Anda di halaman 1dari 9

Iman Kepada Takdir

khotbahjumat.com /4952-iman-kepada-takdir.html

Nur Fitri Hadi, MA 19 Januari 2018

Khutbah Pertama :

‫ لي‬، ‫ وأشهد أن ال إلٰـه إال اُهلل وحده ال شريك له‬، ‫ الحكيم الخبير‬، ‫الحمد هلل العليم القدير‬
Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan ‫راج المنير ؛ صلى اهلل‬

‫ وسَّلم عليه وعلى آله وصحبه وعلى كل من على نهجه يسير‬.

Kartu Kredit yang Dapat Dipakai : Kartu Kredit dan Kartu Kredit ‫ة والسر‬
‫ والعالنية مراقبَة من يعلُم أن رَّبه يسمُعه ويراه‬.

Ayyuhal mukminun,

1/9
Salah satu dari pokok keimanan adalah beriman kepada takdir. Yaitu mengimani bahwa apa
yang Allah kehendaki pasti terjadi. Dan apa yang tidak Dia kehendaki pasti tidak terjadi.
Segala sesuatu yang dicatat menimpa Anda, maka tidak akan terluput dari Anda. Apa yang
ditetapkan tidak menjadi bagian Anda, maka tidak akan Anda dapatkan. Semua makhluk ini
tunduk dalam ketetapan dan apa yang telah Allah atur untuk mereka. Allah Ta'ala berfirman,

‫اُهَّلل اَّلِذي َخ َلَق َس ْبَع َس َم اَو اٍت َو ِمَن اَأْلْر ِض ِم ْثَلُه َّن َيت ََنَّز ُل اَأْلْمُر َبْيَنُه َّن ِلَتْع َلُموا َأَّن اَهَّلل َع َلى ُكِّل َش ي َقِديٌر‬
‫َو َأَّن اَهَّلل َقْد َأَح اَط ِبُكِّل َش ْي ٍء ِع ْلًم ا‬

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” [Quran Ath-Thalaq: 12].

Ayyuhal mukminun,

Banyak sekali dalil dalam Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam
yang menetapkan permasalahan pokok keimanan ini. Di antaranya firman Allah Ta'ala:

‫ُك َّل‬
‫ِإَّنا َش ْي ٍء َخ َلْق َناُه ِبَقَد ٍر‬

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” [Quran Al-Qamar: 49].

Allah juga berfirman,

‫َفَقَد ْر َنا َفِنْع َم اْلَقاِدُر وَن‬

“lalu Kami menemukan (bentuknya), maka Kami-lah yang terbaik yang menentukan.” [Quran
Al-Mursalat: 23].

Firman-Nya yang lain:

‫ُثَّم ِج ْئَت َع َلى َقَد ٍر َيا ُموَس ى‬

“Kemudian kamu datang berdasarkan waktu yang ditetapkan hai Musa.” [Quran Thaha: 40].

Dalam ayat lain, Allah Ta'ala berfirman,

2/9
‫ِإَّن اَهَّلل َع َلى ُكِّل َش ْي ٍء َقِديٌر‬

“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” [Quran Al-Baqarah: 20].

Firman-Nya yang lain:

‫) َو اَّلِذي ق ََّد َر َفَه َدى‬2( ‫) اَّلِذي َخ َلَق َفَس َّو ى‬1( ‫َس ِّبِح اْس َم َر ِّبَك اَأْلْع َلى‬

“Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi, yang menciptakan, dan menyempurnakan
(penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.”
[Quran Al-A'la: 1-3].

Dan firman-Nya:

‫َو َك اَن َأْمُر اِهَّلل َقَد ًر ا َم ْق ُد وًر ا‬

“Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” [Quran Al-Ahzab : 38]

Dan masih banyak lagi ayat lain yang memiliki makna serupa.

Ayyuhal mukminun,

Sesungguhnya iman kepada takdir adalah bentuk tauhid. Tidak akan lurus tauhid seseorang
dan tidak akan benar keimanannya kecuali dengan beriman kepada takdir. Abdullah bin
Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, “Iman kepada takdir itu menata tauhid. Siapa yang
mentauhidkan Allah, tapi dia mendustakan takdir, maka perbuatannya itu membatalkan
tauhidnya.”

