Anda di halaman 1dari 23

HIKMAH IBADAH HAJI, ZAKAT,

DAN WAKAF DALAM KEHIDUPAN


SEHARI HARI

Kelompok IV
Anggota : 1. Nurmalasari
2. Reka
Nuryanti
3. Ida Royani
4. Ade Yuda
5. Dicky
Oktavian
A. Pengertian Ibadah Haji
Haji (/hædʒ/;[1] bahasa Arab: ‫ حج‬Ḥaǧǧ"ziarah") adalah ziarah Islam tahunan
keMekkah, kota suci umat Islam, dan kewajiban wajib bagi umat Islam yang harus
dilakukan setidaknya sekali seumur hidup mereka oleh semua orang Muslim
dewasa yang secara fisik dan finansial mampu melakukan perjalanan, dan dapat
mendukung keluarga mereka selama ketidakhadiran mereka.[2][3][4] Ini adalah
satu dari lima Rukun Islam, di samping Syahadat, Salat, Zakat, dan Sawm. Haji
adalah pertemuan tahunan terbesar orang-orang di dunia.[5][6] Keadaan yang
secara fisik dan finansial mampu melakukan ibadah haji disebut istita'ah, dan
seorang Muslim yang memenuhi syarat ini disebut mustati. Haji adalah demonstrasi
solidaritas orang-orang Muslim, dan ketundukan mereka kepadaTuhan (Allah).[7]
[8] Kata Haji berarti "berniat melakukan perjalanan", yang berkonotasi baik
tindakan luar dari perjalanan dan tindakan ke dalam niat.
B. Latar Belakang Ibadah Haji

