯿﱡﻪ وﺧﻠﯿﻠﻪ‬، ‫أن ﻣﺤﻤﺪاً ﻋﺒﺪه ورﺳﻮﻟﻪ‬

‫ أﻣﺎ‬، ‫ وﻻ ﺷﺮاً إﻻ ﺣﺬرﻫﺎ ﻣﻨﻪ ؛ ﻓﺼﻠﻮات اﷲ وﺳﻼﻣﻪ ﻋﻠﯿﻪ وﻋﻠﻰ آﻟﻪ وﺻﺤﺒﻪ أﺟﻤﻌﯿﻦ‬، ‫دل اﻷﻣﺔ ﻋﻠﯿﻪ‬

‫ ﺑﻌﺪ‬:

Ayyuhal mukminun ibadallah,

Bertakwalah kepada Allah. sungguh dalam ketakwaan itu terdapat ganti dari segala
sesuatu. Sementara itu tidak ada yang bisa menggantikan ketakwaan. Takwa kepada
Allah artinya adalah menaati Allah berdasarkan petunjuk dari Allah dan berharap pahala
dari-Nya. Serta meninggalkan semua yang Dia larang berdasarkan petunjuk dari-Nya dan
takut akan adzab-Nya.

Ayyuhal mukminun ibadallah,

1/6
Di dalam Alquran, banyak sekali Allah menyebutkan tentang sifat-sifat wali-wali-Nya.
Allah menyebutkan mereka dengan memuliakan mereka. Allah jelaskan tentang
agungnya kedudukan mereka. Dan juga tentang besarnya pahala yang mereka dapatkan
nanti di sisi Allah. Di antaranya, Allah sebutkan mereka di awal-awal surat Al-Baqarah. Di
pertengahan dan di akhirnya. Di awal surat Al-Anfal. Di awal-awal surat Al-Mukminun. Di
pertengahan surat Al-Ma’arij. Dan lain-lain.

Ayyuhal mukminun ibadallah,

Para ulama berusaha mencari faidah, mengapa Allah berulang-ulang menyebutkan sifat-
sifat wali-Nya dan menerangkan bahwa mereka akan mendapatkan pahala yang besar.
Setidaknya ada dua alasan:

Pertama: Agar orang-orang yang beriman bersemangat untuk berhias dengan sifat-sifat
tersebut. Tujuan akhirnya, agar mereka menggapai derajat yang tinggi dan pahala yang
besar.

Kedua: Agar kehadiran mereka di tengah manusia itu menjadi penyejuk bukan menjadi
orang yang dibenci. Apalagi Allah Ta’ala menyatakan permusuhan kepada orang-orang
yang memusuhi wali-wali-Nya.

Ayyuhal mukminun,

Untuk memahami sifat-sifat wali Allah dalam kesempatan yang singkat ini, rasanya kita
cukup merenungi firman Allah Ta’ala dalam surat Yunus. Allah Ta’ala berfirman,

ْ ‫( ﻟَ ُﻬ ُﻢ ْاﻟﺒ‬63)‫ﻮن‬
‫ُﺸ َﺮى ﻓِﻲ‬ َ ‫( اﻟﱠﺬ‬62) ‫ﻮن‬
َ ‫ِﯾﻦ آَ َﻣﻨُﻮا َو َﻛﺎﻧُﻮا ﯾَﺘﱠ ُﻘ‬ ِ ‫ف َﻋﻠَﯿ‬
َ ُ‫ْﻬ ْﻢ َو َﻻ ُﻫ ْﻢ ﯾَ ْﺤ َﺰﻧ‬ ‫أَ َﻻ إ ﱠن أَ ْوﻟِﯿَﺎ َء ﱠ‬
ٌ ‫اﷲِ َﻻ َﺧ ْﻮ‬ ِ
‫ِﻚ ُﻫ َﻮ ْاﻟ َﻔ ْﻮ ُز ْاﻟ َﻌ ِﻈﯿ ُﻢ‬ ‫ﺎت ﱠ‬
َ ‫اﷲِ َذﻟ‬ َ ‫ْاﻟ َﺤﯿَﺎ ِة اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َوﻓِﻲ ْاﻵ ِﺧ َﺮ ِة َﻻ ﺗَ ْﺒﺪ‬
ِ ‫ِﯾﻞ ﻟِ َﻜﻠِ َﻤ‬

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu
bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam
kehidupan} di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang
demikian itu adalah kemenangan yang besar.” [Quran Yunus: 62-64]

Jadi, siapa yang beriman dan bertakwa mereka itulah wali Allah. oleh karena itu,
tingkatan kewalian seseorang tergantung kadar keimanan dan ketakwaannya. Kalau
keimanannya bertambah dan tinggi, tinggi pula kewaliannya. Siapa yang kurang, kurang
pula kewaliannya.