Jika iman kepada takdir itu menata tauhid, maka tauhid itu menata hidup seseorang. Tidak
akan lurus kehidupan seseorang kecuali dengan iman dan tauhid, mengikhlaskan agama
kepada Allah Jalla fi Ulah. Dengan demikian, apabila seseorang tidak bertauhid tidak tertata
kehidupannya. Hidupnya sia-sia, hampa tak berarti. Tidak ada faidah dari kehidupannya.
Baik di dunia terlebih lagi di akhirat.

Ayyuhal mukminun,

Diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnadnya dari al-Walid putra dari seorang sahabat yang
mulia yakni Ubadah bin ash-Shamit radhiallahu ‘anhu, ia berkata,

3/9
‫ َأْج ِلُس وِني ؛‬: ‫ َفَقاَل‬، ‫ َيا َأَبَتاُه َأْو ِص ِني َو اْج َتِه ْد ِلي‬: ‫ َو ُه َو َم ِر يٌض َأَتَخ اَيُل ِفيِه اْلَمْو َت َفُقْلُت‬،‫َد َخ ْلُت َع َلى والدي‬

‫ َو َلْن َتْبُلْغ َح َّق َح ِقيَقِة اْلِع ْلِم ِباِهلل َح َّتى ُتْؤ ِمَن ِباْلَقَد ِر َخ ْيِر ِه‬، ‫ َيا ُبَنَّي ِإَّنَك َلْن َتْط َعَم َط ْع َم اِإْليَم اِن‬: ‫َفَلَّما َأْج َلُس وُه َقاَل‬
‫ َتْع َلُم َأَّن َم ا َأْخ َط َأَك َلْم َيُك ْن‬: ‫ َيا َأَبَتاُه َو َك ْيَف ِلي َأْن َأْع َلَم َم ا َخ ْيُر اْلَقَد ِر ِم ْن َش ِّر ِه ؟ َقاَل‬: ‫ ُقْلُت‬: ‫ َقاَل‬.ِ‫َو َش ِّر ه‬
‫ (( َّن َأَّو َل‬: ‫ َيا ُبَنَّي ِّني َس ِمْع ُت َر ُس وَل اِهلل َص َّلى اُهلل َع َلْيِه َوَس َّلَم َيُقوُل‬. ‫ َوَم ا َأَص اَبَك َلْم َيُك ْن ِلُيْخ ِط َئَك‬، ‫ِلُيِص يَبَك‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
‫ َيا ُبَنَّي ِإْن ِم َّت‬، ))‫ َفَج َر ى ِفي ِتْلَك الَّس اَع ِة ِبَم ا ُه َو َك اِئٌن ِإَلى َيْو اْلِقَياَم ِة‬، ‫ اْكُتْب‬: ‫ ُثَّم َقاَل‬، ‫َم ا َخ َلَق اُهلل اْلَقَلُم‬
‫ِم‬
‫»َو َلْس َت َع َلى َذ ِلَك َد َخ ْلَت الَّناَر‬.

Aku menemui ayahku. Saat itu beliau sedang sakit yang aku kira beliau telah dekat dengan
kematian. Aku bertanya, “Wahai ayah, berilah aku wasiat dan bersungguh-sungguhlah
untukku.” Ayahku berkata, “Dudukkanlah aku.” Ketika aku telah mendudukkannya, ia
berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya engkau tak akan merasakan nikmatnya keimanan,
dan engkau tidak akan sampai pada hakikat ilmu kepada Allah sampai engkau beriman
kepada takdir yang baik atau yang buruk.”

