Anda di halaman 1dari 8

Tanda Kiamat: Tidak Ada Haji di Akhir Zaman

khotbahjumat.com/6101-tanda-kiamat-tidak-ada-haji-di-akhir-zaman.html

July 24, 2022

Khutbah Pertama:

‫ َم ْن َيْهِدِه اُهلل‬،‫ َو َنعوُذ باِهلل ِم ْن ُش ُر و َأنُفِس نا َو ِم ْن َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلنا‬،‫ َنحَم ُد ُه وَنْس َتِعيُنُه َو َنْس َتْغ ِفُر ُه‬،‫َّن الَح مَد ِهلل‬
‫ِر‬ ‫ِإ‬
‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا‬، ‫ َو َأْش َه ُد َأْن ال إلَه ِإال اُهلل َو ْح َدُه ال َش ِر يَك َلُه‬، ‫ َوَم ْن ُيضِلْل َفال َه اِد َي َلُه‬،‫َفال ُمِض َّل َله‬
‫ أَّما َبعُد‬.‫ َص َلى اُهلل َع َلْيِه َو َع َلى آِلِه وَص ْح ِبِه وَس َلَم تسِليمًا َك ِثيرًا‬، ‫َع ْبُد ُه َوَر ُس وُلُه‬:

Ibadallah,

Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar kita semua
senantiasa bertakwa kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,

‫َفَم ِن اَّتَقى َو َأْص َلَح َفاَل َخ ْو ٌف َع َلْيِه ْم َو اَل ُه ْم َيْح َز ُنوَن‬

1/8
“Maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” [Quran Al-A’raf:
35]

Ibadallah,

Allah Ta’ala berfirman,


‫َٰٓل‬
‫َٰي‬
‫َج َع َل ٱُهَّلل ٱْلَك ْعَبَة ٱْلَبْيَت ٱْلَح َر اَم ِق ًم ا ِّللَّناِس َو ٱلَّش ْه َر ٱْلَح َر اَم َو ٱْلَه ْد َى َو ٱْلَق ِئَد‬ 

“Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan
dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid.” [Quran Al-
Maidah: 97]

Demikian juga dengan firman-Nya,

‫َأ‬ ‫ُل‬ ‫َٰم‬


‫ِلي‬
‫َع ُم‬ ‫ْل‬ ‫ٱ‬ ‫ِميُع‬ ‫ٱلَّس‬ ‫َت‬ ‫ن‬ ‫َك‬‫َّن‬ ‫آ‬‫َّن‬ ‫ِم‬ ‫ْل‬‫َّب‬ ‫َق‬‫َت‬ ‫ا‬‫َن‬‫َّب‬ ‫َر‬ ‫ِعي‬ ‫َو ِإْذ َيْر َفُع ِإْب َٰر ِهۦُم ٱْلَقَو اِع َد ِمَن ٱْلَبْيِت َو ِإْس‬
‫ِإ‬

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama


Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami),
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [Quran Al-
Baqarah: 127]

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhum, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di hari penaklukkan Kota Mekah:

‫ َفُه َو َح َر اٌم ِبُح ْر َم ِة اِهَّلل ِإَلى َيْو ِم الِقَياَم ِة‬، ‫ِإَّن َه َذ ا الَبَلَد َح َّر َم ُه اُهَّلل َيْو َم َخ َلَق الَّس َمَو اِت َو اَألْر َض‬

“Sungguh negeri ini telah Allah haramkan sejak penciptaan langit dan bumi. Dia menjadi
tanah haram atas kemuliaan dari Allah hingga hari kiamat nanti.”

Pengharaman ini artinya adalah kedudukan yang mulia untuk tanah Mekah. Dalam hadits
lainnya yang juga diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Abduullah bin Zaid
radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َو َد َع ْو ُت َلَه ا ِفي ُم ِّد َه ا َوَص اِع َه ا‬، ‫ َوَح َّر ْم ُت الَم ِديَنَة َك َم ا َح َّر َم ِإْبَر اِه يُم َم َّك َة‬،‫َأَّن ِإْبَر اِه يَم َح َّر َم َم َّك َة َو َد َع ا َلَه ا‬
‫ِم ْثَل َم ا َد َع ا ْبَر اِه يُم َع َلْيِه الَّس َالُم ِلَم َّك َة‬
‫ِإ‬

2/8
“Sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan Mekah dan mendoakan kebaikan
untuknya. Sementara aku menjadikan Madinah sebagai tanah haram sebagaimana
Ibrahim menjadikan Mekah sebagai tanah haram. Aku mendoakan kebaikan untuk
Madinah dalam takaran mudnya, sha’nya sebagaimana doa Ibrahim ‘alaihissalam untuk
Mekah.”