Orang-orang Arab pada zaman jahiliyah telah mengenal ibadah haji ini yang
mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan
disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada,
seperti tawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya
banyak yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam
datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa
yang telah sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur
dalam al-Qur'an dan sunnah rasul.[20] Latar belakang ibadah haji ini juga
didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam
agama Islam, terutamanabi Ibrahim (nabinya agama Tauhid). Ritual thawaf
didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum
nabi Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa danMarwah (daerah
agak tinggi di sekitar Ka'bah yang8 sudah menjadi satu kesatuanMasjidil
Haram, Mekkah), juga
didasarkan untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari
susu untuk anaknya nabi Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual
untuk mengenang tempat bertemunya nabi Adam dan Siti Hawa di muka
bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.[20]
C. Sejarah Haji
Bangsa Arab sebelum kedatangan Islam adalah pemuja berhala.[21] Kakbah masih menjadi pusat
pemujaan mereka, dan dipenuhi dengan berhala dan gambarMalaikat. Selama musim ziarah tahunan
orang-orang dari dalam dan luar negeri akan mengunjungi Kakbah.[22]
Pola Haji saat ini didirikan olehnabi Muhammad yang melakukan reformasi terhadap ziarah pra-
Islam orang-orang Arab pagan pada tahun 632 M,[23] namun asal mula Haji adalah atas perintah
Tuhan kepada Ibrahim untuk meninggalkan istrinya Hagar (Hajar) dan anaknya Ismael (Isma'il)
sendirian di padang pasir kuno Mekkah dengan sedikit makanan dan air yang segera berakhir. Mekkah
kemudian menjadi tempat yang tidak berpenghuni. Untuk mencari air, Hagar dengan putus asa berlari
tujuh kali di antara dua bukit Shofa dan Marwah tapi tidak menemukan satu pun.[24] Kembali dalam
keputusasaan ke di Ismael, dia melihat bayi itu menggaruk tanah dengan kakinya dan keluar air
mancur di bawahnya.[25] Karena adanya air, suku-suku mulai menetap di Mekkah, Jurhummenjadi
suku pertama yang datang. Ketika dewasa, Ismail menikah di suku dan mulai tinggal bersama mereka.
Quran menyatakan bahwa Ibrahim, bersama dengan anaknya Ismail, membangun fondasi sebuah
rumah yang diidentifikasi oleh kebanyakan komentator sebagai Kakbah. Setelah menempatkan Batu
Hitam di sudut timur Kakbah, Ibrahim menerima sebuah wahyu dimana Allah mengatakan ke di nabi
berusia lanjut bahwa dia sekarang harus pergi dan mengumumkan ziarah ke umat manusia. Quran
mengacu di kejadian ini dalam Al-Baqarah:124-127 dan Al-Hajj:27-30.[n 1] Sesaat sebelum wafatnya,
Muhammad melakukan ziarah satu-satunya dan terakhir dengan sejumlah besar pengikut, Dan
mengajarkan mereka ritus haji dan tatakrama untuk melakukan hal itu. Di dataran Arafah, dia
menyampaikan pidato terkenal - yang dikenal dengan Khotbah perpisahan Nabi Muhammad - ke di
mereka yang hadir di sana.[26][27] Sejak saat itu, haji menjadi salah satu dari Lima Rukun Islam.
Selama abad pertengahan, peziarah akan berkumpul di kota-kota besar sepertiBasra, Damaskus, dan
Kairo untuk pergi ke Mekkah dalam kelompok dan karavan yang terdiri dari puluhan ribu peziarah.
D. Hukum Haji
a. Dalil Al Qur’an
Allah Ta’ala berfirman,
َ ‫ع ِن ال َْعال َِم‬
‫ين‬ َ ‫ٌي‬ َ ‫اع ِإل َيْ ِه َس ِبيل ًا َو َم ْن كَفَ َر َف ِإ ّـََّن الَل ّـَّ َه‬
ٌّ ‫غ ِن ّـ‬ َ ‫استَ َط‬
ْ ‫ت َم ِن‬ َ ‫َولَِل ّـَّ ِه‬
ِ ْ‫عل َى الَناّـَّ ِس ِح ّـُُّج ال ْبَي‬
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imron: 97).
Ayat ini adalah dalil tentang wajibnya haji. Kalimat dalam ayat tersebut
menggunakan kalimat perintah yang berarti wajib. Kewajiban ini dikuatkan lagi
pada akhir ayat (yang artinya), “Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.
Di sini, Allah menjadikan lawan dari kewajiban dengan kekufuran. Artinya,
meninggalkan haji bukanlah perilaku muslim, namun perilaku non muslim.
b. Dalil As Sunnah
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ان‬ َّ ‫ َو ِإقَا ِم ّـ‬، ‫ول الَل ّـَّ ِه‬
َ ‫ َو َص ْو ِم َر َم َض‬،‫ َوال َْح ِّّـِج‬، ‫ َو ِإيتَا ِء ال ّـ ََّزك َا ِة‬، ‫الَصال َ ِة‬ ُ ‫ح ّـ ََّم ًدا َر ُس‬ َ ‫اد ِة أ َ ْنال َ ِإل ََه ِإَال ّـ َّ الَل ّـَّ ُه َوأ َ ّـ ََّن ُم‬
َ ‫عل َى َخ ْم ٍس َش َه‬ َ ‫بُ ِن َى ا ِإل ْسال َ ُم‬
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain
Allah dan mengaku Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji
dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16).
Hadits ini menunjukkan bahwa haji adalah bagian dari rukun Islam. Ini berarti menunjukkan
wajibnya.
Dari Abu Hurairah, ia berkata:
َّ‫فـــال َرـ ُس ُول ِلَل ّـ‬
«‫اــهـ‬ ‫ثــــًا َ َ َقـ‬ ‫الث‬
َ َ ‫حَتّـَّى َ قا ـَـ َلهـا‬‫َت‬َ ‫فـــ َك‬
‫اــهـ َ َس‬ َّ‫يــ َرـ ُس َول ِلَل ّـ‬ ‫ام َ ا‬ َ ‫فـــال َرـ ُ ٌجـل َأّـَّكـ‬
ٍ ‫َُلعـ‬ ‫ َ َ َقـ‬.» ‫ح ّـُُّجوا‬ ‫فـــ‬
ُ َ ‫ـْح ّـََّج‬ َّ‫فـــض ُلَل ّـ‬
َ ‫اــهـ َعل َيْك ُُم اـل‬ ‫اسق ْدـ َ َ َرـ‬ َ ُ‫اــ‬
َّ ‫لَنّـ‬ ‫َ َ ّـُّأـهُيـا‬
‫تـل َـَما ا ْـستَ َط ْعتُ ْم‬ ‫لــ َجـ ْبَ َو‬
‫نــع ْم َ َوـ‬
َ ‫لــ ُ ق ُلـ َْت‬ ‫ « َ ْو‬-‫ صـلى لاــهـ عليهـ وـسلم‬-
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkhutbah di tengah-tengah kami. Beliau bersabda,
“Wahai sekalian manusia, Allah telah mewajibkan haji bagi kalian, maka berhajilah.” Lantas ada yang
bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah setiap tahun (kami mesti berhaji)?” Beliau lantas diam, sampai
orang tadi bertanyahingga tiga kali. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda,
“Seandainya aku mengatakan ‘iya’, maka tentu haji hingga mencapai derajat mutawatir (jalur yang
amat banyak) sehingga kita dapat memastikan hukum haji itu wajib.
c. Dalil Ijma’ (Konsensus Ulama)
Para ulama pun sepakat bahwa hukum haji itu wajib sekali seumur hidup bagi yang mampu. Bahkan
kewajiban haji termasuk perkara al ma’lum minad diini bidh dhoruroh (dengan sendirinya sudah
diketahui wajibnya) dan yang mengingkari kewajibannya dinyatakan kafir.
E.
F. Rukun Haji