Ibadallah,

Ada juga sebuah hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan siapa
wali-wali Allah itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah berfirman,

2/6
‫آذ ْﻧﺘُ ُﻪ ﺑِ ْﺎﻟ َﺤ ْﺮ ِب‬
َ ‫ﺎ َﻓ َﻘ ْﺪ‬‫َﻣ ْﻦ َﻋﺎدَى ﻟِﻲ َوﻟِﯿ‬

“Siapa yang memusuhi wali-waliku, maka kuumumkan perang kepada mereka.”

Hadits ini membuat orang yang membacanya bertanya-tanya, siapa wali-wali Allah itu.
Kemudian kelanjutan hadits, Allah menyebutkan wali-walinya dengan menyebutkan
perbuatan mereka.

‫ِﻞ َﺣﺘﱠﻰ‬ ُ ‫ َو َﻣﺎ ﯾَ َﺰ‬، ‫ﺿ ُﺖ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ‬


ِ ‫ال َﻋ ْﺒﺪِي ﯾَﺘَ َﻘ ﱠﺮ ُب إِﻟَ ﱠﻲ ﺑِﺎﻟﻨﱠ َﻮاﻓ‬ ْ ‫َو َﻣﺎ ﺗَ َﻘ ﱠﺮ َب إِﻟَ ﱠﻲ َﻋ ْﺒﺪِي ﺑِ َﺸ ْﻲ ٍء أَ َﺣ ﱠﺐ إِﻟَ ﱠﻲ ِﻣﻤﱠﺎ ْاﻓﺘَ َﺮ‬

ِ ‫ َوﯾَ َﺪ ُه اﻟﱠﺘِﻲ ﯾَﺒ‬، ‫ْﺼ ُﺮ ﺑِ ِﻪ‬


ِ ‫ﺼ َﺮ ُه اﻟﱠﺬِي ﯾُﺒ‬ ُ
ُ ‫ْﻄ‬
‫ َو ِر ْﺟﻠَ ُﻪ‬، ‫ﺶ ﺑِ َﻬﺎ‬ َ َ‫ َوﺑ‬، ‫ َﻓﺈِ َذا أَ ْﺣﺒَﺒْﺘُ ُﻪ ُﻛ ْﻨ ُﺖ َﺳ ْﻤ َﻌ ُﻪ اﻟﱠﺬِي ﯾَ ْﺴ َﻤ ُﻊ ﺑِ ِﻪ‬، ‫أ ِﺣﺒﱠ ُﻪ‬
‫ﯿﺬﻧﱠ ُﻪ‬ ُ َ ‫ﺎذﻧِﻲ‬
َ ‫ﻷ ِﻋ‬ َ ‫اﺳﺘَ َﻌ‬ ُ َ ‫ وإ ْن َﺳﺄَﻟَﻨِﻲ‬، ‫اﻟﱠﺘِﻲ ﯾَ ْﻤ ِﺸﻲ ﺑ َﻬﺎ‬
ْ ‫ َوﻟَﺌ‬، ‫ﻷ ْﻋ ِﻄﯿَﻨﱠ ُﻪ‬
ْ ‫ِﻦ‬ َِ ِ

“Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu (amal shaleh) yang lebih
Aku cintai dari pada amal-amal yang Aku wajibkan kepadanya (dalam Islam), dan
senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal tambahan (yang
dianjurkan dalam Islam) sehingga Aku-pun mencintainya. Lalu jika Aku telah mencintai
seorang hamba-Ku, maka Aku akan selalu membimbingnya dalam pendengarannya,
membimbingnya dalam penglihatannya, menuntunnya dalam perbuatan tangannya dan
meluruskannya dalam langkah kakinya. Jika dia memohon kepada-Ku maka Aku akan
penuhi permohonannya, dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku maka Aku akan
berikan perlindungan kepadanya. Tidaklah Aku ragu melakukan sesuatu yang mesti aku
lakukan seperti keraguan untuk (mencabut) nyawa seorang yang beriman (kepada-Ku),
dia tidak menyukai kematian dan Aku tidak ingin menyakitinya.” [HR. al-Bukhari].