Hadits ini menjelaskan tentang keabsahan kemuliaan Mekah dan Madinah secara
syariat. 

Ibadallah,

Namun di akhir zaman nanti, manusia tak lagi mengindahkan ayat-ayat dan hadits-hadits
yang menjelaskan tentang kemuliaan Mekah dan Ka’bah. Pengagungan itu mulai hilang
di hati. Hingga di akhir zaman ada seseorang yang merobohkan Ka’bah. Dengan
robohnya Ka’bah tersebut berhentilah ibadah haji. Dan ini di antara tanda kiamat. Kondisi
demikian telah diisyaratkan oleh firman Allah Ta’ala,

‫َآْل‬ ‫ْل‬ ‫َآ‬ ‫َل ْل‬ ‫ْل‬ ‫ُك َل ْل ْش‬ ‫ْل َأ ُت ُّل‬ ‫َل‬
‫ْيَس ا ِبَّر ْن َو وا ُوُج وَه ْم ِقَب ا َم ِر ِق َو ا َم ْغ ِر ِب َو ِك َّن ا ِبَّر َم ْن َم َن ِباِهَّلل َو ا َيْو ِم ا ِخ ِر‬

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir…” [Quran Al-
Baqarah: 177]

Dan kiamat pasti akan datang:

‫ِإَّن الَّس اَع َة َآَلِتَيٌة اَل َر ْيَب ِفيَه ا‬

“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya.” [Quran
Ghafir: 59]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫‏‏ُيَخ ِّر ُب ‏‬: ‫‏َقاَل َر ُس وُل اِهَّلل‏َص َّلى اُهَّلل َع َلْيِه َوَس َّلَم‬:‫َع ْن ‏َس ِعيِد ْبِن اْلُم َس َّيِب ‏َأَّن ‏َأَبا ُه َر ْيَر َة‏َر ِض َي اُهَّلل َع ْنُه ‏َقاَل ‏‬

‫‏اْلَك ْعَبَة ‏‏ُذ و الُّس َو ْيَقَتْيِن (َلُه َس اَقاِن َدِقيَقاِن )‏‏ِم ْن ‏‏اْلَح َبَش ِة‬ .

Dari Said bin al-Musayyab, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Ka’bah akan dihancurkan oleh Dzul Suwaiqataini (orang
yang betisnya kurus). Ia berasal dari Habasyah.” [HR. al-Bukhari dan Muslim].

Dalam hadits yang lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

3/8
‫ال َتُقوُم الَّس اَع ُة َح َّتى ال ُيَح َّج الَبْيُت‬

“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga tidak ada lagi orang yang berhaji ke Baitullah.” [HR.
al-Hakim dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh al-Albani].

‫ فإذا استحُّلوُه فال تسأْل عن هلكِة‬، ‫ ولن يستحَّل هذا البيَت إال أهُلُه‬، ‫ُيبايُع للرجِل بين الركِن والمقاِم‬
‫ و هم الذين َيستخرجوَن كنَز ُه‬، ‫ ثم تجيُء الحبشُة فيخربوَنُه خراًبا ال ُيعَّمُر بعَدُه أبًد ا‬، ‫العرِب‬

“Seorang laki-laki akan dibaiat di antara rukun (Hajar Aswad) dan Maqam (Ibrahim).
Tidak ada yang dapat menghalalkan Ka’bah kecuali penduduk di sekitarnya. Apabila
mereka telah menghalalkannya, jangan ditanya lagi akan kehancuran orang-orang Arab.
Kemudian orang-orang Habasyah akan datang untuk merobohkannya hingga benar-
benar roboh, dan tidak akan ada lagi yang dibangun setelah itu untuk selama-lamanya.
Merekalah yang mengeluarkan perbendaharaan Ka’bah.” [Sahih Ibnu Hibban, no: 6827].