Aku berkata, “Wahai ayah, bagaimana aku bisa membedakan mana takdir yang baik atau
yang buruk?” Ia menjawab, “Ketauhilah, apa yang memang tidak dicatatkan untukmu tidak
akan engkau dapatkan. Dan apa yang ditetapkan untukmu, tidak akan luput darimu. Wahai
anakku, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah pena. Kemudian Allah berfirman,
‘Tulislah’. Sejak itu terjadilah segala sesuatu hingga hari kiamat’. Wahai anakku, jika engkau
wafat dan engkau tidak berada di atas keyakinan yang demikian, engkau akan masuk
neraka.”

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya dari Abdullah bin Umar radhiallahu
‘anhuma bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َح َّتى اْلَعْج ُز َو اْلَك ْيُس‬، ‫ُك ُّل َش ْي ٍء ِبَقَد ٍر‬

“Segala sesuatu berdasarkan takdir hingga orang yang lemah dan orang yang cerdas.”

Dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َك َتَب اُهَّلل َم َقاِديَر اْلَخ َالِئِق َقْبَل َأْن َيْخ ُلَق الَّس َمَو اِت َو اَألْر َض ِبَخ ْمِس يَن َأْلَف َس َنٍة‬

4/9
“Allah telah menulis seluruh takdir makhluk-makhluk 50.000 tahun sebelum menciptakan
langit-langit dan bumi.”

Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ ُثَّم َيُك وُن ِفي َذ ِلَك‬، ‫ ُثَّم َيُك وُن ِفي َذ ِلَك َع َلَقًة ِم ْثَل َذ ِلَك‬، ‫َّن َأَح َد ُك ْم ُيْج َم ُع َخ ْلُقُه ِفي َبْط ِن ُأِّمِه َأْر َبِعيَن َيْو ًم ا نطفة‬
‫ِإ‬
‫ ِبَكْتِب ِر ْز ِقِه َو َأَج ِلِه َو َع َم ِلِه َو َش ِقٌّى‬:ٍ‫ ُثَّم ُيْر َس ُل اْلَم َلُك َفَيْنُفُخ ِفيِه الُّر وَح َو ُيْؤ َم ُر ِبَأْر َبِع َك ِلَم ات‬، ‫ُم ْض َغ ًة ِم ْثَل َذ ِلَك‬
‫ َفَو اَّلِذى َال َلَه َغ ْيُر ُه َّن َأَح َد ُك ْم َلَيْعَم ُل ِبَعَم ِل َأْه ِل اْلَج َّنِة َح َّتى َم ا َيُك وَن َبْيَنُه َو َبْيَنَه ا َّال ِذ َر اٌع َفَيْس ِبُق‬، ‫َأْو َس ِعيٌد‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬
‫ َو ِإَّن َأَح َد ُك ْم َلَيْعَم ُل ِبَعَم ِل َأْه ِل الَّناِر َح َّتى َم ا َيُك وَن َبْيَنُه َو َبْيَنَه ا‬، ‫َع َلْيِه اْلِك َتاُب َفَيْعَم ُل ِبَعَم ِل َأْه ِل الَّناِر َفَيْد ُخ ُلَه ا‬

‫ِإَّال ِذ َر اٌع َفَيْس ِبُق َع َلْيِه اْلِك َتاُب َفَيْعَم ُل ِبَعَم ِل َأْه ِل اْلَج َّنِة َفَيْد ُخ ُلَه ا‬

“Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama
40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah
(segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti
itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya,
dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan
celaka atau bahagianya. Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan
benar melainkan Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli
surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi catatan
(takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka dengan itu ia
memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli
neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan
(takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia
memasukinya.”

Oleh karena itu, para salaf sangat takut tentang keadaan akhir hayat mereka. Tidak ada
seorang pun yang mengetahui apa yang terjadi dengan mereka nanti. Allah telah menuliskan
semua itu di dalam Lauh al-Mahfuz. Keadaan tersebut berada di tangan Allah Azza wa Jalla.
Ini adalah urusan Allah. Dan semua makhluk ini adalah ciptaannya. Tidak ada sesuatu pun
yang terjadi kecuali atas ketetapannya.