Ayyuhal mukminun,

Dan dalam hadits ini sifat wali Allah itu juga tidak sulit dikenali. Tidak harus sampai
memiliki keajaiban-keajaiban. Di dalam hadits ini sifat wali Allah itu ada dua:

Pertama: mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan yang Dia wajibkan.
Karena Allah menyatakan, “Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan
suatu (amal shaleh) yang lebih Aku cintai dari pada amal-amal yang Aku wajibkan
kepadanya.”

Kedua: Perhatian dengan hal-hal yang hukumnya sunat. Mereka memiliki perhatian
terhadap amalan sunat. Bersemangat mengerjakan. Dan banyak melakukannya.
Semakin mereka banyak ambil bagian, maka semakin besar mereka mendapatkan
bagian kewalian.

Ayyuhal mukminun ibadallah,

3/6
Kewalian ini bukan Cuma pengakuan semata. Atau atribut-atribu seperti pakaian yang
dikenakan. Kewalian itu kesungguhan dan keseriusan dalam beramal ketaatan.
Mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah kepada-Nya. Dan bersungguh-
sungguh menjauhi perbuatan dosa.

Wali adalah seseorang yang serius dalam meraih ridha Allah. bersamaan dengan itu
mereka tidak mensucikan diri mereka. Bahkan mereka merasa takut kalau amal mereka
malah tidak diterima. Allah Ta’ala berfirman,

َ ُ َ ‫َواﻟﱠﺬ‬
‫اﺟﻌُﻮن‬ ِ ‫ﻮن َﻣﺎ آَﺗَ ْﻮا َو ُﻗﻠﻮﺑُ ُﻬ ْﻢ َو ِﺟﻠَ ٌﺔ أﻧﱠ ُﻬ ْﻢ إِﻟَﻰ َرﺑ‬
ِ ‫ﱢﻬ ْﻢ َر‬ َ ُ‫ُﺆﺗ‬
ْ ‫ِﯾﻦ ﯾ‬

“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang
takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan
mereka.” [Quran Al-Mukminun: 60]

Mereka juga mengamalkan firman Allah Ta’ala,

‫َﻓ َﻼ ﺗُ َﺰ ﱡﻛﻮا أَ ْﻧ ُﻔ َﺴ ُﻜ ْﻢ ُﻫ َﻮ أَ ْﻋﻠَ ُﻢ ﺑِ َﻤ ِﻦ اﺗﱠ َﻘﻰ‬

“Janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang
yang bertakwa.” [Quran An-Najm: 32].

Wali Allah adalah orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam ketaatan, tapi mereka
tidak mensucikan diri mereka sendiri.

‫ذﻧﺐ ﻓﺎﺳﺘﻐﻔﺮوه ﯾﻐﻔﺮ ﻟﻜﻢ إﻧﻪ ﻫﻮ‬


ٍ ‫أﻗﻮل ﻫﺬا اﻟﻘﻮل ؛ وأﺳﺘﻐﻔﺮ اﷲ ﻟﻲ وﻟﻜﻢ وﻟﺴﺎﺋﺮ اﻟﻤﺴﻠﻤﯿﻦ ﻣﻦ ﻛﻞ‬
‫ اﻟﻐﻔﻮر اﻟﺮﺣﯿﻢ‬.

Khutbah Kedua:

‫ وأﺷﻬﺪ أن ﻣﺤﻤﺪاً ﻋﺒﺪه ورﺳﻮﻟﻪ ؛ ﺻﻠﻰ‬، ‫ وأﺷﻬ ُﺪ أن ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲُ وﺣﺪه ﻻ ﺷﺮﯾﻚ ﻟﻪ‬، ً‫اﻟﺤﻤﺪ ﷲ ﻛﺜﯿﺮا‬

‫ اﺗﻘﻮا اﷲ ؛ ﻓﺈن ﻣﻦ اﺗﻘﻰ اﷲ وﻗﺎه‬: ‫ أﻣﺎ ﺑﻌﺪ أﯾﻬﺎ اﻟﻤﺆﻣﻨﻮن‬. ‫اﷲ وﺳﻠﻢ ﻋﻠﯿﻪ وﻋﻠﻰ آﻟﻪ وأﺻﺤﺎﺑﻪ أﺟﻤﻌﯿﻦ‬
‫ وأرﺷﺪه إﻟﻰ ﺧﯿﺮ أﻣﻮر دﯾﻨﻪ ودﻧﯿﺎه‬.