Hadits lainnya yang menjelaskan tentang kondisi akhir zaman ini adalah sebuah hadits
yang diriwayatkan al-Bukhari dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َك َأِّني َأْنُظ ُر ِإَلْيِه َأْس َو َد َأْف َح َج َيْنُقُض َه ا َح َج ًر ا َح َج ًر ا‬

“Seakan-akan aku melihatnya hitam dan terpisah-pisah, ia merusaknya batu demi batu.
Maksudnya adalah Ka’bah.” [HR. Ahmad dalam Musnadnya 1906].

Dalam Riwayat lain disebutkan bahwasanya para perusak Ka’bah ini mencongkel
batunya satu demi satu. Hingga akhirnya mereka lemparkan batu-batu itu ke laut. 

Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsamini rahimahullah mengatakan, “Ia membawa


pasukan yang mencongkel batu Ka’bah satu demi satu. Masing-masing dari mereka
menyerahkan batu-batu itu kepada orang setelahnya hingga akhirnya mereka lemparkan
ke laut. Dengan demikian, mereka terdiri dari sejumlah pasukan yang besar jumlahnya
yang bersambung dari Mekah hingga ke Jedah.”

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang hasan, dari Abdullah bin Amr, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫اْتُر ُك وا اْلَح َبَش َة َم ا َتَر ُك وُك ْم َفِإَّنُه اَل َيْس َتْخ ِر ُج َك ْنَز اْلَك ْعَبِة ِإاَّل ُذ و الُّس َو ْيَقَتْيِن ِم ْن اْلَح َبَش ِة‬

4/8
“Biarkanlah orang-orang Habasyah sebagaimana mereka membiarkan kalian. Sebab
tidaklah harta simpanan Ka’bah itu dikeluarkan kecuali oleh Dzu al-Suwaiqataini (seorang
yang berjuluk pemilik dua betis) dari negeri Habasyah.”

Diriwayatkanoleh Imam Ahmad dari Abdullah bin Amr:

‫ َو َلَك َأِّنى َأْنُظ ُر ِإَلْيِه‬،‫ َو ُيَج ِّر ُد َه ا ِم ْن ُك ْس َو ِتَه ا‬،‫ َو َيْس ُلُبَه ا ِح ْلَيَتَه ا‬،‫ُيَخ ِّر ُب اْلَك ْعَبَة ُذ و الُّس َو ْيَقَتْيِن ِمَن اْلَح َبَش ِة‬

‫ُأَص ْيِلَع ُأَفْيِدَع َيْض ِر ُب َع َلْيَه ا ِبِمْس َح اِتِه َو ِمْع َو ِلِه‬. 

“Ka’bah dihancurkan oleh Dzu as-Suwaiqatain dari Habasyah (Ethiopia), perhiasannya


dirampas, dan kain penutupnya dilepas. Seakan-akan aku melihat kepalanya yang botak
dan tulang-tulang persendiannya yang bengkok. Ia menghantam Ka’bah dengan cangkul
dan sekopnya.”

Ia adalah seorang berkulit hitam, berkepala botak, dan bentuk kaki cekung seperti huruf
O.

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Awal kemunculan dari Dzu al-Suwaiqataini adalah
di masa-masa turunnya Nabi Isa bin Maryam ‘alaihissalam. Tepatnya setelah Ya’juj dan
Ma’juj binasa.”

Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Peristiwa ini terjadi di akhir zaman saat kiamat
benar-benar sudah dekat. Yaitu di saat di bumi ini tidak ada lagi seorang pun yang
menyebut “Allah. Allah.” sebagaimana yang ditegaskan dalam hadits di Sahih Muslim:

‫اَل َتُقوم الَّس اَع ة َح َّتى اَل ُيَقال ِفي اَأْلْر ض اُهَّلل اُهَّلل‬

“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga tidak ada lagi orang di dunia ini yang menyebut
‘Allah. Allah’.”

Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ال تقوم الساعة إال على شرار الخلق‬

“Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali yang ada hanyalah seburuk-buruk manusia.”