Ayyuhal mukminun,

Jika ada seseorang yang mengatakan, “Kalau semua urusan telah ditetapkan oleh Allah,
untuk apa lagi kita beramal? Cukup saja kita berserah diri dengan catatan takdir yang telah
ditetapkan untuk kita.”

5/9
Pertanyaan ini sudah dijawab oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan jawaban yang
memuaskan. Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim dari Ali bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu:

‫ ((َم ا ِم ْنُك ْم ِم ْن َأَح ٍد‬: ‫كنا مع النبي صلى اهلل عليه وسلم في بقيع الغرقد في جنازة فقال صلى اهلل عليه وسلم‬

‫ِإاَّل َو َقْد ُك ِتَب َم ْق َع ُد ُه ِمَن الَّناِر أْو َم ْق َع ُد ُه ِمَن اْلَج َّنِة)) َقاُلوا َيا َر ُس وَل اِهلل َأَفاَل َنَّتِك ُل َع َلى ِك َتاِبَنا َو َنَد ُع اْلَعَم َل ؟‬
‫ َو َأَّما َم ْن‬، ‫ ((اْع َم ُلوا َفُك ٌّل ُمَيَّس ٌر ِلَم ا ُخ ِلَق َلُه ؛ َأَّما َم ْن َك اَن ِم ْن َأْه ِل الَّس َع اَدِة َفُيَيَّس ُر ِلَعَم ِل َأْه ِل الَّس َع اَدِة‬: ‫َقاَل‬

)6( ‫) َوَص َّد َق ِباْلُح ْس َنى‬5( ‫ ُثَّم َقَر َأ {َفَأَّما َم ْن َأْع َط ى َو اَّتَقى‬، ))‫َك اَن ِم ْن َأْه ِل الَّش َقاِء َفُيَيَّس ُر ِلَعَم ِل َأْه ِل الَّش َقاَو ِة‬

10-5:‫) َفَس ُنَيِّس ُر ُه ِلْلُعْس َر ى}[الليل‬9( ‫) َو َك َّذ َب ِباْلُح ْس َنى‬8( ‫) َو َأَّما َم ْن َبِخ َل َو اْس َتْغ َنى‬7( ‫ ]َفَس ُنَيِّس ُر ُه ِلْلُيْس َر ى‬.

Kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di pemakaman Baqi al-Gharqad


mengantarkan jenazah. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tak seorang pun di
antara kalian, kecuali telah ditetapkan (takdirnya), tempat duduknya di Neraka dan (atau)
tempat duduknya di Jannah.”

Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, bolehkah kita pasrah dengan catatan (takdir)
kita, kemudian meninggalkan (usaha) beramal saleh?”

Beliau bersabda, “Beramallah kalian, sebab setiap orang akan dimudahkan melakukan apa
yang telah ditakdirkan untuknya. Orang yang takdirnya termasuk golongan bahagia, ia akan
dimudahkan melakukan amalan golongan yang bahagia. Adapun orang yang takdirnya
termasuk golongan sengsara, ia akan dimudahkan melakukan amalan golongan yang
sengsara. Kemudian beliau membaca firman Allah:

“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan
adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang
mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan
pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.” [Quran Al-
Lail: 5-10].

‫ وأن يهدينا إليه صراًط ا مستقيما‬، ‫ وأن يجِّنبنا العسرى‬، ‫نسأل اهلل جل في عاله أن ييسرنا أجمعين لليسرى‬
‫ وأن يحسن لنا العواقب والخواتيم إنه تبارك وتعالى سميع الدعاء‬، ‫ وأن يجعل كل قضاء قضاه لنا خيرا‬،

‫ وهو أهل الرجاء وهو حسبنا ونعم الوكيل‬.

Khutbah Kedua:

6/9
‫ وأشهُد أن محمدًا عبُد ه ورسوله ؛ صلى اهلل‬، ‫ وأشهد أن ال إلٰـه إال اهلل وحده ال شريك له‬، ‫الحمد هلل كثيرا‬

‫ اتقوا اهلل تعالى‬: ‫ أّما بعد أيها المؤمنون‬. ‫ وسَّلم عليه وعلى آله وصحبه أجمعين‬.

