Anda di halaman 1dari 6

Dengan mengucapkan Basmalah, Bahan materi ini diharapkan dapat

menjadikan Golden Ticket to Saturday Night Trip.

Amiin.
MUQADDIMAH
Untuk apa sebenarnya manusia diciptakan di dunia ini? Sebagai seorang muslim, tentu akan mudah
menjawabnya: untuk beribadah. Demikian karena tujuan penciptaan memang telah jelas dititahkan
oleh Allah swt. yaitu dalam firman-Nya pada surat adz-dzariyat ayat 56 yang artinya berbunyi:
“Tiadalah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah (menyembahku)”. Ayat ini
berlaku umum menjelaskan bahwa tugas pokok kita sebagai manusia pada dasarnya adalah untuk
beribadah semata. Namun demikian, apakah yang dimaksud dengan ibadah di sini hanya seperti
yang kita bayangkan yaitu melaksanakan rukun Islam semata? Ketentuan bahwa satu-satunya tugas
kita sebagai makhluk ciptaan Allah adalah untuk beribadah memang tidak dapat didustakan. Namun
kenyataan bahwa kita hidup di dunia juga tidak dapat dikesampingkan.

Islam menganjurkan keseimbangan dalam menyikapi kehidupan dunia dan akhirat. Tidak berlebihan
pada dunia, sebaliknya juga tidak berlebihan pada akhirat. Dalam surat Al-Qashash ayat 77 Allah
swt. berfirman, “Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.” Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa akhirat memang telah disediakan sebagai
tempat kembali, namun sebelumnya manusia juga ditakdirkan hidup di dunia. Dengan begitu,
sebagaimana akhirat harus dipersiapkan, dunia juga harus dijadikan tempat mempersiapkan hidup
di akhirat kelak.
KESEHATAN
Kesehatan merupakan salah satu aspek pokok dalam kehidupan selain kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Kesehatan merupakan sarana untuk mencapai kehidupan yang bahagia atau dapat dikatakan bahwa kesehatan adalah
untuk segalanya. Al-Qur’an telah mengisyaratkan tentang menjaga Kesehatan dan menjauhi kemudhratan seperti
firman Allah Swt. dalam surah Az-Zumar [38]:

‫َو َلِئن َس َأْلَتُهم َّم ْن َخ َلَق ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر َض َلَيُقوُلَّن ٱُهَّللۚ ُقْل َأَفَر َء ْيُتم َّم ا َتْد ُع وَن ِم ن ُد وِن ٱِهَّلل ِإْن َأَر اَد ِنَى ٱُهَّلل ِبُضٍّر َهْل ُهَّن‬
‫َٰك ِش َٰف ُت ُضِّرِهٓۦ َأْو َأَر اَد ِنى ِبَر ْح َم ٍة َهْل ُهَّن ُمْمِس َٰك ُت َر ْح َم ِتِهۦۚ ُقْل َح ْس ِبَى ٱُهَّللۖ َع َلْيِه َيَتَو َّك ُل ٱْلُم َتَو ِّك ُلوَن‬
Artinya: Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya
mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika
Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan
kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?.
Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.

Selanjutnya sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, "Ada lima macam fitrah, yaitu khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan
mencabut bulu ketiak." (HR. Bukhari no. 5891 dan Muslim no. 258).
Seperti yang kita ketahui, 5 fitrah tersebut harus dirawat untuk menjaga kesehatan, seperti misal memotong kuku. Kuku
yang panjang merupakan sarang bakteri yang dapat masuk ke dalam tubuh saat tangan digunakan untuk makan.
KEAMANAN

Nikmat aman adalah nikmat yang sangat besar sekali. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam saat berdoa kepada Allah
meminta pertama kali adalah “negeri yang aman”. Kenapa? Dengan nikmat aman itu kita bisa beribadah dengan
nyaman dan tentram. Melalui nikmat aman kita bisa khusyu’ beribadah sehingga mampu maksimal dalam ibadah
kepada Allah.
Dalam surat Al-Baqarah [125]:

‫َو ِإْذ َجَع ْلَنا اْلَبْيَت َم َثاَبًة ِللَّناِس َو َأْم ًنا َو اَّتِخ ُذ وا ِم ْن َم َقاِم ِإْبَر اِهيَم ُم َص ًّلىۖ َو َع ِهْد َنا ِإَلٰى ِإْبَر اِهيَم َو ِإْس َم اِع يَل َأْن َطِّهَر ا‬
‫َبْيِتَي ِللَّطاِئِفيَن َو اْلَع اِكِفيَن َو الُّر َّك ِع الُّسُجوِد‬
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang
aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan
Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud". (Q.S. Al-
Baqarah : 125)
FASILITAS
sarana dan prasarana mempunyai peranan yang sangat penting bagi terlaksananya proses pembelajaran di sekolah
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah baik secara khusus maupun secara umum. Dalam al-Qur’an
juga ditemukan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa pentingnya sarana dan prasarana atau alat dalam pendidikan.
Makhluk Allah berupa hewan yang dijelaskan dalam al-Qur’an juga bisa menjadi alat dalam pendidikan. Seperti nama
salah satu surat dalam al-Qur’an adalah an-Nahl (16) yang artinya lebah, dalam ayat ke 68-69:

)68( ‫َو َأْو َح ٰى َر ُّبَك ِإَلى الَّنْح ِل َأِن اَّتِخ ِذ ي ِم َن اْلِج َباِل ُبُيوًتا َو ِم َن الَّش َج ِر َو ِمَّم ا َيْع ِر ُش وَن‬
)69( ‫ُثَّم ُك ِلي ِم ْن ُك ِّل الَّثَم َر اِت َفاْس ُلِكي ُسُبَل َر ِّبِك ُذ ُلاًل ۚ َيْخ ُرُج ِم ْن ُبُطوِنَها َش َر اٌب ُم ْخ َتِلٌف َأْلَو اُنُه ِفيِه ِش َفاٌء ِللَّناِسۗ ِإَّن ِفي َٰذ ِلَك آَل َيًة ِلَقْو ٍم َيَتَفَّك ُروَن‬

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-
tempat yang dibikin manusia“.
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan
(bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat
yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.

Jelaslah bahwa ayat di atas menerangkan bahwa lebah bisa menjadi media atau alat bagi orang-orang yang berpikir
untuk mengenal kebesaran Allah yang pada gilirannya akan meningkatkan keimanan dan kedekatan (taqarrub) seorang
hamba kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW dalam mendidik para sahabatnya juga selalu
menggunakan alat atau media, baik berupa benda maupun non-benda. Salah satu alat yang digunakan Rasulullah dalam
memberikan pemahaman kepada para sahabatnya adalah dengan menggunakan gamba
HUBUNGAN SOSIAL
Agama Islam mengatur hubungan antara seseorang dan orang lain, hal tersebut dinamakan sebagai muamalah. Di dalamnya terdapat
beragam aturan yang penting bagi kehidupan masyarakat, khususnya umat Islam.

‫ٰٓيَأُّيَها الَّناُس ِإَّنا َخ َلْقٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َو ُأْنٰث ى َو َجَع ْلٰن ُك ْم ُش ُعوًبا َو َقَبٓاِئَل ِلَتَع اَر ُفٓو ا ۚ ِإَّن َأْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهَّللا َأْتٰق ىُك ْم ۚ ِإَّن َهَّللا َع ِليٌم َخ ِبيٌر‬
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (QS. Al-Hujurat: Ayat 13)
Selain itu dikenal juga ungkapan Hablum-minannas, Hablum-minannas adalah ungkapan bahasa Arab yang berarti "tali dari manusia", atau
lebih sering diterjemahkan sebagai "hubungan manusia" atau "ikatan kemanusiaan". Ini mengacu pada gagasan bahwa manusia semuanya
saling berhubungan dan bergantung satu sama lain, dan bahwa hubungan dan koneksi kita dengan orang lain penting untuk kesejahteraan
dan kelangsungan hidup.
Ungkapan tersebut menyoroti gagasan bahwa manusia semua saling terhubung dan bergantung satu sama lain, dan bahwa hubungan dan
koneksi kita dengan orang lain penting untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup kita. Ungkapan tersebut sering digunakan untuk
menekankan pentingnya solidaritas, kerja sama, dan empati di antara orang-orang, terlepas dari perbedaan atau latar belakang mereka.

‫َو ٱْع َتِص ُم و۟ا ِبَح ْبِل ٱِهَّلل َجِم يًعا َو اَل َتَفَّر ُقو۟ا ۚ َو ٱْذ ُك ُرو۟ا ِنْع َم َت ٱِهَّلل َع َلْيُك ْم ِإْذ ُك نُتْم َأْع َد ٓاًء َفَأَّلَف َبْيَن ُقُلوِبُك ْم َفَأْص َبْح ُتم ِبِنْع َم ِتِهٓۦ ِإْخ َٰو ًنا َو ُك نُتْم َع َلٰى َش َفا ُح ْفَرٍة ِّم َن‬
‫ٱلَّناِر َفَأنَقَذُك م ِّم ْنَهاۗ َك َٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ٱُهَّلل َلُك ْم َء اَٰي ِتِهۦ َلَع َّلُك ْم َتْهَتُد وَن‬
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran: Ayat 103)

Anda mungkin juga menyukai