Sehingga di masa itu manusia kembali menyembah berhala-berhala. Mereka kembali


menyembah Latta dan Uzza.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kondisi tersebut dalam sabdanya,

5/8
‫َفَيْبَقى ِش َر اُر الَّناِس ِفي ِخ َّفِة الَّط ْيِر َو َأْح اَل ِم الِّس َباِع اَل َيْع ِر ُفوَن َم ْعُر وًفا َو اَل ُيْنِكُر وَن ُم ْنَك ًر ا َفَيَتَم َّثُل َلُه ْم‬
‫َأْل‬ ‫ْأ‬ ‫ْأ‬ ‫ُل‬ ‫ُل َأ‬
‫الَّش ْيَط اُن َفَيُقو اَل َتْس َتِج يُبوَن َفَيُقو وَن َفَم ا َت ُمُر َنا َفَي ُمُر ُه ْم ِبِعَباَدِة ا ْو َثاِن‬

“Yang tersisa hanya orang-orang buruk seperti ringannya burung (cepat melakukan
keburukan). Keinginan binatang buas (perilaku mereka seperti binatang buas dalam
melakukan kezaliman terhadap sesama). Mereka tidak mengenal kebaikan dan tidak
memungkiri kemungkaran. Setan menggambarkan untuk mereka lalu berkata, ‘Apa kalian
tidak merespon’? Mereka bertanya, ‘Apa yang kau perintahkan pada kami’? Setan
menyuruh mereka menyembah patung, mereka melakukannya.” [HR. Muslim].

Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫ َو َيْبَقى‬، ‫ َفَتْأُخ ُذ ُه ْم َتْح َت آَباِط ِه ْم َفَتْق ِبُض ُر وَح ُكِّل ُمْؤ ِم ٍن َو ُكِّل ُمْس ِلٍم‬، ‫َفَبْيَنَم ا ُه ْم َك َذ ِلَك ِإْذ َبَع َث اُهَّلل ِر يًح ا َط ِّيَبًة‬
‫ِش َر اُر الَّنا َيَتَه اَر ُج وَن ِفيَه ا َتَهاُر َج اْلُح ُم َفَع َلْي ْم َتُقوُم الَّس اَع ُة‬
‫ِه‬ ‫ِر‬ ‫ِس‬

“Saat mereka seperti itu, tiba-tiba Allah mengirim angin sepoi-sepoi lalu mencabut nyawa
setiap orang mu`min dan muslim dibawah ketiak mereka, dan orang-orang yang tersisa
adalah manusia-manusia buruk, mereka melakukan hubungan badan secara tenang-
terangan seperti keledai kawin. Maka orang-orang seperti itulah kiamat terjadi.” [HR.
Muslim].

Manusia saat kiamat terjadi adalah manusia yang paling buruk. Mereka memiliki akhlak
yang hina dan rendah. Sampai-sampai mereka berzina terang-terangan di hadapan
banyak orang. Persis seperti yang dilakukan oleh binatang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam menggambarkan kepada kita kondisi tersebut dengan sabda beliau,

‫ ليكونن‬،‫ “نعم‬:‫ إن ذلك لكائن؟ قال‬:‫ قلت‬،”‫ال تقوم الساعة حتى يتسافدوا في الطريق تسافد الحمير‬

“Tidak akan datang hari kiamat hingga mereka melakukan zina di jalan seperti keledai.
Aku bertanya: apakah ini sungguh akan terjadi? Rasulullah menjawab: iya, sungguh ini
akan terjadi.” [HR.  Ibn Hibban, al-Bazzar, dan al-Tabarani, hadith sahih]

Seperti itulah kondisi akhir zaman. Para ulama telah wafat sehingga yang menjadi
pengambil keputusan adalah orang-orang yang tidak mengerti agama. Tidak lagi tersisa
di antara mereka orang-orang baik dan shaleh. Dan yang terburuk di antara mereka
adalah orang-orang Habasyah. Hingga mereka berani merobohkan Ka’bah.

Ibadallah,

6/8
Ini adalah berita-berita tentang kondisi akhir zaman. Tanda di antara tanda-tanda kiamat.
Berita ini darang dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seorang yang benar
ucapannya dan dibenarkan oleh Allah. Dan keyakinan tentang berita-berita ini termasuk
dari bentuk keimanan kepada hari akhir.

Di antara hikmah mengapa Allah menjadikan tanda-tanda hari kiamat adalah supaya
orang-orang yang lalai tersadar bahwa kiamat itu ada dan pasti terjadi. Buktinya, tanda-
tanda yang menunjukkan keberadaannya terjadi. Sehingga orang-orang yang lalai
bertaubat kepada Allah dan kembali kepada-Nya. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫بادروا باألعمال فتنًا كقطع الليل المظلم‬

“Segeralah melakukan amalan taat sebelum datang fitnah yang gelap seperti kepingan-
kepingan malam.” [HR. Muslim].