1. Ihram yaitu niat mulai mengerjakan haji atau


umrah dengan memakai pakaian ihram
2. wukuf di padang Arafah yaitu tinggal di padang
Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah
3. Thawaf yaitu mengelilingi ka'bah selama 7x
4. Sa'i yaitu berlari-lari kecil dari bukit Safa ke
bukit Marwah sebanyak 7x
5. Tahallul yaitu memotong rambut sedikitnya 3
helai
6. Tertib maksudnya mengerjakan kegiatan sesuai
dengan urutan dan tidak ada yang tertinggal
G. Jenis jenis Haji
a. Haji Tamattu' (inilah haji yang paling afdhal), yaitu
seorang masuk pada amalan-amalan haji pada bulan-
bulan haji, yang dimulai dengan amalan umroh terlebih
dahulu.
b. Haji Qiron, yaitu seorang berniat haji dan umroh
secara bersama-sama pada bulan-bulan haji.
c. Haji Ifrod, yaitu seorang berniat melakukan haji saja
tanpa umroh pada bulan-bulan haji.
H. Hikmah Dan Keutamaan Ibadah
Haji

1). Haji merupakan amal paling utama


2). Haji merupakan jihad
3). Haji menghapus dosa
4). Pahala ibadah haji adalah surga
Apa itu
zakat?

A. Pengertian Zakat

Zakat adalah pemberian yang wajib


diberikan dari harta tertentu,menurut
sifat-sifat dan ukuran kepada golongan
tertentu.
B. Dalil Dalil Zakat