Ayyuhal mukminun,

Kewalian adalah kedudukan yang besar dan berkah. Untuk mewujudkannya seorang
hamba membutuhkan dua hal:

4/6
‫‪Pertama: berdoa meminta tolong kepada Allah.‬‬

‫‪Karena semua urusan itu berada di tangan Allah Jalla wa ‘Ala. Dialah yang memberi‬‬
‫‪petunjuk menuju jalan yang lurus. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia‬‬
‫‪kehendaki dan mensucikan siapa yang Dia kehendaki. Semua karunia di tangan-Nya.‬‬
‫‪Karena Dialah yang memiliki karunia yang besar.‬‬

‫‪Kedua: berusaha bersungguh-sungguh berhias dengan sifat-sifat wali allah.‬‬

‫‪Kita berusaha mempelari sifat-sifat mereka kemudian kita praktekkan. Atau setidaknya‬‬
‫‪kita terus berusaha dekat dengan sifat-sifat tersebut. Ketika kita terus berusaha dan‬‬
‫‪bersungguh-sungguh, pasti akan Allah berikan jalan untuk terwujud. Allah Ta’ala‬‬
‫‪berfirman,‬‬

‫ُﺤ ِﺴﻨ َ‬
‫ِﯿﻦ‬ ‫ﺎﻫ ُﺪوا ﻓِﯿﻨَﺎ ﻟَﻨَ ْﻬ ِﺪﯾَﻨﱠ ُﻬ ْﻢ ُﺳﺒُﻠَﻨَﺎ َوإ ﱠن ﱠ‬
‫اﷲَ ﻟَ َﻤ َﻊ ْاﻟﻤ ْ‬ ‫َواﻟﱠﺬ َ‬
‫ِﯾﻦ َﺟ َ‬
‫ِ‬

‫‪“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami‬‬
‫‪tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar‬‬
‫]‪beserta orang-orang yang berbuat baik.” [Quran Al-Ankabut: 69‬‬

‫وﺻﻠﱡﻮا وﺳﻠﱢﻤﻮا ‪-‬رﻋﺎﻛﻢ اﷲ‪ -‬ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤّﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﷲ ﻛﻤﺎ أﻣﺮﻛﻢ اﷲ ﺑﺬﻟﻚ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺑﻪ ﻓﻘﺎل‪} :‬إ ﱠن ﱠ‬
‫اﷲَ‬ ‫َ‬
‫ِ‬
‫ﺻﻠﱡﻮا َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱢﻤُﻮا ﺗَ ْﺴﻠِﯿ ًﻤﺎ{ ]اﻷﺣﺰاب‪ ، [56:‬وﻗﺎل‬ ‫ﻮن َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ َ‬
‫ِﯾﻦ آ َﻣﻨُﻮا َ‬ ‫ُﺼﻠﱡ َ‬
‫َو َﻣ َﻼﺋِ َﻜﺘَ ُﻪ ﯾ َ‬
‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲﱠُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ ﺑِ َﻬﺎ َﻋ ْﺸ ًﺮا‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ َﻋﻠَ ﱠﻲ َ‬
‫ﺻﻼ ًة َ‬ ‫))ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‪َ )) :‬ﻣ ْﻦ َ‬
‫‪َ .‬‬

‫اﻟﻠﻬﻢ ﱢ‬
‫ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ وﻋﻠﻰ آل ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺻﻠﯿﺖ ﻋﻠﻰ إﺑﺮاﻫﯿﻢ وﻋﻠﻰ آل إﺑﺮاﻫﯿﻢ إﻧّﻚ ﺣﻤﯿ ٌﺪ ﻣﺠﯿﺪ ‪،‬‬
‫َ‬
‫وارض‬ ‫وﺑﺎرك ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤ ٍﺪ وﻋﻠﻰ آل ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺑﺎرﻛﺖ ﻋﻠﻰ إﺑﺮاﻫﯿﻢ وﻋﻠﻰ آل إﺑﺮاﻫﯿﻢ إﻧّﻚ ﺣﻤﯿ ٌﺪ ﻣﺠﯿﺪ‪.‬‬