Semoga Allah menyadarkan kelalaian kita dengan ayat-ayat dan hadits-hadits yang
sudah kita dengan tadi. Kemudian allah anugerahkan kita untuk bertaubat dan kembali
meniti jalan-Nya.

‫ َأُقوُل َقْو ِلي‬. ‫ َو ِمَن اَألْخ َالِق َأْح َس َنَه ا َو َأْك َم َلَه ا َيا َر َّب اْلَع اَلِميَن‬،‫الَّلُه َّم اْر ُز ْق َنا ِمَن اَألْع َم اِل َأْخ َلَص َه ا َو َأْز َك اَه ا‬

‫ َو َأْس َتْغ ِفُر اَهلل ِلي َو َلُك ْم ِم ْن ُكِّل َذ ْنٍب ؛ َفِإَّنُه ُه َو اْلَغ ُفوُر الَّر ِح يُم‬،‫َه َذ ا‬.

Khutbah Kedua:

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن‬،‫ َو َأْش َه ُد َأَّال ِإَلَه ِإَّال اُهَّلل َتْعِظ يًم ا ِلَش اِنِه‬،‫ َو الُّش ْك ُر َلُه َع َلى َتْو ِفيِقِه َو اْمِتَناِنِه‬،‫اْلَح ْم ُد ِهلل َع َلى ِإْح َس اِنِه‬

‫ َوَس َّلَم‬،‫ َص َّلى اُهلل َع لْيِه َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َأْع َو اِنِه‬،‫َنِبَّيَنا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُد ُه َوَر ُس وُلُه الَّد اِع ي ِإَلى ِر ْض واِنِه‬
‫َتْس ِليًم ا َك ِثيًر ا‬..

‫ َأُّيَه ا اْلُمْس ِلُموَن‬: ‫َأَّما َبْع ُد‬:

Ibadallah,

Sesungguhnya di antara bentuk nikmat Allah yang sangat besar kepada kita adalah Dia
menyariatkan ibadah shalat Jumat ini dalam sepekan sekali. Dengan adanya Jumatan ini
kaum muslimin bertemu, berkumpul di satu tempat untuk melakukan ibadah kepada Allah
Ta’ala. Di dalam ritual Jumat ini terdapat khotbah sebagai nasihat pekanan. Artinya,
sepekan sekali kita ikut pengajian.

7/8
‫‪Para khotib hendaknya Amanah. Sampaikan nasihat yang bersumber dari Alquran dan‬‬
‫‪hadits-hadits Nabi. Ingatkan umat akan akhirat. Ingatkan bahwasanya ada kehidupan lagi‬‬
‫‪setelah kehidupan yang kita jalan saat ini. Bukan diisi dengan motivasi duniawi. Atau‬‬
‫‪khotbah yang kosong dari ilmu. Khotbah untuk kepentingan politik pihak tertentu, dll.‬‬
‫‪Demikian juga dengan jamaah, hendaknya mendengarkan dengan baik.‬‬

‫‪Ketika dua sisi; khotib dan jamaah menjaga adab-adab ini, maka akan terwujudlah‬‬
‫‪maksud ibadah Jumat sebagaiman yang semestinya. Menjadi nasihat dan pengingat dari‬‬
‫‪kelalaian.‬‬

‫َه َذ ا‪َ ،‬وَص ُّلوا َوَس ِّلُموا َع َلى َنِبِّيُك م َك َم ا َأَمَر ُك ْم ِبَذ ِلَك َر ُّبُك ْم ‪َ ،‬فَقاَل ‪ِ﴿ :‬إَّن اَهلل َوَم الِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي َيا‬

‫َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َوَس ِّلُموا َتْس ِليًم ا﴾ [األحزاب‪َ ،]56 :‬و َقاَل ‏َص َّلى اُهَّلل َع َلْيِه َوَس َّلَم ‪َ« :‬م ْن َص َّلى‬

‫‪َ].‬ع َلَّي َص الًة َو اِح َد ًة َص َّلى اُهلل َع َلْيِه ِبَه ا َع ْش ًر ا» [َر َو اُه ُمْس ِلم‬

‫َالَّلُه َّم َص ِّل َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َلْيَت َع َلى ِإْبَر اِه ْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِه ْيَم ِإَّنَك َح ِمْيٌد َم ِج ْيٌد ‪،‬‬
‫َو َباِر ْك َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى ِإْبَر اِه ْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِه ْيَم ِإَّنَك َح ِمْيٌد َم ِج ْيٌد ‪َ .‬و اْر َض‬