Di bawah ini, adalah beberapa dalil Quran sehubungan dengan kewajiban zakat:
“...dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'". (Al-Baqarah 2:43)”“Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka
jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu
sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (At-
Taubah 9:35)”“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka..." (At-Taubah 9:103)”“...dan Dialah yang
menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma,
tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya pada hari memetik
hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (al-An'am
6:141)”
C. Syarat Wajib Zakat
Zakat hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim yang memiliki harta yang
telah memenuhi kriteria atau syarat. Di dalam setiap harta yang dimiliki seorang
muslim, ada hak fakir dan miskin yang harus ditunaikan zakatya.
Adapun syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:
a. Muslim. Perintah ini hanya berlaku untuk pemeluk agama Islam dan
zakat pun hanya disalurkan
kepada sesama muslim.
b. Berakal sehat dan dewasa. Zakat diwajibkan kepada orang yang berakal
sehat dan yang sudah dewasa, sebab anak yang belum dewasa dan orang yang
tidak berakal tidak mempunyai tanggung jawab hukum.
c. Memiliki harta sendiri dan sudah mencapai nisab. Nisab adalah batasan
harta yang sudah mencapai jumlah tertentu yang ditentukan secara hukum
agama. Harta tidak wajib dikeluarkan zakatnya apabila kurang dari ukuran
tersebut.
d. Cukup Haul. Haul artinya adalah harta tersebut sudah ada atau sudah
dimiliki selama satu tahun dalam penanggalan Islam.
e. Bebas dari Hutang. Persyaratan wajib zakat adalah apabila harta sudah
melebihi dari kebutuhan primer dan haruslah pula cukup satu nisab yang sudah
bebas dari hutang.
D. Macam Macam Zakat

Zakat terdiri dari dua macam:


1). Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan umat Muslim menjelang
hari raya Idul Fitri atau pada bulan Ramadan. Zakat fitrah dapat dibayar dengan
setara 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan pokok dari daerah yang bersangkutan.
Makanan pokok di Indonesia adalah nasi, maka yang dapat dijadikan sebagai
zakat adalah berupa beras.
2). Zakat Maal
Zakat maal (harta) adalah zakat penghasilan seperti hasil pertanian, hasil
pertambangan, hasil laut, hasil perniagaan, hasil ternak, harta temuan, emas
dan perak. Masing-masing jenis penghasilan memiliki perhitungannya sendiri.
Dalam Undang-Undang (UU) tentang Pengelolaan Zakat Nomor 38 Tahun 1998,
pengertian zakat maal adalah bagian dari harta yang disisihkan oleh seorang
Muslim atau badan yang dimiliki orang Muslim sesuai ketentuan agama untuk
diberikan kepada yang berhak menerimanya.
UU tersebut juga menjelaskan tentang zakat fitrah, yaitu sejumlah bahan pokok
yang dikeluarkan pada bulan Ramadan oleh setiap Muslim bagi dirinya dan bagi
orang yang ditanggungnya, yang memiliki kewajiban makan pokok untuk sehari
pada hari raya Idul Fitri.
E. Penerima Zakat