‫ أن اإليمان بأقدار اهلل عز وجل طمأنينٌة للمؤمن وفالٌح له وسعادٌة في دنياه وأخراه‬-‫رعاكم اهلل‬- ‫ واعلموا‬.

Ibadallah,

Sesungguhnya iman kepada takdir mengusir kekhawatiran, kebingungan, dan ketakutan


yang ada pada seseorang. Terutama saat mereka berada dalam keadaan sulit. Dengan
keimanan kepada takdir seseorang menjadi tenang. Seseorang yakin apa yang telah
ditetapkan padanya pasti tidak akan meleset darinya. Dan apa yang tidak ditetapkan
untuknya tidak akan menimpanya. Seorang yang beriman kepada takdir, apabila mereka
ditimpa musibah mereka yakin bahwa musibah tersebut terjadi atas izin Allah. Kemudian ia
pun ridha dan berserah diri kepada Allah. Ia berharap hanya kepada Allah. Ia pun termasuk
orang yang bersabar. Allah Ta’ala berfirman,

‫) اَّلِذيَن ِإَذ ا َأَص اَبْتُه ْم ُمِص يَبٌة َقاُلوا ِإَّنا ِهَّلِل َو ِإَّنا ِإَلْيِه َر اِج ُعوَن‬155( ‫َو َبِّش ِر الَّص اِبِر يَن‬

“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang
apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.”
[Quran Al-Baqarah: 155-156].

Ayyuhal mukminun,

Dengan beriman kepada takdir, seseorang tidak akan ujub kepada amalannya. Betapa hebat
dan sebanyak apap pun amalannya itu. Ia juga tidak takjub dengan apa yang ia capai di
dunia. Karena dia sadar, semua merupakan anugerah dari Allah.

‫ْل‬ ‫ُهَّلل ُذ ْلَف‬ ‫َش‬ ‫َأَّن ْلَف َل‬


‫َو ا ْض ِبَيِد اِهَّلل ُيْؤ ِتيِه َم ْن َي اُء َو ا و ا ْض ِل ا َع ِظ يِم‬

“Dan bahwasanya karunia itu adalah di tangan Allah. Dia berikan karunia itu kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” [Quran Al-Hadid: 29]

Orang yang beriman kepada takdir, ia mengisi kehidupannya dengan bertawakal kepada
Allah. Memohon dan berharap hanya kepada-Nya. Memperbanyak doa. Ia merengek-rengek
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di antara doa yang paling sering diucapkan oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:

7/9
‫َيا ُم َقِّلَب اْلُقُلوِب َثِّبْت َقْلِبي َع َلى ِديِنَك‬

‫”‪“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku ini di atas agama-Mu.‬‬

‫‪Inilah bentuk keimanan kepada takdir. Seseorang meyakini semuanya berada di tangan‬‬
‫‪Allah Jalla fi Ulah.‬‬

‫‪Kita memohon kepada Allah Azza wa Jalla dengan nama-nama yang maha baik dan sifat-‬‬
‫‪sifat-Nya yang maha sempurna agar menjadikan apa yang dia tetapkan untuk kita semuanya‬‬
‫‪baik.‬‬

‫وصُّلوا وسِّلموا ‪-‬رعاكم اهلل‪ -‬على محمد بن عبد اهلل كما أمركم اهلل بذلك في كتابه فقال‪ِ﴿ :‬إَّن اَهَّلل َوَم اَل ِئَك َتُه‬

‫ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي َيا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َوَس ِّلُموا َتْس ِليًم ا﴾ [األحزاب‪ ، ]٥٦:‬وقال صلى اهلل عليه‬

‫‪)) .‬وسلم‪َ(( :‬م ْن َص َّلى َع َلَّي َص اَل ًة َص َّلى اهلل َع َلْيِه ِبَه ا َع ْش ًر ا‬

‫اللهم صِّل على محمٍد وعلى آل محمد كما صَّليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميٌد مجيد ‪ ،‬وبارك‬