‫الَّلُه َّم َع ِن الُخ َلَفاِء الَّر اِش ِدْيَن اَألِئَّمِة الَم ْهِد ِيْيَن َأِبْي َبْك ِر الِّص ِّد ْيِق ‪َ ،‬و ُع َمَر الَفاُر ْو ِق ‪َ ،‬و ُع ْثَم اَن ِذْي الُنْو َر ْيِن ‪،‬‬
‫َل‬ ‫َت‬ ‫َت‬ ‫َأ‬ ‫َّل‬ ‫َأ‬
‫َو ِبي الَح َس َنْيِن َع ِلي‪َ ،‬و اْر َض ال ُه َّم َع ِن الَّص َح اَبِة ْج َم ِعْيَن ‪َ ،‬و َع ِن ال اِبِعْيَن َوَم ْن ِبَع ُه ْم ِبِإْح َس اٍن ِإ ى َيْو ِم‬
‫‪.‬الِّد ْيِن ‪َ ،‬و َع َّنا َمَع ُه ْم ِبَم ِّنَك َو َك َر ِم َك َو ِإْح َس اِنَك َيا َأْك َر َم اَألْك َر ِمْيَن‬

‫َالَّلُه َّم َأِع َّز ا ْس اَل َم َو اْلُمْس ِلِمْيَن ‪َ ،‬الَّلُه َّم َأِع َّز ا ْس اَل َم َو اْلُمْس ِلِمْيَن ‪َ ،‬الَّلُه َّم َأِع َّز ا ْس اَل َم َو اْلُمْس ِلِمْيَن ‪َ ،‬و َأِذ َّل‬
‫ِإل‬ ‫ِإل‬ ‫ِإل‬
‫الِش ْر َك َو الُم ْش ِر ِكْيَن ‪َ ،‬و َد ِّمْر َأْع َداَء الِّد ْيَن ‪َ ،‬و اْح ِم َح ْو َز َة الِّد ْيِن َيا َر َّب الَع اَلِمْيَن ‪َ ،‬الَّلُه َّم آِم َّنا ِفي َأْو َط اِنَنا‬
‫َو َأْص ِلْح َأِئَّم َتَنا َو ُو اَل َة ُأُم ْو َنا َو اْج َع ْل ِو اَل َيَتَنا ِفْيَم ْن َخ اَفَك َو اَّتَقاَك َو اَّتَبَع َض اَك َيا َر َّب الَع اَلِمْيَن ‪َ ،‬الَّلُه َّم َو ِّفْق‬
‫ِر‬ ‫ِر‬
‫ْك‬ ‫َذ اَل‬ ‫َأ‬ ‫َأْق‬ ‫َتْق‬ ‫َأ ْنُه َل‬ ‫َت‬ ‫ُت‬ ‫َأ‬
‫َو ِلَي ْم ِر َنا ِلَم ا ِح ُّب َو ْر َض ى َو ِع َع ى الِبِّر َو ال َو ى َوَس ِد ْد ُه ِفي َو اِلِه َو ْع َم اِلِه َيا ا الَج ِل َو اِإل َر اِم‬
‫‪َ ،‬الَّلُه َّم َو ِّفْق َج ِمْيَع ُو اَل َة َأْم ِر الُمْس ِلِمْيَن ِلْلَعَم ِل ِبِك َتاِبَك َو اِّتَباِع ُس َّنَة َنِبِّيَك صلى اهلل عليه وسلم ‪َ ،‬و اْج َع ْلُه ْم‬
‫َر ْأَفًة َع َلى ِع َباِد َك الُمْؤ ِمِنْيَن‬

‫‪َ  .‬و َلِذ ْك ُر اِهَّلل َأْك َبُر َو اُهَّلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعوَن ‪ِ ،  ‬ع َباَد اِهلل ‪ُ :‬اْذُك ُر ْو ا اَهلل َيْذُك ْر ُك ْم ‪َ ،‬و اْش ُك ُر ْو ُه َع َلى ِنَع ِمِه َيِز ْد ُك ْم‬

‫‪Oleh Nurfitri Hadi‬‬

‫‪Artikel www.KhotbahJumat.com‬‬

‫‪8/8‬‬

Anda mungkin juga menyukai