Siapa saja yang berhak menerima zakat? Yang berhak mendapatkan zakat menurut kaidah
Islam dibagi menjadi 8 golongan. Golongan-golongan tersebut adalah:
1). Fakir
Golongan orang yang hampir tidak memiliki apapun sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan pokok hidupnya.
2). Miskin
Golongan orang yang memiliki sedikit harta, tetapi tidak bisa mencukupi kebutuhan dasar
untuk hidupnya.
3). Amil
Orang yang mengumpulkan dan membagikan zakat.
4). Mu'alaf
Orang yang baru masuk atau baru memeluk agama Islam dan memerlukan bantuan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan baru.
5). Hamba Sahaya
Orang yang ingin memerdekakan dirinya.
6). Gharimin
Orang yang berutang untuk memenuhi kebutuhannya, dengan catatan bahwa kebutuhan
tersebut adalah halal. Akan tetapi tidak sanggup untuk membayar utangnya.
7). Fisabilillah
Orang yang berjuang di jalan Allah.
8). Ibnus Sabil
Orang yang kehabisan biaya dalam perjalanannya dalam ketaatan kepada Allah.
F. Hikmah Dan Keutamaan Zakat
Dari pembahasan di atas, kamu pasti sudah dapat mengetahui apakah kamu
termasuk orang yang harus membayar zakat atau yang berhak menerima zakat.
Dengan memenuhi kewajiban Anda sebagai umat Muslim untuk membayar zakat,
tentu saja banyak kebaikan yang bisa didapat.
Beberapa kebaikan tersebut di antaranya adalah:
Mempererat tali persaudaraan antara masyarakat yang kekurangan dengan yang
berkecukupanMengusir perilaku buruk yang ada pada seseorang. Sebagai
pembersih harta dan menjaga seseorang dari ketamakan hartaUngkapan rasa
syukur atas nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepadamuUntuk
pengembangan potensi diri bagi umat IslamMemberi dukungan moral bagi orang
yang baru masuk agama Islam. Zakat dapat memberikan ketenangan dan
ketentraman, bukan hanya kepada penerima tapi juga kepada orang yang
membayar zakat. Perlu diingat bahwa segala hal baik yang telah kita lakukan pasti
akan mendapatkan balasan dari Allah SWT, seperti berzakat maka tidak akan
mengurangi sedikitpun harta kita, akan te tapi Allah menjanjikan akan melipat
gandakannya.
A. Pengertian Wakaf
(bahasa Arab:‫ وـقف‬, [ˈwɑqf]; pluralbahasa
Arab:‫ أوـقاف‬, awqāf; bahasa Turki:vakıf
bahasa Urdu:‫ ) وـقف‬adalah perbuatan
hukum wakif (pihak yang melakukan
wakaf) untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda
miliknya untuk dimanfaatkan selamanya
atau untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan kepentingannya guna keperluan
ibadah dan/atau kesejahteraan umum
sesuai syariah.[1] UU Nomor 41 Tahun
2004 tentang Wakaf.
B. Hukum Wakaf
B. Dasar Hukum Wakaf yaitu:
1). Hukum Wakaf Berdasar Hadis
Para ulama mengatakan bahwa asal hukum wakaf adalah sunah atau
dianjurkan. Hal ini didukung oleh beberapa hadis yang berhubungan dengan wakaf
seperti salah satunya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi:
“Apabila mati anak Adam, terputuslah amalannya kecuali tiga hal, shadaqah jariyah,
atau ilmu yang bisa dimanfaatkan (setelahnya), atau anakshalih yang mendoakan
orang tuanya.”
Shadaqah jariyah yang disebutkan di atas mencakup segala shadaqah yang
bermanfaat seperti wakaf, wasiat, dan sebagainya.
Dengan hadis ini, bisa dibilang bahwa hukum wakaf adalah sunah asalkan niatnya
adalah untuk mencari pahala. Namun, hukum wakaf bisa berubah jika kamu memiliki
niat yang tidak lurus seperti: Seseorang melakukan wakaf karena ingin mendapatkan
pujian (hukumnya menjadi haram).Seseorang bernazar
untuk mewakafkan hartanya di jalan Allah (hukumnya menjadi wajib).
2). Aturan Wakaf dalm Hukum Positif
Menurut hukum positif, hukum mengenai wakaf sudah diatur dalam
Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang
nomor 41 tahun 2004.
Di dalam Peraturan Pemerintah tersebut, sudah dijelaskan segala ketentuan
mengenai wakaf, mulai dari pengertian hingga penjelasan mendetail mengenaiNazhir.
C. Syarat-Syarat Orang Yang Mewakafkan
Syarat-syarat orang yang berwakaf (al-waqif) Syarat-
syarat al-waqif ada empat,
1. Pertama, orang yang berwakaf ini mestilah memiliki
secara penuh harta itu, artinya dia merdeka untuk
mewakafkan harta itu kepada sesiapa yang ia kehendaki.
2. Kedua, dia mestilah orang yang berakal, tak sah wakaf
orang bodoh, orang gila, atau orang yang sedang mabuk.
3. Ketiga, dia mestilah baligh.
4. Keempat, dia mestilah orang yang mampu bertindak
secara hukum (rasyid). Implikasinya orang bodoh, orang
yang sedang muflis dan orang lemah ingatan tidak sah
mewakafkan hartanya.
D. Syarat Syarat Harta Yang Diwakafkan
Syarat-syarat harta yang diwakafkan (al-mauquf)
1). Pertama, Harta yang diwakafkan itu tidak sah
dipindahmilikkan, kecuali apabila ia memenuhi beberapa
persyaratan yang ditentukan oleh ah; pertama barang yang
diwakafkan itu mestilah barang yang berharga
2). Kedua, harta yang diwakafkan itu mestilah diketahui
kadarnya. Jadi apabila harta itu tidak diketahui jumlahnya
(majhul), maka pengalihan milik pada ketika itu tidak sah.
3). Ketiga, harta yang diwakafkan itu pasti dimiliki oleh
orang yang berwakaf (wakif).
4). Keempat, harta itu mestilah berdiri sendiri, tidak
melekat kepada harta lain (mufarrazan) atau disebut juga
dengan istilah (ghaira shai’).
E. Lafadz/Niat Wakaf