‫ﺑﻜﺮ وﻋﻤﺮ وﻋﺜﻤﺎن وﻋﻠﻲ ‪ ،‬وارض اﻟﻠﻬﻢ ﻋﻦ‬ ‫ﱠ‬


‫اﻟﻠﻬﻢ ﻋﻦ اﻟﺨﻠﻔﺎء اﻟﺮاﺷﺪﯾﻦ ‪ ،‬اﻷﺋﻤﺔ اﻟﻤﻬﺪﯾﯿﻦ ؛ أﺑﻲ ٍ‬
‫اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ أﺟﻤﻌﯿﻦ ‪ ،‬وﻋﻦ اﻟﺘﺎﺑﻌﯿﻦ وﻣﻦ ﺗﺒﻌﻬﻢ ﺑﺈﺣﺴﺎن إﻟﻰ ﯾﻮم اﻟﺪﯾﻦ ‪ ،‬وﻋﻨﺎ ﻣﻌﻬﻢ ﺑﻤﻨﱢﻚ وﻛﺮﻣﻚ‬

‫‪ .‬وإﺣﺴﺎﻧﻚ ﯾﺎ أﻛﺮم اﻷﻛﺮﻣﯿﻦ‬

‫اﻟﻠﻬﻢ أﻋﺰ اﻹﺳﻼم واﻟﻤﺴﻠﻤﯿﻦ ‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ اﻧﺼﺮ ﻣﻦ ﻧﺼﺮ دﯾﻨﻚ وﻛﺘﺎﺑﻚ وﺳﻨﺔ ﻧﺒﯿﻚ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﻪ‬

‫ﻧﺎﺻﺮا وﻣﻌﯿﻨﺎ وﺣﺎﻓﻈﺎ‬


‫ً‬ ‫وﺳﻠﻢ ‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ اﻧﺼﺮ إﺧﻮاﻧﻨﺎ اﻟﻤﺴﻠﻤﯿﻦ اﻟﻤﺴﺘﻀﻌﻔﯿﻦ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻣﻜﺎن ‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ ﻛﻦ ﻟﻬﻢ‬
‫وﻣﺆﯾﺪا ‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ وﻋﻠﯿﻚ ﺑﺄﻋﺪاء اﻟﺪﯾﻦ ﻓﺈﻧﻬﻢ ﻻ ﯾﻌﺠﺰوﻧﻚ ‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ إﻧﺎ ﻧﺠﻌﻠﻚ ﻓﻲ ﻧﺤﻮرﻫﻢ وﻧﻌﻮذ ﺑﻚ اﻟﻠﻬﻢ ﻣﻦ‬

‫‪5/6‬‬
‫ﺷﺮورﻫﻢ ‪ .‬اﻟﻠﻬﻢ آﻣﻨﺎ ﻓﻲ أوﻃﺎﻧﻨﺎ وأﺻﻠﺢ أﺋﻤﺘﻨﺎ ووﻻة أﻣﻮرﻧﺎ ‪ ،‬واﺟﻌﻞ وﻻﯾﺘﻨﺎ ﻓﯿﻤﻦ ﺧﺎﻓﻚ واﺗﻘﺎك واﺗﺒﻊ‬

‫وأﻋﻨﻪ ﻋﻠﻰ ﻃﺎﻋﺘﻚ ‪ ،‬وﺳﺪده ﻓﻲ أﻗﻮاﻟﻪ وأﻋﻤﺎﻟﻪ ‪،‬‬


‫رﺿﺎك ﯾﺎ رب اﻟﻌﺎﻟﻤﯿﻦ ‪ .‬اﻟﻠﻬﻢ وﻓﻖ وﻟﻲ أﻣﺮﻧﺎ ﻟﻬﺪاك ِ‬
‫‪ .‬اﻟﻠﻬﻢ وﻓﻘﻪ ووﻟﻲ ﻋﻬﺪه ﻟﻤﺎ ﺗﺤﺒﻪ وﺗﺮﺿﺎه ﻣﻦ ﺳﺪﯾﺪ اﻷﻗﻮال وﺻﺎﻟﺢ اﻷﻋﻤﺎل‬