‫على محمٍد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إَّنك حميٌد مجيد ‪ .‬وارَض اللهَّم عن‬
‫الخلفاء الراشدين ؛ أبى بكٍر وعمَر وعثماَن وعلي ‪ ،‬وارض اللهم عن الصحابة أجمعين ‪ ،‬وعن التابعين‬

‫‪ .‬ومن تبعهم بإحساٍن إلى يوم الدين ‪ ،‬وعَّنا معهم بمِّنك وكرمك وإحسانك يا أكرم األكرمين‬

‫اللمسلمين ‪ ،‬اللهم انصر من نصر دينك وكتابك وسَّنة نبيك محمٍد صلى اهلل عليه وسلم ‪ ،‬اللهم وعليك‬
‫بأعداء الدين فإنهم ال يعجزونك ‪ ،‬اللهم آمَّنا في أوطاننا ‪ ،‬وأصلح أئمتنا ووالة أمورنا ‪ ،‬اللهم وِّفق ولي‬

‫‪ Anda tidak perlu khawatir tentang hal‬أمرنا لهداك ‪ ،‬واجعل عمله في رضاك​​‪ ،‬اهلل م ِّفقه‬
‫‪ini.‬‬

‫اللهم آِت نفوسنا تقواها ‪ ،‬زكها أنت خير من زكاها ‪ ،‬أنت ولُّيها وموالها ‪ ،‬اللهم إنا نسألك من الخير كله ؛‬
‫عاجله وآجله ‪ ،‬ما علمنا منه وما لم نعلم ‪ ،‬ونعوذ بك من الشر كله ؛ عاجله وآجله ‪ ،‬ما علمنا منه وما لم‬

‫نعلم ‪ .‬اللهم إنا نسألك الجنة وما قَّر ب إليها من قول أو عمل ‪ ،‬ونعوذ بك من النار وما قَّر ب إليها من قول‬

‫‪8/9‬‬
‫أو عمل ‪ .‬اللهم إنا نسألك من خير ما سألك منه عبدك ورسولك محمد صلى اهلل عليه وسلم ‪ ،‬ونعوذ بك م‬

‫‪ ya.‬ن شر ما استعاذك منه عبدك ورسولك محمد صلى اهلل عليه وسلم ‪ ،‬وأن تجعل كل قضاء قضيته لنا‬

‫‪ . Perlindungan Lingkungan‬اللهم اغفر لنا ذنبنا كله ؛ دَّقه وِج َّله ‪ ،‬أَّو له وآخره ‪ ،‬عالنيته وسَّر ه‬

‫منهم واألموات ‪ .‬اللهم إنا نسألك بأنك أنت اهلل ال إله إال أنت يا ‪dan Perlindungan Lingkungan‬‬
‫‪ Perlindungan Lingkungan dan‬رحمن يا رحيم يا حي يا قيوم يا ذا الجالل وال‬

‫‪Perlindungan Lingkungan dan Keamanan Apa yang Harus Dilakukan Saat‬‬


‫لمطر ‪Ini? Apa yang Harus Dilakukan Jika Anda Menghindari Masalah Ini? ،‬‬

‫‪ Apakah Anda‬اللهم إنا نسألك سقيا رحمة ال سقيا هدٍم وال عذاٍب وال غرق ‪ ،‬اللهم أغثنا ‪ ،‬اللهم أغ‬
‫‪ingin melakukan sesuatu yang salah atau tidak melakukan apa-apa? Ini‬‬

‫‪adalah hal yang baik. Anda tidak perlu khawatir tentang hal ini .‬‬

‫‪ُ}.‬س ْبَح اَن َر ِّبَك َر ِّب اْلِع َّز ِة َع َّما َيِص ُفوَن (‪َ)180‬وَس اَل ٌم َع َلى ا ْلُمْر َس ِليَن (‪َ)181‬و اْلَح ْم ُد ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِميَن {‬

‫‪Oleh tim KhotbahJumat.com‬‬


‫‪Artikel www.KhotbahJumat.com‬‬

‫‪9/9‬‬

Anda mungkin juga menyukai