lafadz yang dengannya wakaf akan teranggap sah, para


ulama membaginya menjadi dua bagian:
1). Lafadz yang sharih, yaitu lafadz yang dengan jelas
menunjukkan wakaf dan tidak mengandung makna lain.
2). Lafadz kinayah, yaitu lafadz yang mengandung makna
wakaf meskipun tidak secara langsung dan memiliki
makna lainnya, namun dengan tanda-tanda yang
mengiringinya menjadi bermakna wakaf.
Untuk lafadz yang pertama, maka cukup dengan
diucapkannya akan berlaku hukum wakaf. Adapun lafadz
yang kedua ketika diucapkan akan berlaku hukum wakaf
jika diiringi dengan niat wakaf atau lafadz lain yang
dengan jelas menunjukkan makna wakaf. (Lihat asy-
Syarhul Mumti’)
E. Hikmah Dan Keutamaan Wakaf

a. menghilangkan sifat tamak dan kikir manusia atas harta yang


dimilikinya.
b. menanamkan kesadaran bahwa di dalam setiap harta benda itu meski
telah menjadi milik seseorang secara sah, tetapi masih ada di dalamnya
c. menghilangkan sifat tamak dan kikir manusia atas harta yang
dimilikinya.
d. menanamkan kesadaran bahwa di dalam setiap harta benda itu meski
telah menjadi milik seseorang secara sah, tetapi masih ada di dalamnya
harta agama yang mesti diserahkan sebagaimana halnya juga zakat.
e. menyadarkan seseorang bahwa kehidupan di akhirat memerlukan
persiapan yang cukup . Maka persiapan bekal itu diantaranya adalah
harta yang pernah diwakafkan
f. dapat menopang dan mengerakan kehidupan sosial kemasyarakatan
umat islam, baik aspek ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lainnya.
F. Prinsip Dasar pengelolaan Wakaf

•Seluruh harta benda wakaf harus diterima sebagai sumbangan dari


wakif dengan status wakaf sesuai dengan syariah.
•Wakaf dilakukan dengan tanpa batas waktu.
•Wakif mempunyai kebebasan memilih tujuan-tujuan sebagaimana
yang diperkenankan oleh syariah.
•Jumlah harta wakaf tetap utuh dan hanya keuntungannya saja yang
akan dibelanjakan untuk tujuan-tujuan yang telah ditentukan oleh
wakif.
•Wakif dapat meminta keseluruhan keuntungannya untuk tujuan-
tujuan yang telah ia tentukan. Ia dapat mengembangkan potensi
wakaf asalkan tidak mengurangi tujuan dan peruntukan wakaf. Dalam
praktek, acapkali terjadi permintaan untuk menukar guling (ruilslag)
tanah wakaf karena alasan tertentu. Peraturan Pemerintah No. 42
Tahun 2006 memperbolehkan tukar guling atau penukaran harta
benda wakaf dengan syarat harus ada persetujuan dari Menteri
Agama.

Anda mungkin juga menyukai