‫اﻟﻠﻬﻢ آت ﻧﻔﻮﺳﻨﺎ ﺗﻘﻮاﻫﺎ ‪ ،‬زﻛﻬﺎ أﻧﺖ ﺧﯿﺮ ﻣﻦ زﻛﺎﻫﺎ ‪ ،‬أﻧﺖ وﻟﯿﻬﺎ وﻣﻮﻻﻫﺎ ‪ .‬اﻟﻠﻬﻢ إﻧﺎ ﻧﺴﺄﻟﻚ اﻟﻬﺪى واﻟﺘﻘﻰ‬

‫واﻟﻌﻔﺔ واﻟﻐﻨﻰ ‪ .‬اﻟﻠﻬﻢ أﻋﻨﺎ وﻻ ﺗُﻌﻦ ﻋﻠﯿﻨﺎ ‪ ،‬واﻧﺼﺮﻧﺎ وﻻ ﺗﻨﺼﺮ ﻋﻠﯿﻨﺎ ‪ ،‬واﻣﻜﺮ ﻟﻨﺎ وﻻ ﺗﻤﻜﺮ ﻋﻠﯿﻨﺎ ‪،‬‬
‫وﯾﺴﺮ اﻟﻬﺪى ﻟﻨﺎ ‪ ،‬واﻧﺼﺮﻧﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺑﻐﻰ ﻋﻠﯿﻨﺎ ‪ .‬اﻟﻠﻬﻢ اﺟﻌﻠﻨﺎ ﻟﻚ ذاﻛﺮﯾﻦ ‪ ،‬ﻟﻚ ﺷﺎﻛﺮﯾﻦ ‪ ،‬إﻟﯿﻚ‬
‫واﻫﺪﻧﺎ ﱢ‬
‫أواﻫﯿﻦ ﻣﻨﯿﺒﯿﻦ ‪ ،‬ﻟﻚ ﻣﺨﺒﺘﯿﻦ ‪ ،‬ﻟﻚ ﻣﻄﯿﻌﯿﻦ ‪ .‬اﻟﻠﻬﻢ ﺗﻘﺒﻞ ﺗﻮﺑﺘﻨﺎ ‪ ،‬واﻏﺴﻞ ﺣﻮﺑﺘﻨﺎ ‪ ،‬وﺛﺒﱢﺖ ﺣﺠﺘﻨﺎ ‪ ،‬واﻫﺪ‬
‫ﻗﻠﻮﺑﻨﺎ ‪ ،‬وﺳﺪد أﻟﺴﻨﺘﻨﺎ ‪ ،‬واﺳﻠﻞ ﺳﺨﯿﻤﺔ ﺻﺪورﻧﺎ ‪ .‬اﻟﻠﻬﻢ اﻏﻔﺮ ﻟﻨﺎ وﻟﻮاﻟﺪﯾﻨﺎ وواﻟﺪﯾﻬﻢ وذرﯾﺎﺗﻬﻢ وﻟﻠﻤﺴﻠﻤﯿﻦ‬

‫واﻟﻤﺴﻠﻤﺎت واﻟﻤﺆﻣﻨﯿﻦ واﻟﻤﺆﻣﻨﺎت اﻷﺣﯿﺎء ﻣﻨﻬﻢ واﻷﻣﻮات ‪ ،‬رﺑﻨﺎ إﻧﺎ ﻇﻠﻤﻨﺎ أﻧﻔﺴﻨﺎ وإن ﻟﻢ ﺗﻐﻔﺮ ﻟﻨﺎ‬
‫وﺗﺮﺣﻤﻨﺎ ﻟﻨﻜﻮﻧﻦ ﻣﻦ اﻟﺨﺎﺳﺮﯾﻦ‪ .‬رﺑﻨﺎ آﺗﻨﺎ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﯿﺎ ﺣﺴﻨﺔ وﻓﻲ اﻵﺧﺮة ﺣﺴﻨﺔ وﻗﻨﺎ ﻋﺬاب اﻟﻨﺎر ‪ .‬وآﺧﺮ‬

‫‪ .‬دﻋﻮاﻧﺎ أن اﻟﺤﻤﺪ ﷲ رب اﻟﻌﺎﻟﻤﯿﻦ‬

‫‪Oleh tim KhotbahJumat.com‬‬


‫‪Artikel www.KhotbahJumat.com‬‬

‫‪6/6‬‬

Anda mungkin juga menyukai